FAVOURITE’S GROUP Sebagai Grup Favorit di hati Masyarakat…
Favourite’s
Group adalah tempat berkumpulnya penyanyi, pencipta lagu & musisi
terhebat di sepanjang masa “A Riyanto, Mus Mulyadi, Is Haryanto, Harry
(Santoso) Toos & Tommy WS”, mereka bersama-sama mencerminkan
akar-akar dan cabang-cabang sebuah musik yang kini memasuki usia yang ke
36 tahun. Pemunculannya di blantika musik pop pada waktu itu cuma
singkat, tetapi FG mampu mengukuhkan keberadaannya sebagai grup musik
yang menjadi favorit dan istimewa di hati masyarakat dan dibicarakan
selama dekade kedepan.
Mulai Terbentuk
A Riyanto pimpinan dari “Band 4 Nada” mempunyai gagasan membentuk sebuah
group yang bukan sebagai grup band pengiring, karena di era itu lagi
booming group-group band seperti : Koes Plus, Panbers & No Koes dll.
Namun, Eugene Timoty tidak menanggapi dengan serius sehingga membuat A
Riyanto ambil keputusan sepihak untuk hijrah ke studio Golden Hand/Indra
Record tempat dimana Mus Mulyadi terlebih dahulu bernaung. Mereka
sepakat, menjaga rahasia tanpa diketahui produser Remaco dan menunjuk
recording Musica (Metropolitan) Studio di Pejaten yang terbengkalai lama
tidak terpakai setelah selesai dikontrak Eka Sapta & Bali Record
sebagai tempat merekam lagu-lagunya. Selama tiga hari berturut-turut,
mereka berkutat distudio di bantu Ferry Bule sebagai operator. Dari
tangan dingin A Riyanto sebagai leader sekaligus penggagas, telah
menggubah sembilan buah lagu diantaranya : “Seuntai Bunga Tanda Cinta,
Carilah Kawan Lain, Kr Selamat Jalan, Kisah terindah & Setitik
Embun”. Akhirnya, Menghasilkan dan menyelesaikan rekaman akhir lagu
“Mawar Berduri” .yang fenomenal dengan angka penjualan 3000 keping
Piringan Hitam & Kaset. Dan kalau diamati lagu ‘Mawar Berduri’
adalah satu dari sekian lagu pop terbaik yang pernah ada, bahkan sampai
hari ini tidak ada yang dapat mengalahkan kepopulerannya. Favourite’s
Group mengusung berbagai jenis musik mulai dari Pop Mellow, Klasik,
Keroncong, Melayu & Jenaka dan hasilnya terdengar begitu segar dan
bertahta di hati pendengarnya. Patut pula mendapat acuan “Cap Jempol”
pada vokalianya, bahkan gaya bernyanyi ‘Mus Mulyadi’ yang sangat lugas:
murni, indah dan sederhana apa adanya. Merekapun cukup variatif dalam
mengemukakan tema lagu-lagunya, tema Cinta Remaja, Cinta Tanah Air &
Cinta Musik dirangkumnya dalam berbagai jenis musik pop manis dan tetap
terdengar berbeda. Yang pasti, “Favourite’s Group” terbentuk secara
spontan tahun 1972, dari “Gabungan Mus Mulyadi dengan Band 4 Nada”. Ide
awal nama Favourite’s, diberikan oleh sang penggagas yang brilian A
Riyanto dengan harapan ‘selalu menjadi band penting di hati masyarakat’.
Formasi FG pertama : diperkuat oleh ‘lima’ personil, yakni Mus Mulyadi
(vokal/Rhythm), A Riyanto (Keyboard/Vokal), Nana Sumarna (Bass), Eddy
Syam (Gitar) dan M Sani (Drum). Mereka sangat modern dalam bermusiknya,
tapi juga sangat maju dengan sentuhan romantisme masa silam dan bahkan
berhasil menempatkan nilai-nilai musik dikepala mereka sehingga menjadi
kekuatan bagi Favourite’s Group. Kalau kita dengar dengan seksama di
album pertama FG, ada cabikan bass ‘Nana Sumarna’ peraih The Best
Bassist Recording dalam perayaan PUSPEN HANKAM ABRI - 1974, yang sungguh
‘luar biasa’ pada lagu “Malam Minggu Mesra, Kr Selamat Jalan, Terlalu
& Kisah Terindah”. Begitu pula ‘A Riyanto’ membawakan “Seuntai Bunga
Tanda Cinta & Setitik Embun” yang juga ditulisnya mengenai
kisah-kasih dua sejoli, dia juga memahami gaya remaja di masa itu dan
Kelik (A Riyanto)-lah pakarnya dan hampir tak ada yang dapat
menandinginya dalam menulis lagu. Namun hal terpenting dari M Sani
gebukan drum-nya mampu memperindah sebuah lagu, begitu pula cara bermain
gitar Eddy Syam bermain instrumen dengan ritme yang unik seakan punya
energi yang seimbang. Pengaruh mereka di FG ada dimana-mana dan sangat
bergantung satu sama lain, memberikan darah dan jiwa mereka untuk hal
yang mereka lakukan agar bisa menyatu. Hal itulah membuat mereka menjadi
band penting, disinilah letak kekuatan Favourite’s Group.
Formasi
Baru
Melalui album perdananya (tahun 1972), FG dalam waktu singkat berhasil
menghimpun massa penggemarnya hingga kepelosok tanah air dan
menghantarkannya menerima “Piringan Emas” dan menjadi “Band Favorit”
pilihan PUSPEN HANKAM ABRI 1972-1973. Pada akhirnya sampai juga
terdengar ke telinga sang produser Remaco, semua personal formasi
pertama di kumpulkan olehnya (kecuali’Mus Mulyadi). Diambil jalan
keluarnya, Nana Sumarna, M Sani & Eddy Syam yang tidak mau ambil
resiko dengan tuntutan sang produser akhirnya kembali bernaung di Remaco
dan mengaktifkan “Band 4 Nada”. Ketika berbincang dengan Nana Sumarna,
dia menjelaskan bahwa “Almarhum mas’Kelik tidak bermaksud menelantarkan
kami bertiga seperti yang Mas Media beritakan saat itu…kami berpisah
secara baik-baik dan pada Akhirnya bekerja sama di musik sampai akhir
hayatnya”. A Riyanto tetap melanjutkan Favourite’s Group dengan merekrut
formasi kedua : Is Haryanto (Drum), Harry Toos (Gitar), Tommy WS (Bass)
dan tetap Mus Mulyadi sebagai vocal utama. Mereka langsung mengusung
album keduanya, diantaranya “Mimpi Sedih, Aku Yang Kau Tinggalkan,
Cintaku Suci & Lagu Gembira”. Bisa dibilang langkah keduanya kurang
bisa menyamai angka penjualan debut album pertamanya namun perlu diberi
‘score’ plus untuk “Musikalisasi Puisi” pada “Sajak Buat Gadis Yang
Sedih” di suarakan Is Haryanto begitu ‘mengharu biru’ mengingatkan kita
pada film Pengantin Remaja adegan dimana Julie membaca surat Romie hasil
besutan Wim Umboh pada Tahun 1971, berkat film ini pula pasangan Sophan
Sophian & Widyawati menjadi sangat populer. Menurut Is Haryanto
“saat di ciptakan almarhum’Kelik (panggilan A Riyanto), lagu tersebut
diperuntukkan bagi konsumsi Radio”. Dan sangat tepat karena seluruh
radio nasional di eranya, lagu ini acap dijadikan standar sebagai
penutup dan pengantar tidur para pendengarnya. Setelah meliris album
keduanya, kembali FG merilis berturut-turut album Teratai Putih & Oh
Kasian (Album’Vol.3) & Aku Tak Berdosa (Album’Vol.4) dan telah
memenuhi panggilan show ke daerah-daerah di seluruh pelosok Indonesia
dan berkunjung beberapa negara Asia & Eropah. Pada Keempat album
tersebut diatas, kita dapat mendengar pengaruh dari musik The Bee Gees
& The Beatles yang digabungkan dengan elemen klasik sehingga
merupakan komposisi yang sangat serasi. Setiap rincian lagu begitu
menarik perhatian di awal-awal lagunya dan berakhir ada perasaan
melankolis. Namun, sangat disayangkan album Aku Tak Berdosa merupakan
album perpisahan mereka dengan sang vokalis Mus Mulyadi.
Kehilangan
Vokalis
Menjelang pembuatan album ke-lima Cinta Monyet (tahun1975), personil FG
mulai goyah dengan rayuan sang produser remaco (Eugine Thimoty) untuk
hengkang dari Indra Record yang sudah mulai bermarkas di Surabaya. Tapi,
tidak bagi Mus Mulyadi karena di saat yang sama masih terikat kontrak
dengan Indra Record. Oleh sang produser dua bersaudara (Ing & Ang)
ini, melipat gandakan nilai kontrak yang ditawarkan Remaco menjadi tiga
kali dari yang diterima teman-temannya di FG dan ke-esokan harinya Mus
Mulyadi harus terbang ke Surabaya menyelesaikan kewajibannya dan kelak
meluncurkan solo album yang cukup sukses. Kemudian FG tetap melaju minus
Mus Mulyadi, mereka tetap mampu tampil istimewa. Mereka bertekad dan
profesional, yang tentunya sebuah tantangan secara total dalam
melahirkan album-album yang mengejutkan dan tak kala ‘bersuka citanya’
karena para personilnya tidak hanya sebagai pencipta tapi sudah mendapat
mandat dari sang juragan FG ‘menyenandungkan’ suaranya. Tergambar pada
pemunculan album kejutan berikutnya Layu Sebelum Berkembang
(Album’Vol.6), Kejepit Pintu (Album’Vol.7) & Boneka India
(Album’Vol.8) dan akhirnya sampai juga pada Album ke 11-nya. Pada album
terakhir inilah FG sudah menunjukkan sinyal-sinyal masa rehat-nya
setelah tiga tahun membius blantika musik Indonesia. Kepergiannya adalah
benar-benar dirasakan suatu kehilangan, karena ke-empat personil FG
disibukkan dengan kepentingan masing-masing antara lain: mengorbitkan
sejumlah penyanyi baru & mengorbitkan Anak-anak mereka (Vien Is
Haryanto & Ari A Riyanto) dan bersolo karier, atau menjadi Guest
Star di Group 4 Nada / Band 4 Nada dan membentuk band pengiring The
Favourite’s, The Heart, The Meicy, Two face’s. & Penata musik di
Musica Studio.
Kehadiran’Vokalis Baru
Tahun 1977, mereka hadir dengan munculnya wajah baru yang cukup
meyakinkan. Menghilangnya FG beberapa tahun lalu membuat pencinta musik
merasa kehilangan dan risau, tapi ketika melihat penampilannya dengan
menggamit Mamiek Slamet membuat semua penikmat musik indonesia
‘bersorak’ dan FG belum kehilangan kharisma-nya. Mamiek Slamet ditemukan
saat mengisi acara di Taman Ria Monas, mengisi formasi vokal
menggantikan Mus Mulyadi yang bersolo karier. Mereka langsung
menciptakan musik romantis yang menjadi inspirasi FG, bercerita tentang
‘kejujuran, rasa bahagia dan romansa cinta’ yang di rangkainya kedalam
musik yang diusungnya. Mamiek Slamet bermula sebagai penyanyi solo dapat
dengan mudah berbaur di grup ini dengan mengandalkan suaranya yang
eksotis langsung mengisi barisan lagu-lagu hits di album ini :
“Romantika, Patung Emas Bermata Intan, Hutang Budi, Akhir Cintaku”.
Mereka menghadirkan nuansa benar-benar baru, seperti terdengar “bunyi”
koor di beberapa singel-nya, contoh : “Kau” dinyanyikan oleh Is Haryanto
yang biasanya di gunakan pada era vokal grup tahun 60-an atau kelompok
vokal grup gospel di gereja-gereja. Merekapun tak kalah indahnya
melantunkan lagu ‘Jawa’ dengan cara modern tanpa mengenyampingkan cita
rasa etnis-nya, dijumpai pada album “Ireng Manis, Arekku Jalek Kawin,
Cangkriman & Rumangsaku dll”. Namun sangat disayangkan, Mamiek
Slamet-pun lebih berkonsentrasi dengan sejumlah album solonya sehingga
di FG tidak bertahan lama. Dan tidak lama kemudian posisi vokal yang
kosong diisi oleh Rahmat salah seorang karyawan Bank. Konon, menurut
rekan-rekan di FG keindahan suaranya adalah ‘reinkarnasi’ dari sosok Mus
Mulyadi. Lagi-lagi kehadiran vokalis baru ini tidak dapat membagi waktu
antara Karier bernyanyi atau tetap menjadi karyawan Bank. Sebagai
seorang artis, harus memenuhi panggilan untuk show ke daerah-daerah
bersama Favourit’s Group. Hal inilah yang membuatnya mengundurkan diri
dari FG dan lebih memilih menekuni menjadi seorang Bankir hingga
sekarang.
Reuni
Tak diduga dan tak disangka, grup band yang beranggotakan penyanyi,
musisi dan pencipta yang sudah populer pada masa itu, kini ‘rujuk’ lagi.
Formasi mereka tidak berubah tetap seperti beberapa tahun lalu bedanya
hanya mereka andil jadi vokalis “Mus Mulyadi (Rhythm/Vokal), Is Haryanto
(Drum /Vokal), A Riyanto (Keyboard/Vokal), Harry Toos (Gitar/Vokal)
& Tommy WS (Bass/Vokal)”. Tahun 1978, mereka mencoba memukau dengan
kecantikan aransemennya dengan materi lagu yang berlirik puitis
–romantis disuguhkan, antara lain : “Satu Kisah Lagi, Saat Yang
Terindah, melody Patah hati, Kamar Bisu & Engkau Yang Terakhir”.
Lewat album ‘reuni’ mereka ini setelah berpisah sejak tahun 1975,
sebagai pengobat rindu ‘menyapa’ para pencinta dan pengamat musik
indonesia. Kemudian mereka kembali hadir tahun 1982, dengan nomer-nomer
lainnya, “Nusantara Jaya, Terima Kasih Musik, Bunga Yang Terindah, Hai
Pemuda dan Selamat Jalan” dengan perusahaan rekaman Mahkota Records.
Kehadiran album ini, FG mencoba menawarkan ragam tema musik yang selama
ini belum terjamah oleh pemusik negeri ini. Mereka juga menunjukkan
bahwa FG masih “solid” dengan kumpul bareng disetiap kesempatan latihan
maupun tampil lengkap di pertunjukan show di dalam maupun luar daerah
Jakarta. Namun kebersamaan ini menyiratkan duka yang dalam atas
kepergian sang penggagas FG untuk selamanya. Pada 17 Juni 1995 A Riyanto
sang “Legenda” menghebuskan nafas terakhirnya, dengan penyakit
komplikasi Ginjal & Kencing Manis yag sudah lama di idapnya.
Kepergiannya membuat insan musik & bangsa Indonesia berduka,
sahabat-sahabatnya di FG merasa kehilangan gairah dan menjadi mati suri.
Akhirnya Is Haryanto yang masih hubungan saudara dengan almarhum lebih
berjiwa besar untuk melanjutkan cita-cita A Riyanto untuk tetap membawa
FG menjadi bagian dari sejarah musik pop di Indonesia, seperti yang
dicita- citakannya pada saat memberi nama Favourite’s untuk bandnya.
Almarhum mas’ Kelik “di ibaratkan seorang pendekar yang memberontak
menyuarakan yang tidak pernah terungkap dalam memerangi pelanggaran hak
cipta & Pembajakan” ungkap Is Haryanto.
Bangkit Kembali
Tahun 2008 adalah dimana grup-grup’60 dan 70-an yang terus bertahan
ataupun memutuskan ‘comeback’, antara lain Panber’s, Noor Bersaudara,
The Singers, Ayodhia & The Steps dan tak ketinggalan Favourite’s
Group. Semuanya bersiap-siap untuk kembali meramaikan dunia rekaman dan
panggung musik, menurut Mus Mulyadi “ kami akan merancang sebuah kejutan
terkait dengan momen pemunculan baru kami…dan tetap memiliki pesona
tersendiri dan berharap makin dikenal tentunya”. Mereka akan selalu
tidak kehabisan akal, melanjutkan amanah almarhum dan menunjuk “Harry
Lelur” adik kandung A Ariyanto. Itupun juga tidak lama karena terserang
stroke, kemudian digantikan “Denny Sami” untuk mengisi formasi Keyboard
yang kosong. Sayangnya, sampai saat ini Tonny WS sedang sakit (Tommy WS –
wafat di Jakarta, Hari/tanggal: Minggu’21 April 2013), sehingga
posisi Bass kembali “Nana Sumarna” mengambil alih. Inti kekuatan
Favourite’s Group sebagai grup vokal adalah, tetap mengusung romansa pop
yang berseni dan romantis, semoga selalu menjadi salah satu grup vokal
terbaik selamanya dan musik mereka bertahan sepanjang masa…Amin
Terima kasih Bp Jose, lewat artikel ini akhirnya saya jadi tahu bagaimana perjalanan karier Favorite's Group yang lagu-lagunya sangat gemari hingga kini
BalasHapusTerima kasih Om Jose atas artikelnya..Saya kebetulan penggemar berat dan cinta mati pada Favourite's Group...Luar biasa artikelnya,
BalasHapustribute to Indonesian Legends https://www.youtube.com/watch?v=1qb_9XfmQI0
BalasHapus