KOES PLUS
Sang Pelopor Muusik Pop & Rock n Roll
Pada tahun 1960, adalah 'Lima'
pria dari anak-anak pak Koeswoyo yang berasal dari Jawa Timur dan masih berdarah
Biru keturunan 'Sunan Drajat VII', mereka adalah: Djon (Koesdjono) Koeswoyo,
Tonny( Koestono) Koeswoyo, Yon (Koesjono) Koeswoyo, Yok(Koesroyo) Koeswoyo,
Nomo (Koenomo) Koeswoyo, membentuk kelompok musik dinamakan KUS BROTHERS,
mereka sudah menapakakan kaki di Ibu Kota Jakarta (ada tersiar kabar bhwa koes
Bros atau koes Plus adalah band daerah yaitu Tuban-SALAH). Lima bersaudara ini
melenggang membawakan lagu2 Luar dijamannya mendominasi Indonesia dengan
penyanyi seperti: The Everly Brother, Elvis Presley, Kalin Twin dan kelompok
inipun sering membawakan lagu2 hits mereka. Kehadirannya di berbagai
pertunjukan menjadi kebanggan pada Koeswoyo bersaudara betapa tidak
kehadirannya selalu diperhitungkan dan selalu dinantikan sehingga menjadi
sejarah perjalanannya bersama saudara2nya. Hingga suatu hari sang pecetus
Tonny, berpikir untuk mencipta lagu2 sendiri yang senyawa dengan pribadinya sbg
bangsa Indonesia dan tidak ingin berlama2 mendompleng nama2 besar The Everly
Brothers, Elvis presley, Kalin Twin maka setiap pertunjukan 'Kus Brothers'
tampil dengan lagu2 yang diciptakan Tonny dengan tampilan baru namun masih
dikemas musik ala The Everly Brothers & Kalin Twin berhasil menghimpun
penonton dan memberi kepercayaan dirinya bahwa 'inilah kami yang sesungguhnya'.
Kemudian tidak berselang lama datanglah sang Dewa penolong namanya pak Yos pemilik
perusahaan rekaman Irama melirik kelompok Koeswoyo ini dan berkata dalam hati
'andalah yang kami cari', terbitlah album perdanya dengan hits2nya seperti;
Telaga Sunyi, Bis Sekolah,Oh Kau Tahu, Pagi Yang Indah dll dengan hadirkan duet
Yok & Yon yang harmonis dan kelak diakui sebagai duet Legendaris.
Thn.1963 adalah tampilan
barunya menggunakan nama KOES BERSAUDARA, seiring dengan munculnya Band
Inggeris dari kota Liverpool 'THE BEATLES' mengguncang 'Dunia' dan tidak bisa
dipungkiri bhw Koes Bersaudara m...enjadi salah satunya sebagai inspiratornya
dimusik menjadi gabungan dari The Everly Brothers + Kalin Twin+ The Beatles dan
Lagu milik sendiri. Album2 Rekaman PH dari Koes Bersaudara juga diminati
diNegara Tetangga ' Malaysia & Singapora, sayangnya dimasa itu rezim yang
berkuasa adalah Ir Soekarno-Presiden RI segala yang berbau 'kapitalisme' di
basmi. Dampaknya pun mengena di kelompok anak2 pak Koeswoyo ini, karena
kasat-kusut 'suara sumbang' tercium bhw Koes Bersaudara disusupi antek2 Komunis
(PKI) padahal 'sesungguhnya' Tonny Koeswoyo adalah yang paling keras melawan
saat ditawari bergabung di LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) tapi ditampik.
Pitnah memang lebih kejam dari Pembunuhan.. begitulah yang terjadi kepada anak2
yang tidak berdosa dimasanya dan dampaknya juga terjadi pada anak2 pak Koeswoyo
tersebar berita yang ditiup LEKRA bhw Koes Bersaudara adalah antek dari
Manikebu (Manifesto Kebudayaan) adalah sebutan bagi Seniman yang menolak LEKRA.
pada hari Kamis,1 juli 1965, rumah keluarga Besar pak Koeswoyo di jln.Mendawai
III para Tentara dari Komando Operasi tertinggi (KOTI) menjemput khusus 'Koes
Bersaudara' untuk dimasukkan ke Lembaga Pemasyarakatan Glodok-Jakarta. Tak ada
perlawanan hanya kebingungan dari pak Koeswoyo dan Ibu Atmini yang sangat
meyakinkan bahwa anak2 mereka bukan orang Politik ataupun Serdadu, namun usaha
sang Ayah pak Koeswoyo tak mampu berbuat banyak karena sdh ditebak dijamannya
bila semakin berontak maka bisa nyawa melayang 'hanya kepasrahan kepada Tuhan
dan Do'a2 yang dipanjatkan agar semua akan baik2 saja'. Ada kisah lucu saat
penangkapan itu, Nomo Koeswoyo saat itu tidak berada dirumah dan sebagai
saudara yang merasa senasib sepenaggungan dan mempunyai 'naluri' kebersamaan
'menyerahkan diri' karena pikirnya akan jauh lebih baik jika berada dalam
penjara bersama saudara2nya dari pada harus berada sendirian diluar sana
sementara saudara2nya terkungkung dalam sel'.
Tepat sehari meletusnya
Gerakan 30 S PKI, anak2 pak Koeswoyo diBEBASKAN tepatnya tgl.29 September 1965
tanpa ada alasan tahu2 sudah ada perintah pembebasannya. Kelompok ini tidak
meski harus berpangku tangan dan langsung mulai menyusun strategi untuk
mendapatkan kemerdekaannya yang sudah terenggut selama hampir 3 bulan, kelompok
inipun mulai eksis bermusik dari panggung kepanggung show dan semuanya sll
dinanti para pencintanya. Sayangnya Recording Irama berImbas 'TUTUP' adanya
pergolakan tersebut, beruntungnya saat dalam penjara Tonny sang jenius banyak
hasilkan corat-coret lagu al: Voorman, Jadikan Aku DombaMU, Di dalam Bui, To
The So Called The Guilities dan balada Kamar 15 kelak menjadi kekuatannya dalam
satu album dan DIMITA Recording siap menampung mereka dan mulai menemukan jati
dirinya. Sedihnya lagi Nomo Koeswoyo tiba2 memutuskan mengundurkan diri disaat
kelompok ini sudah memantapkan untuk mengambil semua yang pernah tertinggal
yaitu kesuksesan dan pembuktian, Nomo mempunyai alasan sama diungkapkan saat
Djon Koeswoyo (liat Kus Bros & Tampilan baru sbg Koes Bersaudara) memilih
mengundurkan diri dgn alasan "mereka menggeluti bidang lain yang lebih
menjanjikan dibandingkan dengan musik".
Thn.1969 adalah munculnya
pengganti Nomo Koeswoyo yaitu 'Kasmuri (Murry)' dan Koes Bersaudara berubah
nama menjadi KOES PLUS, mereka langsung hasilkan album pertamanya ' Dheg-Dheg
Plas' dengan lagu 'beat' Kelelelawar dan irama 'soft' pada lagu ' Cintamu Telah
Berlalu'. Sayangnya album ini 'jeblok' dipasaran, masyarakat sepertinya hanya
menginginkan sosok idolanya Koes Bersaudara dan tidak ingin dengan tampilan dan
kemasan baru yaitu Koes Plus. Bukan Tonny Koeswoyo kalau tidak mensiasati
keGalauan adik2nya dan Murry berkepanjangan maka Tonny sang jenius memberi
keyakinanan kelompoknya bahwa dengan lewat Festival Jambore Musik di Istora
Senayan- 1969, nama Koes Plus akan berjaya dan kembali menguasai kejayaan sama
seperti Kus Brothers & Koes Bersaudara. Benar saja, tepuk tangan sahut
menyahut saat Koes Plus mulai menyenandungkan lagu ciptaannya sendiri seperti
lagu 'Derita & Manis dan Sayang', tampilannya yang memukau membuat Koes plus
di keEsokan hari setelah usai jambore tiba2 dimana2 menjadi pemberitaan semua
Media saling berlomba beritakan dan Radio2 di seluruh Nusantara kembali memutar
album Koes Plus yang dulu dilecehkan dan menjadi di buru para pencintanya. Koes
Plus-pun melenggang dengan langsung di kontrak 'lima' album sekaligus dan oleh
Tonny membuat seri berjudul Nusantara, kenapa...karena ada tuduhan dari rezim
ORLA 'Bung Karno' bahwa Koes Bersaudara diragukan Nasionalismenya karena gemar
menyanyikan lagu2 Barat yang diistilakan Bung karno sebagai lagu 'ngak ngik
ngok', Tonny sang jenius menunjukan bahwa justru rasa Nasionalismenya ada dalam
'dada' para personilnya sebagai pemujaan pada Tanah Air Indonesia Raya nyang
mereka Agungkan.
Kemudian Koes Plus hijrah
ke Label REMACO milik pak Eugene Timoty, kembali Koes Plus menunjukan hasil
yang bagus bersama album2 yang bervariasi al: Natal,Anak-anak, Melayu, Qasidah,
Hard Beat, dll. Keberhasil an Koes Plus sudah menancapkan kuku2nya di peta
musik indonesia, keberadaannya sermakin merajai pasar musik di era 70an dan
group musik ini paling terbilang paling produktif hasilkan album bahkan menjadi
'penomena' dan belum ada tandingan masalah kepopulerannya. Namun keberadaannya
di Remaco semakin terlena, ini disebabkan dengan tuntun penggemar dan
permintaan pasar sehingga Koes Plus sudah semakin tidak memikirkan kualitas
yang terpenting memenuhi keinginan pasar dan penggemar agar tidak kecewa. Sudah
bisa ditebak Koes Plus Seperti pabrik lagu dan Tonny koeswoyo seperti mesin
pencetak uang, banyak suara2 sumbang diluaran menyudutkan bahwa Koes Plus sdh
'melacurkan diri' demi memenuhi pasar dan seperti biasa para pengamat musik
memberi julukan lagu2 Koes Plus sebagai lagu 'kacang goreng'. Julukan ini
mereka artikan sebagai lagunya laris tanpa memperhatikan 'kualitas' yang
penting hasilkan duit dan duit, kepedulian para pengamat ini sebenarnya hanya
membandingkan saat mereka masih bernaung di Dimita Recording, Koes Plus sangat2
memperhatikan kualitas lewat album Nusantara sampai dengan Nusantara VIII.
Memasuki thn.80an, pamor
Koes Plus tidak menjulang lagi dimana2 sudah bermunculan penyanyi2 Solo dan
Group band yang memberikan persembahan warna musiknya yang maju dan teknologi
baru, berbeda dengan Koes Plus yang sederhana dan simple tetap mempertahankan
musiknya tidak mengikuti teknologi yang berkembang 'trend' disaat itu. Namun
lambat laun Koes Plus mengalami titik jenuh dan monoton sehingga mempengaruhi
pada karya2 kelompok ini dan lambat laun penggemarnya merasakan kejenuhan dan
berimbas album2 keluaran Koes Plus sudah tidak selaris dan seheboh
kejayaannya dimasa thn 70an. Tahun 1977 kemudian Tonny Koeswoyo mengajak
kembali Nomo Koeswoyo untuk bergabung, tujuannya hanya mensiasati kejenuhan
pasar dengan kata lain membuat 'strategi' pasar maka terbentuklah 'Reuni
Koeswoyo' dengan tetap memakai bendera 'KOES BERSAUDARA' yang memang belum
resmi Bubar. Album perdana 'Kembali/cipt.Tonny koeswoyo, terlihat di Tivi empat
saudara ini sangat 'asri' berpegangan tangan dengan riangnya bersenandung dan
sudah bisa ditebak 'sontak' semua penggemar Koes Bersaudara menyambuat
kehadirannya dengan suka cita. Sayangnya kebersamaan mereka hanya sebentar
walau sudah hasilkan beberapa album Pop & Keroncong, tetap saja Kelompok
Koeswoyo bersaudara belum bisa dikatakan berhasil pada album berikutnya.
Kondisi kesehatan Tonny koeswoyo semakin menurun, namun jiwa seninya sepertinya
tak pernah mati untuk memikirkan kelangsungan musik Koes Plus maka mereka
bergabung kembali pada tahun 1978 dengan hasilkan album 'Bersama Lagi, berjumpa
Lagi,Pilih Satu, dll dan sekaligus mengawali keberadaannya di Purnama
Recording. Akhirnya pertengahan thn.80an Koes Plus benar2 sudah tidak berjaya
lagi, penyanyi Solo Wanita dan pria menyeruak tak pernah henti datang dan
datang dan tak mampu untuk dicegah mereka datang karena pasar sedang menyukai
lagu2 melow. Dan bukan saja Koes Plus kena imbas tapi semua Group Band dimasa
itu akan merasakan hal yang sama, tiba2 berita duka datang dari keluarga
Koeswoyo mengabarkan berita kematian seorang 'pemusik besar' dari sebuah 'grup
musik besar' 'Tonny Koeswoyo' telah dipanggil sang khalik ‘ Maret 1987. Seluruh
Indonesia menjadikannya hari berkabung, tetesan air mata mengiringi
perjalanannya yang tenang, Koestono Koeswoyo benar2 pergi meninggalkan jutaan
penggemar dan ribuan lagu2nya untuk dikenangkan. Kepergian Tonny Koeswoyo, Koes
Plus tetap jalan dan beberapa album mereka berTRIO (Yok+Yon&Murry) seperti:
'Amelinda/cipt.Trio(pop Dangdut) tetap disambut sebagai pelipur lara dari
penggemarnya dan konon para pengagumnya membeli album koes Plus sudah bukan
karena suguhan lagunya enak untuk dinikmati tapi semata2 karena kefanatisme
saja terhadap Koes Plus tentang kerinduan dan kecintaannya terhadap grup ini.
Tahun.1992, Koes Plus bangkit lagi dan beberapa pemusik melibatkan diri seperti
Jelly Tobing & Abadi Soesman minus Murry yang saat itu sedang sakit Hernia
yang sudah lama dideritanya. Sayangnya formasi ini tidak langgeng dan hanya
beberapa kali tampil dpertunjukan, namun demikian Koes Plus tercatat sebagai awal
kebangkitannya dan menerima penghargaan LEGEND BASF AWARD-1992. Dan mulailah
Koes Plus di ibaratkan seperti Bola menjemput gawang dan menjadi tahun penuh
suka cita menyambut datangnya Sang Legendaris.
Adalah thn.1993 nama Koes Plus kembali semarak
lihatlah seorang pengagum beratnya bernama Ais Suhana berhasil hadirkan Koes
Plus di News Cafe tepatnya tgl.7 Juni 1993 dengan formasi Yok,Yon,Murry(sudah
ikut lagi) dan Abadi Soesman. Kerinduan para pencintanya tentu saja
menyambutnya sangat antusias, keberhasilan pada penampilan pertamanya berlanjut
disibukkan show2 lainnya yang meannti sperti: 21 Concert Hall Ratu Plaza &
Puri Agung Sahid Jaya Hotel kemudian di gedung WTC-Surabaya. Koes Plus-pun hadirkan
album 'Tak Usah Kau Sesali/cipt.Yon Koeswoyo-1994, tentunya tanpa kehadiran
Abadi Soesman yang hanya mengantarkan Koes Plussampe diarena panggung
digantikan putra Tonny koeswoyo yaitu 'Damon Tonny Koeswoyo'. Album ini kembali
tidak begitu sukses, tapi perlu dicatat bahwa sebagai band 'senior' Koes Plus
masih berkelas, kembali Damon Tonny Koeswoyo mengundurkan diri digantikan
Najib/ Cockpit dan kembali pasang surut pemain dikubu Koes Plus juga terulang
lagi dan masuk adik dari Tanty Josepha 'Bambang' sekaligus menyambut
pertunjukan-pertunjukan melanglang kota dan kepanggung pertunjukan bersama Koes Plus. Oh
iya... setidaknya pemusik 'Deddy Dores' pernah berkolaborasi bersama Koes Plus
bertitle ' Koes Plus Dores' menampilkan hits 'Rindu Kamu/Cipt.Yon & Cinta
Abadi/ Cipt.Deddy Dores, sayangnya album ini tidak sukses dipasaran dan sempat pula ada
nama hans dan Jack Kasbie dikelompok ini. Kemudian personal Koes Plus muncul
hanya berdua 'Yon & Murry' dibantu Andolin/Lead Gitar & Jack
Kasbie/Bass hasilkan album 'Calista-2000- Gadis Genit/cipt.Murry, kehadirannya
lewat persembahannya untuk mengulang sejarah namun album ini kembali mandeg
dipasar.
Kini KOES PLUS menyisakan Yon Koeswoyo dan nama Yok Koeswoyo (non aktif) walaupun demikian tetap menjadi Legenda bagi negeri ini dan tak ada yang bisa sangkal, lihatlah kehebatan Koes Plus dia mampu merambah berbagai jenis musiknya yang pemusik lainnya sukar menjangkaunya seperti 'Keroncong, Rock, Qasidah &Anak-anak. Sejumlah hitsnya sampai hari ini masih memenuhi ruang hati pencintanya, dengarkan lagu 'Why Do you Love Me, Pelangi, Kolam Susu, Bujangan, Kapan-kapan, Muda-Mudi, Layang-layang, Puk Ami-ami,Jemu, Kisah Sedih di Hari Minggu, Bis Sekolah, Hatiku Beku, dll. Dari ribuan lagu-laguNya Koes Plus, sudah pasti menggoreskan catatan khusus di sepanjang sejarah Musik Pop Indonesia menjadi LEGENDA sampai kapanpun.
blog yang bagus om...kalau bisa sekalian tahun penciptaan lagunya dan pencipta aslinya biar semua orang bisa belajar dengna baik dan benar sejarah musik indonesia khususnya anak jaman now yang agak kurang peduli dengan sejarah musik bangsa sendiri....semoga makin berjaya blognya. God Bless
BalasHapus