ZWESTY WIRABUANA....
Penulis : Jose Choa Linge,
Kelahiran Ujung
Pandang,14 Agustus 1957, berkat dorongan sang Bunda yang selalu menemani putri
kecilnya untuk berlaga di berbagai Festival Menyanyi sejak usia masih 12 tahun
sudah menorehkan prestasi sebagai juara Harapan I dalam ajang Children Pop
Singers- Taman Ria Monas diikuti oleh banyak sejawatnya kelak punya nama di
musik Indonesia al: Nola Tilaar,Angel Pfaff,Hetty Koes Endang,Desy
Arisandi,Purnama Sultan dan dimenangkan justru Nola Tilaar. Kemudian Zwesty
Wirabuana berlaga ditingkat Bintang Radio dan Televisi thn 1974 Tingkat
Nasional diusianya masih 14 thn dengan pesreta al: Broery Marantika, BIMBO,
Andi Meriam Matalatta,Dudy Damhudy, Purnama Sultan,Ferdy Ferdian, Hetty Koes
Endang, Anna Mathovani kemudian menggiring nama Broery Marantika dikirim
keJepang-Budokan untuk berlaga ketingkat Dunia dengan menyertakan lagu
Cinta/cipt.Titiek Puspa. Media saat itu banyak menulis tentang talenta ‘dua’
anak kecil yang sama berasal dari Ujung pandang berusaha memaksakan untuk
sejajar dengan para seniornya masuk ‘sepuluh besar’ begitulah kutipan koran
Kompas memberitakan secara besar2an diikuti media lain yang tak kala
bombastisnya apalagi salah satu peserta terkecil A. Meriam Matalatta langsung
oleh.Iskandar memboking masuk dapur rekaman dalam album ‘Mutiara Dari Selatan
dan langsung naik daun yang benar2 setingkat para seniornya sementara Zwesty
wirabuana sigadis kecil ini masih merangkak perlahan-lahan s/d ‘enam’ tahun
berturut2 berhasil juara I Bintang Radio & Televisi.
Keakraban para peserta Lomba Festival selalu
dijalin dengan perkawanan dan saling suport seperti saat berlaga diajang
berikutnya antara Hetty Koes Endang,Eddy Silitonga dan Swesty Wirabuana ‘ello
naik bajaj kehujanan y West.. kata Hetty, dijawab Zwesty ‘iya sampe rok gw ciut
mengkerek kena air’ jawabnya atau demikian juga saat rehat dalam pertunjukan
show mendapat jatah nasi bungkus maka Zwestylah selalu mendapat jatah lebih,
sampe2 salah satu personil Lex Trio meledeknya ‘kok banyak orang suka jatuh
hati ama ello padahal kan rakus kalo makan bersih tak tersisa dan bukan hanya
Zwesty alami sindiran teman2nya Berlian Hutauruk-pun salah satu yang dijuluki
temen2nya ‘rakus’ makan suka bersih tanpa sisa nasi sebutir dan bahkan tambahan
nasi dan lauk pauk teman2nya. Biasanya kalo demikian dan terdengar oleh
Iskandar (ayah Diah Iskandar) maka dijawab ‘biarin,,, masih suka makan biar
nambah tenaga’ dan Andi Meriam Matalatta karib Zwesty suka membagi jatah
makannya dan lauk pauknya akan mesem2 dan tersenyum saja yang menurut Zwesty
adalah penyanyi lembut perangai, sudah cantik tidak sombong lagi.
Adalah ajang yang mengangkat nama Zwesty Wirabuana
dikenal Dunia adalah saat sebagai pengisi acara Festival Elekton di Hotel
Indonesia sangat memukau Elfas Singers,Tamam Husen saat membawakan lagu ‘Casa
Fortico’ dan dikirim ke Jepang selama ‘enam’bulan di Watanabe dan rutin show di
Hotel Takarazuki mendapat pasilitas tinggal di Kutubuki Mansions dan ternyata
bukan hanya Zwesty Wirabuana saja penyanyi indonesia yang dikirim bertahap oleh
KBRI Kesenian, duta besar Jendral Jalantik al: Yetty Wijaya, Aska Daulika, Tina
Juhara. Dan Zwesty saat masih di Jepang sempat melihat di Televisi Jepang
‘teman seperjuangannya Melky Goeslow berlaga di Bodokan thn.1975 lewat lagu
Pergi Untuk Kembali/cipt.Minggus Tahitoe. Zwesty Wirabuana mengakui bahwa saat
di jepang otomatis sekolahnya di SMA Indonesia terbengkalai dan sekembalinya
baru melanjutkan kembali dan menamatkan Sekolah Menengah Atasnya.
Berturut-turut Zwesty Wirabuana mengikuti festival 1978 hanya sampai juara II yang
dimenangkan Hetty Koes Endang dan lanjut tahun 1979 kembali juara ke II dan
Emillia Contessa sebagai Pemenang Pertamanya. Tahun 1980 nama Zwesty Wirabuana
berhasil memenangkan dengan perolehan angka tipis dari Singa Panggung dan
dengan dukungan ‘doa’ para sahabat seniornya Broery Pesolima,Grace Simon, Arie
Koesmiran,Rafika Duri, Zwesty Wirabuana berhasil sebagai Juara I dengan lagu
‘Dunia Oh Dunia/cipt Titiek Puspa. Yang tidak bisa dia lupakan adalah mama
‘Grace Simon’ paling sibuk menyuruh Swesty untuk potong rambut dan sang Bunda
adalah orang cepat2 mencari gaun untuk dipake berFestival di Pasar Baru dengan
harga Rp.150Rb dan ceritera lucunya sang bunda hnya membawa duit separuh
sehingga harus memberi panjer dan baru keesokan hari kembali lagi untuk dapatkan
gaun tersebut yang senada dengan bertepatan suasana berkabun Bapak Hamengku
Buwono.
Tahun 1977,,, Inspirasi/cipt A Riyanto adalah album
perdananya di Granada Record dan berhasil dengan hits ‘Tiada Maaf
Bagimu/ciptAchmad N(musisi Malaysia), Suster Maria/cipt.Arie Wibowo (kemudian
hari dikenal sbg Bill&Brod) produksi Granada dan lanjut album Duetnya
bersama Broery Pesolima membawakan karya-karya besar sang komposer ‘Ismail
Marzuki, Iskandar, Surni Warkiman, Hasmanan dll’ dikemas dalam Album Cinta
Nostalgia’ hingga beberapa volume (Purnama Record), Dunia Oh Dunia/cipt.Titiek
Puspa (Granada),Cipt & Karya Ismail Marzuki (bersama Kris Biantoro,Henny
purwonegoro, Jimmy Samalo,Masnun) produksi Granada, Album Sendiri
Saja/cipt.Rinto Harahap (Sky Record) &KAU/cipt.Hanny Tuheteru (Sky Record),
adalah album terakhirnya. Ceritranya saat memenangkan Festival thn.80an oleh
Produser dari Purnama menyodorkan calon nama2 penyanyi ‘Diana Nasution,Arie
Koesmiran, Grace Simon’ yang akan diduetkan pada Broery Pesolima dan langsung
dijawabnya ‘saya ingin berduet sama si non Swesty Wirabuana saja’ maka lahirlah
‘seri’ album Cinta Nostalgia sangat digemari para pecinta musik Indonesia
dimasa itu.
Tahun 1983 adalah masa Zwesty Wirabuana
meninggalkan semua berkeseniannya setelah disunting seorang seorang Idaman hati
dan diboyongnya menetap di Kalimantan selama ‘dua belas tahun’ lamanya hingga
lahirlah ‘sepasang’ buah hatinya ‘Firly Diyani Ridho/Wanita-(27Thn) & Moh
Desembri Tesar Putra/Pria-(24Thn) telah memberinya satu 'cucu' dan kota
Kalimantan yang pernah menyelimutinya dengan ‘suka cita’ telah menjadikan
berbalut ‘duka cita’ dan Jakarta adalah tempat dimana karirnya pernah
diciptakannya pasti menyambut ‘suka ria’ kedatangan sang Jago Festival untuk
memulai keseniannya kembali. Adalah seorang sang maestro Anton Issoedibjo
merekrutnya sebagai pengajar vokal diGeronimo-Melawai dan lambat laun sudah
melupakan masa lalu saat menikmati bahtera yang dilabuhnya bersama nahkodanya
menghempaskan semua yang pernah tersampaikan ungkapan bait cinta dan pengabdian
seorang istri untuk keluarga menjadi hancur berkeping-keping menyisakan air
mata duka seorang istri dan akan muncul sebagai Zwesty Wirabuana yang meyusun
rencana untuk kehidupan bahteranya walau tanpa nahkoda seorang pria hingga hari
ini masih dipertahankan demi sepasang buah hati dan masa depan. Zwesty
Wirabuana berhasil come back diMusik Indonesia langsung menjadi Finalis
Pencipta Lagu Terbaik Tingkat Nasional persembahannya lagu‘Bagiku kaulah
Segalanya/cipt.Anton Issoedibjo.
Tahun.2000an adalah pembuka baginya sebagai
Pencipta lagu dibeberapa album penyanyi dan pernah memenangkan Juara I Lomba
Cipta Lagu P&K-2005 pada lagu ‘Pemberantasan Buta Aksara/bersama.Sundari
Sukoco’ pada Lyrik dan kemudian nama Zwesty Wirabuana benar-benar menghilang
dan dikabarkan sudah meninggal dunia karena sempat alami koma selama ‘delapan’
hari saat dirawat di RS Mitra International-Jati Negara dengan penyakit
pengumpalan cairan di luar otak kepala yang juga dialami beberapa selebriti
seperti Veronica (ex istri Rhoma Irama),Gugun, Rita Dina Kandi yang sebagian
tidak berhasil dan harus diujung kematian, Zwesty menceritrakan kembali bahwa
dia ditangani dokter spesial Syaraf ‘Dr.Sangkono,Dr.Tenar (Singapore) Dan
Dr.Hery. Tahun.2009 dan 2010 adalah pemunculan pertamanya di TVRI sebagai
partisipasinya pengisi acara Komunitas Musik era 60-70-80an yang diprakarsai
Aida Mustafa, Moteh Mokoginta, Sys NS dan Ulang Tahun Komunitas Pecinta Musik
Indonesia (KPMI) hadir dengan persembahannya ‘Bagiku Kaulah Segalanya/cipt
Anton Issoedibjo’ di Iringi band DSS/pimp.Donny Hardono sangat memukau para
tamu undangan yang hampir dipadati pengunjung dari selebriti papan atas hadir
untuk partisipasi di Ultah KPMI ke ‘lima’ tahun bertempat di MU- Sarinah
Thamrin. Adalah Anton Issoedibjo yang selalu disebut2nya sebagai sang Guru
dalam hal banyak memberi masukan dan pelajaran sehingga dia mampu tegar berdiri
menjadi seorang Zwesty Wirabuana utuk Musik Indonesia sehingga sudah terlihat
sebagai salah satu penyanyi ditunjuk oleh sang Maesto hadir di album ‘Trubute
Anton Issoedibjo-Best Of The Best Anton issoedibjo ’ lewat persembahannya
‘Bagiku Kaulah Segalanya dengan aransement yang serba baru menjadi lebih matang
dalam vokal.
Saat ditandai berakhirnya tahun 2012, Zwesty
Wirabuana yang dilahirkan dari orang tua bernama Sudjono(Jawa) dan Yacoba
Toyssuta(Ambon), masih tercatat sebagai pengajar di rumah sekolah Purwacaraka-
cabang Cipete & Tebet dan juga sebagai Pengajar di Y2K Music sekolah-Galaxy
Bekasi dan banyak murid yang berhasil ditangannya seperti; Denada,Joshua, Intan
Sukoco, Natsya, Saskia, Amanda Rachel (dikenal duetnya bersama Opick),dll.
Zwesty Wirabuana atau panggilan Bunda yang sudah melekat namanya lebih populer
dari nama sendiri dalam dekat ini akan berkolaborasi bersama Emillia Contessa
antara sang pencipta dan penyanyi yang dulu sempat menjadi rival dalam ajang
Festival kini menjadi karib yang solid saat lagu ciptaannya Mars PPP ‘Rumah
Besar Umat Islam’ menjadi 10 Lagu Terbaik Lomba Cipta Lagu PPP . Selamat datang
kembali di musik indonesia y Bunda, Allah SWT selalu bersamamu,Amiiiin.
Zwesty lahir di kota mana Daeng?
BalasHapus