SANTI SARDI
Adalah generasi ke V yang mewarisi bakat ‘Seni’ turun
temurun yang dimulai dari buyutnya ‘ Moesa (generasi I) lahir anak ‘ Mak
Bibah (Habibah-Generasi ke II) dan cucu Moesa bernama ‘ Khadijah
(generasi ke III) yang menikah dengan ‘Mas Sardi melahirkan anak
jenius ‘sang Maestro Idris Sardi (Generasi ke IV). Dan penerusnya
‘Santi,Lukman, Ajeng Triani Sardi.
Usia 4 tahun sudah terlibat di
Film ‘Senyum Di Pagi Bulan Desember, arahan sutradara Wim Umboh bermain
bersama ‘Soekarno M Noor, Kusno Sudjarwadi,Rachmat Hidajat, Rahayu
Effendy dan Maruli Sitompul. Kehadirannya meramaikan Pemain Cilik
setelah kemunculan ‘Astri Ivo,Rano Karno,Faradillah Sandy, Atiek
Pasono, Andy Carol, dll, telah memberi pencerahan dengan akting
naturalnya sebagai ‘Bunga’ di Film tersebut sehingga penghargaan
sebagai Best Aktris Cilik FFI, PWI & FFA 1975 dinobatkan padanya.
Keterlibatannya di Film ini adalah bukan karena Santi adalah anak dari
Idris Sardi tapi karena semata-mata ajakan Wim Umboh yang berhasil
membujuknya terlibat di film ini. Sebenarnya kata Santi, saat masih
kecilnya sudah akrab dan sering diajak menginap dirumah Wim Umboh dan
tidur seranjang berTiga dengan Paula Romokoy saat masih tinggal di jalan
Pela-Jakarta Selatan. Itulah yang membuat kenapa Santi mau main Film
karena mersa nyaman apalagi bersama pemeran lainnya yang bergantian
menjaganya maupun menggendong dan santi senang-senang saja, bayangkan
syuting Out door di Lembang yang udaranya sangat dingin santi hanya
disuruh pake cawat lari-larian, baru menangis saat ada adegan bersama
om-om (Sukarno M Noor,Rachmat Hidayat, Kusno Sudjarwadi) mandi dikali
santi kedinginan dan takut tenggelam... heheheheheh akunya. Begitu pula
saat mengisi suara (Dubbing) di PFN- Jl.Otista Raya, jakarta Timur
untuk keperluan Film Senyum Di Pagi Bulan Desember , papa juga heran
kok santi bisa padahal belum bisa membaca maklum usia santi baru 4 tahun
dan saat syutingpun dibacakan dulu baru santi hapalin sama seperti
dubbing.
Santi yang bernama Asli ‘Nour Risanti’ lahir di Jakarta, 3
juni 1969 dari orang tua Idris Sardi (75Tahun)dan mama Ita (62Tahun) dan
adik-adik ‘Lukman Cahyadi Sardi & Nourisa Triani Sardi (Ajeng)’.
Mereka berTiga telah digariskan menjadi anak-anak yang secara otomatis
tanpa dikomando bakatnya sudah terAsah dari titisan darah seni nenek
moyangnya sampai keTurunan ke Limanya , sampai hari ini papa Idris
Sardi masih dengan Biola mautnya dan Lukman Sardi menjadi aktor masa
depan atau sesekali Ajeng masih muncul di dunia film walaupun sampai
hari ini masih mengajar musik piano disalah satu sekolah Musik dan Santi
Sardi sendiri sepertinya sudah enggan untuk menyentuh dunia Akting dan
mengucapkan sayonara untuk dunianya. Sepanjang karir film santi dari
tahun 1974 antara lain,
Senyum Di Pagi Bulan Desember-1974/sutd.Wim Umboh
Melawan Badai-1974/sutd.Sofia WD
Selalu Di Hatiku-1975/sutd.Hasmanan,
Jangan Menangis Mama-1977/sutd.Sofia WD,
Satu Malam Dua Cinta-1978/sutd.Usman Effendy,
Cubit-cubitan-1979/sutd.Deddy Armand,
Demi Anakku-1979/sutd.Pietrajaya Burnama,
Kerinduan-1979/sutd.Deddy Armand,
Senyum Untuk Mama-1980/sutd. M Syarifuddin
Ibunda-1986/sutd.Teguh Karya.
Santi
Sardi dimasa kanak-kanaknya pun dikenal sebagai penyanyi dimasa era
70’an ditanndai kemunculan Chicha Koeswoyo,Dina Mariana, Yoan Tanamal,
sebenarnya menurut pengakuannya kemungkinan besar apakah santi duluan
atau berbarengan dengan Chicha yang melempar album Helly/cipt.Nomo
Koeswoyo dan santi juga menelorkan album perdananya
‘KeSekolah/cipt.Usman Bersaudara saat usianya baru 5 tahun setahun
setelah selasai pembuatan film Senyum di Pagi Bulan Desember. Kemudian
kembali santi hadir menyapa pecinta anak-anak lewat persembahan album
‘Menabung/cipt.Titiek Puspa (Feat ‘Titiek Puspa), saat peroses rekaman
ini santi sudah sekolah Taman Kanak-kanak dan album ini meledak dan
sangat terkenal dijagad raya Indonesia pada masanya sehingga nama santi
dipadukan 2 kesatuan ya Penyanyi yang juga jago Akting. Santi
berceritra’ sebenarnya papa Idris Sardi tidak pernah ikut campur dalam
disetiap proyek film maupun album rekaman santi, coba perhatikan dan
dibandingkan penyanyi atau bintang cilik lainnya selalu ada campur
tangan orang tuanya tapi santi tidak sama sekali kecuali untuk urusan
musik Film karena sifatnya kesatuan sebuah film papa pengisi musiknya.
Papa selalu menegaskan bahwa ‘Pada dasarnya kami anak-anaknya harus
mengerti terhadap diri sendiri dulu, kami bukan siapa-siapa karena Allah
ciptakan manusia sama derajatnya, jangan merasa karena anak orang Top
terus bertingkah, jadilah seperti biasa menjalani kodratnya sebagai
manusia yang bisa berbaur di pergaulan baik tetangga, sekolah atau
dimanapun tetap menjadi orang biasa setelah sudah dirumah’. Itulah
ajaran dari papa, sehingga kami anaknya perlu tanamkan bahwa sanya
ilmunya adalah bekal kami mandiri seperti ‘Ajeng Triani Sardi sangat
bahagia dengan kehidupan keluarganya dengan satu anak ‘Eliszar
(10Tahun) memilih musik piano pilihan hatinya, begitu pula ‘Lukman Sardi
bersama dua buah hatinya ‘Akiva dan Akira’ tetap di dunia film walau
pernah terlibat menyanyi di Reuni EKA SAPTA tahun 2008 dan pilihan
anak-anaknya justru bukan memperdalam Biola seperti harapan kebanyakan
orang menyayangkannya.
Kesuksesan santi lewat lagu Menabung, tentu
saja seharusnya bergelimpangan Bonus atau Royalti dari penjualan
albumnya yang laris manis dimasanya, tapi seperti yang dikatakan santi
bahwa keikut sertaan santi terlibat baik di film maupun rekaman album
diajak bukan karena nama besar orang tua dan soal uang adalah hitungan
kesekian karena keterlibatan didunia seni murni santi yang mau itupun
pernah ditegur papa saat santi lagi bete baru pulang sekolah om M
Syarifuddin sang sutradara ajak santi syuting film Senyum Untuk Mama,
papa menegur begini ‘ om itu jemput santi syuting dan sudah menunggu
lama, om itu hanya mau santi yang main di filmnya, bagaimana?’. Begitu
juga album santi tidak ada satupun diIsi musik oleh papa, bahkan album
santi bervariasi dari ‘A Riyanto, Usman Bersaudara,Adhi Mantra sampe ke
om Ireng Maulana’, karena papa tidak mau nanti masyarakat menuding idris
Sardi menjual anaknya’. Album-album Santi Sardi semua diProduksi
Musica Studio dan kedekatan santi dan papi Yamin (Ceng Lie) Widjaya
sudah seperti orang tua sendiri dan sering menginap di Musica (dulu
masih bersatu dengan rumah tinggal) dan mami Yamin sering belikan Gelang
Emas diajak jalan dan makan di restoran mewah. Album Santi Sardi antara
lain:
Kesekolah/cipt.Usman Bersaudara (Vol.1)-1975
Menabung/cipt.Titiek Puspa (feat’Titiek Puspa/Vol.2)-1976
Mama No. 1 Di Dunia /cipt.Titiek Puspa (Vol.3)-1977
Semut Hitam Semut Merah (Operet PAPIKO-Vol.1-2)-1977
Album Lagu-lagu Natal- 1978
Putri Jeruk/cipt.Ireng Maulana (Operet)-1978
Pergi Belajar/cipt.Adhi Mantra (Vol.4)-1979
Assalamu Alaekum/cipt.Mukriadi (Ketupat Lebaran)- 1980.
Memasuki
tahun 1980, santi memilih stop baik berakting di Film maupun Rekaman
album Pop Anak-anak apalagi album Pop Remaja tidak pernah terfikir
karena sudah fokus ke sekolah hingga menyelesaikan SMA 70 Bulungan,
selanjutkan kuliah di Univ. Trisakti D.3 Jurusan perHotelan dan pernah
merasakan kerja di Bank Subentra dari tahun 1991-1998 membuat nama Santi
Sardi benar-benar hilang. Terakhir om Steve (Teguh Karya) ajak dengan
sedikit memaksa ajak santi main di Film ‘Ibunda-1986 yang sarat dengan
pemain top-top seperti ‘Ayu Azhari,Tuti Indra Malaon,Niniek L Karim,Ria
Irawan,Alex Komang,dll, adalah benar-benar film terakhir santi
menyampaikan pengunduran dirinya dari dunia yang pernah bersinggungan
sejak balita ‘ berjanji tak akan berminat melunakkan hatinya untuk
menerima tawaran film. Sejak film ini santi sudah tidak tertarik
kembali kedunia film dan memilih berbakti setelah papa ‘divorced’
bercerai dari mama ‘Marini’, otomatis semua kegiatan papa ‘santi yang
handle merangkap sekretaris dan terlalu berfikir ke papa. Saat ini
ingin menyelamatkan karya-karya papa yang bertaburan dibanyak Film
sebagai illustrasi Musik maupun keterlibatan papa di recording, baik
sebagai komposer maupun aransement adalah tugas Santi kumpulin agar
kelak menunjukan ke anak-cucu bahwa kakeknya dulu adalah seniman tulen
yang hidup memberi keindahan dalam kehidupan manusia hanya dengan
Gesekan Biolanya. Semoga nama Idris Sardi bila kelak hari , tetap
memberi Wangi di Bumi Persada ini setelah semua usianya diserahkan
untuk musik dan pengabdiannya kepada Musik, Bangsa dan Negaranya..Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar