ATIK PASONO
Penulis: Jose Choa Linge,
Penulis: Jose Choa Linge,
Berawal dari Ajang Temu Kangen
para eks Bintang Film Cilik yang diprakarsai oleh ‘Shirley Malinton’ disalah
satu resto Pondok Indah Mal 3, dimana dapat menghadirkan para bintang-bintang
yang namanya cemerlan dimasa itu, seperti: Dewi Rosaria Indah, Sylvia Shirley
Malinton II, Dina Mariana, Pungky
P.Kresno Pusponegoro, Astri Ivo, Noor Cahya, Ikin, Andy Carol, Dimas
Pusponegoro, Eddy Martin dan tentunya si gadis cilik yang mencuri perhatian
publik Film Indonesia lewat aktingnya di Film ‘Biarlah Aku Pergi, Malin
Kundang, Tabah Sampai Akhir, Yatim, Senyum & Tangis, Si Doel Anak Betawi
dan Tangisan Ibu Tiri. Dari pertemuan
inilah, penulis mecoba mengulik kisah masa lalu seorang ATIK PASONO yang
lahir di Malang, 1 Januari 1966, untuk kita ketahui bersama.
Ajang temu kangen atau bisa
dikatakan REUNI para mantan Artis Cilik yang diproklamirkan pada hari sabtu,4 April 2015, sejak sekian puluh tahun menghilang tiba2
muncul dengan tampilan sederhana lebih keIbuan dan jauh berbeda semasa kecilnya
yang kurus dan tak pernah lepas menggapit Boneka maupun melempar senyum
manisnya kesiapa saja yang menyapa. Dialah Atik Pasono salah satu artis cilik
dimasanya yang diperebutkan oleh produser film untuk dipasangkan dengan ‘Rano
Karno’ sebelum era kemunculannya ‘Yessy Gusman’ tahun 1974 lewat Romi &
Juli. Menurutnya sempat gamang saat
dihubungi ‘Shirley Malinton’ lewat inbox fesbuk .. “Aku sempat kaget dan senang
juga sih .. ada angin apa ya.. soalnya selama ini gak pernah ada kontak sama
sekali, tadinya juga ragu-ragu bisa datang atau nggak ke PIM, tapi setelah dihitung-hitung waktunya
akhirnya aku bisa datang juga, seneng rasanya bisa ketemu kawan masa kecil”.
Dari sinilah kisah bergulir
tentang perjalanan seorang yang bernama ATIK PASONO saat itu langsung
dipasangkan dengan bintang populer semacam ‘Lenny Marlina, Rima Melati, Aedy
Moward & Rahayu Effendy’ dalam film
‘Biarlah Aku Pergi’, adalah suatu alasan membayangkannya saat itu usianya masih
4 tahun dan belum bisa membaca dan menulis dapat membuat semacam ‘Wim Umboh’
sang sutradara dari Biarlah Aku Pergi sangat puas dan menjulukinya sebagai
‘Bintang Masa Depan’ karena cepatnya menanggapi arahan sutradara peraih Winner
of The Golden Harvest Award ajang FFA-1971. Dalam petualangannya sebagai ATIK
anak dari Lenny Marlina tak sedikitpun merasa canggung maupun riskan
apalagi memiliki beban berakting dengan
Aktris Terbaik versi PWI ini, katanya “senang menikmati hari-harinya selama
dilokasi syuting merasa asyik-asyik saja karena diarahkan oleh om Wim (Wim
Umboh) dan crew-crew lain, terlebih sering diberi Boneka dan Coklat untuk
dibawah pulang”.
Begitulah pemilik nama ATIK
JANUARTY PASONO’ anak kedua dari dua bersaudara
yang bertautan usia jauh dengan sang sulung ‘Dr.Bambang Sungkono’ dari pasutri Perwira Departemen Hankam,
Letkol Pol ‘PASONO & NUSYELINA WATTIMENA’, menggebrak lewat akting gemilangnya
dan menebarkan pesona kesemua orang karena cepatnya dia menanggapi kemauan sang
sutradara padahal dia belum bisa baca tulis. Atik Pasono berceritera kalau
sebenarnya dikeluarga kami tidak ada yang memiliki bakat seni, semuanya secara
spontanitas dan secara kebetulan saja, dimana staff Produsernya tante ‘Ani
Mambo’ (Garuda Film)’ membutuhkan pemain
anak-anak yang kenal mami meminta tolong dicarikan dan mami langsung menawarkan
Atik’, begitulah awal terjerumusnya seorang Atik Pasono di kancah Film
Indonesia dan memulailah debutnya lewat ‘Biarlah Aku Pergi’ besutan Wim Umboh
pada tahun 1971.
Kemudian Atik Pasono
membintangi ceritera yang berdasarkan
legenda rakyat Sumatera Barat yang berjudul ‘Malin Kundang/sutrd.D
Djajakusumah, Atik dipasangkan dengan anak aktor Soekarno M Noor bernama ‘Rano
Karno’ mereka bersanding sebagai abang adik yang miskin disebuah pulau hidup
bersama sang ibu yang nestapa dimainkan oleh Fifi Young. Nama Atik Pasono
semakin menjulang dan bersanding dengan pemain-pemain cilik lainnya seperti
'Astri Ivo, Dewi Rosaria Indah, Faradilla Sandi, Andy Carol & Rano Karno'
yang lebih dulu memiliki pamor sebagai artis cilik, sejumlah filmnyapun masih
bertema penderitaan yang menguras air mata dan kantong penonton indonesia, seperti;
Yatim, Tabah Sampai Akhir & Tangisan Ibu Tiri. Jika ditanyakan dari sekian
film yang dibintanginya adalah judul
film apa yang sangat berkesan bila diIngat...?, spontan Atik menjawab
adalah film Yatim/sutrd. Bay Isbahi,
karena menurutnya film yang ‘nangis melulu saat di lokasi syuting’.
Ada kisah yang paling menarik
dari Atik Pasono dengan pasangan main filmnya semasa cilik dahulu ‘Malin
Kundang, Yatim & Tabah Sampai Akhir’ bersama Rano Karno, pernah suatu hari
bertemu saat sama menikmat musik di Pasar Seni Ancol dan waktu itu Rano Karno
bersama isterinya padahal sesungguhnya Atik duduk tidak jauh dari Rano ‘Sengaja
aku nggak negur karena ragu-ragu’ begitu kalimat pembelaan dari Atik Pasono saat penulis menanyakan
alasannya. Menurutnya, dimasa-masa
pertemuannya dengan Rano Karno masih sedang top-topnya sedangkan Atik merasa
sudah lama sekali tidak berjumpa dengannya, pastilah ada keraguan dan bisa saja
pangling atau bahkan bisa jadi Rano berbalik tidak mengenalnya dan bisa
dikatakan istilah SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) itulah yang membuat Atik sungkan
atau malu untuk menegur Rano terlebih mereka
sama-sama sudah menikah demi menjaga perasaan pasangan masing-masing
juga adalah terbaik.
Sebenarnya Atik Pasono sangat
menyukai dunia akting, lewat wadah
“TEATER A” inilah baginya dapat
berekspresi lebih menantang dan vokalnya harus dipelihara ‘utuh &
keras’ karena menurutnya penonton
panggung jaraknya cukup jauh dan suara para pemainnyapun harus sampai
kepenonton. Atik kerasan dan serius berlatih di Teater A karena selain dirinya
ada 12 sahabat-sahabat artis cilik lainnya bergabung karena teater ini khusus
hanya pemain film anak-anak saja, seperti; Dewi Rosaria Indah, Andy Carol,
Iking, Noor Cahya, Shirley Malinton,
Bulan Surawijaya, Amalia
Hadi, Dina Mariana, Santi sardi, Pungky Pusponegoro, Atok
Sujarwadi, Ramos dan tentu Atik
Pasono. Nama Atik juga pernah tertoreh
di kelompok “ Keluarga RATU ASIA” sebagai Bintang Tamu, acara ini sangat
menyegarkan menyajikan kisah sehari-hari yang hanya berkiblat di dunia
perTelevisian, banyak nama-nama artis cilik lahir dari sini, sebut saja: Niken
Basuki, Nunu Datau, Dolly Senosunarwo Sandra, Kiki Amelia Sandra & tentu
nama Atik Pasono tak ketinggalan dan
tontonan layar kaca satu-satunya televisi dimasa itu hanya TVRI.
Dalam pertemuan antara penulis
dengan Atik Pasono dikediamannya yang luas di daerah Kapin- Bekasi, atik suka sekali mengisahkan saat masih duduk
di bangku Sekolah Dasar Argentina di Jl.HOS Cokroaminoto-Menteng, pernah
bercita-cita menjadi dokter dan menurutnya pendidikan lebih penting dan utama
buat pegangan masa depan sekalipun dikenal sebagai bintang cilik. Semasa SMP Neg. I -Cikini dimana banyak sekali bertebaran
anak-anak Artis maupun pejabat dan saat Atik Pasono sudah duduk di bangku SMA
Neg.7 Gambir – Jakarta Pusat, seiring
usianya menginjak remaja namanya pun pupus dari pendengaran publik Film
Indonesia sementara beberapa teman seangkatannya masih terlibat disejumlah film
Remaja. Lihatlah Pasangan Rano Karno & Jessy Gusman, Astri Ivo, Shirley
Malinton, Dina Mariana, masih bertengger di perFilman Indonesia sebagai idola
baru.
Sebenarnya bila penggemar jeli,
sosok Atik Pasono remaja masih sempat membintangi film ‘Remang-remang
Jakarta/Sutrd. Lukmantoro DS, memang Atik berperan tidak banyak di film besutan
tahun 1981 ini dan hanya kebagian peran sebagai korban kejahatan dari ulah
orang kota yang memperdaya gadis-gadis kampung
untuk dipekerjakan di ibu kota namun pekerjaan yang dijanjikan ternyata
tidak seperti dibayangkan karena harus melayani para pria hidung belang di
rumah-rumah bordiran. Setelah mengakhiri film ini, Atik Pasono-pun mengucapkan
selamat tinggal dunia film dan mulai serius kuliah di Gunadarma – Salemba
menata masa depannya dan benar-benar sudah menutup pintu hatinya untuk akting,
sahabat-sahabatnya maupun hiruk pikuk dunia film yang pernah membesarkan
namanya.
Kini Atik Pasono atau ‘Agnes
Atik Januarti’ sudah diPersunting sang pujaan hati ‘Yohanes Iriantono’ di
jakarta 23 Agustus 1985, lucunya pertemuannya dengan pujaan hati malah secara
kebetulan saat Atik sedang mengantar pesanan catering di Kantor mas Yohanes
adalah karyawan salah satu jasa Asuransi di Gedung Kartika Plaza (sekarang
sudah menjadi UOB Plaza). Pucuk dicinta
si ulam tiba, begitulah pepatah kuno bila cinta bisa didapat kapan dan dimana
saja tanpa ada batas, gayung bersambut untuk menyatukan dua hati sejalan &
berikrar di hadapan Tuhan. Kini keluarga bahagia ini sudah dikaruniai dua putri
Maria Felicia (25Thn/1990) dan sudah menjadi karyawati di kota Jogjakarta &
Maria Stella (21Thn/1994) masih kuliah di Nusa Dua- Bali, pasutri ini kini
menikmati kehidupan hari-harinya dilingkungan
perkampungan yang Asri jauh dari kebisingan Jakarta dan Atik Pasono-pun sangat enjoy sebagai ibu
rumah tangga biasa di rumahnya yang berhalaman luas di daerah Kapin, Kalimalang
– BEKASI untuk menemukan bahagianya, Amiiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar