Mantan Penyanyi Anak-Anak Era 70’an sepertinya tak pernah habis untuk
dibicarakan, mereka memberi hipnotis bukan saja dari kalangan Anak-anak
seusianya bahkan menggoda hati para orang Dewasa untuk bercermin dengan
keSEDERHANAan dan keLUGUannya berlenggak lenggok bernyanyi di telvisi
atau panggung-panggung show dan sepertinya mereka tidak merasa
kehilangan masa kanak-kanaknya. Begitu pula nama dari Penyanyi ‘Paman
Dari Mana’ ini ‘DIANA PAPILAYA’ yang selalu berpita warna-warni
ber-kuncir dua dirambut ikalnya bertutur dengan segala aktifitasnya saat
ini yang merangkap sebagai Kepala Rumah Tangga, Sopir yang mengantar
jemput sekolah dan menjadi Orang Tua Tunggal dan Mama buat sang Buah
hati ‘Shalama Papilaya (Sasha)’- 10 Tahun putri satu-satunya yang
dinantinya selama 10 Tahun dari pernikannya.
Diana Papilaya lahir di
Jakarta,29 Januari 1967 dari orang Tua yang bernama Marthius Papilaya
(Wafat’2002) & Elsje Rumopa (Wafat’2012), bakatnya sudah terlihat
saat usianya 1tahun sdh pandai bernyanyi dan berjoget layaknya seperti
penyanyi yang dilihatnya di televisi. Usia 4Tahun oleh orang tuanya di
masukan di sekolah musik ‘Bina Vocalia- asuhan Pranajaya’ dan dikala
usia 6Tahun oleh Pranajaya selalu menunjuk ke diri Diana Papilaya
sebagai pemandu kepada pemirsa Telivisi cara tekhnik ‘menyanyi,
membuka mulut, artikulasi dan nafas yang baik’ bahkan keakraban Guru
dan murid berlanjut suatu kolaborasi di acara2 Wedding di restoran
maupun gedung2 berkelas tentunya bukan tentang lagu anak-anak tapi
merambah ke lagu Sopran seperti lagu Latin ‘Santa Lusiana’,dll.
Suatu
hari terlihat oleh Amandores saat Diana Papilaya muncul di Televisi
bersama Bina Vocalia dan menghubungi telepon rumah, kebenarannya sang
papah Marthius Papilaya mengangkat telepon dan menolak anaknya diajak
rekaman album karena alasan yang masuk akal adalah ‘sekolah’ yang
paling utama. Namun usaha Amandores untuk mengajak Diana Pailaya tak
pernah ada kamusnya berkata menyerah dan jangka setahun terlalu singkat
untuk membujuk sang papah untuk diizinkan bernyanyi untuk album kaset
dan sang papa akhirnya menyerah tapi dengan satu prinsif bahwa ‘Anaknya
boleh menyanyi bukan dengan tujuan carik uang, karena yang utama adalah
sekolahnya jangan sampe terganggu’, bila sudah ada kesepakatan saya
ijinkan. Mulailah ‘Diana Martini Papilaya’ nama lengkapnya kita jumpai
di album perdananya ‘Tante Siapa/cipt.Amandoris menghandirkan Guest Star
‘A Hamid Arief & Ratmi B29, album ini hasilkan hits ‘Doa Seorang
Anak/cipt.Titiek Puspa’ luar biasa sambutannya.
Ditandai album
perdananya di tahun 1976 yang mendulang sukses, namanya langsung
mensejajarkan dengan penyanyi anak2 yang lebih dahulu populer dimasanya
seperti ‘Chicha Koeswoyo,Yoan Tanamal,Dina Mariana, Adi Bing Slamet,
Fitria Elvy Sukaesih dll, kemudian album keduanya ‘Paman Dari
Mana/cipt.Amandoris’ namanya sebagai penyanyi cilik semakin dipuja.
Album demi album dihasilkan seperti: Hitam Putih/cipt.Ririn Supriyanto,
DC 9/cipt.Is Haryanto,Mama/Syair.Is Haryanto, Adik Irma/cipt.Jamal,
Kisah Kelinci Putih (Operet), Putri Salju & beberapa Album Natal
Anak-Anak, Kesuksesan albumnya tentu saja hasilkan banyak angka Rupiah
dan Bonus ini – itu, tapi anak2 seumuran Diana dimasa itu tidak mengerti
tentang perolehan pendapatan atau Bonus dari sang produser, baginya
diajak jalan2 ke Singapura, atau diberi coklat dan Baju baru sudah
sangat girangnya dan bila ada wartawan yang mewawancarai adalah tugas
sang mamanya karena masa kanak2nya tidak mengerti sekali apa yang harus
dibicarakan kecuali tentang dunia anak-anak saja. Bila kita berkaca
dengan banyak bintang anak-anak sekarang ini sangat tidak berimbang,
artis anak-anak sekarang sudah secara gamblang menceritrakan berapa
‘Rumah mewah yang memiliki kolam renang luas, villanya, Mobilnya,
bahkan rencana shoping ke Luar Negeri..Wooow pantastis.
Diana
Papilaya, selain album Solo anak-anaknya yang mendulang sukses dia juga
hadir berDuet bersama penyanyi pria rebutan penyanyi anak-anak wanita
dimasanya ‘Adi Bing Slamet lewat album Pulang Dari Hongkong/cipt.Alex H
dan berlanjut ke album keDua ‘Siapa Bilang/cipt.Is Haryanto dan album
duet antara ‘Diana Papilaya & Dina Mariana- Menyanyi Dan Terus
Menyanyi/cipt.Is Haryanto’. Tentunya tawaran show ke daerah-daerah
kepada Diana Papilaya datang bertubi-tubi padanya, namun lagi-lagi
menemukan kendala dari sang papah yang selalu memegang prinsifnya ‘boleh
terima tawaran show dengan catatan hanya ‘Liburan panjang sekolah’ dan
kota2 yang pernah dijangkaunya seperti: ‘Medan, Lampung, Ambon,
Makssar, Cirebon, Palembang, Semarang dan selebihnya diJakarta itupun
hanya hari Minggu saja. Konon penyanyi anak-anak yang jarang meraimakan
show di daerah-daerah menjelajahi pelosok-pelosok Nusantara, hanya
Diana Papilaya yang punya batasan dan garis yang tidak bisa dibantahnya
dari dokrin papah.
Begitu pula saat syuting di jaman TVRI dengan
keterbatasan peralatan saat sedang laris-larisnya PAPIKO pimp.Titiek
Puspa adalah saat-saat dimana papa Marthius diuji kesabarannya menunggu
jadwal syuting yang semrawut dan tidak jelas, bayangkan call jam.8-pagi
sampai jam 2-siang belom juga mulai dan tauk-tauknya baru jam 5-sore
diberitahukan tidak jadi syuting.. alamak!!. Namun bagi anak-anak
seperti Diana Papilaya bertemu dengan anak-anak sebayanya seperti; Dina
Mariana,Chicha Koeswoyo, Ira Maya Sopha, Santi Sardi, Adi Bing Slamet,
Debby Rhoma Irama, Viens Is Haryanto, Sandra Dewi, dll tidak merasakan
kejenuhan karena dunia mereka adalah dunia anak-anak yang sarat dengan
permainan-permainan yang sekarang sudah jarang dilakukan anak-anak
seusianya seperti ‘petak umpet,ular naga, masak memasak, main karet.
Indahnya masa kanak-kanak mereka, dunia mereka tak mengenal ada
perSAINGan. Bahkan satu sama lain terjalin keKOMPAKan bila show diluar
kota dimana saja entah di KA, Bus atau bahkan Pesawat dan kapan saja
mereka selalu bermain dan tahu saat dimana mereka ditempatkan sebagai
penyanyi maka akan bernyanyi dan bila usai bernyanyi maka mereka kembali
riuh berlarian kesana kemari dan tentunya mereka diawasi oleh orang tua
masing-masing anak biasanya sang mama-lah yang jadi pengawal setiap
setiap anak-anak.
Dunia Film layar lebarpun Diana Papilaya sudah
membuktikan aktingnya, Film DIANA yang diproduksi tahun.1977 lewat
sutradara Nawi Ismail dibintangi bersama ‘Mieke Widjaya, A Hamid Arief,
Yuni Sahupala,Ratmi B 29, Doddy Sukma, telah memberi pencerahan kepada
anak-anak bahwa sifat serakah bukanlah cerminan yang baik untuk ditiru
dan kata Maaf dan tolong menolong adalah suri tauladan yang pantas
untuk dicontoh. Sayangnya Diana Papilaya tidak akan pernah lagi kita
jumpai film-filmnya karena sang papah adalah benar-benar perisai yang
bisa memilah yang baik bagi diri Diana, bayangkan dari jam 6-pagi sudah
harus sekolah dan baru pulang sekolah jam 12-siang sudah stand bay crew
film di depan sekolah menjemput dan baru start syuting jam 2-siang dan
baru selesai pukul 4-Subuh dilanjutkan sekolah lagi jam.6-pagi. Selama
4-5-Bulan berlangsung masa syuting dan kembali isi suara (Dubbing) di
studio PFN (Pusat Film Negara )di Jln.Otista- Jakarta Timur selama
3-Bulan adalah waktu yang tersita bagi Diana papilaya sehingga ultimatum
untuk melanjutkan karir film tidak ada kalimat LANJUT melainkan
kalimat STOP terlontar dari mulut sang papah. Alasan sang papah
lagi-lagi memegang prinsif awal bahwa ‘Tanggung jawab semua kehidupan
keluarga adalah ditangan orang tua dan kebutuhan sudah mencukupi walau
hidup sederhana, tapi tidak serba kekurangan jadi buat apa anak yang
ikut menanggung?’ begitulah kehebatan dan tanggung jawab seorang yang
bernama bapak pada keluarganya. Sangat berbeda sekali dengan masa artis
anak-anak di jaman sekarang ini, cenderung orang tuanyalah yang
mendorong anaknya terjun didunia entertaint dengan harapan mudah dapat
duit, populer dan kaya raya tentunya.
Tahun 1979 adalah perjalanan
Diana Papilaya yang singkat untuk akhiri masa karirnya sebagai penyanyi
Remaja yang tanggung dengan mengambil langkah untuk stop sementara,
karena umur Diana Papilaya sangat tanggung dibilang remaja untuk
menyanyikan lagu tema Cinta dan langkah yang ditempuhnya adalah menjadi
host di televisi program acara Aneka Ria Anak-Anak TVRI. Akhirnya tahun
1983, Diana Papilaya tumbuh menjadi gadis Remaja dan tawaran melempar
album CINTA sudah diterimanya album kaset al: ‘Bunga Bunga
Cinta/cipt.Willy-Widya, Sepatu Roda/cipt.Titiek Hamzah, Bila Cinta
Bersemi/cipt.Arie Wibowo, Gang Kelinci/Album REGGAE, sayangnya albumnya
kurang gaungnya karena tidak adanya promosi jadi kurang dikenal
masyarakat. Diana Papilaya masih sering Reuni sesama penyanyi cilik
era 70’an dipertemukan acara ‘Tembang Kenangan’ yang dipandu om Bob
Tutupoli bersama Ira Maya Sopha dan Dina Mariana, bahkan mereka sepakat
bentuk Trio dadakan ‘DID’ singkatan dari inisial nama mereka
‘Diana-Ira-Dina’ menyertakan lagu-lagu tembang kenangan nostalgia.
Kemudian baaru saja (tahun’2011) berlalu, mereka kembali dipertemukan
dalam Acara Zona Memori episode mantan Penyanyi Cilik terdiri dari ‘Adi
Bing Slamet,Dina Mariana, Ira Maya Sopha,Debby Rhoma Irama, Fitria Elvy
Sukaesih, Nourma Yunita, uniknya mereka diminta bernyanyi lagu saat
mereka Kanak2 dahulu sungguh sebuah persembahan yang sangat dinanti para
penggemarnya. Sosok sang papah dimata Diana papilaya bahwa walaupun
banyak larangan-larangan datang dari sang papah ini-itu tidak pernah
dibantahnya atau disesalinya, baginya sebagai anak bakti Diana Papilaya
tahu apa yang orang tua inginkan darinya adalah ‘sekoalh, cinta dan
kasih sayang tulus dari bakti seorang anak untuk bekalnya hidup mandiri
kelak dan sudah dibuktikan bahwa inilah hasilnya sebagai seorang kepala
Rumah Tangga yang mampu hidup Mandiri tanpa seorang pria demi sang buah
hati ‘Sasha’ seorang unuk menjemput masa depannya.
Akhirnya saya
temui Diana Papilaya sang alumni SMA Neg.4-Gambir, Jakarta Pusat ini
dikediamannya Bintaro Jaya, dia berkisah sejak duduk dibangku Sekolah
Menengah Atas sudah terlihat aktif dikegiatan OSIS seksi Rohani Kristen
sehingga disaat sekarang ini ‘Diana Papilaya terlihat lebih Religius dan
sering memandu acara Televisi keAgamaan baik Mimbar Agama Advent maupun
Kristen, saat ini ke Rohaniawannya dia padukan dengan kesenian sebagai
penyeimbang kehidupan dunianya sehingga Diana Papilaya dapat dengan
mudah dijumpai di sejumlah album Rohani dan terakhir menyuguhkan The
Gift-2011 dan hadir dibeberapa sinetron seperti ‘Liontin dan bebrapa
episode di Maha Kasih. Diana Papilaya benar-banar menjadi seorang Anak
Tuhan sebagai Pelayanan dan memberi kesaksiannya sambil bernyanyi dan
sudah mengelilingi beberapa kota di Nusantara ini seperti ‘ Kupang,
Balikpapan, Bandung, Surabaya, Menado, dll. Kini kemunculannya sebagai
Diana Papilaya yang tidak benar-benar tinggalkan dunia berKESENIANnya
dan selalu ingin hadir ditengah-tengah ‘hati’ pecinta Musik Pop
Indonesia bukan lagi sebagai penyanyi Anak-anak yang dahulu dikenal,
tapi sudah menjadi bahagian dari dunia industri musik yang merindukan
pecintanya dimana saja berada tanpa membedakan golongan, sapanya!!.