VIEN IS HARYANTO
Masih ingat dengan nama VIEN ADIYANTI ....?, pasti teman-teman tidak tahukan kalau nama itu adalah nama sesuai Akte Kelahiranku. Pasti kalian ingatnya sama nama VIEN IS HARYANTO bukan... ?, tak jadi soal karena kedua nama itu adalah tetap orang yang sama. Saya lahir di Jakarta, 2 Maret 1969, anak pertama dari ‘lima’ bersaudara dari adik-adikku “Alice Adiyanti, Anna Adiyanti, Lucy Adiyanti & Fris Adiyanto yang dikenal sebagai Boy Is Haryanto dan kami hanya ‘ber-Tiga’ dengan adikku ‘Lucy dan Boy’ yang miliki darah seni dari papa. Kedua orang tuaku, bernama ‘Alfonso Is Haryanto’ sedangkan Mamaku namanya ‘Ida Rusdawati’, walaupun mereka berBeda keyakinan (Agama) namun mereka hidup berumah tangga adem ayem saja, sampai mereka benar-benar salah satunya sudah dipanggil Tuhan.
Saat pertama sekali terjun menyanyi, saya masih umur ‘enam’ tahun dan suka ikut papa kerja (rekaman di beberapa studio), pas di studio Remaco kebetulan Chicha Koeswoyo lagi take vocal untuk album ‘Berbaris’ volume ke ‘dua’nya, saya ditanya sama papa ‘mau nggak nyanyi seperti Chicha, saya bilang mau... makanya papa langsung buatkan album pertama saya “Bebek2ku”. Kebetulannya, lagu Bebek2ku ciptaan papa Is Haryanto mengena sama anak-anak seusiaku dan ternyatanya lagi langsung deterima di hati penggemar anak-anak, siapa sangka kalau akhirnya saya bisa mensejajarkan dengan nama Chicha Koeswoyo... heheheheh. Ceritera lucunya ‘disaat saya sudah rekaman tapi albumnya masih menunggu di edarkan, suatu hari ada wartawan yang mau wawancara dirumah. Pada saat bersamaan, saya sedang tidak di rumah, papa carik kemana-mana sampai ketemu. Papa akhirnya temukan saya ada di depan rumah Chicha Koeswoyo lagi manjat pagar rumah Chicha, saat itu saya sedang antar tetangga yang mau ketemu Chicha, heheheheheheh... Saya dimarahin papa, karena wartawan itu rupanya mau wawancara buat Majalah dan Surat Kabar untuk promo album ‘Bebek2ku’. Sejak peristiwa itu saya tidak pernah lagi panjat pagar rumah Chicha dan kini bergantian rumahku diserbu penggemar anak-anak maupun dewasa , rasanya geli sendiri mengenang masa kanak-kanak.... hahahahahahah
Saat ditanyakan seperti apa sih perasaan Vien is Haryanto mengalami kePopuleran saat temukan ‘berkah’ dari album pertama ‘Bebek2ku’ meledak , dan bisa bersanding bersama penyanyi-penyanyi anak2 yang lebih dahulu popular dimasa itu.... “ya senang2 saja, karena ternyata menyanyi adalah hobi saya dan dengan menyanyi saya bisa menghibur orang banyak dan bisa keliling Indonesia”. Kota-kota diseluruh Nusantara pasti sudah saya datangi semua, yang terIngat ‘Bandung, Tegal, Solo, Yogya, Semarang, Blitar, Surabaya, Malang, Lampung, Medan, Palembang, Aceh, Banjarmasin, Makassar, Palangkaraya, Pontianak, Ambon, dll.
Teringat yang sangat mengharukan adalah kalau lagi show oleh panitia selalu diselipkan acara mendatangkan anak2 dari YPAC (Yayasan Penderita Anak-anak Cacat) dan saya senang sekali bisa berbagi dan memberikan bingkisan kepada mereka...... Sekalipun usia saya masih kecil, jiwa penolong dan berbagi sudah tertanam dihati saya dan tidak pernah diKomando karena saya sudah diajarkan itu oleh Papa & Mama untuk tidak sombong dan suka berbagi kesesama. Pokoknya setiap saya show di daerah-daerah manapun, saya selalu meminta dan sempatkan langsung berkunjung ke tempat YPAC BerDo’a bersama dan kasih sumbangan maupun hadiah-hadiah kepada mereka.
Ada lagi yang paling menarik dan serru saya kisahkan kalau sedang show dimana saja, diatas panggung kalau saya nyanyi lagu ‘Bebek2ku’ oleh Panitia selalu diadain minimal 20 ekor bebek dilepas dipanggung seolah-olah saya sedang mengembala bebek dan kemudian bebek-bebek itu dikasih ke penonton.. serru dan menggelikan deh pokoknya. Saya juga senang sekali bila sepanggung rame-rame show bareng sama teman-teman masa kecilku, seperti: ‘Adi Bing Slamet, Chicha Koeswoyo, Sari Yok Koeswoyo, Dina Mariana, Diana Papilaya, Ira Maya Sopha, Nourma Yunita, Yoan Tanamal, Bobby Sandhora, Puput Novel, dll, pokoknya tiada hari tanpa bermain dan berlari-larian. Kita sesama penyanyi cilik dimasa itu tidak ada persaingan dan malah kami senang berkumpul bernyanyi dan bermain bahkan saling berkunjung ke rumah, pokoknya murni bersenang-senang saja dan tidak mengerti soal persaingan atau cemburu-cemburuan begitu.... maklum kami anak-anak yang Polos dan kalau sudah kumpul dan bernyanyi rasanya sudah sangat gembira bisa menghibur anak-anak dengan nyanyian kami saat itu. Dan perasaan Iri & Dengki melihat kesuksesan penyanyi sekarang, Alhamdulillah tidak ada dalam kamus saya.. sejak kecil saya sudah sangat bahagia, saya punya segalanya ‘Villa, Rumah, Tabungan,dll’, pernah rasakan keliling Indonesia.. jalan-jalan keLuar Negeri dan keliling Eropa dari hasil Menyanyi dan sama seperti penyanyi-penyanyi sekarang pernah juga saya alami.
Bicara, soal Album Duet bersama Adi Bing Slamet, saya gak tahu gimana-gimana kisahnya bisa berDuet... yang teringat langsung rekaman dan shooting video klip sama Adi Bing Slamet dua volume album, masing-masing: ‘Ilikitik-Ilikitik/Cipt.Is Haryanto (vol.1) & Sakit Gigi/cipt.Is Haryanto (vol.2). Hubungan kami bukan saja sebagai teman penyanyi clik tapi sampai ke hubungan persaudaraan antara Keluarga Adi Bing Slamet dan keluarga saya sangat dekat, sampai-sampai keluarga kami sering janjian ketemuan dan berlibur di puncak dan saya sering bermain kerumah Adi Bing Slamet di Jalan Arimbi- Senen, Jakarta Pusat. Setelahnya, saya juga berDuet sama adik lelaki bontotku namanya BOY IS HARYANTO ... dari duet ini, banyak sekali album-album yang kami hasilkan dan semua papa Is Haryanto yang buat seperti album : Mamaku Papaku, Mari BerOlah Raga, Unyil BerJoget, Selamat Pagi, Olok-Olokan (Live Show), bahkan album seri versi Si Unyil, dan lain-lain. Saya juga sempat vacum sewaktu dari anak-anak menuju dewasa, selama ‘lima’ tahun karena saya alami perubahan warna suara ‘masa puber’ dari anak-anak ke remaja.
Bila ditanyakan jumlah total album saya persisnya berapa...? pasti saya jawab ..Tidak ingat, ada bersama, Liza Tansil dan Artis cilik lainnya, Ada album Pop Remaja, Dangdut, Pop Jawa, Keroncong, serial kaset Unyil, bersama penyanyi Belanda Oscar Harris & Sandra Remer, Operet ‘Semut Hitam, Semut Merah bersama Chicha Koeswoyo, teman-teman PAPIKO dan tante Titiek Puspa, duet sama Papa dan terakhir ‘kwarted’ bersama teman-teman di Favourite’s Junior juga. Ceriteranya saat booming Album Junior, kami anak-anak Favourite’s membuat album keroyokan berjudul ‘Cari Kawan Lain/cipt.Is Haryanto murni dari Ide Papa Is Haryanto, maka kami “Vien- anaknya ‘Is Haryanto, Irene- anaknya ‘Mus Mulyadi, Tia- anaknya ‘Tommy WS & Lia-anaknya ‘A Riyanto adalah kelompok berPadu di Junior pertama wanita.
Jumlah album saya mungkin sekitar ratusan volume juga sih digabungkan sama album solo saya. Oh iya... saya pernah juga buat album Pop Jawa Suriname saat sudah duduk dibangku kuliah Diploma 3 ABA (sastra Inggeris), khusus di Pasarkan di Belanda dan Suriname saja dan ingatnya sudah ‘dua’ kali datang show ke Belanda dan tidak tanggung-tanggung di masing-masing ‘lima’ kota loh. Album-album saya, hanya beberapa yang tersisa sebagai kenang-kenangan, selebihnya raib entah kemana.. sedih gak punya koleksi album-albumnya, beruntungnya bisa ketemu sama kolektor kaset sahabatku ini ‘Jose Choa Linge’ bisa membuaku mengenang ke masa silam lagi deh... Albumku ‘ Bebek2ku, Puss Meong, Funky Children (Kerbau), dalam Sejuta Irama (Semua Senang Kusayang), Pisces, Tik..Tak.. TikTak, Cari Kawan Lain (Pop Remaja), Nyanyian Kelelewar (Pop Remaja), Du..Du..Du..Da..Da (Special Reggae Beat), dll
Papa Is Haryanto adalah sosok yang luar biasa bagi keluarga, sebagian hidup saya seperti ada yang hilang saat papa wafat tanggal 26 Mei 2009. Jujur tak pernah rasanya untuk kuatir mengering air mataku terkuras hanya tangisi kepergian papa, dalam do’a sering terpanjatkan agar semau perjalanan selama hidupnya diampuni dan disana berada ditempat yang paling terIndah disisi Tuhan. Kembali saya katakan bahwa ‘kehilangan papa Is Haryanto, adalah suatu hal yang amat sangat membuat saya terpukul dan membuat saya sedih untuk waktu yang cukup lama’. Yang sangat sulit dilupakan sampai hari ini seperti anak-anak lainnya yang kehilangan orang yang dicintainya pasti akan bilang tak tergantikan dan alami masa kesedihan berkepanjangan.. Sedikit Saya menceriterakan, saat saya ditinggal pergi papa, saya alami syok dan terpukul. Papa Is Haryanto adalah Ayah yang luar biasa dimata saya, adik-adik dan mama tentunya, papa buat saya jadi seperti sekarang... saya bisa jadi artis dan bisa kenal dunia entertain.. bisa buat saya bahagia dengan menyanyi. Tapi sesudah papa meninggal, saya jadi hampir tidak pernah lagi tampil ataupun menyanyi seperti dahulu karena semua papa yang urus.
Sayapun pernah alami rasa transisi dalam berKeyakinan, saat masa kecilku saya diajarkan sebagai penganut Katholik.. sampai saat duduk dikelas ‘tiga’ SD (Sekolah Dasar) Pangudi Luhur pengen sekali berpindah keYakinan ke Islam, tapi karena masih kecil saya tidak di Ijinkan dan harus menunggu sampai saya sudah duduk dikelas ‘enam’ SD mau Ujian tiba-tiba saya sakit kurang lebih ‘enam bulan’ lamanya. Dokter menyarankan Papa-Mama untuk membawa saya ke Psikiater, Alhamdulillah berkat dokter psikiater Dr. Melly Budiman sampaikan sebab saya sakit ke papa-mama adalah dorongan keInginan saya untuk menjadi Mualaf belum tersampaikan sampai terpendam dibatin. Akhirnya menjelang Ujian, oleh ‘Buya Hamka’ saya dibimbing mengucapkan kalimat ‘Asyhadu Allah Ilaha illallah Wa’asyhadu anna Muhammadar Rasulullah’ dengan nama baruku setelah memeluk Agama Islam menjadi “Siti Fatimah”... Subhanallah. Kini saya sangat bahagia bersama anak semata wayangku yang kian beranjak remaja, namanya “Michelle Marchiavanny” lahir di Jakarta, 14 Maret 1996 dan kami berjanji saling memberi kekuatan cinta, akan menyongsong hari Esok yang semakin cerah.. Amin Ya Robbal Alamin.