Perjalanan Karir Seorang Brenda Lee & Linda Scott bernama ERNIE DJOHAN..
Tidak banyak yang tahu bahwa ‘Ernie Ernie Irawaty
Djohan’ memulai debut karir justru sebaliknya di Negara Singapura tahun
1962 pada usia 11 tahun bersama saudarinya ‘Liesda Djohan (lahir di
Jogyakarta,1 Februari 1947)’ menghasilkan Album ‘Pariwisata Singapura’
dengan single ‘Surya Gemilang/cipt.Syaiful Bachri masih mengusung nama
‘Ernie Sisters’.
Mereka sengaja tidak mencantumkan nama Ayahnya
Djohan dibelakang namanya, karena dimasa itu kurang etis jika seorang
anak dari seorang diplomat menjadi penyanyi. Sehingga dimasa itu nama
Ernie dimana-mana namanya dielu-elukan, apalagi penampilannya yang
mempesona saat pengisi acara Opening Televisi Singapore sehingga Ernie
dianggap banyak orang sebagai penyanyi dari negara Singa ini.
Ernie
Djohan yang kelahiran Jakarta,6 April 1951 adalah anak seorang Diplomat
(Pegawai KEMLU), sejak usia 2Tahun(Thn.1953), keluarga ini pindah ke
Negeri Kincir Angin (Holland) dan baru kembali di Indonesia Tahun 1957.
Saat sang Ayah Alm.Marah Djohan Bakhaharuddin (Lahir, Padang’22 Agustus
1910- wafat, Jakarta’ 26 Februari 1974) yang masih keturunan Bangsawan
Pagaruyung- Batu Sangkar, Padang dari kakeknya ‘Sutan Tahar
Bakhaharuddin dari ‘Kerajaan Moya’ yang pernah hidup dimasa tahun 1665
keturanan dari ‘Rajo Atjiek seorang raja di Pagaruyung yang cukup
disegani dimasanya. Sayangnya peninggalan satu-satunya yaitu ‘Rumah
Gadan’g yang dimiliki keluarga ini musnah terbakar tahun 1968 dan sudah
dibangun kembali, namun bukan sebuah rumah Gadang tapi sebuah rumah
moderen mengikuti selera dimasa sekarang.
Saat sang Ayah
ditugaskan di Singapura, Ernie kecil sudah mulai mengikuti ajang
lomba‘Radio Singapore’s Talentime tahun 1962 dan Ernie kecil masuk 10
besar Finalis. Ditahun yang sama Ernie Djohan ditunjuk sebagai duta
sekolahnya ‘Cedar Girls Primary School untuk ajang ‘Singapore All
Schools Talentime yang diikuti jumlah peserta 350 sekolah, lagi-lagi
Ernie meraih sebagai juara satu. Masih ditahun sama setelah ajang lomba
ini, Ernie langsung dikontrak dari label Philips Singapura untuk rekaman
lagu-lagu Bahasa Inggeris & bahasa Melayu. Bahkan Ernie muncul duet
bersama sang Kakak ‘Liesda’ dengan judul “The Ernie Sisters”,
persembahannya ini langsung ditangani sang komposer alm.Sjaiful Bachri.
Yang paling berkesan baginya, saat mana penyanyi Pop USA ‘Linda Scott’
sedang mengadakan Asia Tournya dan perform di Singapore Badminton
Stadium, Ernie kecil berduet dengan Linda Scott dengan lagu Hitnya I’ve
Told Every Litle Star. Ketika memperkenalkan nama Ernie, saat itu Linda
Scott berkata ‘ This is my little sister Ernie Irawaty ,The Linda Scott
Of Singapora’.
September 1963, terjadi pergolakan ‘Konfrontasi
antara indonesia, Malaysia dan Singapura’ semua konsulat/Kedutaan R.I di
Malaysia dan Singapura ditutup dan dipanggil pulang oleh Bung Karno.
Saat berita kepulangannya ke Indonesia, Ernie diliput Televisi Singapore
terkuaklah dan barulah publik Singapura mengetahui bahwa Linda Scott
Singapora yang selama ini dielu-elukan adalah orang Indonesia.
Setelah
tiba di Indonesia tahun 1963, nama Lilis Suryani yang berselisih usia 3
tahun dengan Ernie sedang top-topnya sebagai penyanyi popular dan
menjadi penyanyi pujaan Bung Karno. Erniepun sering diundang menyanyi
untuk para Corps Diplomatic dikediaman alm. RE Martadinata (Mantan
KASAL) jalan. Diponegoro (sekarang sudah menjadi Wisma Elang) dan Ernie
maupun sang kakak sudah bergabung di Band Madenas/pimp.Dimas Wahab (Ayah
dari anak-anak BRAGI). Mulailah Ernie masuk bilik rekaman bersama band
Madenas Lagu Anak-anak ‘Burung Gelatik/Cipt.NN diproduksi Dimita
Records. Kedua bersaudara ini ditambah dengan kehadiran Lilis Suryani
mengadakan pertunjukan perdana tahun.1964 di Gedung Kesenian, Pasar
Baru- Jakarta menuai sukses. Ernie akhirnya menyeberang di group Eka
Sapta dan mengadakan show keliling Nusantara, begitupula nama Ernie
Djohan maupun Lilis Suryani menjadi satu kesatuan dan prestasinya
menjadi penyanyi popular hanya berbeda tipis dengan rekannya. Bahkan
mereka berdua, sering di undang menyanyi era Bung Karno di Istana untuk
tamu-tamu Negara dan mereka berdua didaulat masyarakat dan media sebagai
‘Pelopor’ Penyanyi Cilik Indonesia dimasa itu.
Ernie Djohan
kemudian merekam album keDuanya di Remaco/Pimp.Eugine Timoty berjudul
‘La Novia’ lagu Spanyol, sukses dari album ini membuat penyanyi pop pria
terkenal seperti Rachmat Kartolo juga merekam album La Novia namun
syair Indonesia juga sama-sama sebagai album laris. Nama Ernie Djohan,
saat itu sudah menjadi jaminan dari kesuksesan album-albumnya seperti:
Teluk Bayur/cipt.Zaenal Arifin yang dianggapnya sebagai lagu pelengkap
penderita karena pada saat Ernie Djohan menyanyikannya kurang puas
kerana seringnya diulang-ulang saat proses rekaman masih sangat
tradisional dan serba keterbatasan dimasa itu. Siapa sangka album Teluk
Bayur ini malah sangat populer dan lewat lagu ini Ernie Djohan adalah
sebagai penyanyi pertama Indonesia penerima ‘Golden Record’ dengan hasil
penjualan albumnya jutaan Copies PH (Piringan Hitam) di tahun 1965.
Kemudian berturut-turut album seperti ‘Kau selalu Dihatiku, Jemput Aku
Jam 5 Sore, Juana, Ingin Kembali, Burung Merpati, Senja Di Batas Kota,
Terang Bulan di Semanggi,dll.
Tahun 1966, Ernie Djohan memasuki
dunia perfilman indonesia produksi PT Sarinande Films lewat ‘Belaian
Kasih/Sutrd.Turino Junaedy, bersama sederet bintang populer seperti ‘Sri
Rejeki, Duet Oslan-Alwi Husein, Sofia WD dan film ini berbicara di
FFA-Kuala Lumpur sebagai Film Drama Picture. Berturut-turut film ‘Honey,
Money and Djakarta Fair/sutrd. Misbach Jusa Biran-1970, Si Mamad/Sutrd.
Sjuman Djaya-1973, film dimana Drs Purnomo(Mang Udel) dan Sjuman Djaya
dan Ernie Djohan mewakili menerima penghargaan sebagai film Best Drama
Picture FFA di Pusan-Korea Selatan-1974. Film ‘Atheis/Sutrd.Sjuman
Djaya-1974, film dimana meraih penghargaan FFI 1975 untuk kategori
sebagai film Novel Terbaik dan Copy Film ini disimpan di ‘University Of
Sydney sebagai bahan study. Tahun 1975, tiga film berturut-turut
sebagaiberikut: Film ‘Ateng Kaya Mendadak/sutrd.Pietrajaya Burnama-1975,
‘Tiga Sekawan/Sutrd.Asrul sani-1975 dan Sebelum Usia 17Tahun/sutrd.
Montinggo Boesje-1975. Tahun 1976, Ernie Djohan mengakhiri di film
‘Ateng Sok Tahu/Sutrd.Hasmanan-1976 sebagai film Terlaris dan film ‘Si
Doel Anak Modern/Sutrd.Sjuman Djaya-1976 dimana aktor komedian ‘Benyamin
S meraih Piala Citra sebagai The Best Aktor dan Sjuman Djaya sebagai
Sutradara Terbaik FFI-1977.
Saat masih ditahun 1967, Ernie Djohan berceritera pernah diajak show
keliling dunia dengan grup penyanyi- penyanyi sedunia yang bermarkas di
Tokyo, nama grupnya ‘Lets Go 67’ karena berhubung tournya selama ‘Tiga’
bulan Ernie Djohan memilih mundur. Demikian pula dengan kehadiran Brenda
Lee di indonesia, Ernie Djohan didaulat untuk mendampingi shownya di
Istora Senayan & di Mirasari Sky Garden Sarinah. Dari sinilah media
dan masyarakat membicarakan kehebatannya dan sekaligus menasbihkan
sebagai ‘Brenda Lee- Indonesia & Linda Scott-Singapore, sampai hari
ini julukan tersebut masih melekat padanya. Ernie Djohan pernah
bergabung dalam satu Band Ernie Djohan and Her Buana Suara/pimp. Johny
Swadie, para personilnya Rully Djohan/Keyboard,Jopie Item/lead Guitar,
Johny Swadie/Drums, Wiharto/Plute, Saxophone & Ronny/Bass. Kami
sempat merekam album lagu-lagu ‘Lulu’ penyanyi Inggris yang pernah
dinikahi Maurice Gibb dari Bee Gees, selain lagu-lagu Lulu, Ernie Djohan
menceritrakan bahwa pernah merekam lagu-lagu dalam berbagai bahasa dari
Jepang, Spanyol, Inggris, Italy dll dan bersama kelompok ini merambah
show-show di berbagai negara seperti ‘ Singapore dan kota-kota di
Malaysia selalu meraih kesuksesan. Sayangnya kebersamaan ini tidak
langgeng dan Rully Djohan sempat membuat band ‘Papillon’ yang diartikan
dalam bahasa Prancis Kupu-kupu dan melawatkan shownya di beberapa Negara
seperti Australia dan kelililng Fiji Island.
Hari yang bersejarah
yang sampai hari ini tak pernah terlupakan, tepat dimana perayaan hari
Ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 6 April di tahun 1968. Dimana,
Ernie djohan dan Titiek Puspa dikontrak keliling show dibeberapa kota di
Malaysia saat tepat usianya 17tahun berbarengan show di Stadium Negara
Kuala Lumpur (Stadion Sepak Bola), namanya Stadium Bukit Jalil dimana
penonton yang memadati arena sepak bola tersebut sebanyak 55.000 orang
menyanyikan ‘Happy Birtday untuk Ernie Djohan sambil meniup lilin diatas
birth day cake. Begitu pula dengan pengalaman lucu yang dialaminya
ditahun yang sama, saat selesai show di Holland dimana fans-fans
orang-orang Belanda sangat histeria dan salah satu darinya menghampiri
Ernie minta tanda tangan diatas kepalanya yang botak pakai
spidol...Ada-ada saja ulah para fans di negri kincir ini kataku pada uni
Ernie Djohan saat selesai mengisahkan pengalaman lucunya. Lanjut di
Tahun 1969, Ernie dikontrak perusahaan Philips Holland untuk di Up Grade
dalam karir menyanyi dan melakukan show dengan para penyanyi-penyanyi
Belanda seperti ‘The Blue Diamond dan Anneke Gronloh’ yang sedang
top-topnya saat itu.
Tahun 1970’an, Ernie Djohan pernah membuat
Group Lawak yang diberi nama ‘EROSA’ yang dikutip dari singkatan
nama-nama mereka yang terdiri dari ‘Ernie Djohan, Oslan Husein &
Alwi Oslan. Group lawak ini sempat keliling Indonesia khususnya seluruh
Kalimantan, sayangnya Oslan Husein keburu dipanggil sang halik sehingga
Group lawak ini tidak bertahan lama. Bahkan oleh Ernie Djohan
menceritrakan ke saya tentang kolaborasinya bersama Gatot Sonyoto
(Boneka Tongki) bikin Group Lawak & Nyanyi dengan nama “GERR”,
mereka sempat sukses karena kebetulan kolaborasi ini memang unik selain
membuat orang terpingkal-pingakal dan terhibur alunan suara mereka
sebaliknya juga di hipnotis dengan tampilan sulap dari mereka berDua dan
lucunya ternyata mereka masih satu perguruan ilmu sulap dari pak ‘
Tukahar- pegawai Pertamina.
Ernie Djohan berkisah ‘sempat merekam
ulang lagu-lagu Koes Plus dan Ernie diberi julukan sebagai ‘The Hits
Maker’, malahan Koes Plus sempat menciptakan lagu-lagu khusus
diperuntukan padanya seperti ‘Angin, Lonceng, Taxy, Cemburu,dll dan
merekamnya pada tahun 1973 sementara Koes Plus sendiri tidak
menyanyikannya untuk kepentingan album. Ceritera menarik yang dikisahkan
Ernie Djohan saat bersama Koes Plus di Undang Show di Dili dalam rangka
Opsus Angkatan Darat, dimana mereka saat itu masih pakai passport
karena Dili masih masih dibawah pemerintahan Portugal. Saat rombongan
dalam Mini Buss menuju ke Gedung Pertunjukan, Bus mereka dilempari batu
sehingga kaca jendela mobil disana-sini pecah berantakan diselingi
tembakan-tembakan membuat ronbongan tiarap dilantai bus karena sebagian
orang-orang Fretlin tidak suka jika Dili menjadi salah satu Provinsi
Indonesia. Justru sebahagian banyak juga yang teriakan Yel-yel “Viva
Presidente Soeharto’, beruntungnya saat acara berlangsung di gedung
‘show berjalan sukses dan aman terkendali. Ditahun yang sama Ernie
Djohan merekam lagu-lagu dalam berbagai bahasa Asing, begitu pula dengan
serangkaian shownya dalam lawatannya baik di Indonesia maupun di Luar
negeri ‘Ernie Djohan selalu membawakan lagu-lagu berbagai bahasa Asing
adalah kelebihan yang dia miliki yang penyanyi lainnya tidak
memilikinya. Ernie Djohan juga pernah show di berbagai Negara seperti:
Inggeris, Belanda, Perancis, Germany (lawatannya diEnam kota) &
Italy (juga lawatannya diEnam kota), selama sebulan bersama ‘Sangrina
Bunda/Pimp.Elly Kasim’ dan mengikut seratakan sang buah hati ‘Shanna
Daniela’ sebagai penari ‘Tari2an Tradisional.
Tahun 1975-1976,
Ernie beberapa kali menyanyi untuk ‘Great Royal Circus Of India’ shownya
di Banda Aceh, bukit tinggi & Pekan baru. Dimana sebelum season
pertunjukan Ernie djohan duduk diatas punggung seEkor Gajah tanpa pelana
hanya karpet kecil dan berpegangan pada rantai di leher Gajah dan Ernie
sring aksi akrobat mengangkat kedua tangan sambil mengitari Tribune,
Setelah itu baru Gajahnya duduk dan Ernie baru meluncur dari samping
badan Gajah langsung pegang Mike dan menyanyi. Ernie Djohan
menceritrakan pengalaman show uniknya ini, dia bilang sambil sedikit
ngakak’Gila Jose ‘paha sampe pegel semua lebarin paha seperti penari
Ballerina yang sedang split’.. luar biasa kataku.
Tahun 1979, saat
dimana Ernie menceritrakan pengalaman ‘spritualnya’ saat ‘Indra ke
Enamnya’ dapat menangkap firasat musibah akan datang dialaminya.
Diceritrakannya, dimana saat bersama penyanyi ‘Yatni Ardi berangkat di
Kuching-Malaysia Timur dalam rangka latihan tempur bersama Malaysia –
Indonesia (TUDM- AURI) jelang MALINDO join task force Tentara Udara
diRaja Malysia – Angkatan Udara republik Indonesia. Waktu berangkat satu
rombongan dengan pak Ashadi Tjahyadi (KASAU- Kepala Staff Angkatan
Udara) naik pesawat Hercules, Ernie dan Yatni sebagai pengisi acara di
malam penutupan keakraban antara AURI Indonesia –Malaysia menghibur
menuai aplaus. Dan saat dimana Ernie sedang menikmati makan malamnya di
meja yang sebelahan dengan meja para pilot pesawat tempur jenis Puma
menawarkan diri mengantar pulang ke Jakarta diesok harinya, para pilot
ini rencananya mampir sebentar di Labuan sebelum ke jakarta. Ernie
dengan tegas menolak ajakan para pilot ini dengan alasan ‘Saya datang
dengan pesawat Hercules dan harus pulang juga dengan pesawat Hercules
juga’. Esok harinya, terdengar kabar bahwa dua pesawat Puma yang
ditumpangi para pilot yang mengajak Ernie Djohan pulang ke jakarta
tersebut bertabrakan di udara dan meledak semua para awak pesawat Tempur
jenis Puma tersebut meninggal. Hal-hal yang menakjubkan dan anugerah
mujizat pernah juga dialami Ernie Djohan, saat dimana mobil yang
dikendarainya terbalik dengan posisi empat roda mengarah keatas. Ernie
lolos dari maut tanpa sedikit luka yang menggores kulit , secara logika
tak mungkin keajaiban berpihak pada ketiga penumpang tersebut dilihat
dari kasat mata mobil ringsek dengan kaca beserakan dan sempat alami
mobil menggelinding membentur aspal hingga akhirnya berhenti setelah
kembali menghantam pembatas jalan.
Tahun 1979 s/d 1982, Ernie
sering menghibur untuk ABRI dan menjadi langganan acara-acara ‘Pisah
Rambut’ dan acara-acara Elang Malindo, Elang Indopura di Lanud Maospati
Madiun maupun di Medan, Jakarta dan Elang Thaenisia di Corat Thailand
dan paling berkesan sekali saat menghibur di Madiun sempat duduk dalam
Pesawat Tempur F 5 TIGER. Tahun 1990, Ernie pernah diundang menyanyi
diatas kapal perang Belanda karena kebutalan suami menjadi rekanan di
ALRI, mersakan kebahagiaan tak terkira saat berjalan dibawah Pedang
pora. Ernie Djohan menceritrakan saat pertama kali berjumpa dengan ibu
‘Dewi Soekarno’ diatas kapal perang Belanda, betapa cantik &
Charmingnya beliau, dalam bincang-bincang ini Ernie Djohan mengutarakan
rasa kekagumannya pada beliau dan ibu Dewi Soekarnopun mengisahkan
perjalanan asmara saat mendampingi Bung Karno bahwa beliau sering
bernyanyi menghibur hati Bung Karno dikala itu.
Tahun 1997,
kembali Ernie Djohan bukan hanya sebagai penyanyi sekaligus merangkap
sebagai MC berkolaborasi dengan putrinya ‘Shanna Daniela dan ‘Sangrina
Bunda, Tour Show keliling di Los Angeles, Chicago & San Fransisco
atas undangan sang kakak yang kebetulan menjabat sebagai Konjen di san
Fransisco dimasa itu. Kembali tahun1986, Ernie bersama rombongan
penyanyi Indonesia lainnya seperti ‘ Bob Tutupoly, Grace Simon, Vivi
Sumanti, Bill Saragih dan Deddy Damhudy (sdh lama menetap di Australia)
mengadakan show di Sydney Town Hall. Begitu pula ditahun yang sama,
acara Old & New Years Eve di Seraton Hotel Los Angeles maupun
sebarisan shownya bersama’ Yuni Shara, Ebiet G Ade, Emillia Contessa di
Beverly Hills Hotel di Los Angeles dan masih banyak perjalanan karir Go
internasional baginya terukir panjang daftar yang sudah tak terbilang
lagi untuk terangkai.
Tahun 1980, saat pertama kali Ernie Djohan
injakan kaki ke USA dimana Liesda Djohan memperkenalkan Ernie Djohan
dengan talent scouts dan beberapa orang dari talent agents. Setelah
Ernie Djohan memperdengarkan Piringan-piringan Hitam & Casettes yang
direkam di Singapore & Holland, mereka semua geleng-geleng kepala
menyatakan ‘Kenapa anda baru sekarang datang ke Amerika?. Coba jika
20Tahun yang lalu anda kesini anda sudah jadi Millionaire karena suaramu
khas, bagus dan type suaramu jenis country. Lalu mereka menawarkan
untuk tinggal 2 tahun di USA untuk diPromosikan dan Tour Show keliling
USA plus rekaman album, lagi-lagi terpaksa Ernie Djohan batalkan karena
suami tidak setuju disaat usianya masih 29Tahun kesempatan ini pupus
sudah karena pilihan kekuatan atas nama Cinta.
Perjalanan Karir Seorang Brenda Lee & Linda Scott Indonesia bernama ERNIE DJOHAN...Tahun
2001 dibulan Februari sampai dengan Maret, Ernie Djohan sempatkan show
di Eindhoven-Holland bersama Band Etnis Minang memperkenalkan alat-alat
dan musik tradisionil Minang seperti Talempong digabungkan dengan Musik
modern ‘Organ, Biola, dll. Show yang berlangsung selama 3 hari
berturut-turut ini menuai sukses besar karena ditunjang kerjasama Kadin
Indonesia dan Kadin Belanda. Setelah kepulangannya di Indonesia bulan
Maret 2001, Ernie Djohan langsung mempersiapkan “Golden Concert” waktu
kurang dari 1 bulan songsong Ulang Tahun ke ‘Lima Puluh’ pada tanggal 6
April. Konser menyambut Birthday Ernie baru di sembahkan pada 9 April di
gedung Kesenian Pasar Baru dengan pengisi acara antara lain salah satu
penyanyi Anak-anak era Tahun 2000’an ‘Tasya sebagai Ernie Djohan cilik
menyanyikan lagu ‘Burung Gelatik’.
Menariknya concert Tunggal
persembahan Ernie Djohan ini menggunakan ceritera masa lampau perjalanan
karirnya dimana dirujuk Tasya alias Ernie Djohan kecil masuk kedalam
sebuah Buku besar buatan pesulap Paul Mataphus dan ‘sim salabim...
abrakadabra’ muncul Ernie Djohan masa sekarang tampilan dewasa
menyanyikan lagu ‘Kau Selalu Dihatiku/Cipt.Wedhasmara lalu
berturut-turut meluncurlah nyanyian-nyanyian dari Ernie Djohan ‘Kenangan
Manis Mesti Berlalu/Cipt. Zaenal Arifin, Teluk Bayur/Cipt.Zaenal Arifin
dan salah satu lagunya yang pernah diPopulerkan dahulu dinyanyikan
berDuet bersama penyanyi ‘Yuni Shara’ menyanyikan lagu Mutiara Yang
Hilang/cipt.Yessy Wenas. Konser ini sangat memberi arti, dimana dapat
terwujud pertunjukan tunggalnya tidak bisa dipungkiri adalah impian
semua penyanyi Nasional. Namun tidak semua dapat terlaksana dan salah
satu penyanyi Ernie Djohan dapat lakukan karena kecintaannya dengan
predikat pekerja seni sudah melekat padanya ditunjang kekuatan keluarga,
Anak-anak ‘Iman & Shanna, Liesda Djohan & Rully Djohan
menyumbangkan lagu ‘Sunny’ dan improvisasi memainkan instrumental
‘piano’dan para sahabat-sahabat sesama seni memberi suport ‘Vivi
Sumanti,Elly Kasim, Henny Purwonegoro, Ateng, Imaniar, Diana Nasution
dan para Tokoh-tokoh seperti Lym Campay ketua BKS Kostrad, Zaenal
Arifin, Datuk Hakim Thantawi, Dorce Gamalama dan Bapak Azwar Anas &
Ibu. Adalah sebuah konser sukses yang dipersiapkan matang oleh Ernie
walau hitungan waktu yang singkat dan diliput oleh stasiun TPI yang
kemudian tayang dihari Kartini 21 April 2001 dijuluki sbg ‘ Ernie Djohan
salah seorang Kartini pada zamannya’.
Tahun 2002 s/d tahun 2003,
Ernie Djohan sempat bergabung dengan Musik Country pimpinan Tantowi
Yahya & The Old Friends (Country Music Club Of Indonesia) dengan
penyanyi tetap Pinky & Vera saat Dr.H Emir Rasyid masih menjabat
President CMCI, Music Country ini sempat keliling kota-kota besar
Indonesia sampai kota Padang dan Singapore. Sayang seribu kali sayang,
sejak Tantowy Yahya jadi anggota DPR RI Music Country ini jadi jarang
kumpul bareng maupun tampilan kami di Televisi yang sudah melekat dihati
pemirsa musik Country.
Tahun 2003, Ernie Djohan tunaikan
panggilan rukun Islam ke Lima untuk Tunaikan Haji dan sekembalinya
menjadi haji mabrur Ernie sudah harus pula tunaikan tugasnya sebagai
pahlawan seni untuk bangsanya tepat di bulan Desember langsung terbang
ke Tanzania Africa Timur ibu kotanya Dar Es. Ernie diminta isi acara
‘Indonesian Cultural Evening’ karena yang hadir menteri kebudayaan
Africa dan Dubes Manca Negara salah satunya adalah kakak Ernie Djohan
yaitu M Hannief Djohan. Ernie Djohan menyanyikan lagu-lagu dari berbagai
Bangsa dan Bahasa, dimulai lagu Indonesia, Jepang, Inggris, Korea,
India dan lagu Africa, menuai sukses besar membawa harum Bangsa dan
Negara.
Tahun 2004, Ernie Djohan pernah mengisi ‘Dua’ kali
pertunjukan dalam ‘sehari’ perjalanan karir Internationalnya show
disiang hari tempat ‘Union Square San Fransisco dan malamnya Concert
Tunggal di university Of Notredame wilayah San Fransisco dimana saat itu
hostnya adalah pemain film ‘West Side Story’. Saat kehadiran penyanyi
Don juan ‘Julio Iglesias di Jakarta di Puri Agung Sahid Jaya Hotel,
Ernie Djohan didaulat menjadi host dan berhasil menghangatkan suasana
dengan keahlian bahasa Asing yang fasih dikuasainya diselingi
joke-jokenya bisa meniru tingkah laku penyanyi indonesia maupun
Internasional seperti ‘Elvis Presley, Titiek Puspa, Tetty Kadi, Diah
Iskandar, Ida Royani dan Titiek Sandhora’, sesekali tamu undangan dibuat
terbahak atau bahkan senyum simpul sehingga tidak aneh kiranya bila
Ernie Djohan dipanggil sebagai ‘The Funny Lady’ saat dimana saja shownya
menuai sukses baik di Myanmar, Africa, Malaysia, Singapore, dll.
Tahun
2005, Ernie Ernie Irawaty Djohandi ‘Undang Dubes RI untuk Negeri
Belanda bapak Yusuf untuk isi acara dalam rangka perayaan kemerdekaan 17
Agustus bareng kakaknya Rully Djohan (Lahir di Jogyakarta’1 November
1948) mengiringi dengan Keyboard. Saat Ernie Djohan sedang break tidak
menyanyi dimamfaatkannya untuk berlibur bersama ke Tiga saudaranya ke
Berlin dan Bern-Swiss sekalian Reuni melihat Sekolah dan Rumah masa
kecil mereka di Den Haag dan dibulan September 2005 Ernie menyempatkan
show bersama Edo Kondolangit dan Dharma Oratmangun dalam rangka pameran
industri indonesia sejenis Bazar berlangsung selama 3 hari.
Tahun
2007, tepatnya tanggal 7 September ‘Ernie Djohan menerima penghargaan
atas jasa pengabdiannya memajukan Seni dan Budaya Minang di Tingkat
Nasional dan International ditanda tangani oleh Menteri Kebudayaan &
Pariwisata ‘Ir Jero Wacik SE dan Gubernur Sumatera Barat ‘Gumawan Fauzi
SH MM dan Rektor Universitas Bapak Prof Dr Suar Kasim Msc tetapi piagam
tersebut diterima dikota Padang. Ditahun yang sama pula Ernie menerima
Penghargaan sebagai Tokoh Minang (10 orang termasuk ada Bupati Sul Sel
& Pejabat-pejabat lainnya) versi Tabloid Publik semua lewat poling
pembaca terpilih dari sekian ratus Nominasi. Ditahun yang sama Ernie
Djohan dan rekan-rekannya sesama seniman indonesia ‘Titiek Puspa, Bob
Tutupoli, Marini, Irwansyah, Lilies Suryani, Koesno Sudjarwadi,
Wirdaningsih menerima penghargaan dari Seniman Malaysia (PARFI-Malaysia)
serta Menteri Penerangan Malaysia. Nama Ernie Djohan dan Titiek Puspa
masuk dalam Kategori Penyanyi Pop Terpopuler di Malaysia, singapore,
Brunai dalam kurun waktu tahun 1968, 1969 & 1970, sementara nama
‘Irwansyah’ masuk kategori aktor Film saat film yang dibintanginya
bersama Nirina Zubair dan Acha Septriasa berjudul ‘HEART’ besutan
sutradara ‘Hanny R Saputra dirilis tahun 2006 menghasilkan Piala Citra
FFI untuk Nirina Zubair sbg Aktris Terbaik adalah film yang sangat
meledak di Negara Tetangga ini.
Tahun 2010, kembali Ernie Djohan
dapat Piagam Penghargaan dari Majalah Rolling Stone sebagai penerima
‘Piagam 50 Greatest Indonesian Singers’ terdiri para penyanyi Indonesia
seperti ‘Bing Slamet, Benyamin S, Titiek Puspa, dll dimana Ernie Djohan
di urutan ke 29 dan Krisdayanti diuratan ke 30. Alhamdulillah ini berkah
semuanya dari Allah SWT masih memberi kesempatan menjalankan
rutinitasku sebagai pekerja seni, baru-baru ini Ernie mengisi acara Old
& New di Bandung di Bumi Sangkuriang. Rasanya waktu 2 jam belum
cukup dari waktu yang ditetapkan penyelenggara, karena bagi Ernie Djohan
rasanya ada penyesalan diakhir shownya bila belum terpuaskan penonton
melihat Ernie menyanyi sambil melempar Jokes yang dipintalnya dari
berbagai bahasa baik Daerah Nusantara sampe kebahasa International
dibaurkan menjadi gado-gado sehingga penonton pulang dengan hati kesan
yang mendalam dengan senyum berkulum.
Pernah Ernie Djohan
menyanyikan lagu-lagu Hits dari “Lulu” penyanyi populer dari Negara
Inggris dan menyempatkan rakaman bersama Industri rekaman Philps seperti
lagu-lagu ‘I’m A Tiger, Lets Pretend, To Sir With Love. Ketika Film ‘To
Sir With Love’ di putar di Bioskop-bioskop, pihak marketing dari
Philips sudah siapkan EP lagu dari Sound Track yang dinyanyikan Ernie
Djohan dan penonton bisa langsung membeli album PH OST Film tersebut
karena album ‘Lulu’ hanya beredar diToko-toko Musik. Pengalaman lucu
kembali Ernie Djohan alami saat ada keperluan di Imigrasi Singapore,
Malaysia & Brunei, dimana dihari setua ini masih dikenal dan disapa
orang dengan sapaan yang takjub ‘ You Cik Ernie Djohan Iye?, I peminat
youlah.. im so happy to see you, pleaselah i nak ambil gambar’ oleh
seorang ibu cleaning service Air port menegus dengan ramah. Kemudian si
Ibu cleaning service mengabadikan foto mereka berdua menggunakan kamera
HandPone dan season foto2 usai sudah si ibu langsung melonjak-lonjak
kegirangan seperti anak kecil yang dapat permen, pengalaman lucu kembali
dikisahkan Ernie terhadap tingkah para fans lainnya seperti kejadian di
Indonesia di Sumbawa. Dimana saat Ernie Djohan melakukan show dibawa
oleh Ibu Dading Kalbuadi (Istri mantan Pangdam Udayana), setelah Ernie
selesai menyanyi Ernie menuju salah satu rumah Panitia, tiba-tiba ada
seorang nenek-nenek menubruk Ernie Djohan memeluk dan sepertinya tak
hendak dilepaskan sambil menangis menjerit-jerit dan berseru Asma Allah
‘Allahu Akbar.. Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Terima kasih Tuhan Engkau
telah kirim Ernie Djohan dihadapanku dan saya sudah menyentuh dan bisa
memeluknya’. Bila disaat senggang, terkadang banyak pertistiwa masa
silam tergambar para wajah-wajah fans yang sangat mengIdolakan Ernie
Djohan dan berbagai cara dari berkirim surat cinta, melamar untuk
dijadikan istri, mencubit, dll, padahal Ernie tidak pernah merasa
diIdolakan karena bagi Ernie Djohan merasa sebagai penyanyi yang
biasa-biasa saja.
Ada satu rahasia hidup yang selalu dilaluinya
sepanjang usianya yakni menerima takdirnya sebagai pesakitan yang
berurusan dengan jarum suntik dan rumah sakit, dikisahkannya bahwa saat
kanak-kanaknya usia 8tahun sudah operasi Amandel di CBZ (RSUP), terus
lanjut di usia 13 Tahun Operasi pengambilan Tulang Rawan pada Lutut
kanan akibat jatuh dan usia 17Tahun operasi usus buntu di RSUP. Alami
operasi wasir di Singapore dan operasi pengambilan anak Lidah, yakni
diatas langit-langit mulut karena pertumbuhan tidak normal terlalu
panjang sehingga sering menutup lobang pernapasan terjadi diTahun 1968
saat masih dikontrak menyanyi di Holland di RS Hilversum. Ernie Djohan
benar-benar mempunyai riwayat panjang daftar panjang rujukan berobat di
Rumah Sakit nasional maupun international, lihatlah belom lagi
operasi-operasi gigi graham yang tumbuh miring keatas bawah dan beberapa
kali operasi wasir yag selalu kambuh. Dan pernah alami operasi besar
pada tanggal 20 Juni 2002, yaitu pengangkatan Rahim karena terlalu
sering pendarahan bisa sampai sebulan Bleeding sehingga mengganggu
aktivitasnya dan alhamdulillah yang dia syukuri bahwa saat melahirkan
anak2nya semuanya berjalan Normal tanpa bersentuhan ruang bedah.
Saat
sekarang ini, Ernie Djohan sudah menghitung perjalanan karirnya
berkiprah dalam dunia tarik suara sudah 52 Tahun yang jatuh dibulan
April 2013. Sebagai seorang seniman adalah mempunyai rasa dan keinginan
untuk mengulang Concert 3X lagi sebelum benar-benar Menutup Mata
selama-lamnya yakni sekali di Jakarta, sekalinya lagi di Singapore dan
sebagai penutup di Malaysia, harapan semoga Allah SWT masih memberi
Bonus Umur dan izin untuk wujudkan concert-concert tersebutuntuk
dicanangkan di tahun 2014... Amin YRA.