MAHARANI
KAHAR...
Lagu ‘DESEMBER KELABU/cipt.A Riyanto’ menjadi Penomenal hingga saat sekarang
ini padahal lagu tersebut direkam pada tahun 1982 oleh seorang penyanyi wanita
kelahiran, Jogjakarta, 13 April 1958... pertanyaannya kemanakah dia sekarang?, itulah yang sering saya Jose terima
pertanyaan serupa mencari sosoknya dimana.. dimana.. dimana, dimana sekarang
dimana?. Penyanyi yang dicari dan selalu ditunggu ini ternyata bernama MAHARANI
KAHAR, bersyukurlah para pecintanya karena saya Jose berhasil menemukan dan
mewawancarainya lewat telepon genggam ditempat asalnya di kota Surabaya.
Karir seni suara yang digeluti sebenarnya sudah
mendarah daging dikeluarga penganut Katolik Fanatik ini dari orang tuanya yang
bersal Jogjakarta ‘Abue Kahar dan Sri Supangatun’, konon saat jaman penjajahan
Belanda Ayahnya adalah seorang veteran perang dan memilih menetap di kota
Surabaya melakoni profesi sebagai Guru. Maharani Kahar kecil sudah menunjukan
bakat seni suara yang ditularkan dari orang tuanya, sejak duduk dibangku kelas
‘empat’ Sekolah Dasar - Katolik Angela di Surabaya bahkan sering diikutkan
lomba menyanyi oleh ibu Gurunya. Baru secara profesional, saat sudah duduk
dikelas ‘dua’ Sekolah Menengah Pertama, Rani (panggilan Maharani Kahar) sudah
mengikuti lomba Bintang Radio RRI tahun 1974-1975 dan memenangkan dua kejuaraan
sekaligus sebagai juara ke III dan Juara Favourites. Kemudian langkahnya
semakin panjang saat mengikuti kembali Pop Singer antara se Jawa Timur berhasil
melenggang meraih Juara ‘Pertama’ saat usianya baru menginjakan 14Thn dan
meluruskan kembali langkahnya ke Jakarta tingkat Nasional sebagai Finalis Lagu
Populer tahun 1975 dengan lagu pilihannya ‘Sepanjang Jalan Kenangan/cipt.Is
Haryanto’ bersama sejumlah nama2 besar penyanyi yang sudah populer dimasanya
seperti: Margie Segers, Dian Anggraeni, Mira Tania, Melky Gouslow, Berlian
Hutauruk, Tina Roy Hetty Koes Endang,dll. Nama Maharani Kahar untuk ukuran kota
Surabaya sudah dikenal sebagai selebriti Lokal dengan segudang rutinitasnya
diberbagai acara2 pertunjukan dan show-show di sekitar Jawa Timur maupun
kemunculannya mengisi hiburan di Televisi Lokal, Majalah,Koran- koran seputar
tentangnya.
Tahun 1970-an, Maharani Kahar sudah merekam
suaranya lewat recording Lokal ‘YULIA LL RECORD’ sudah menghasilkan beberapa
album rekaman bersentuhan ‘Pop Song Country & album Kroncong Campuran’,
album persembahannya untuk ukuran Jawa Timur cukup berhasil pemasarannya. Suatu
hari saat A Riyanto berkunjung di kota Surabaya, menyaksikan seorang Gadis Ayu
sedang bernyanyi di Televisi mengisi acara hiburan ‘Telerama’, membuat mas Kelik
(nama panggilan A Riyanto) terpesona dengan keIndahan suara penyanyi lokal
tersebut dan bertanya ke Johan Nahlony (Johan Oentung kemudian berubah menjadi
Johan Untung) ‘apakah mengenal penyanyi yang menyanyi di televisi ini?, dijawab
‘kenal baik mas karena kami sering bernyanyi bersama’ dan dijawab kembali oleh
mas Kelik ‘tolong pertemukan saya dengannya’. Singkat ceritra, antara A Riyanto
dan Maharani Kahar dipertemukan oleh Johan Untung di Hotel ELMI-Jln.
Jend.Sudirman-Surabaya dan langsung mas Kelik membuka suara ‘Kalau Rekaman di
jakarta mau nggak’. Betapa girang hati Rani, seorang komposer Legenda yang
berhasil melambungkan banyak nama penyanyi menjadi tersohor, ini malah
sebaliknya sang komposer datang langsung padanya memintanya rekaman ‘Puji Tuhan’.
Tak perlu menunggu kesempatan keDua karena tak pernah ada dalam kamus Rani dan
mengapa pula harus menungu kesempatan-kesempatan berikutnya yang belum tentu
datang lagi, tak perlu menunggu lama memberi keputusan karena kesempatan yang
sekarang sudah tergenggam dan tak ingin lagi melepaskannya ibarat kata pepatah
‘pucuk dicinta si Ulampun tiba’, maka kata ‘sepakat’ adalah mengakhiri
pertemuan ini.
Tahun 1982, nama Maharani Kahar sudah mensejajarkan
namanya kepara seniornya dan tentunya album perdananya ‘Desember Kelabu’
membuktikan dirinya sebagai penyanyi Nasional sudah membuka langkahnya untuk
dicatat sebagai salah satu yang memberi kontribusi di Negaranya sebagai seorang
seniman. Disela perbincangan kami, Maharani Kahar berceritra saat proses
rekaman album Desember Kelabu, katanya ‘sangat2 ‘amazing dan tidak mengalami
kendala seperti mengalami penyerahan diri dan tiba2 diriku sudah menyatu masuk
dalam syair yang membawa hatiku menerimanya’. Rani kembali menambahkan bahwa,
saat lagu ini diberikan mas Kelik sempat nanyak ‘sudah punya pacar belum’
kembali dijawab oleh Rani ‘belum punya pacar’ dan Rani langsung disuruh masuk
studio hanya diiringi Gitar dan Drum ternyata hasilnya luar biasa membuat saya
sll mensyukuri bisa dikenal. Belum sampe satu tahun beredarnya Album ‘Desember
Kelabu’ muncul kembali album keduanya ‘Malam Kelabu/ A Riyanto’ kisah tentang
mempelai wanita menanti kehadiran mempelai pria yang tak pernah datang, disusul
album Apa Salahku/cipt.Pance, Kereta Senja/cipt.A Riyanto, Tak Ingin Yang Lain/cipt.Adriyadi,
Kau Pandai Berdusta/cipt.Ade Putra dan Bantal dan Guling/cipt. Bambang Kadi.
Tahun 1983, adalah dimana Maharani Kahar lebih
memilih kehidupan layak untuk menyimpan banyak harapan dihari tuanya adalah
keputusan akhirnya menerima bekerja di instansi PLN- Surabaya dan bukan itu
saja karena sudah menemukan jodohnya menerima pinangan untuk berikrar dihadapan
Tuhan menjadi sepasang suami istri. Keputusannya untuk mundur berkesenian
adalah karena terikatnya sebagai syarat ‘kepatuhan terhadap kalimat ‘ego’ yang
bernama sosok pria yang sudah menjadi suaminya’ harus didepankan disaat namanya
sedang diujung kepopuleran. Otomatis album2 yang direkamnya di jakarta butuh
sentuhan, promosi dan tour promo keliling Indonesia terkendala dengan ikatan
dinas pekerjaan dan pilihan keluarga. Ditambah kehadiran sepasang buah hatinya
‘Melati/28thn dan Erlangga/23thn’ sudah menyita rutinitasnya dan keputusan
mengakhiri berkeseniannya pada tahun 1989 ditandai album “Bantal dan Guling’
sbg album ‘good bye’ menyapa pencintanya. Tinggallah sang produser bernama
‘Sangko’ menggeleng2 kepala tanda tidak setuju keputusan dini Rani, karena dari
awal pernikahanpun sang produser tak pernah menyetujui dan kini Rani benar2
total mengakhirinya dan sang Produser yang selalu setia menemaninya bolak balik
Surabaya-Jakarta tdk bisa berbuat banyak untuk mencegah.
Diakhir perbincangan kami, Maharani Kahar membisiki
saya, ‘janjinya’ akan kembali didunia yang dulu pernah memberikan nama besarnya
sebagai selebriti, ditandai tahun penutup 2013 akan merancang pemunculannya
menyapa para pencintanya dengan membuka diri bahwa ternyata seniman tidak
pernah bersungguh-sungguh mengakhiri berkeseniannya dan percaya bahwa dikelak
hari akan datang kembali merebutnya tetap dikenal sebagai Maharani Kahar bukan
sebagai si Desember Kelabu tapi sebagai Maharani Kahar yang ingin jumpa lagi
para pencintanya seperti dulu kala untuk diikat dihatinya dan tak pernah
merelakannya lagi pergi...
Dan dibuktikannya dengan pemunculannya pada Bulan
Desember 2013 lalu di Jakarta, langsung saya jose tak menyia-nyiakan kesempatan
langka ini untuk mendapuknya wawancara LIVE di Radio RRI Pro.1 FM.91,2 ...
Hasilnya sangat menggembirakan para pencintanya diseluruh pelosok Tanah Air
masih merindukannya dan mengElu-elukan kebesaran nama Maharani Kahar, merespon
baik SMS maupun telepon interaktif saling bersambungan sebagai pertanda Bulan
'Desember' yang tentunya mendambakan tidak 'Kelabu' menyambut pergantian tahun
2014 sebagai tahun keberuntungan untuk kita semua...Selamat datang kembali Maharani Kahar, kami selalu menantimu!!.
Sy salah satu pengagum beliau..disamping bersuara bagus..bahkan setaraf Dian Phiesesa menurut sy..ia jg tdk sombong..tq bang sdh dikupas penyanyi idola sy..salam
BalasHapusLagu Desember kelabu, suara Maharani Kahar sangat menyentuh dan tak bosan2nya saya mendengarkannya
BalasHapusSangat kangen dg mbak Rani, msh sering tak putar lagunya...
BalasHapus