CHRISTINE HAKIM.....
Aktris yang bernama lengkap Herlina Christine Natalia, kelahiran Jambi tepat saat Agama Kristiani merayakan Natal tgl.25 Desember 1956. Karir keArtisannya diperoleh saat ditemukan oleh teguh karya saat dilihatnya pose Christine Hakim disebuah majalah terbitan Ibu Kota sebagai Model dan Pragwati, Teguh Karya terpesona wajah cantik dengan tahi lalat disekitar bibirnya dan bertubuh Kutilang alias Kurus Tinggi dan Langsing mengimbangi sang tokoh ‘Bastian’ Slamet Rahardjo sehingga jadilah Christine Hakim sebagai ‘Ade’ tokoh rekayasa Teguh Karya & Usman Effendy.
Aktris yang bernama lengkap Herlina Christine Natalia, kelahiran Jambi tepat saat Agama Kristiani merayakan Natal tgl.25 Desember 1956. Karir keArtisannya diperoleh saat ditemukan oleh teguh karya saat dilihatnya pose Christine Hakim disebuah majalah terbitan Ibu Kota sebagai Model dan Pragwati, Teguh Karya terpesona wajah cantik dengan tahi lalat disekitar bibirnya dan bertubuh Kutilang alias Kurus Tinggi dan Langsing mengimbangi sang tokoh ‘Bastian’ Slamet Rahardjo sehingga jadilah Christine Hakim sebagai ‘Ade’ tokoh rekayasa Teguh Karya & Usman Effendy.
Christine Hakim sipenyuka
bermain ‘Piano’ ini, sangat pas berlakon dan aktingnya memikat dewan
juri Festival Film Indonesia sehingga pemunculan pertamanya di Film
langsung meraih Piala Citra pada tahun 1974. Christine Hakim, kemudian
sering ditangani oleh Teguh Karya dan baginya adalah Teater Populer
adalah rumah keduanya dan menjadi bagian keluarga dari para anggota
teater yang bercokol di kebon pala-Tanah Abang-Jakarta Pusat, sejumlah
film kolaborasi bersama Teguh Karya seperti ‘ Kawin Lari,Ranjang
Pengantin, Badai Pasti Berlalu,Dibalik Kelambu dan rela honornya
dipotong separuh untuk ‘kas’ Teater popular. Anak didik Teater Popular
ini menunjukan aktingnya tidak saja kepada film-film sang guru Teguh
Karya tapi juga dibuktikan kehebatannya diluar produksi sang guru,
sejumlah film garapan sutradara bertangan dingin dan sangat dihormati di
perfilman ‘Wim Umboh, Sjuman Djaya, Ami Prijono dan sejawatnya di
Teater Popular Slamet Rahardjo, Eros Djarot menguji kemampuan Aktingnya
dan lagi2 Piala Citra berhasil diraihnya lewat film ‘Sesuatu yang
Indah-1977,Pengemis Dan Tukang Becak-1979,Dibalik Kelambu-1983, Kerikil
Kerikil Tajam-1985, Tjoet Nyak Dien-1988.
Kehadirannya di
Blantika Musik Indonesia semata2 hanya terseret, karena perkenalannya
dengan sang penyanyi ‘Flamboyan’ Broery Pesolima yang pernah dipasangkan
dalam sebuah film ‘Impian Perawan garapan sutradara Christ Pattikawa’
pada tahun.1976. Terbitlah Album Duetnya yang di produksi Musica,
Flower Sound dan Remaco/ Sky Record seperti pada lagu ‘Kidung/cipt.Chris
Manusama, Dinda-Kanda/cipt. Broery Pesolima dan sebuah album theme
song ASLI dari Film Badai Pasti Berlalu disuarakan berdua bersama
Broery Pesolima ‘bukan’ BPB versi Chrisye dan Berlian Hutauruk.
Christine Hakimi meyakini bahwa hidup matinya hanya Akting dan film
yang membesarkannya bukan aji mumpung sebagai penyanyi yang mungkin saja
bisa dia lakukan kenapa tidak toh sudah dibuktikannya saat masih
berteman dengan penyanyi berkelas Broery Pesolima saat masih sejalan.
Christine hakim tak pernah tergoda oleh rayuan Produser rekaman walau
iming-iming berlipat2 honor diterimanya dari bermain film, namun dunia
seni suara tidak terlalu cocok karena dia merasa kurang sreg dan
menyadari kekurangan olah vokalnya sekalipun sedari kecil dia paham
betul permainan piano tapi tak mesti harus menjadi penyanyi rekaman.
Aktris
yang juga sebagai Bintang Iklan sabun LUX ini, pernah meraih sebagai
Best Actres Asia Pacific International dalam film Daun Diatas Bantal
maupun menjadi juri Festival Film Canes dan disebut2 sebagai orang
pertama di indonesia menjadi juri diacara bergengsi ini. Bila dirunut
jumlah penghargaan baik di negaranya maupun di Mancanegara sudah tak
terhitung jari-jari, Christine Hakim adalah aktris yang banyak hasilkan
prestasi dibidang berkesenian juga pernah ditunjuk sebagai Duta Unicef
dari Indonesia. Kini diusianya yang setengah abad lebih tepatnya
55tahun, sedang menikmati hari2 bahagianya bersama suami EE Jeroen Lazer
dan tersiar kabar saat ini ingin menjajal kemampuannya sebagai
sutradara. Christine Hakim seakan tak usai menorehkan namanya ‘pernah’
berlakon di Sinetron dan disebut2 sebbagai honor termahal ‘ Bukan
Perempuan Biasa & Tiga Orang Perempuan dan sejumlah film terbitan
tahun 2000an dari saat2 film indonesia mati suri Christine hakim sudah
muncul dimulai dari film ‘Pasir Berbisik’ berlanjut ‘Anak-anak
Borobudur, In The Name Of Love, Jamila Dan Presiden, Merantau, Fana The
Forbidden Love dan Eat Pray Love’. Christine Hakim adalah srikandi
pejuang film Indonesia yang selalu menyuarakan keprihatinan dan pernah
tidak dibayar untuk sebuah film karena nilai kepeduliannya terhadap
hubungannya dengan seni yang sudah mendarah daging anak dari ayah Sjarif
Hakim ini yang tidak ingin meninggalkan Film hingga ajal menjemputnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar