JASJIR SJAM lahir di Sawah lunto-Sumatera Barat, 22 Maret 1943, masa
kecilnya hanya sebentar menikmati panorama Rumah gadang yang bertebaran
dimana2 karena usia 7thn harus rela melepaskan semua kenangan tentang
‘gunung,sawah,sungai,pohon dan handai tolan’ untuk mengikuti ayahnya
H.Sjamsuddin Sutan Mangkuto Sati & ibu Hj.Jaunah Binti Thaher ke
Tanah Jawa. Ayahnya yang seorang pegawai pemerintahan menjabat sebagai
dirut dimasa thn.1969 itu sudah pensiun dan hijrah ke ibu kota Jakarta
dan Jasir Sjam kecil disekolahkan ke Bandung bertepatan saat terjadi
sejarah keganasan Westerling dibeberapa daerah dan keluarga ini tinggal
di hotel Prianger- jl.Afrika Selatan sebelum menempati rumahnya di
jl.Aceh- Bandung Selatan (bertetangga ayah Elfas Secoria).
Dalam usia
13tahun sudah menulis lagu ‘Menanti’, sayangnya lagu ini belum terekam
hingga hari ini, namun saat SMA sdh menjadi ajang keluar masuk sebagai
personil dibeberapa Band yang tersohor di Bandung dimasa itu, seperti:
‘Tole Ale, Bhineka Ria dan sering mengikuti show2 dibebearapa daerah
Jawa. Suatu hari saat show di suatu hotel di bandung mendampingi artis
ibukota dan para seniman jazz ‘Jack Lesmana,Kiboud Maulana, Salanti
Bersaudara, Mus Mualim dan Jasir Sjam sbergabung di grup Eddy Karamoy
(freelance) sebagai Home Band mendampingi penyanyi Ibu kota Jakarta
dan secara diam2 artis2 ibu kota ini merekam lagu ‘Nita Sayang/
ciptaan Jasir Sjam’ lewat speaker yang dinyanyikannya bersama ‘Oce
Sapulette’, konon ceritra duet mereka ini disebut2 sebagai Everly
Brothers made in Prahyangan.
Suatu hari Jasir Sjam dibuat berang saat
mendengar lagu ciptaannya dinyanyikan ‘Salanti Bersaudara -Nita
Sayang/cipt.Jasir Sjam’ dan direkam dalam bentuk piringan hitam (Plat)
diperdengarkan dimana2 dan menjadi popular diradio2 dimasa itu.
Akhirnya diputuskannya untuk bertolak ke Jakarta dan menuntut di Irama
Records milik mas Yos dan terkejut juga berjumpa kembali Jack
Lesmana lalu jasir sjam diajak berbahasa Belanda ‘menawarkan kerja
sama’ sehingga niat untuk menuntut malah lupa segalanya. Jasir sjam
akhirnya ditawari bekerja di irama records dengan royalti pembayaran
Rp.2,500,- (dua ribu lima ratus rupiah) per-tahun untuk setiap lagu
ciptaan. Tahun.1965 Jasjir Sjam ditawari bergabung di orkes
Bayu/pimp.Papo Parera dan menelorkan penyanyi Ida Royani album
Dinamika/cipt. Jasir Sjam saat itu Ida Royani usianya baru menginjak
11thn dan lagu ‘Bintangku/cipt.Jasir Sjam menjadi hits’. Keberhasilan
Album Ida Royani tak membuat nama Jasir Sjam terangkat naik bahkan
kesepakatn royaltipun tertahan dengan seribu janji palsu dan melihat
gelagat kurang sehat dari Irama records membuat jasir sjam memilih
hengkang mencari studio baru untuk sambut hari depannya.
Thn.1966,
Jasir Sjam sudah bergabung di Remaco studio sebagai pencipta lagu untuk
dibawakan Ernie Djohan lewat persembahannya ‘Merpati’ iringan Zaenal
Combo dan oleh Zaenal Arifin memintanya bergabung sebagai gitaris.
Selama di Remaco dia menangani banyak hal dari mencarik artis penyanyi
baru, melatih vokal dan serabutan diterimanya dengan ikhlas, sejumlah
penyanyi papan atas saat itu seperti Anna Mathovani, Bob Tutupoli,Tety
Kadi, Ernie Djohan, Ida Royani, Titiek Sandhora dll adalah anak didiknya
yang sudah ditangani untuk penata vokalnya. Keuletannya sebagai
pekerja distudio cukup keras dan disegani sama anak2 band seperti Buana
Suara, The Disc, Electrik dan Band 4 Nada (sebelum era A Riyanto)
sering dikumpulkannya untuk sesi rekaman bersama penyanyi solo.
Memasuki tahun 1971, Jasjir Sjam merasa hatinya tercabik2 saat tervonis
dan difitnah salah seorang operatornya bahwa jasir sjam menggelapkan
uang solar dan menerima iklan ‘Zip Top, Susu SNM’ diluar sepengetahuan
bos dan tercetus omongan dari Eugine Timoty ‘ Bila si Jasir Sjam
keluar, maka 1000 Jasir Sjam lain akan datang sebagai penggantinya’,
yang mana merasa selama ini kesabarannya tidak ditolerir lagi dan tidak
mempertanyakan lagi keloyalitasannya masuk kerja dari jam.10,00 pagi
dan baru pulang jam 05,00 dinihari dan berlanjut setiap harinya.
Jasir Sjam sering melupakan waktu untuk berleha2 kumpul bersama
keluarga, tapi malah sebaliknya diperlakukan tidak adil dan ingin
memberi pelajaran dan pembuktian omongan tersebut apa iya setelah Jasjir
Sjam keluar apakah akan datang 1000 Jasjir Sjam-Jasjir sjam lainnya
yang bisa tangani Musisi, Penyanyi, Aransemen Lagu dan Pelatih vokal?,
‘kita lihat saja nanti’ gumam Jasir Sjam.
Setelah menerima
penghargaan atas lagu ‘Merantau’ yang dinyanyikan Titiek Sandhora
sebagai lagu favorit Puspen Hankam ABRI-thn.1971, beberapa hari kemudian
setelah ajang ini maka Jasir Sjam memutuskan hengkang untuk tidak lagi
berkutat di studio recording dan memilih hijrah ke Bangka Belitung
sebagai pekerja di ‘PN Timah’ dan sebagai langkung (sejenis training)
dipulau Belitung. Baru beberapa bulan di pulau ini datang artis top ibu
kota show dan bertemu Bing Slamet marah ‘ngapain loe dipulau ini
disaat namamu sedang jaya-jayanya, mending elo kembali ke jakarta’ dan
Jasir Sjam harus kembali lagi ke jakarta karena menerima surat
panggilan dari radio RRI untuk menerima penghargaan atas lagunya ‘Putus
Cinta Dibatas Kota penyanyi Titiek Sandhora menjadi juara I dan menjadi
juara harapan untuk Lagu yang terinspirasi kisah cinta antara Yul
Chaidir dari radio RRI pusat dengan gadis penyiar radio RRI Padang
berjudul ‘Tiada Putus Tiada Akhir’ masih dengan penyanyi Titiek Sandhora
dalam ajang Puspen Hankam ABRI 1972. Jasir Sjam bertolak lagi ke
Bangka Belitung meneruskan pekerjaannya dan mendengar kabar bahwa
penyanyi solo dan home band mati suri berimbas dengan kehadiran grup
band-band seperti ‘Koes Plus, Panber’s, Bimbo, D’lloyd, The Mercy’s,
Madesya Group’,dll.
Sekembali di jakarta, Jasir Sjam mendirikan
studio yang diberi nama ‘Sanggar Janur’ yang diambil dari potongan
namanya dan istrinya dari ‘Jasir Sjam & Nurwaty’ di kediamannya
‘Pemulang Bukit Indah Blok C.I/No.17 mengajarkan vokal dari anak-anak
sampai dewasa. Yang unik dari Jasir Sjam calon murid2 harus ditest
terlebih dahulu dengan syarat sbb: tentang, apakah ‘sumbang/fals,
ketinggian nada, bakat,kemauan keras’ dan bila sdh memenuhi syarat
tersebut maka murid tadi akan diajarkan sama seperti rumah sekolah2 atau
akademi yang mengajarkan ‘vokal,menerima teori, praktek dan ulangan’.
Terbukti anak2 didiknya sudah banyak yang berhasil semacam Dina
Mariana,Iis Sugianto, Sundari Sukotjo,Hetty Koes Endang,Titiek sandhora,
Tanty Josepha, Harvey Malaihollo,Melky Goeslow, Aria Junior,Vivi
Sumanti, Arie Koesmiran, Melky Goeslow, Usman Bersaudara yang
dijumpainya sedang mengamen di Blok S dll. Jasjir Sjam sebagai putra
bangsa yang hidup dari senimannya sudah hasilkan lebih dari 400 judul
lagu, lagu yang masih bertebaran direkam ulang oleh banyak penyanyi
masih terdengar, seperti: ‘Manis & Sayang, Merantau,Kupergi jauh,
Nona Tanpa Nama,Kerinduan,Hilang Tak Berkesan, Apa Salahku,Jangan Kau
Rayu, Rato Denai,Panggilan Desa, Selamat Tinggal kampung Halaman,
Mencari,Dia Kukenang, dll’. Jasir sjam sudah banyak memberi ilmu dan
sudah menghantarkan muridnya ke gerbang sukses, sebagai guru tentunya
merasa bangga melihat para muridnya sukses dan berharap kelak akan
mengingat dimana mereka dulu pernah mendapatkan ilmu tersebut dan
akan kembali mengucapkan ‘terimakasih’ untuk ilmunya sebelum sang guru
Menutup Mata terakhirnya..
Bila kita kembali dimasa keEmasan
karya2 seorang sang jenius seperti JASIR SJAM, maka kita akan selalu
mengenang seniman ini yang syarat dengan prestasi dan pengabdiannya
mengangkat beberapa nama sejawatnya menjadi lebih populer melebihi
namanya sendiri, sebut saja 'Titiek sandhora, Tanti Josepha, Harvey
Malaihollo,Iis Sugianto, Vivi Sumanti, Usman Bersaudara, Dina Mariana,
Melky Goeslow,dll. Namanyapun terpatri sebagai seniman yang memberi
peluang beberapa musisi mendapatkan tempat dihati masyarakat, lihatlah
Duo Kribo, duet Titiek Sandhora & Muchsin dan masih banyak lagi
nama2 yang mengisi lembaran sejarah peta musik indonesia ini. Sudah
sering kita hadir diundangan para Musisi dan penyanyi solo menggelar
Konser di tempat2 besar dan megah tanpa sedikitpun menoleh kebelakang
para pencipta era Jasir Sjam,Yessy Wenas, dll, seyogyanya mereka masih
punya hits2 yang melegenda dengan para penyanyi yang masih hidup sebagai
saksi hidupnya saat masih merasakan kejayaannya. Wahai para EO apakah
karya2 seniman semacam Jasir Sjam tak layak diangkat kembali untuk
diberi kelayakan ditempat teratas dengan lagu2 dan penyanyi Asli untuk
sebuah konser sebelum 'Menutup Mata Terakhirnya' ingin kembali mengenang
lagu2nya dimasa dahulu untuk terakhir hidupnya agar 'tidur panjangnya
dengan senyum kemenangan bahwa Bangsa dan Negaranya masih
pedulikannya'.. semoga niat ini terketuk hati para dermawan yang
menggilai konser2 tunggal penyanyi/Musisi papan atas Lokal dan
Mancanegara agar mengenyampingkan egonya dan melirik para komposer masa
lalu dan saya pastikan bukan saja pundi2 Amal yang kalian dapatkan tapi
pundi2 keuntungan dan pujian pasti bersambutan, Semoga...Amin YRA
Jasir Sjam memang tokoh musisi hebat yang nggak banyak ngomong tetapi lebih banyak bekerja. Bukan demi dirinya semata-mata, tetapi banyak yang malah demi kemajuan penyanyi atau musisi lain.
BalasHapusSalam kenal bung Fernando3z.... Betul sekali bung, om Jasir Sjam sampai hari ini di beri kesehatan oleh Allah SWT sehingga masih sering Jumpa dan berkirim kabar.. Walaupun baru saja diTerpa keMalangan dengan wafatnya sang Istri, namun om Jasir Sjam masih mempunyai semangat bertahan hidup untuk Musik dan karya2nya!!.. Amin YRA
HapusTulisan yang bagus dan menyentuh Om Jose..Jasir Syam adalah ayah saya...
BalasHapusSalam sukses buat Om Jose dan keluarga yah..Terima kasih..
Terima kasih atas ayah kami Jasir Syam. Kemarin, 16 Agustus 2021, jam 09.00 WIB beliau tutup usia dikarenakan komplikasi pendarahan.
BalasHapusMohon doa nya dari para penggemar papih, serta mohon dimaafkan segala khilafnya. Aamiin..