BASKORO...
Legah sudah rasanya hati ini setelah sekian lama pencarian
saya terhadap sosok lelaki kelahiran Jogyakarta,9 September 1954 ini
akhirnya saya menemukan persembunyiannya di kantor KCI (Karya Cipta
Indonesia) menjabat sebagai Sekjen.
Namanya BASKORO adalah keluarga
berdarah biru dari kedua orang tuanya, ayahnya yang bernama Trisno dan
ibunya Sri Daryati. Baskoro mengakui darah seninya sendiri merasa
dialiri oleh sang ayah yang sangat menyukai musik klasik dari Beethoven,
Mozart, Schubert dan katanya masih kerabat dari Tanty Josepha, S Bono
dan Ami Priono. Kisahnya saat masih kecil sudah diajarkan mengenal dua
kebudayaan secara Barat didapatkan dari ayahnya dan secara Tradisional
dari ibunya yang masih menjunjung nilai-nilai sebagai perempuan priyayi.
Masa remajanya dihabiskan waktunya dengan Les piano di YMI-Kebayoran,
kemudian merambah ke musik klasik Barat yang konon musik ini sudah
hidup dimasa tahun 1600 dan 1750 disebut Baroque (barok) dan beberapa
komponis dijamannya adalah Johann Sebastian Bach, Antonio Vivaldi,
Henry Purcell dan kemudian Baskoro juga mempelajari komposisi lagu yang
dinyanyikan koor secara terbagi ‘Sopra, Alto, Tenor dan Bass’ dijadikan
satu sehingga pada saat terjun bermasyarakat di musik dia sdh punya
bekalnya.
Baskoro kemudian mengisahkan bahwa sebelum namaya bercokol
sebagai komposer disejumlah event Festival dia pernah bergabung di
Group vokal Gereja Santa Yohanes bernama ‘La Gracia’ pada tahun 1976,
bersama sahabat2nya ‘Santy Haryono (kemudian dikenal sebagai
penyanyi/adik dari Is Haryanto),Cary, Uty dan Lely’ mengiringi album2
para penyanyi populer dimasanya seperti ‘Ade Manuhutu, Bob Tutupoli,Arie
Koesmiran, Mamiek Slamet’ dll. Kembali Baskoro menceritrakan saat
mendengar ada pengumuman di salah satu Radio tentang akan diadakan Lomba
Cipta Lagu Remaja secara Nasional, dicobanya menyorongkan lagunya al:
‘Dalam Kelembutan Pagi/penyanyi’ Denok Wahyudi & Yocky
Soeryoprayogo’ terpilih masuk sebagai 10 Besar LCLR pada tahun 1977 yang
dimenangkan lagu Kemelut/ cipt.Junaedy Salat. Kemudian lagu
‘Wijayakusuma/penyanyi Denok Wahyudi dan Untaian Birahi/penyanyi’ Denok
Wahyudi juga lagu Asmaraku Asmaramu/penyanyi’ Denok Wahyudi & Indra
T, nama Baskoro bersama Ully Sigar Rusady, Bagio Mangkuwiduro, Mamad
Rohan Amir terdaftar masuk jajaran 4 Komposer Finalis Festival Pop
Song-Tahun 1978 dan mulai namanya diperhitungkan masyarakat pencinta
musik indonesia.
Tidak lama kemudian, lelaki Religius yang selalu
berpegang pada ayat suci Al’Qur’an ini mengakui sampai hari ini para
sahabatnya banyak dari kalangan Pendeta dan Rohaniawan dan tak pernah
merasa ada perbedaan malah sebaliknya melihatnya justru perbedaan
adalah memperkuat persahabatannya. Diceritrakannya kembali tentang
kehadirannya sebagai komposer adalah karena campur tangan Tuhan, bahwa
saat itu seperti ada kekuatan gaib menuntun tangannya merangkai bait
demi bait hasilkan lirik-lirik indah tanpa disadarinya semuanya mengalir
begitu saja. Lihatlah kekuatan pada lagunya ‘Yang Esa dan Kuasa’ yang
dinyanyikan Denok Wahyudi di Dasa Tembang Tercantik LCLR-1978 dan
‘Bahana Perdamaian’ disuarakan Fifi Kaboel diFestival lagu Populer
Tingkat Nasional-1978 sangat diperbincangkan namanya. Apalgi kedua lagu
gubahannya tersebut, menghasilkan penghargaan sebagai Penulis Lirik
Terbaik untuk lagu ‘Yang Esa & Kuasa’ dan sebagai Lagu Terbaik pada
lagu Bahana Perdamaian. Baskoro tidak hanya sampai disitu, dia terlihat
sudah menggandeng penyanyi cantik asal kota Bandung ‘Rita Mustamsikin’
yang tak lain anak didik dari Elfas Secioria dalam album ‘Asmara
Bahagiaku’ dan Baskoro bertindak sebagai pencipta lagu maupun sebagai
Aransemen dari album yang dterbitkan Virgo Ramayana Record.
Sayangnya
disaat namaya sedang dibicarakan di peta musik Nusantara ini, tiba2
Baskoro menghilang dan menghentikan berkeseniannya untuk menyongsong
masa depannya yang gemilang. Baskoro melanjutkan kuliah mengambil
jurusan Hukum di Universitas Indonesia-Rawamangun dan meneruskan lagi
sekolah diLuar Negeri di Universitas Cambridge yang terkenal sebagai
Universitas paling elit dan bergengsi di dunia. Sepulang di Indonesia
Baskoro sudah bercokol di KCI (Karya Cipta Indonesia) dari tahun 1996
sebagai ketua II dan Rinto Harahap (ketua I) & Bambang Kesowo
(Ketum), sekarang ini Baskoro duduk sebagai Sekjen, sementara Enteng
Tanamal (Ketua Pembina), Darma Oratmangun (Ketum) dan Adriyadie
(Bendahara) untuk priode 2012 dan aktif juga di pengurusan BSF (Badan
Sensor Film) hingga saat ini.
Baskoro kembali membisiki saya, bahwa
sebenarnya banyak sudah para pengamat musik yang ingin sekali menemuinya
untuk mewawancarainya dan bahkan sudah ada pengamat musik menulis
tentangnya tapi pengamat musik itu sendiri tak pernah mengenalinya
kecuali hanya kepada saya dia sudih menerimanya. Begitulah Baskoro
selalu menghindar dari publikasi dan saya juga sangat bangga karena saya
adalah pengagum karya-karyanya walau lagunya bisa dihitung jari namun
saya tertarik membicarakan makna yang tersirat dari syairnya memuja ke
Esaan Tuhan dimata mahluknya menciptakan kisah-kisah Manusia maupun
kepada Alam untuk Asmara cintanya menuju Perdamaian hakiki dikelak hari.
Baskoro kembali menambahkan, pernah lagunya dinyanyikan Paquita Wijaya
dan tak disangkalnya bahwa disela waktunya yang cukup padat masih
menyempatkan mengCorat-coret lagu-lagu baru dan sudah direkam oleh para
sahabat-sahabatnya dari alumni UI (Universitas Indonesia) seperti
‘Christine Panjaitan dan Louise Hutauruk’, rencananya akan release
dipenghujung tahun 2013 sebagai pembuktiannya bahwa Baskoro tidak
benar-benar meninggalkan musiknya dan akan datang menyapa cita dan
cintanya untuk musik Indonesia..
salim hormat kepada PakBaskoro yang telah membumikan firman Tuhan dalam lagu2 yang menggetarkan, bersyukur dapat mendengar kembali lagu2Nya. semoga Baskoro dapat kembali melahirkan lagu2 yang dapat membangkitkan jiwa jiwa yang telah lama pergi
BalasHapusterimakasih untuk Jose Cholinge yang telah menemukan Beliau.
Salam kenal mas Bri Febriyanto... maaf baru membuka blog ini sehingga telat membalasnya, salamnya akan di lanjutkan kepada mas Baskoro... kami juga senantiasa menanti kehadiran mas Baskoro di Peta Musik Indonesia agar jangan berlama2 berDiam diri, karena Peta Musik Indonesia sudah menunggu lama kehadirannya...
BalasHapusSyair dan melodi pak baskoro indah nian bak semerbak wijaya kusuma.. Tiada pernah ku sua syair seindah itu hari ini... apalagi kalau yg nyanyi Dhenok Wahyudi wuihh... rasanya seperti terbang ke surga.
BalasHapusSalam hormat dan minta nomor HP beliau. Suwun.
Semoga sehat dan sukses selalu Mas Baskoro, salam Permahi....dr klg besar maperca I Permahi sby.
BalasHapus