Sabtu, 12 Januari 2013

SARI YOK KOESWOYO




Louisa Herning Hapsari atau kemudian dikenal dengan nama Populer sebagai SARI YOK KOESWOYO adalah putri pertama dari Koesroyo (YOK) Koeswoyo & Maria Sonya Tulaar yang meninggal dalam suatu kecelakaan lalu-lintas di Bogor-thn 1973. Petaka yang menimpa keluarga Yok sangat membekas dihatinya sehingga menuliskan lirik lagu 'Maria' yang merintih menyiratkan kedukaan kehilangan istri yang sangat dicintainya. Beruntungnya Sari mengalami luka ringan sementara adiknya Angga Yok Koeswoyo mengalami patah tulang dikaki dan Yok sendiri alami luka yang parah saat itu.

Tahun 1976 adalah kemunculan Sari Yok Koeswoyo yang merengek minta menyanyi mengikuti sepupunya' Chicha Koeswoyo' yang populer lewat album Helly, Saripun melempar album Perdananya 'Kemarau/cipt.Djon Koeswoyo dan sungguh diluar dugaan album ini langsung meraih Golden Record dan mengangkat nama Sari Yok Koeswoyo di Puncak kePopuleran sebagai penyanyi anak2 membayangi Chicha Koeswoyo dan Yoan Tanamal dimasanya. Berturut2 Sari Yok Koeswoyo hadirkan album2 seperti: Jam Dinding/cipt.Djon &Yok Koeswoyo (vol.2), Paman Bloon/cipt,Yok Koeswoyo (vol.3),Main Tali/cipt.Yok Koeswoyo (vol.4), Kijang/cipt.Yok Koeswoyo(vol.5), Pesan Ibu/cipt.Nomo Koeswoyo (vol.6), sayangnya album-album Sari Yok Koeswoyo tidak mampu menandingi laris dari album perdananya.
Walaupun demikian pamor Sari Yok Koesyoyo tidak pernah pudar karenanya dan selalu hadir album persembahannya seperti album Operet yang diprakarsai oleh Ira Maya Sopha dengan Cinderellanya maka Sari Yok Koeswoyo juga tak ketinggalan melempar album operet seperti ' Bawang Merah & Bawang Putih, Putri Bintang, begitulah Sari Yok Koeswoyo yang cantik dan berambut panjang tak pernah pudar aura kecantikan dan kepopulerannya sebagai penyanyi anak-anak dan selalu kreatif melempar album karena ditopang orang2 yang mencintainya dari dinasty Koeswoyo tentunya. Sari Yok Koeswoyo adalah salah satu penyanyi yang tidak berambisi untuk dipasangkan dengan penyanyi pria anak-anak yang saat itu selalu menjadi ajang perlombaan untuk berDuet dengan Adi Bing Slamet , malah sebaliknya Sari Yok Koeswoyo justru malah memilih berDuet bersama sang Adik ‘Daniel Rangga Panji’ atau dikenal dengan nama Angga Yok Keswoyo hasilkan album 'Saya Sama Papa, Saya Sama Mama & Berlari-lari/cipt.Vega Koeswoyo, album ini juga bombastis hampir setiap hari di televisi muncul mengisi jedah di acara Siaran Niaga di TVRI adalah televisi satu2nya dimasa itu.

Akhirnya Yok Koeswoyo menambatkan pilihan hatinya kepada seorang gadis bule berdarah Francis bernama Michelle Beguin yang dikenalkan Ninoek Koeswoyo adik perempuannya, mereka menikah pada’ November 1977 dan sangat bahagia karena Michelle adalah benar2 seorang ibu yang merawat Sari & Angga sebagai anak kandung sendiri dengan CINTA tanpa membedakan si ANAK TIRI atau si IBU TIRI. Kecintaan Sari Yok Koeswoyo kepada Ibunya ditunjukan dengan mengajak bernyanyi Duet lewat album Adik Yang Lucu/cipt.Amir Vega Koeswoyo, sepertinya Sari Yok Koeswoyo vacum berTralala-Tralili karena perubahan suaranya yang jelang akil balik menghentikan aktivitas seni suara dan melanjutkan sekolahnya hingga tuntas.

Menyambut tahun 80’an, secara mengejutkan Sari Yok Koeswoyo muncul dengan persembahannya pada abum ‘Malu- malu Mau/cipt. Usman (vol.1) dan melanjutkan di album ‘ Genit Akh Kamu/cipt. Murry (vol.2), Sweet Bali dan muncul kembali atas persembahannya Pilih Yang mana/cipt.Usman (vol.3) dan Sari Yok Koeswoyo juga sempat melempar album Pop Dangdut yang sempat Boming album Chicha Koeswoyo dalam Rama & Shinta/cipt.Sonny M, Saripun ikut latah mengikuti ajakan produser dan menurutnya sempat dibuat menangis dan mengakui sebagai album yang tersulit baginya. Sayangnya kembali Sari yok Koeswoyo yang sangat menguasai bahas Nenek Moyangnya Jawa maupun Francis dan Inggeris ini sudah enggan muncul sebagai seorang Biduan dan lebih memilih menjadi ibu rumah tangga mengurus anak-anaknya sehingga akhirnya kandas juga mahligainya dan sampai akhirnya Sari Yok Koeswoyo kabar terakhirnya sudah menikah kembali dengan seorang pria Bule dan diboyong ke negara asal sang suami.
Sementara Angga Yok Koeswoyo sudah tenang di alam sana dan sebelum ajal menjemput, sempat membuat Group Band bernama’KOES JUNIOR’ dan melempar album al: ‘Generasi Cuweq/cipt.Harry Caas (vol.1) dan Proklamator Soekarno/cipt.Angga Yok Koeswoyo (vol.2) adalah cikal bakal berdirinya Group JUNIOR yang digawangi oleh David Koeswoyo & Rico Murry menandai dengan album Bujangan/cipt.Murry sebagai sapaan akhir tahun 90’an tepatnya tahun 1997.. Sejujurnya, saya Jose Choa Linge sangat bangga dengan Perjalanan karir Dynasti KOESWOYO sampai kapan dan bagaimanapun keharuman NAMAnya tak pernah akan terkikis oleh waktu akan menjadi LEGENDA untuk Musik, bangsa dan Indonesianya...Merdekaaaaaaa!!

Jumat, 11 Januari 2013

DIANA PAPILAYA



Mantan Penyanyi Anak-Anak Era 70’an sepertinya tak pernah habis untuk dibicarakan, mereka memberi hipnotis bukan saja dari kalangan Anak-anak seusianya bahkan menggoda hati para orang Dewasa untuk bercermin dengan keSEDERHANAan dan keLUGUannya berlenggak lenggok bernyanyi di telvisi atau panggung-panggung show dan sepertinya mereka tidak merasa kehilangan masa kanak-kanaknya. Begitu pula nama dari Penyanyi ‘Paman Dari Mana’ ini ‘DIANA PAPILAYA’ yang selalu berpita warna-warni ber-kuncir dua dirambut ikalnya bertutur dengan segala aktifitasnya saat ini yang merangkap sebagai Kepala Rumah Tangga, Sopir yang mengantar jemput sekolah dan menjadi Orang Tua Tunggal dan Mama buat sang Buah hati ‘Shalama Papilaya (Sasha)’- 10 Tahun putri satu-satunya yang dinantinya selama 10 Tahun dari pernikannya.

Diana Papilaya lahir di Jakarta,29 Januari 1967 dari orang Tua yang bernama Marthius Papilaya (Wafat’2002) & Elsje Rumopa (Wafat’2012), bakatnya sudah terlihat saat usianya 1tahun sdh pandai bernyanyi dan berjoget layaknya seperti penyanyi yang dilihatnya di televisi. Usia 4Tahun oleh orang tuanya di masukan di sekolah musik ‘Bina Vocalia- asuhan Pranajaya’ dan dikala usia 6Tahun oleh Pranajaya selalu menunjuk ke diri Diana Papilaya sebagai pemandu kepada pemirsa Telivisi cara tekhnik ‘menyanyi, membuka mulut, artikulasi dan nafas yang baik’ bahkan keakraban Guru dan murid berlanjut suatu kolaborasi di acara2 Wedding di restoran maupun gedung2 berkelas tentunya bukan tentang lagu anak-anak tapi merambah ke lagu Sopran seperti lagu Latin ‘Santa Lusiana’,dll.

Suatu hari terlihat oleh Amandores saat Diana Papilaya muncul di Televisi bersama Bina Vocalia dan menghubungi telepon rumah, kebenarannya sang papah Marthius Papilaya mengangkat telepon dan menolak anaknya diajak rekaman album karena alasan yang masuk akal adalah ‘sekolah’ yang paling utama. Namun usaha Amandores untuk mengajak Diana Pailaya tak pernah ada kamusnya berkata menyerah dan jangka setahun terlalu singkat untuk membujuk sang papah untuk diizinkan bernyanyi untuk album kaset dan sang papa akhirnya menyerah tapi dengan satu prinsif bahwa ‘Anaknya boleh menyanyi bukan dengan tujuan carik uang, karena yang utama adalah sekolahnya jangan sampe terganggu’, bila sudah ada kesepakatan saya ijinkan. Mulailah ‘Diana Martini Papilaya’ nama lengkapnya kita jumpai di album perdananya ‘Tante Siapa/cipt.Amandoris menghandirkan Guest Star ‘A Hamid Arief & Ratmi B29, album ini hasilkan hits ‘Doa Seorang Anak/cipt.Titiek Puspa’ luar biasa sambutannya.

Ditandai album perdananya di tahun 1976 yang mendulang sukses, namanya langsung mensejajarkan dengan penyanyi anak2 yang lebih dahulu populer dimasanya seperti ‘Chicha Koeswoyo,Yoan Tanamal,Dina Mariana, Adi Bing Slamet, Fitria Elvy Sukaesih dll, kemudian album keduanya ‘Paman Dari Mana/cipt.Amandoris’ namanya sebagai penyanyi cilik semakin dipuja. Album demi album dihasilkan seperti: Hitam Putih/cipt.Ririn Supriyanto, DC 9/cipt.Is Haryanto,Mama/Syair.Is Haryanto, Adik Irma/cipt.Jamal, Kisah Kelinci Putih (Operet), Putri Salju & beberapa Album Natal Anak-Anak, Kesuksesan albumnya tentu saja hasilkan banyak angka Rupiah dan Bonus ini – itu, tapi anak2 seumuran Diana dimasa itu tidak mengerti tentang perolehan pendapatan atau Bonus dari sang produser, baginya diajak jalan2 ke Singapura, atau diberi coklat dan Baju baru sudah sangat girangnya dan bila ada wartawan yang mewawancarai adalah tugas sang mamanya karena masa kanak2nya tidak mengerti sekali apa yang harus dibicarakan kecuali tentang dunia anak-anak saja. Bila kita berkaca dengan banyak bintang anak-anak sekarang ini sangat tidak berimbang, artis anak-anak sekarang sudah secara gamblang menceritrakan berapa ‘Rumah mewah yang memiliki kolam renang luas, villanya, Mobilnya, bahkan rencana shoping ke Luar Negeri..Wooow pantastis.

Diana Papilaya, selain album Solo anak-anaknya yang mendulang sukses dia juga hadir berDuet bersama penyanyi pria rebutan penyanyi anak-anak wanita dimasanya ‘Adi Bing Slamet lewat album Pulang Dari Hongkong/cipt.Alex H dan berlanjut ke album keDua ‘Siapa Bilang/cipt.Is Haryanto dan album duet antara ‘Diana Papilaya & Dina Mariana- Menyanyi Dan Terus Menyanyi/cipt.Is Haryanto’. Tentunya tawaran show ke daerah-daerah kepada Diana Papilaya datang bertubi-tubi padanya, namun lagi-lagi menemukan kendala dari sang papah yang selalu memegang prinsifnya ‘boleh terima tawaran show dengan catatan hanya ‘Liburan panjang sekolah’ dan kota2 yang pernah dijangkaunya seperti: ‘Medan, Lampung, Ambon, Makssar, Cirebon, Palembang, Semarang dan selebihnya diJakarta itupun hanya hari Minggu saja. Konon penyanyi anak-anak yang jarang meraimakan show di daerah-daerah menjelajahi pelosok-pelosok Nusantara, hanya Diana Papilaya yang punya batasan dan garis yang tidak bisa dibantahnya dari dokrin papah.

Begitu pula saat syuting di jaman TVRI dengan keterbatasan peralatan saat sedang laris-larisnya PAPIKO pimp.Titiek Puspa adalah saat-saat dimana papa Marthius diuji kesabarannya menunggu jadwal syuting yang semrawut dan tidak jelas, bayangkan call jam.8-pagi sampai jam 2-siang belom juga mulai dan tauk-tauknya baru jam 5-sore diberitahukan tidak jadi syuting.. alamak!!. Namun bagi anak-anak seperti Diana Papilaya bertemu dengan anak-anak sebayanya seperti; Dina Mariana,Chicha Koeswoyo, Ira Maya Sopha, Santi Sardi, Adi Bing Slamet, Debby Rhoma Irama, Viens Is Haryanto, Sandra Dewi, dll tidak merasakan kejenuhan karena dunia mereka adalah dunia anak-anak yang sarat dengan permainan-permainan yang sekarang sudah jarang dilakukan anak-anak seusianya seperti ‘petak umpet,ular naga, masak memasak, main karet. Indahnya masa kanak-kanak mereka, dunia mereka tak mengenal ada perSAINGan. Bahkan satu sama lain terjalin keKOMPAKan bila show diluar kota dimana saja entah di KA, Bus atau bahkan Pesawat dan kapan saja mereka selalu bermain dan tahu saat dimana mereka ditempatkan sebagai penyanyi maka akan bernyanyi dan bila usai bernyanyi maka mereka kembali riuh berlarian kesana kemari dan tentunya mereka diawasi oleh orang tua masing-masing anak biasanya sang mama-lah yang jadi pengawal setiap setiap anak-anak.

Dunia Film layar lebarpun Diana Papilaya sudah membuktikan aktingnya, Film DIANA yang diproduksi tahun.1977 lewat sutradara Nawi Ismail dibintangi bersama ‘Mieke Widjaya, A Hamid Arief, Yuni Sahupala,Ratmi B 29, Doddy Sukma, telah memberi pencerahan kepada anak-anak bahwa sifat serakah bukanlah cerminan yang baik untuk ditiru dan kata Maaf dan tolong menolong adalah suri tauladan yang pantas untuk dicontoh. Sayangnya Diana Papilaya tidak akan pernah lagi kita jumpai film-filmnya karena sang papah adalah benar-benar perisai yang bisa memilah yang baik bagi diri Diana, bayangkan dari jam 6-pagi sudah harus sekolah dan baru pulang sekolah jam 12-siang sudah stand bay crew film di depan sekolah menjemput dan baru start syuting jam 2-siang dan baru selesai pukul 4-Subuh dilanjutkan sekolah lagi jam.6-pagi. Selama 4-5-Bulan berlangsung masa syuting dan kembali isi suara (Dubbing) di studio PFN (Pusat Film Negara )di Jln.Otista- Jakarta Timur selama 3-Bulan adalah waktu yang tersita bagi Diana papilaya sehingga ultimatum untuk melanjutkan karir film tidak ada kalimat LANJUT melainkan kalimat STOP terlontar dari mulut sang papah. Alasan sang papah lagi-lagi memegang prinsif awal bahwa ‘Tanggung jawab semua kehidupan keluarga adalah ditangan orang tua dan kebutuhan sudah mencukupi walau hidup sederhana, tapi tidak serba kekurangan jadi buat apa anak yang ikut menanggung?’ begitulah kehebatan dan tanggung jawab seorang yang bernama bapak pada keluarganya. Sangat berbeda sekali dengan masa artis anak-anak di jaman sekarang ini, cenderung orang tuanyalah yang mendorong anaknya terjun didunia entertaint dengan harapan mudah dapat duit, populer dan kaya raya tentunya.

Tahun 1979 adalah perjalanan Diana Papilaya yang singkat untuk akhiri masa karirnya sebagai penyanyi Remaja yang tanggung dengan mengambil langkah untuk stop sementara, karena umur Diana Papilaya sangat tanggung dibilang remaja untuk menyanyikan lagu tema Cinta dan langkah yang ditempuhnya adalah menjadi host di televisi program acara Aneka Ria Anak-Anak TVRI. Akhirnya tahun 1983, Diana Papilaya tumbuh menjadi gadis Remaja dan tawaran melempar album CINTA sudah diterimanya album kaset al: ‘Bunga Bunga Cinta/cipt.Willy-Widya, Sepatu Roda/cipt.Titiek Hamzah, Bila Cinta Bersemi/cipt.Arie Wibowo, Gang Kelinci/Album REGGAE, sayangnya albumnya kurang gaungnya karena tidak adanya promosi jadi kurang dikenal masyarakat. Diana Papilaya masih sering Reuni sesama penyanyi cilik era 70’an dipertemukan acara ‘Tembang Kenangan’ yang dipandu om Bob Tutupoli bersama Ira Maya Sopha dan Dina Mariana, bahkan mereka sepakat bentuk Trio dadakan ‘DID’ singkatan dari inisial nama mereka ‘Diana-Ira-Dina’ menyertakan lagu-lagu tembang kenangan nostalgia. Kemudian baaru saja (tahun’2011) berlalu, mereka kembali dipertemukan dalam Acara Zona Memori episode mantan Penyanyi Cilik terdiri dari ‘Adi Bing Slamet,Dina Mariana, Ira Maya Sopha,Debby Rhoma Irama, Fitria Elvy Sukaesih, Nourma Yunita, uniknya mereka diminta bernyanyi lagu saat mereka Kanak2 dahulu sungguh sebuah persembahan yang sangat dinanti para penggemarnya. Sosok sang papah dimata Diana papilaya bahwa walaupun banyak larangan-larangan datang dari sang papah ini-itu tidak pernah dibantahnya atau disesalinya, baginya sebagai anak bakti Diana Papilaya tahu apa yang orang tua inginkan darinya adalah ‘sekoalh, cinta dan kasih sayang tulus dari bakti seorang anak untuk bekalnya hidup mandiri kelak dan sudah dibuktikan bahwa inilah hasilnya sebagai seorang kepala Rumah Tangga yang mampu hidup Mandiri tanpa seorang pria demi sang buah hati ‘Sasha’ seorang unuk menjemput masa depannya.

Akhirnya saya temui Diana Papilaya sang alumni SMA Neg.4-Gambir, Jakarta Pusat ini dikediamannya Bintaro Jaya, dia berkisah sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas sudah terlihat aktif dikegiatan OSIS seksi Rohani Kristen sehingga disaat sekarang ini ‘Diana Papilaya terlihat lebih Religius dan sering memandu acara Televisi keAgamaan baik Mimbar Agama Advent maupun Kristen, saat ini ke Rohaniawannya dia padukan dengan kesenian sebagai penyeimbang kehidupan dunianya sehingga Diana Papilaya dapat dengan mudah dijumpai di sejumlah album Rohani dan terakhir menyuguhkan The Gift-2011 dan hadir dibeberapa sinetron seperti ‘Liontin dan bebrapa episode di Maha Kasih. Diana Papilaya benar-banar menjadi seorang Anak Tuhan sebagai Pelayanan dan memberi kesaksiannya sambil bernyanyi dan sudah mengelilingi beberapa kota di Nusantara ini seperti ‘ Kupang, Balikpapan, Bandung, Surabaya, Menado, dll. Kini kemunculannya sebagai Diana Papilaya yang tidak benar-benar tinggalkan dunia berKESENIANnya dan selalu ingin hadir ditengah-tengah ‘hati’ pecinta Musik Pop Indonesia bukan lagi sebagai penyanyi Anak-anak yang dahulu dikenal, tapi sudah menjadi bahagian dari dunia industri musik yang merindukan pecintanya dimana saja berada tanpa membedakan golongan, sapanya!!.