Rabu, 04 Juni 2014

EDDY SUSILO





Mengenang.....
EDDY SUSILO sang pencinta SENI itu telah pergi...

Sekapur Sirih Eddy Susilo, kini usianya sudah menginjak 63Tahun. 

Diusianya yang sdh kepala 'Enam' masih berAktivitas sebagai pengajar (Dosen) ut mata pelajaran 'Broadcast' di Al Azhar- Jakarta, dia juga adalah seorang Aktor Film dan bermain disejumlah Sinetron, sebut saja film Gengsi Dong bersama Warkop dan Camelia Malik dan sinetron Duren-duren, Naga Bonar, dll.

Dimasa tahun 1960 s/d 1970'an, dia juga seorang anak Band dari 'Band Combat (seangkatan Rapsodia) sebagai Basis. Sempat sebagai penyiar di Radio 'El Shinta' bersama sejawatnya 'ibu Pungky (ibu Elmo), ibu Tuning (ibu Gugun Gonrong), Andy Rustam, Tom Aditama.

Tahun 1989- 1998, Eddy Susilo dipercaya sebagai Penanggung Jawab di Radio TMII atau TMI (Terminal Musik Indonesia)-jakarta Timur, dari kepemimpinannya di Radio sudah hasilkan nama2 besar dikemudian hari, seperti: David Chalik,Dave Henrik, Rico Ceper, Ferry Ardiansyah, Opie Andarista, Ricky Joe, dll.

Aktivitasnya yang segudang membuatnya selalu sehat dan menyepelekan yang namanya sakit, namanya pernah membesarkan harian 'Prioritas sbg Marketing, juga menangani Biro Iklan di 'Fortune juga sebagai Produser Executive pada Band KAHITNA bersama rekannya Bens Leo pada tahun 1998.

Saat semasa hidupnya Eddy Susilo bolak-balik keluar masuk Rumah Sakit dan kenangan terakhirnya saat itu yang dia keluhkan tidak betah berlama-lama menginap di kamar putih ini, berharap ingin segera bebas dari penderitaan dan siksaan infus yang masih menancap dipergelangan tangannya atau tambahan oksigen dihidungnya dan dia mengaggap dirinya dalam penjara dan akan segera menghirup kebebasannya sebagai manusia sehat Jasmani dan Rohaninya.

Kini, Eddy Susilo telah pergi tinggalkan banyak sahabat-sahabat seni dengan senyum sumringah menutup mata akhirnya pada hari Senin’9 Desember 2013, bersemayam di TPU Kampung Kandang, Jl. M Kahfi I-Jagakarsa-Ciganjur-Jakarta Selatan. Selamat jalan om Eddy Susilo, Sajadah yang bertuliskan nama R.Sulistyo Susilo, 30/03/1951 - 09/12/2013, senantiasa menemani Jose berMunajat pada Allah SWT ..

VIEN IS HARYANTO


















VIEN IS HARYANTO

Masih ingat dengan nama VIEN ADIYANTI ....?, pasti teman-teman tidak tahukan kalau nama itu adalah nama sesuai Akte Kelahiranku. Pasti kalian ingatnya sama nama VIEN IS HARYANTO bukan... ?, tak jadi soal karena kedua nama itu adalah tetap orang yang sama. Saya lahir di Jakarta, 2 Maret 1969, anak pertama dari ‘lima’ bersaudara dari adik-adikku “Alice Adiyanti, Anna Adiyanti, Lucy Adiyanti & Fris Adiyanto yang dikenal sebagai Boy Is Haryanto dan kami hanya ‘ber-Tiga’ dengan adikku ‘Lucy dan Boy’ yang miliki darah seni dari papa. Kedua orang tuaku, bernama ‘Alfonso Is Haryanto’ sedangkan Mamaku namanya ‘Ida Rusdawati’, walaupun mereka berBeda keyakinan (Agama) namun mereka hidup berumah tangga adem ayem saja, sampai mereka benar-benar salah satunya sudah dipanggil Tuhan.

Saat pertama sekali terjun menyanyi, saya masih umur ‘enam’ tahun dan suka ikut papa kerja (rekaman di beberapa studio), pas di studio Remaco kebetulan Chicha Koeswoyo lagi take vocal untuk album ‘Berbaris’ volume ke ‘dua’nya, saya ditanya sama papa ‘mau nggak nyanyi seperti Chicha, saya bilang mau... makanya papa langsung buatkan album pertama saya “Bebek2ku”. Kebetulannya, lagu Bebek2ku ciptaan papa Is Haryanto mengena sama anak-anak seusiaku dan ternyatanya lagi langsung deterima di hati penggemar anak-anak, siapa sangka kalau akhirnya saya bisa mensejajarkan dengan nama Chicha Koeswoyo... heheheheh. Ceritera lucunya ‘disaat saya sudah rekaman tapi albumnya masih menunggu di edarkan, suatu hari ada wartawan yang mau wawancara dirumah. Pada saat bersamaan, saya sedang tidak di rumah, papa carik kemana-mana sampai ketemu. Papa akhirnya temukan saya ada di depan rumah Chicha Koeswoyo lagi manjat pagar rumah Chicha, saat itu saya sedang antar tetangga yang mau ketemu Chicha, heheheheheheh... Saya dimarahin papa, karena wartawan itu rupanya mau wawancara buat Majalah dan Surat Kabar untuk promo album ‘Bebek2ku’. Sejak peristiwa itu saya tidak pernah lagi panjat pagar rumah Chicha dan kini bergantian rumahku diserbu penggemar anak-anak maupun dewasa , rasanya geli sendiri mengenang masa kanak-kanak.... hahahahahahah

Saat ditanyakan seperti apa sih perasaan Vien is Haryanto mengalami kePopuleran saat temukan ‘berkah’ dari album pertama ‘Bebek2ku’ meledak , dan bisa bersanding bersama penyanyi-penyanyi anak2 yang lebih dahulu popular dimasa itu.... “ya senang2 saja, karena ternyata menyanyi adalah hobi saya dan dengan menyanyi saya bisa menghibur orang banyak dan bisa keliling Indonesia”. Kota-kota diseluruh Nusantara pasti sudah saya datangi semua, yang terIngat ‘Bandung, Tegal, Solo, Yogya, Semarang, Blitar, Surabaya, Malang, Lampung, Medan, Palembang, Aceh, Banjarmasin, Makassar, Palangkaraya, Pontianak, Ambon, dll.

Teringat yang sangat mengharukan adalah kalau lagi show oleh panitia selalu diselipkan acara mendatangkan anak2 dari YPAC (Yayasan Penderita Anak-anak Cacat) dan saya senang sekali bisa berbagi dan memberikan bingkisan kepada mereka...... Sekalipun usia saya masih kecil, jiwa penolong dan berbagi sudah tertanam dihati saya dan tidak pernah diKomando karena saya sudah diajarkan itu oleh Papa & Mama untuk tidak sombong dan suka berbagi kesesama. Pokoknya setiap saya show di daerah-daerah manapun, saya selalu meminta dan sempatkan langsung berkunjung ke tempat YPAC BerDo’a bersama dan kasih sumbangan maupun hadiah-hadiah kepada mereka.

Ada lagi yang paling menarik dan serru saya kisahkan kalau sedang show dimana saja, diatas panggung kalau saya nyanyi lagu ‘Bebek2ku’ oleh Panitia selalu diadain minimal 20 ekor bebek dilepas dipanggung seolah-olah saya sedang mengembala bebek dan kemudian bebek-bebek itu dikasih ke penonton.. serru dan menggelikan deh pokoknya. Saya juga senang sekali bila sepanggung rame-rame show bareng sama teman-teman masa kecilku, seperti: ‘Adi Bing Slamet, Chicha Koeswoyo, Sari Yok Koeswoyo, Dina Mariana, Diana Papilaya, Ira Maya Sopha, Nourma Yunita, Yoan Tanamal, Bobby Sandhora, Puput Novel, dll, pokoknya tiada hari tanpa bermain dan berlari-larian. Kita sesama penyanyi cilik dimasa itu tidak ada persaingan dan malah kami senang berkumpul bernyanyi dan bermain bahkan saling berkunjung ke rumah, pokoknya murni bersenang-senang saja dan tidak mengerti soal persaingan atau cemburu-cemburuan begitu.... maklum kami anak-anak yang Polos dan kalau sudah kumpul dan bernyanyi rasanya sudah sangat gembira bisa menghibur anak-anak dengan nyanyian kami saat itu. Dan perasaan Iri & Dengki melihat kesuksesan penyanyi sekarang, Alhamdulillah tidak ada dalam kamus saya.. sejak kecil saya sudah sangat bahagia, saya punya segalanya ‘Villa, Rumah, Tabungan,dll’, pernah rasakan keliling Indonesia.. jalan-jalan keLuar Negeri dan keliling Eropa dari hasil Menyanyi dan sama seperti penyanyi-penyanyi sekarang pernah juga saya alami.

Bicara, soal Album Duet bersama Adi Bing Slamet, saya gak tahu gimana-gimana kisahnya bisa berDuet... yang teringat langsung rekaman dan shooting video klip sama Adi Bing Slamet dua volume album, masing-masing: ‘Ilikitik-Ilikitik/Cipt.Is Haryanto (vol.1) & Sakit Gigi/cipt.Is Haryanto (vol.2). Hubungan kami bukan saja sebagai teman penyanyi clik tapi sampai ke hubungan persaudaraan antara Keluarga Adi Bing Slamet dan keluarga saya sangat dekat, sampai-sampai keluarga kami sering janjian ketemuan dan berlibur di puncak dan saya sering bermain kerumah Adi Bing Slamet di Jalan Arimbi- Senen, Jakarta Pusat. Setelahnya, saya juga berDuet sama adik lelaki bontotku namanya BOY IS HARYANTO ... dari duet ini, banyak sekali album-album yang kami hasilkan dan semua papa Is Haryanto yang buat seperti album : Mamaku Papaku, Mari BerOlah Raga, Unyil BerJoget, Selamat Pagi, Olok-Olokan (Live Show), bahkan album seri versi Si Unyil, dan lain-lain. Saya juga sempat vacum sewaktu dari anak-anak menuju dewasa, selama ‘lima’ tahun karena saya alami perubahan warna suara ‘masa puber’ dari anak-anak ke remaja.

Bila ditanyakan jumlah total album saya persisnya berapa...? pasti saya jawab ..Tidak ingat, ada bersama, Liza Tansil dan Artis cilik lainnya, Ada album Pop Remaja, Dangdut, Pop Jawa, Keroncong, serial kaset Unyil, bersama penyanyi Belanda Oscar Harris & Sandra Remer, Operet ‘Semut Hitam, Semut Merah bersama Chicha Koeswoyo, teman-teman PAPIKO dan tante Titiek Puspa, duet sama Papa dan terakhir ‘kwarted’ bersama teman-teman di Favourite’s Junior juga. Ceriteranya saat booming Album Junior, kami anak-anak Favourite’s membuat album keroyokan berjudul ‘Cari Kawan Lain/cipt.Is Haryanto murni dari Ide Papa Is Haryanto, maka kami “Vien- anaknya ‘Is Haryanto, Irene- anaknya ‘Mus Mulyadi, Tia- anaknya ‘Tommy WS & Lia-anaknya ‘A Riyanto adalah kelompok berPadu di Junior pertama wanita.

Jumlah album saya mungkin sekitar ratusan volume juga sih digabungkan sama album solo saya. Oh iya... saya pernah juga buat album Pop Jawa Suriname saat sudah duduk dibangku kuliah Diploma 3 ABA (sastra Inggeris), khusus di Pasarkan di Belanda dan Suriname saja dan ingatnya sudah ‘dua’ kali datang show ke Belanda dan tidak tanggung-tanggung di masing-masing ‘lima’ kota loh. Album-album saya, hanya beberapa yang tersisa sebagai kenang-kenangan, selebihnya raib entah kemana.. sedih gak punya koleksi album-albumnya, beruntungnya bisa ketemu sama kolektor kaset sahabatku ini ‘Jose Choa Linge’ bisa membuaku mengenang ke masa silam lagi deh... Albumku ‘ Bebek2ku, Puss Meong, Funky Children (Kerbau), dalam Sejuta Irama (Semua Senang Kusayang), Pisces, Tik..Tak.. TikTak, Cari Kawan Lain (Pop Remaja), Nyanyian Kelelewar (Pop Remaja), Du..Du..Du..Da..Da (Special Reggae Beat), dll

Papa Is Haryanto adalah sosok yang luar biasa bagi keluarga, sebagian hidup saya seperti ada yang hilang saat papa wafat tanggal 26 Mei 2009. Jujur tak pernah rasanya untuk kuatir mengering air mataku terkuras hanya tangisi kepergian papa, dalam do’a sering terpanjatkan agar semau perjalanan selama hidupnya diampuni dan disana berada ditempat yang paling terIndah disisi Tuhan. Kembali saya katakan bahwa ‘kehilangan papa Is Haryanto, adalah suatu hal yang amat sangat membuat saya terpukul dan membuat saya sedih untuk waktu yang cukup lama’. Yang sangat sulit dilupakan sampai hari ini seperti anak-anak lainnya yang kehilangan orang yang dicintainya pasti akan bilang tak tergantikan dan alami masa kesedihan berkepanjangan.. Sedikit Saya menceriterakan, saat saya ditinggal pergi papa, saya alami syok dan terpukul. Papa Is Haryanto adalah Ayah yang luar biasa dimata saya, adik-adik dan mama tentunya, papa buat saya jadi seperti sekarang... saya bisa jadi artis dan bisa kenal dunia entertain.. bisa buat saya bahagia dengan menyanyi. Tapi sesudah papa meninggal, saya jadi hampir tidak pernah lagi tampil ataupun menyanyi seperti dahulu karena semua papa yang urus.

Sayapun pernah alami rasa transisi dalam berKeyakinan, saat masa kecilku saya diajarkan sebagai penganut Katholik.. sampai saat duduk dikelas ‘tiga’ SD (Sekolah Dasar) Pangudi Luhur pengen sekali berpindah keYakinan ke Islam, tapi karena masih kecil saya tidak di Ijinkan dan harus menunggu sampai saya sudah duduk dikelas ‘enam’ SD mau Ujian tiba-tiba saya sakit kurang lebih ‘enam bulan’ lamanya. Dokter menyarankan Papa-Mama untuk membawa saya ke Psikiater, Alhamdulillah berkat dokter psikiater Dr. Melly Budiman sampaikan sebab saya sakit ke papa-mama adalah dorongan keInginan saya untuk menjadi Mualaf belum tersampaikan sampai terpendam dibatin. Akhirnya menjelang Ujian, oleh ‘Buya Hamka’ saya dibimbing mengucapkan kalimat ‘Asyhadu Allah Ilaha illallah Wa’asyhadu anna Muhammadar Rasulullah’ dengan nama baruku setelah memeluk Agama Islam menjadi “Siti Fatimah”... Subhanallah. Kini saya sangat bahagia bersama anak semata wayangku yang kian beranjak remaja, namanya “Michelle Marchiavanny” lahir di Jakarta, 14 Maret 1996 dan kami berjanji saling memberi kekuatan cinta, akan menyongsong hari Esok yang semakin cerah.. Amin Ya Robbal Alamin.





Selasa, 03 Juni 2014

ABADI SOESMAN & THE ETERNALS



ABADI SOESMAN & THE ETERNALS

 Adalah cikal bakalnya dari band Bocah yang terbentuk thn.60'an bernama IRAMA ABADI di kota Malang- Jawa Timur.

Dimasa itu muncul wabah BAEATLES, maka memutuskan nama Irama Abadi berbau keBarat2an menjadi THE ETERNALS artinya ABADI dengan personil al: Abadi Soesman, Ian Antono, Karyono, Hardadi, Mira Soesman dan Adianto.

Karena merasa kota Malang kurang apresiatif dan pasilitas dari segi musik, mereka memutuskan untuk lebih berkembang dan sasarannya adalah ibu kota Jakarta dan mereka hijrah pada penutupan thn 70.

Perjuangan mereka di jakarta mendapat cibiran dan sindiran dari anak band Kota Jakarta tak membuat The Eternal harus kembali pulang kandang di Malang dan mencoba bertahan walau terkadang harus tiidur sekalipun di stasiun Gambir dan menumpang makan untuk bertahan.

Sepertinya The Eternals kurang mendapat kesempatan dibanding band2 lainnya dan mereka mencoba bertahan sehingga kesempatan dari pak Yamin untuk merekam dua Piringan Hitam namun kurang terEkspos.

The Eternals pernah bermain di Marcopolo Hotel dan mempertemukannya dengan 'Harry Baratha' dan 'Teddy Sudjaya' sehingga akhirnya para personil menjadi pecah Ian Antono bergabung di Band BENTUL bersama Teddy Sudjaya. Sementara Abadi Soesman bergabung di LA- PALOMA sehingga dapat bersatu di THE PROS yang membawanya ke restaurant Ramayana di New York. (Abadi Soesman baru bergabung dengan BARATHA thn.80 dan konon menjadi cikal bakal 3 personel bersatu di Band God Bless pertemuannya di Marcopolo).

Nama Abadi Soesman yang lahir di kota Malang, 3 Januari 1949 adalah seorang musisi dan komposer lagu yang diakui sebagai pemusik serba bisa. Julukan yang dberikan teman-temannya, karena tidak tanggung-tanggung dia sangat piawai bermain Gitar, Piano hingga Synthesizers ini mampu pula bermain musik Pop, Rock, Blues, Dangdut hingga Jazz.. Namanya mengukir menjadi Legenda, juga pernah alami masa2 sulit dan tidak mulus perjalanan Musiknya. Siapa sangka dimasa sekarang banyak yang tidak megetahui, bahwa menjadi musisi itu dia pernah alami pasang surut, pernah lalui gelombang samudra untuk tetap bertahan dari terpaan badai menjadi kuat dan kokoh.

Kehadiran Abadi Soesman disejumlah album Broery Pesolima karena sungguh menakjubkan, diakuinya bahwa terciptanya sebuah lagu untuk Broery semata2 karena hanya meng-back up dan ciptakan Harmonisasi sangat unik untuk hasilkan nada sesuai karakter ke diri Broery. Seperti kita ketahui lagu 'Kasihmu Kasihku' yang menjadi Hits adalah, hasil Imajinasi seorang Abadi Soesman.


ANNIE RAE




ANNIE RAE


Lahir di Bala Dewa, Bandung.30 Maret 1951 pada hari Jum’at setelah sholat Jum’at dan kelahirannya ditangani oleh ‘Dr R.Djoendjoenan Setiakesoemah’ ayahanda dari Walikota Bandung ‘R.Otje Djoendjoean’ dan sekarang nama Dokter ini diabadikan sebagai jalan (Terusan Pasteur) di kota Bandung.

Kedua orang Tuanya bernama R.A.E (Raden Agus Effendi) Prawira Soebrata (Wafat diusia 72Tahun, pada Desember 1991) masih keturunan Raja Pajajaran ‘Siliwangi’ cicit dari Pangeran ‘Papak’ dan Hj. Rd. Djoedjoe Djoewita (Wafat diusia 93Tahun,pada Mei 2013) masih keturunan Sunan Gunung Jati ‘Wali Songo’. Annie Rae adalah anak ke Lima dari Empat Belas Bersaudara dan saat ini masih tersisa ‘sembilan’ orang yang masih hidup, menyandang nama lengkap pemberian kedua orang tuanya ‘ Nyi Rd. Siti Annie Rochyanie.

Bakat seninya, dialiri dari sang Ayah R.A.E Prawira Soebrata sebagai pemain Musik Hawaian ‘Hoegen’ tahun 1930 dan memegang alat musik Bass Betot. Begitu pula beberapa saudaranya seperti nama ‘Drg. Raera Ruswita’ dikenal sebagai Penari Tradisional Sunda/Pimp.Alm. Nugraha di Bandung diera tahun 1960 s/d 1980’an, ‘ Alm.Rd Irwan RaeSoludy /Bass’ adalah salah satu personal dari Clique Fantstique dengan personal lengkap al; Robby Amin/ Gitar,Vokal,Trompet+ Greggy M Manupassa/Organ, Vokal+ Albert Sumlang/Saxophone+ Sutjipto/Drum nama kelompok mereka sangat populer diNegara Singapore, Malaysia dan Bangkok rekaman di EMI Record di Kuala Lumpur. Begitu pula saudara lainnya, seperti ‘Dion Rae/Drummer’ pernah bergabung di Elfas Secoria diacara TVRI ‘Chandra Kirana/ Pimp.Diah Iskandar dan menjadi personal dari band Legenda ‘Madesya Group’. Konon ‘Dion Rae’ saat masih dalam kandungan ibunya, sang Ayah sedang getol-getolnya merakit Radio Tabung merek RAEDION sehingga saat lahir kedunia disematkan nama ‘Dion’. Keluarga RAE benar-benar adalah, keluarga yang lengkap memberi arti di Musik ‘Bambang Rae’ adalah dikenal sebagai pencipta lagu dari sejumlah album Annie Rae begitu pula ‘Rully Rae’ juga sama dikenal sebagai penyanyi panggung-panggung show di Bandung sepesial lagu2 Mandarin dan Rock maupun sibontot ‘Dewi Rae’ tidak kalah populernya dengan saudara-saudara lainnya baik sebagai Penggubah lagu, Guru Vokal dari sejumlah penyanyi seperti ‘Shania,Chintami Atmanegara, Conny Constantia, dll.

Menurut penuturan Annie Rae, setelah sang Ayah melihat kesungguhan anak-anaknya yang sama mempunyai bakat seni di Musik maka dibelikannya seperangkat alat musik dengan upaya anak-anaknya tidak perlu lagi keluyuran diluar sana. Betul saja ide cemerlang sang ayah berhasil, anak2 RAE Bersaudara ini sangat getol berlatih Musik dan berNyanyi yang tentunya langsung dibimbing oleh sang ayah sendiri dirumahnya diBandung. Annie Rae yang masih Ingusan ini pernah ‘dua’ kali duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), pertama di SMP- Paulus, Jalan ‘Dr Rajiman hanya sampai kelas dua saja, kemudian pindah lagi ke SMP- Pasundan dan secara kebetulan satu sekolah dengan musisi ‘Deddy Dores’ tapi beda kelas saja dan sudah membentuk band sekolah. Melihat bakat Annie Rae dibidang vokal, Deddy Dores mengajak bergabung dan sering melibatkan untuk acara-acara sekolah. Kemudian diLuaran sekolah Annie Rae sudah terlatih keberaniannya dan tidak malu-malu lagi unjuk gigi didepan Audiens, baik perhelatan Ulang Ttahun, Pernikahan, atau pesta Muda-mudi nama Annie Rae sudah santer sebagai bahan perbincangan. Annie Rae saat itu selain berSolo karir dia juga berTrio bersama sebayanya ‘Ance & Henny’, menurutnya adalah masa seperjuangannya saat pertama start sebagai biduan sehingga Annie Rae menjadi sekarang ini tak pernah melupakan ‘nama’ keDua temannya itu.

Annie Rae berbagi kisah dengan saya, bahwa ‘saat show pertamakali justru diacara besar yang mana melibatkan Artis-artis ibu kota Jakarta ‘Ernie Djohan dan Tetty Kadi’, tentunya kedua nama Artis Ibu kota ini namanya sudah beken sebagai penyanyi popular sedangkan Annie Rae masih bau kencur dan minim pengalaman dan pembuktiannya Annie Rae disambut dengan aplaus penonton yang memadati acara Malam DEWA-DEWI pada tahun 1966- Bandung. Dari ajang inilah karir seni suara Annie Rae semakin menjulang dan sudah menerima tawaran show dimana-mana baik seputar Bandung dan meningkat menerima tawaran show dibeberapa tempat diluar kota keliling pulau jawa. Pemunculannya dibeberapa shownya sehingga seorang Penyiar Radio Prahyangan-Bandung yang bernama ‘Didi Yudha’ mengajukan Annie Rae untuk mengiti Festival seJawa Barat berlaga di Festival Pop Singer (IMITASI)tahun 1967 dimana Annie Rae meniru suara penyanyi ‘Ernie Djohan pilihan lagunya Senja Di Batas Kota/ciptWedhasmara’ Keluar sebagai Pemenang. Kemudian langkahnya sebagai penyanyi Festival sudah diujung mata, tahun 1969 Annie Rae kembali ikut di Lomba Pop Singer se Jawa Barat hanya sebagai juara keDua dan juara perTama dimenangkan oleh Euis Darliah. Kembali Annie Rae mendapat berkah sebagai Duta Jawa Barat bersama Euis Darliah berlaga diajang Pop Singer se Indonesia pada PON VII bertempat diSurabaya thn.1969 dan berhasil menjadi juara keDua dan penyanyi dari Banyuwangi Emillia Contessa saat itu masih duduk dibangku Sekolah Dasar kelas V keluar sebagai juara satu mengalahkan peserta lainnya yang sudah dewasa pelajar Sekolah Menengah Atas.

Kemenangannya diajang Pop Singer bersama sang juara ‘Emillia Contessa’, adalah pembuka dari pintu kesuksesan semakin lebar mempersilahkan seorang penyanyi masa depan seperti Anie Rae untuk masuk dan akan sulit keluar. Benar saja , recording PHILIPS di Singapore menantinya dengan sejumlah jadwal rekaman ‘dua’ album LP (Long Play) antara lain: lagu ‘Jatuh Cinta/cipt.Deddy Damhudy diIringi oleh The Rollies. Tapi sangat disayangkan dialbum ini tidak sepenuhnya diIringi oleh Rollies, karena tiba-tiba mereka mendapat kecelakaan lalu lintas dan mereka dirawat inap Rumah Sakit Singapore kecuali Benny Likumahua selamat tanpa cidera otomatis album ‘Jatuh Ccinta’ dilanjutkan oleh Zaenal Combo/pimp.Zaenal Arifin. Berturut-turut Annie Rae merekam album demi album antara lain; Seiring Sejalan-Pop Mandarin, Mimpi- Pop Mandarin, Mekar Selalu-Lagu-lagu Top Dunia, Manusia/cipt.Bambang Rae, dll

Menanggapi soal Gosip terhadap dirinya dimasa itu, keluarganya sangat tahu dengan siapa Annie Rae bersama terlebih berjalan dengan seorang pria karena Annie Rae kemana dan saat mana selalu bersama keluarga baik itu dikawal ‘adik, kakak maupun mamie dan papie’ selalu menemani jadi pemberitaan media yang gencar memberitakan miring padanya orang tuanya tak pernah menanggapinya justru hanya senyam-senyum saja. Begitu pula Foto-foto syurnya selalu menjadi Sampul depan disejumlah majalah Ibu kota seperti ‘Vista, Varianada, Viesta, Selecta, Variasi, Aktuil, Violetta, dll, tak pernah meruntuhkan kekuatan hangatnya kebersamaan keluarga terlebih para kuli tinta tersebut adalah masih rekanan kerja dan mengikat sebagai pertemanan pergaulan dan sering berkumpul dirumahnya dijalan. Samratulangi-Jakarta Pusat dan kemudian pindah ke Pejambon (Belakang Gereja Kathedral) tetap masih mengikat hubungan dengan para pemburu berita.

Annie Rae menambahkan tentang pemberitaan yang simpang siur kejadian di Mini Disco beberapa puluh tahun lalu (November 1973), dimana terjadi pelemparan belati oleh perempuan Bar Girl yang membuat Annie Rae jatuh pingsan adalah ketidak tahuannya sama sekali kejadian itu sepertinya secepat kilat bayangan belati tahu-tahu sudah menancap di jok kursi dimana Annie Rae duduk bersama teman-temannya dan tiba-tiba jatuh pingsan karena kaget. Oleh teman-temannya dibopong dan dibawa pulang kerumah sehingga keesokan harinya dimedia cetak timbul berbagai versi pemberitaan yang mengabarkan berita simpang siur, bahwa: Annie Rae disundut rokok, terjadi perGelutan antara Annie Rae dengan perempuan Bar-Girl gara-gara laki-laki , Annie Rae dianiaya di Mini Disco, Annie Rae telah menjadi korban kekejaman seorang Bar-Girl bernama Susan atau berita tentang Annie Rae merebut cowok seorang peniup Flute kelompok ‘Rhapsodia’ dari tangan perempuan Bar-Girl, dll. Annie Rae menambahkan ceriteranya kejadian di Mini Disco bahwa kasusnya selesai begitu saja karena Annie Rae merasa tidak punya musuh dan tidak mengerti sama sekali soal apa, baginya buat apa diperpanjang justru malah sebaliknya menjadi bumerang sendiri karena pemberitaan yang dibesar-besarkan .

Tentang kekagumannya dari sosok Ayahnya R.A.E Prawira soebrata yang biasa dipanggilnya ‘papie’ adalah sangat rapih menyimpan arsip perjalanan karir anak-anaknya terutama anaknya yang bernama Annie Rae, sarat dengan pemberitaan-pemberitaan miring dan sang papie tak pernah luput memborong Majalah atau surat kabar yang memuat profilnya untuk diFile. Annie Rae mensyukurinya seandainya bukan papie yang mengumpulkan atau mengKliping berkoper-koper Majalah dan guntingan Surat Kabar dengan rapih dan telaten, tentu saja hingga hari ini Annie Rae tak pernah bisa menunjukan keAnak cucunya pembuktiannya dimasa lalu bahwa begitu hebatnya seorang Annie Rae dimata media dibanding kekuatan Album rekamannya yang biasa-biasa saja....