Minggu, 01 Juni 2014

KEMBAR GROUP


 
  


“KEMBAR GROUP”

‘Menjadi IDOLA…bukan karena SUARAnya, melainkan
wajah TAMPANnya!!’

Ada banyak yang terlahir sebagai anak kembar, tapi sangat sedikit yang memiliki talenta dan prestasi berkesenian seperti Yacob Matius Korengkeng dan Alex Sandri Korengkeng. Mereka lahir di kota kecil Jawa Barat, tepatnya Cimahi, 28 juli 1956. “kami beda 17 menit…saya belakangan, Yacob duluan”, ungkap Alex suami dari penyanyi era tahun 1980-an ‘Herlin Widhaswara’ sebagai juru bicara dari Kembar Group. Alex & Yacob, tidak menyangkal mengenai kevakuman kembar group di industri rekaman, “kami berdua masih eksis sebagai aktifis musik rekaman, tetapi tidak memakai bendera kembar group kok!”, demikian cerita Alex ketika saya sambangi di studio Anastra-Kalimalang, Jakarta Timur. Mereka sedang menyelesaikan rekaman lagu-lagu Rohani, bahkan sejak tahun 2002 mereka berdua telah merekrut band baru yang di beri nama ‘New Heart’ mengkhususkan lagu puji-pujian “menyejukkan” beranggotakan anak-anak musisi dilingkungan gospel dan tetap posisi Alex & Yacob sebagai vokalisnya.

Alex & Yacob, sudah menunjukkan bakat bernyanyinya disaat masih kanak-kanak, sekitar umur 9 tahun. Mereka bahkan menguasai berbagai jenis musik seperti; Gitar, Drum, Piano secara otodidak dan acara-acara hari Kemerdekaan dan Keluargalah tempat unjuk kebolehan kedua anak kembar ini. Tidaklah mengherankan, bakat seni kedua anak kembar ini ditularkan almarhum J.C.A Korengkeng sang papie yang tidak hanya dikenal sebagai pemain Hawaian dan pencipta lagu-lagu daerah Minahasa bahkan beliau juga piawai membuat dan merakit berbagai jenis alat musik dari gitar sampai ke speaker dan Sound system telah dihasilkannya. Menginjak usia 15 tahun, secara profesional mereka menunjukkan eksistensinya bermusik. Kemudian, Alex & Yacob membentuk group, ‘Jaguar’ dan secara berkala manggung di beberapa Taman Rekreasi di kala itu, seperti Taman Ria Senayan & Monas tentunya.

Tahun 1974, Nomo Koeswoyo yang bekerja sebagai direktur perusahaan rekaman di Yukawi menemukan Alex & Yacob yang datang kepadanya bersama dua personil lainnya ‘Akhmad (keyboard) dan Wahid (Drum)’ dengan mengusung nama group ‘The Brothers’. Namun oleh Nomo Koeswoyo, mengganti nama The Brothers yang kebarat-baratan menjadi “Kembar Group” yang cukup indonesia dan tidak berlebihan. Nama yang diajukan Nomo tadi, Alex & Yacob langsung berpikir ‘Norak banget sih namanya?’ Tapi, mau tak mau mereka harus mengikuti keinginan Nomo. Kemudian, lewat lagu ciptaan Nomo Koeswoyo yang berjudul ‘Anak Muda Zaman Sekarang,’ diperkuat pemusik Hengky Firmansyah sebagai debut album mereka diblantika musik indonesia. Mereka bisa dibilang muncul pada waktu dan tempat yang tepat karena kala itu Alex & Yacob baru saja berusia 18 tahun dan punya tampang yang pantas untuk dijual, padahal album pertamanya kurang menuai sukses tak menjadi masalah di kuping penggemarnya.

Alex & Yacob sebagai pasangan kembar yang memang ganteng langsung saja menyita perhatian publik dan menjadi idola di mana-mana. Kolaborasi Hengky Firmansyah dalam menggarap musik, albumnya berturut-turut berjudul ‘Di Pagi Hari (vol.2), Lamunanku(vol.3),Bunga Angrek(vol.4), Iri dan Dengki(vol.5) & ‘Pusara Cinta’ ciptaan Rahmat Kartolo, kembali melambungkan nama Kembar Group di percaturan musik indonesia, makin lengkaplah kecintaan orang terhadap mereka. Album demi album dihasilkan perusahaan rekaman Yukawi maupun Remaco, sebut saja; ‘Dina, Hitam Manis, Pipip Pipip..Yeah Yeah,Sinar Matamu,Kasih Ibu,Mutiara Yang Hilang,Senandung Rindu,Setangkai Bunga Mawar’ dan banyak lagi lagu lainnya. Sebagai anak kembar membuat sebuah group sangat fenomenal dari tahun 1974 sampai dengan tahun 1980 menjadi ‘tak ada lawan’, setiap hari wajah ganteng mereka terpampang dihampir semua majalah dan surat kabar di kala itu. Nama besar mereka rupanya memberikan pengaruh besar di dunia sinema, maka muncullah film “Bila Si Kembar Bercinta” (1977) yang dibintanginya bersama Joice Erna yang kelak menjadi isteri dari Yacob. Sukses di dunia film dan musik akhirnya merambah sebagai bintang iklan produk baju terkenal, mereka bisa disejajarkan sejumlah Boyband masa kini, semisal; Boyzone, Westlife & F 4 dari Taiwan.
Namun tak dipungkiri oleh Alex & Yacob yang selama ini memendam gelisah. Pasalnya, Kembar Group musikalitasnya kurang mendapat catatan sejarah dan tidak punya ciri khas, karena kenyataannya dipengaruhi oleh musik Koes Plus, Panber’s, The Beatles, The Everly Brothers & The Holys karena dimasa itu group-group inilah yang mereka dengar?. “Kembar Group tidak bisa bikin konser tunggal, bahkan untuk memunculkan karya sendiri tidak ada yang patut dibanggakan. Bagaiman mungkin!…Kita sendiri sering bawain lagu-lagu orang lain ‘Kus Bersaudara & The Everly Brothers’ walau khas dan gaya kita, masyarakat tidak mau tahu itu!, yang penting mereka melihat Alex & Yacob-nya, ” jelas Alex.

Memasuki tahun 1980-an. Alex & Yacob sadar akan sikon yang mulai berubah, merekapun mengubah konsef bermusik maupun liriknya lebih dewasa dan mencoba mengangkat cerita kenyataan di masyarakat “true story” lewat album yang bertajuk ‘Frustrasi’. Album ini laris bak kripik singkong dengan angka penjualan 2 juta copies. Kesuksesan lagu frustrasi tak lepas dari keterlibatan om Chen (Januar Ishak) sebagai pengiring musiknya. ‘Semakin tinggi pohon itu menjulang, semakin kencang pula angin menerpanya,’ demikian pula keberadaan mereka ada saja yang mengidentikkan kesuksesan lagu frustrasi adalah bagian dari kegenitan lirik-lirik imej band legendaris Koes Bersaudara maupun Koes Plus. Namun, Alex & Yacob tak memasalahkan sebagai hambatan untuk berkarier, bagaimanapun Koes Bersaudara dan Koes Plus adalah musisi yang sangat berpengaruh diawal-awal Kembar Group terjun menjadi produk industri (musik). Mereka pun kembali mengekspresikan lirik-lirik unik meledek tentang cinta pada album ‘Cinta & Pisang Goreng,’ liriknya kira-kira berbunyi begini; ‘Cintapun sekarang dijual sana-sini, seperti pisang goreng di warung kopi’.

Lewat surat pembaca di salah satu harian ibu kota, lagu ini menuai protes kaum ibu-ibu dari yayasan mengenai pelecehan kaum hawa. Disusul album ‘Ketika Cinta Berbunga Duka’ melibatkan penyanyi Nur’afni Octavia sebagai backing vokal, ‘Cinta Bukan Matematika, Balada Masalembo, Lagu Untukmu & Tinggal Kusendiri’ adalah sebagian lagu-lagu hitsnya. Mereka semakin memiliki identitas sendiri dalam menggarap album-albumnya dan seiring berjalannya waktu, Kembar Group pun merasa belum puas dengan hal-hal baru untuk mencetak prestasi lebih baik di bidang musik pop indonesia dengan berkolaborasi beberapa penyanyi.

Tengok saja Alex Kembar & Herlin Widhaswara mengusung lagu ‘Samudra Cinta (1981),Telaga Biru (1982), Kau Yang Penuh Pesona(1983) &Sebebas Burung Terbang (1984)’ Kembar Group & Rano Karno ‘Sebuah Lagu Untukmu (1983),’ Harvey Malaihollo membawakan lagu ciptaan Alex Kembar ‘Pengertian (1994)’ atau simak saja album ‘Gala Premiere’ duet Yacob Kembar & Fariz RM ‘Sang Penggoda (1991)’. Disini mereka tidak hanya bernyanyi bahkan komposisi karya cipta dan arransemen mereka kerjakan berdua, keistimewaan pada album ini mereka mencoba jadi trendsetter. Sangat disayangkan penikmat musik indonesia, duo male ini hanya menuntaskan satu album rekaman saja, dikarenakan kesibukan masing-masing.

Dalam rentang waktu 33 tahun berkarier, Alex menikmati hari-harinya sebagai rohaniawan, sementara Yacob masih menekuni aktifitasnya di sekuler. Namun, komitmen mereka kepada Tuhan untuk sepenuhnya meninggalkan warisan lagu-lagunya dan nama besar Kembar Group untuk dikenang sebagai karya yang awet dan abadi pada generasi selanjutnya tidak dapat ditoleransi …. Semoga niat baik dan tulus mereka patut disuri tauladani.

Kemudian berita duka kembali datang saat mana penulis mendapat kabar dari Alex memberitakan saudara kembarnya Yacob telah dipanggil Tuhan saat sedang giatnya mendekatkan diri sebagai anak Tuhan di kota Balik Papan- Kalimantan Timur, pernah berpesan bahwa tidak akan pulang sebelum menjadi Pendeta dan ternyata Tuhan sangat cinta sama Yacob dalam pencarian keImanannya. Hari Sabtu,4 Desember 2010, Yacob benar-benar pergi dengan langkahnya yang suci menghadap Tuhan dan jenazah di terbangkan ke Jakarta keesokan harinya untuk disemayamkan di rumah duka kediaman Alex di Sawangan-Depok.

Setelah empat tahun kepergian 'Yacob' saudara kembarannya, Alex Isaac Korengkeng kembali dibuat kami tercengang bagaimana mungkin ada berita buruk mengabarkan tentang kepergiannya menghadap Tuhan pada hari, Kamis '18 Desember 2014 pada Jam; 08:10 WIB di RS Permata Depok, jenazah disemayamkan di Rumah Duka 'Komplex Sahid Arco No.13 - Sawangan, Depok.... ini mustahil kataku dan saya mencoba croscek, ternyata berita ini adalah betul adanya. Selamat jalan sobat-sobatku, semoga dirumah Tuhan engkau temukan keMuliaan dengan segala kasih roh kudus dalam tidur panjangmu, Amieeeen

2 komentar: