Sabtu, 25 Juli 2015

DEWI ROSARIA INDAH






DEWI ROSARIA INDAH
.
=============================
Penulis: Jose Choa Linge.

 Kelahiran Jakarta 24 juni 1962 adalah anak ke 'dua' dari 'tiga' bersaudara,  terlahir dari kedua orang tuanya ‘Alm. Soedjarwo dan Alm.Sevihara’, ibunya dikenal sebagai Produser Film dan menghasilkan produksi Film ‘Cinta Pertama, Dewi,Karmila,dll.  Semasa kecilnya sangat ingin menjadi Pragawati dan Pramugari pesawat terbang dan sangat menyenangi dunia Teater, sehingga sempat mengumpulkan sesama sahabat2 Artis cilik untuk bermain Teater dan menamakan kelompoknya ‘TEATER  A’ antara lain: Andy Carol, Dina Mariana, Atik Pasono, Sherly Malinton, Santi Sardi, Amalia Hadi, Pungky Pusponegoro, Atok Sudjarwadi, Ramos, Iking, Noor Cahya, Bulan Surawidjaya. Ke ‘tiga belas’ artis-artis cilik ini berkumpul di kediaman Dewi Rosaria Indah, Jl.Cilosari No.33 -Jakarta- Pusat, mereka menggagas untuk mengadakan kelompok grup Teater anak-anak yang hanya beranggotakan pemain film anak-anak saja dan misinya adalah hasil dari pementasan akan disumbakan pada kegiatan sosial(BaskSos).  Kelompok ‘teater A’ dibantu para pakar-pakar seni dijamannya seperti: ‘Sutjahjono (kerua), Mas Yono, Bunga Cumbuan Sriwijaya (Sekretaris), Ade Sudjarwo, Buyung Erwinsyah, Ronald, Edwin Karyawan & Susi Sudjarwo. Dewi mengungkapkan ’bahwa seorang artis film jangan hanya bisa bermain film saja, tapi juga harus mengerti dasar-dasar akting, seperti yang penulis kutip di harian KOMPAS, edisi Jum’at 28 November 1975.
 
‘Dewi Rosaria Indah’ kecil sering ikut bermain Drama di kelompok Sandiwara pimpinan ‘ Kak Yana’, berawal dari sinilah banyak produser mengajaknya bermain film dan Film RINA/ Sutrd.Abubakar Djunaedi-1971 adalah debutnya di dunia akting.    Kemudian berakting di film ‘Deru Campur Debu/Sutrd.Sisworo Gautama-1972 & lewat film keTiganya 'Pemberang/Sutrd.Hasmanan-1972  meraih Piala Citra sebagai Aktris Cilik terBaik tahun 1973.  Film dimana dia menjadi sangat penomenal adalah saat bersama dengan 'Faradilla Sandy' memerankan dua bersaudara sebagai 'Netty dan Susi' terAniaya, terTindas dan terUsir dari rumahnya yang harus menggelandang diluar rumah terlunta-lunta dijalanan. Film 'Ratapan Anak Tiri', besutan Sutradara Sandy Suwardi Hasan-1973’, disebut-sebut sebagai pelopor film-film yang berurusan Air Mata dijamannya. Film Ratapan Anak Tiri (RAT) memberi sejarah baru  bagi sineas lain membuat film sejenis yang mencoba menguras air mata penonton film indonesia dengan menampilkan pemeran anak-anak dengan tokoh dewasa yang hitam putih dan abu-abu.  Nama Dewi Rosaria Indah dan Faradilla Sandi maupun Tanty Josepha menjadi Populer karenanya.  Sayangnya pada film skedul Ratapan Anak Tiri (RAT) 2, ‘Dewi Rosaria Indah’ sudah tidak kita temukan sebagai tokoh ‘Netty’, dikisahkan meninggal diracun oleh ibu tirinya yang diperankan oleh ‘Paula Romokoy’ dan menurutnya film skedulnya malah dia tidak tahu saat penulis menanyakan dan hanya menjawab ‘mungkin memang harus begitu ceriteranya, tokoh Netty harus mati’.
Kehebatan nama Dewi Rosaria Indah’ sangat diperhitungkan di Dunia Film Indonesia dan masuk  deretan  sebagai Bintang Film Cilik berprestasi mendapatkan penghargaan di bidangnya seperti sajawatnya, Astri Iivo, Andy Carol, Rano Karno, Faradilla Sandy, dll. Ketika kembali penulis memancing dengan pertanyaan ‘dari semua fim-film yang dibintangi yang paling berkesan di film apa..?’, menurutnya ‘saya menganggap semua film-film yang saya perani sangat berkesan’. Lihatlah aktingnya disejumlah film-film ini ‘Bapak Kawin Lagi/Sutrd.Lilik Sudjio-1973, Si Doel Anak Betawi/Sutrd.Sjuman Djaya-1973, Dewi/Sutrd.Ami Prijono-1974,  Kemasukan Setan/Sutrd.Wim Umboh-1974 dan menutup Tangisan Ibu Tiri/sutrd.Yung Indrajaya-1974. Khusus di Film ‘Tangisan Ibu Tiri & Si Doel Anak Betawi’,  ‘Dewi Rosaria indah’ banyak bermain dengan pemain anak-anak yang sebaya dirinya, seperti: Rano Karno, Atik Pasono, Tino Karno, Atok Sudjarwadi, dll, Dewi ‘mengatakan adalah sangat berbeda karena dunia kami dunia anak-anak, disaat kami syuting kami kembali serius mengikuti perintah sutradara dan bila saat istirahat kami kembali bermain selayaknya anak2 berlari-larian dan berkejara-kejaran & main masak-masakan maupun bermain tali bagi anak perempuan’.

Dewi Rosaria Indah, kemudian masih muncul sebagai sang pembela siDoel yang diPerankan Rano Karno lewat film ‘Si Doel Anak Betawi atau sebagai Anak bandel dan bersikap jumawa bersama Emillia Contesa & Atik Pasono’ memerankan film 'drama' dimana mencoba memutar balikkan fakta bahwa  tidak semua Ibu Tiri itu jahat seperti penggambaran lewat 'Tangisan Ibu Tiri' dimana dia sebagai tokoh ‘antagonis’ yang selalu mencoba mencederai ibu tirinya yang diperankan  Dewi Reynette’ .  Begitupula  peran sebagai anak yang kemasukan Roh hasil rekayasa skenario 'Wim Umboh' yang pernah sukses menggarap film tema Horor berjudul 'Dikejar Dosa'. Adalah film 'Kemasukan Setan', dimana sosok Dewi Rosaria Indah yang kesehariannya centil dan menggemaskan ini sudah harus berakting yang menurut saya adalah akting tersulit dari Dewi.  Bayangkan usianya yang baru 'sebelas' tahun, sudah harus menjadi seorang yang kerasukan setan, teriak-teriak, jumpalitan dan menjadi sosok pembunuh...?, Dewi berhasil memerankan seperti yang digambarkan oleh sutradara  Lukman Hakim Nain sehingga film ini diumpat sebagai peniru atau menjiplak peran Linda Blair lewat film The Exorcist.

Akhirnya ‘Dewi Rosaria Indah’ sudah bertekad  untuk meninggalkan seni peran saat sudah memasuki usia 14-15tahun dan sudah duduk diBangku SMP, aktifitasnya sebagai anak sekolah  menyita waktunya di film sehingga memuruskan untuk meninggalkan dunia akting yang sudah membesarkan namanya. Dan benar-benar nama ‘Dewi Rosaria Indah’ tak pernah lagi kita temukan kehebatan aktingnya dan penulis sempat bertanya-tanya tentang munculnya nama ‘Dewi Rosaria Indah’ di film ‘Jhosua Oh Joshua/sutrd. Eduart P Sirait- Thn.2000’.
Secara mengejutkan, dewi Rosaria Indah muncul memerankan sosok ibu Guru lewat film Joshua Oh Joshua, film dimana adalah pemunculannya sejak sekian lama vacum dan langsung beradu akting bersama Desy Ratnasari, Anjasmara dan tentunya si bayi ajaib Joshua Suherman. Dewi tidak menampik bahwa memang dialah ikut berperan dan dia sedikit menceriterakan awal kemunculannya kembali setelah ‘libur’ selama ‘dua puluh enam tahun’  berawal  “ pada waktu aku ditawarin main film oleh sutradara ‘Eduart P Sirait yang dulu juga pernah jadi astrada nya om Wim (Wim Umboh).. terus aku mau juga coba-coba lagi serelah sekian tahun gak pernah ketemu camera..hehehehehe”.

Alhamdulillah, rasa penasaran dan kerinduan kita terhadap sosok peran sebagai kak Netty, sudah terobati karena rupanya Dewi Rosaria Indah kini sudah menampakan diri di ruang ‘SosMed- Fesbuk’ dan penulispun menjadi saksi tercerusnya REUNI yang diPrakarsai oleh ‘Shirley Malinton’ untuk berkumpul sebagai ajang ‘Temu Kangen’ di Resto Seroeni-Pondok Indah 3 pada Sabtu, 4 April 2015 dan menghadirkan ‘Astri Ivo, Jessy Gusman, Dewi Rosaria Indah, Dina Mariana, Atik Pasono, Pungky Pusponegoro, Andy Carol, Eddy Martin, Iking, Noor Cahya, Dimas Pusponegoro + Jose Choa Linge & kemudian Dewi Irawan maupun Santi Sardi ikut bergabung di group WA (WhatsApp) menggunakan nama ‘Alumni ACR (Artis Cilik & Remaja). Oh iya saat bincang-bincang dipertemuan tersebut,  penulis masih penasaran menanyakan soal keterlibatannya di dunia recording  dan membenarkan saat itu  pernah menerima pinangan dari Recording Gelora Seni menggarap Album Sanggar ceritera 'Kisah 1001 Malam serie: Kipas Ajaib' dan setelahnya Dewi Rosaria Indah benar-benar mengucapkan Sayonara di film.
Kini Dewi Rosaria Indah menjadi ‘single parent’ setelah ditinggal pergi suami tercinta ‘Alm.Ridwan Wiranatakusumah’ pergi untuk selamanya  dan hasil pernikahannya sudah melahirkan ‘tiga’ putra-putri bernama: ‘SHILA/ Sudah Menikah dan memberinya ‘dua’ cucu,  RANGGA/sudah menikah & sudah memberinya ‘satu’cucu &  si Bontot RIDHO/masih Kuliah. Di ceriterakannya bahwa dirinya  merasa sangat-sangat happy dengan kehadiran ke ‘tiga’cucunya yang sedang lucu-lucunya, mereka adalah:  ‘Radya, Sabira & Raidirga’ dan menimpali bahwa dirinya tidak pernah tertutup untuk kembali didunia yang pernah membesarkannya, justru kebalikannya para media dan dunia entertaintlah yang sudah menutup buku padanya, hehehehehehe... ujarnya.  Menutup pertemuan ini bersama penulis, ‘Dewi’ menyampaikan harapannya ‘semoga Film Indonesia semakin berjaya, tidak saja di negeri sendiri tapi juga merambah di negara luar seperti masa keEmasan film-film Indonesia dimasa lalu dengan para sineas Senior yang sudah mendahului kita...Semoga para Tokoh-tokoh Film yang sudah wafat, khusnul khotimah..Amin. Akhir kata ‘dewi’ ingin mewujudkan rasa rindunya kembali menyentuh dunia film sekedar melepas kangen dan rindu ke para penggemarnya yang masih menunggunya dan masih sebagai Dewi Rosaria Indah yang sekarang sudah oma-oma.... Amin.







ATIK PASONO



  ATIK PASONO
Penulis: Jose Choa Linge,

Berawal dari Ajang Temu Kangen para eks Bintang Film Cilik yang diprakarsai oleh ‘Shirley Malinton’ disalah satu resto Pondok Indah Mal 3, dimana dapat menghadirkan para bintang-bintang yang namanya cemerlan dimasa itu, seperti: Dewi Rosaria Indah​, Sylvia Shirley Malinton II​,  Dina Mariana​, Pungky P.Kresno​ Pusponegoro, Astri Ivo, Noor Cahya, Ikin, Andy Carol, Dimas Pusponegoro, Eddy Martin​ dan tentunya si gadis cilik yang mencuri perhatian publik Film Indonesia lewat aktingnya di Film ‘Biarlah Aku Pergi, Malin Kundang, Tabah Sampai Akhir, Yatim, Senyum & Tangis, Si Doel Anak Betawi dan Tangisan Ibu Tiri.  Dari pertemuan inilah,  penulis mecoba mengulik  kisah masa lalu seorang ATIK PASONO yang lahir di Malang, 1 Januari 1966, untuk kita ketahui bersama.

    Ajang temu kangen atau bisa dikatakan REUNI para mantan Artis Cilik yang diproklamirkan  pada hari sabtu,4 April 2015,  sejak sekian puluh tahun menghilang tiba2 muncul dengan tampilan sederhana lebih keIbuan dan jauh berbeda semasa kecilnya yang kurus dan tak pernah lepas menggapit Boneka maupun melempar senyum manisnya kesiapa saja yang menyapa. Dialah Atik Pasono salah satu artis cilik dimasanya yang diperebutkan oleh produser film untuk dipasangkan dengan ‘Rano Karno’ sebelum era kemunculannya ‘Yessy Gusman’ tahun 1974 lewat Romi & Juli.  Menurutnya sempat gamang saat dihubungi ‘Shirley Malinton’ lewat inbox fesbuk .. “Aku sempat kaget dan senang juga sih .. ada angin apa ya.. soalnya selama ini gak pernah ada kontak sama sekali, tadinya juga ragu-ragu bisa datang atau nggak  ke PIM, tapi setelah dihitung-hitung waktunya akhirnya aku bisa datang juga, seneng rasanya bisa ketemu kawan masa kecil”. 

    Dari sinilah kisah bergulir tentang perjalanan seorang yang bernama ATIK PASONO saat itu langsung dipasangkan dengan bintang populer semacam ‘Lenny Marlina, Rima Melati, Aedy Moward  & Rahayu Effendy’ dalam film ‘Biarlah Aku Pergi’, adalah suatu alasan membayangkannya saat itu usianya masih 4 tahun dan belum bisa membaca dan menulis dapat membuat semacam ‘Wim Umboh’ sang sutradara dari Biarlah Aku Pergi sangat puas dan menjulukinya sebagai ‘Bintang Masa Depan’ karena cepatnya menanggapi arahan sutradara peraih Winner of The Golden Harvest Award ajang FFA-1971. Dalam petualangannya sebagai ATIK anak dari Lenny Marlina tak sedikitpun merasa canggung maupun riskan apalagi  memiliki beban berakting dengan Aktris Terbaik versi PWI ini, katanya “senang menikmati hari-harinya selama dilokasi syuting merasa asyik-asyik saja karena diarahkan oleh om Wim (Wim Umboh) dan crew-crew lain, terlebih sering diberi Boneka dan Coklat untuk dibawah pulang”.

    Begitulah pemilik nama ATIK JANUARTY PASONO’ anak kedua dari dua bersaudara  yang bertautan usia jauh dengan sang sulung ‘Dr.Bambang Sungkono’  dari pasutri Perwira Departemen Hankam, Letkol Pol ‘PASONO & NUSYELINA WATTIMENA’, menggebrak lewat akting gemilangnya dan menebarkan pesona kesemua orang karena cepatnya dia menanggapi kemauan sang sutradara padahal dia belum bisa baca tulis. Atik Pasono berceritera kalau sebenarnya dikeluarga kami tidak ada yang memiliki bakat seni, semuanya secara spontanitas dan secara kebetulan saja, dimana staff Produsernya tante ‘Ani Mambo’  (Garuda Film)’ membutuhkan pemain anak-anak yang kenal mami meminta tolong dicarikan dan mami langsung menawarkan Atik’, begitulah awal terjerumusnya seorang Atik Pasono di kancah Film Indonesia dan memulailah debutnya lewat ‘Biarlah Aku Pergi’ besutan Wim Umboh pada tahun 1971.

    Kemudian Atik Pasono membintangi  ceritera yang berdasarkan legenda rakyat Sumatera Barat yang berjudul ‘Malin Kundang/sutrd.D Djajakusumah, Atik dipasangkan dengan anak aktor Soekarno M Noor bernama ‘Rano Karno’ mereka bersanding sebagai abang adik yang miskin disebuah pulau hidup bersama sang ibu yang nestapa dimainkan oleh Fifi Young. Nama Atik Pasono semakin menjulang dan bersanding dengan pemain-pemain cilik lainnya seperti 'Astri Ivo, Dewi Rosaria Indah, Faradilla Sandi, Andy Carol & Rano Karno' yang lebih dulu memiliki pamor sebagai artis cilik, sejumlah filmnyapun masih bertema penderitaan yang menguras air mata dan kantong penonton indonesia, seperti; Yatim, Tabah Sampai Akhir & Tangisan Ibu Tiri. Jika ditanyakan dari sekian film yang dibintanginya adalah judul  film apa yang sangat berkesan bila diIngat...?, spontan Atik menjawab adalah film Yatim/sutrd. Bay Isbahi,  karena menurutnya film yang ‘nangis melulu saat di lokasi syuting’.

    Ada kisah yang paling menarik dari Atik Pasono dengan pasangan main filmnya semasa cilik dahulu ‘Malin Kundang, Yatim & Tabah Sampai Akhir’ bersama Rano Karno, pernah suatu hari bertemu saat sama menikmat musik di Pasar Seni Ancol dan waktu itu Rano Karno bersama isterinya padahal sesungguhnya Atik duduk tidak jauh dari Rano ‘Sengaja aku nggak negur karena ragu-ragu’ begitu kalimat pembelaan dari  Atik Pasono saat penulis menanyakan alasannya.  Menurutnya, dimasa-masa pertemuannya dengan Rano Karno masih sedang top-topnya sedangkan Atik merasa sudah lama sekali tidak berjumpa dengannya, pastilah ada keraguan dan bisa saja pangling atau bahkan bisa jadi Rano berbalik tidak mengenalnya dan bisa dikatakan istilah SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) itulah yang membuat Atik sungkan atau malu untuk menegur Rano terlebih mereka  sama-sama sudah menikah demi menjaga perasaan pasangan masing-masing juga adalah terbaik.

    Sebenarnya Atik Pasono sangat menyukai dunia akting, lewat  wadah “TEATER  A” inilah baginya dapat berekspresi lebih menantang dan vokalnya harus dipelihara ‘utuh & keras’  karena menurutnya penonton panggung jaraknya cukup jauh dan suara para pemainnyapun harus sampai kepenonton. Atik kerasan dan serius berlatih di Teater A karena selain dirinya ada 12 sahabat-sahabat artis cilik lainnya bergabung karena teater ini khusus hanya pemain film anak-anak saja, seperti; Dewi Rosaria Indah, Andy Carol, Iking, Noor Cahya, Shirley Malinton,  Bulan Surawijaya,  Amalia Hadi,  Dina Mariana,  Santi sardi, Pungky Pusponegoro, Atok Sujarwadi,  Ramos dan tentu Atik Pasono.  Nama Atik juga pernah tertoreh di kelompok “ Keluarga RATU ASIA” sebagai Bintang Tamu, acara ini sangat menyegarkan menyajikan kisah sehari-hari yang hanya berkiblat di dunia perTelevisian, banyak nama-nama artis cilik lahir dari sini, sebut saja: Niken Basuki​, Nunu Datau, Dolly Senosunarwo​ Sandra, Kiki Amelia Sandra & tentu nama Atik Pasono tak ketinggalan dan  tontonan layar  kaca  satu-satunya televisi dimasa itu hanya TVRI.

     Dalam pertemuan antara penulis dengan Atik Pasono dikediamannya yang luas di daerah Kapin- Bekasi,  atik suka sekali mengisahkan saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar Argentina di Jl.HOS Cokroaminoto-Menteng, pernah bercita-cita menjadi dokter dan menurutnya pendidikan lebih penting dan utama buat pegangan masa depan sekalipun dikenal sebagai bintang cilik.  Semasa SMP Neg. I  -Cikini dimana banyak sekali bertebaran anak-anak Artis maupun pejabat dan saat Atik Pasono sudah duduk di bangku SMA Neg.7  Gambir – Jakarta Pusat, seiring usianya menginjak remaja namanya pun pupus dari pendengaran publik Film Indonesia sementara beberapa teman seangkatannya masih terlibat disejumlah film Remaja. Lihatlah Pasangan Rano Karno & Jessy Gusman, Astri Ivo, Shirley Malinton, Dina Mariana, masih bertengger di perFilman Indonesia sebagai idola baru.

    Sebenarnya bila penggemar jeli, sosok Atik Pasono remaja masih sempat membintangi film ‘Remang-remang Jakarta/Sutrd. Lukmantoro DS, memang Atik berperan tidak banyak di film besutan tahun 1981 ini dan hanya kebagian peran sebagai korban kejahatan dari ulah orang kota yang memperdaya gadis-gadis kampung  untuk dipekerjakan di ibu kota namun pekerjaan yang dijanjikan ternyata tidak seperti dibayangkan karena harus melayani para pria hidung belang di rumah-rumah bordiran. Setelah mengakhiri film ini, Atik Pasono-pun mengucapkan selamat tinggal dunia film dan mulai serius kuliah di Gunadarma – Salemba menata masa depannya dan benar-benar sudah menutup pintu hatinya untuk akting, sahabat-sahabatnya maupun hiruk pikuk dunia film yang pernah membesarkan namanya.

     Kini Atik Pasono atau ‘Agnes Atik Januarti’ sudah diPersunting sang pujaan hati ‘Yohanes Iriantono’ di jakarta 23 Agustus 1985, lucunya pertemuannya dengan pujaan hati malah secara kebetulan saat Atik sedang mengantar pesanan catering di Kantor mas Yohanes adalah karyawan salah satu jasa Asuransi di Gedung Kartika Plaza (sekarang sudah menjadi UOB Plaza).  Pucuk dicinta si ulam tiba, begitulah pepatah kuno bila cinta bisa didapat kapan dan dimana saja tanpa ada batas, gayung bersambut untuk menyatukan dua hati sejalan & berikrar di hadapan Tuhan. Kini keluarga bahagia ini sudah dikaruniai dua putri Maria Felicia (25Thn/1990) dan sudah menjadi karyawati di kota Jogjakarta & Maria Stella (21Thn/1994) masih kuliah di Nusa Dua- Bali, pasutri ini kini menikmati kehidupan hari-harinya dilingkungan  perkampungan yang Asri jauh dari kebisingan Jakarta  dan Atik Pasono-pun sangat enjoy sebagai ibu rumah tangga biasa di rumahnya yang berhalaman luas di daerah Kapin, Kalimalang – BEKASI untuk menemukan bahagianya, Amiiiin.