Minggu, 22 Maret 2015

TUTI KANTA











TUTI KANTA
Menemukan KePopuleran Nama sebaliknya diJerman
Penulis: Jose Choa Linge,

Banyak nama yang dimulai dengan TUTIE dan TUTY ataupun TUTI meramaikan jagad hiburan sebagai Pekerja Seni di Indonesia, sebut saja, Tutie Kirana, Tuty Wasiat, Tuti Indra Malaon, Tuti Subardjo, Tuty S, Tuti Mutia, Tuty Nainggolan dan mungkin diluar sana masih banyak nama Tutie dan Tuty maupun Tuti lainnya. Tapi ‘TUTI’ yang satu ini sedikit berbeda dari Tutie dan Tuty maupun Tuti yang sudah penulis sebutkan diatas, karena TUTI KANTA meraih kepopuleran nama mengukir justru di Negara Germany tempat dimana sekarang dia menetap bersama Suami dan anak-anaknya berkesenian tanpa batas usia.

Sebenarnya Tuti Kanta si pemilik nama panjang ‘Tuti Rusmini Kanta Zaini’, sudah merintis karir di mulai dari tanah kelahirannya di Prabumulih – Sumatera Selatan sebagai penyanyi Festival kemudian melangkah ke Ibukota Jakarta tahun 1982 menjadi penyanyi di Pub-pub & Hotel berbintang, seperti: Borobudur, Mandarin, Sahid Jaya (sekarang bernama Grand Sahid Jaya), Aryaduta, Mandarin (sekarang bernama Mandarin Oriental), dll. Adalah seorang yang bernama ‘Paul Irama’ yg pertama2 sekali mengajak ‘Tuti’ ke Dapur Recording, dan melalui tangannya pula bisa berkenalan & Duet bersama ‘Yon Koeswoyo’ menyelesaikan Album Perdana ‘Satu Kita Takkan Berpisah’. Tumpahan rasa syukur & bangga yang luar biasa disampaikan kepada penulis, apalagi kata ‘Tuti’ waktu itu masih sangat Hijau terjun didalam Music Rekaman, baginya adalah sebuah hadiah terIstimewa dalam kehidupannya bisa langsung dan berkenalan bahkan berDuet mendampingi seorang Musisi Legendaris seperti ‘Yon Koeswoyo’ yang sudah terkenal dgn nama ‘Koes Plus dan Koes (Kus) Bersaudara’, sekalipun album tersebut hasilnya tidak sebagus yang diharapkan tapi memberi kesan yang berArti hingga saat ini. Lihatlah prestasiNya, sbb:
(1). Satu Kita Takkan Terpisah- Album 'Tuti Kasta' (duet Yon Koeswoyo) - Remaco/1982,
(2). Mata Keranjang/Cipt.Roger W- D/D Record/1982,
(3). Album ASEAN Populer Song Festival ‘Madah Cinta/Cipt.Melky Goeslow & Massito’ (duet Melky Goeslow) – Virgo Ramayana/1883,
(4). Cintaku Karena Cintamu/Cipt. – D/D Record/1984
(5). Jumpa Kawan Lama/Cipt. A Riyanto- Arco/1985,
(6). Resah/cipt. Arie Wibowo – RCA/1987,
(7). Jejak-jejak Sepatu/Cipt. Youngky RM (duet Wahyu OS) – Blackboard/ 1988/-1989
(8). Album Kompilasi Bintang Rock Indonesia berjudul ‘Cinta Remaja/Cipt.Donny Fatah – 1989/1990.

Tapi ternyata 'Tuti Kanta' menyadari bahwa potensinya sebagai DIVA bisa dia kembangkan lebih dari apa yang sudah dia berikan untuk industri musik indonesia, dia ingin dinilai bukan sekedar meramaikan saja, tapi dia ingin digali segala keunikan dan talenta yang ada pada dirinya. Sayangnya belum ditempah oleh pelaku musik yang menemukan sehati dengan dirinya, sehingga kehadiran dia belum terlihat daya pikatnya lebih terdongkrak.

Tuti Kanta berceritera kepada penulis, bahwa ‘darah seni yang dialiri ketubuhnya berasal dari kedua orang tuanya’ ayahnya (abah) ’M Kanta’ & ibunya ‘Hasnah’ adalah pelantun ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan baik. Suaranya yang merdu menurun kepada anak-anaknya yang terlibat didunia seni, seperti: ‘A Syarkowi Kanta, A. Rivai Kanta, Sopan Kanta’ & si bontot perempuan satu2nya dikeluarga ini ‘Tuti Kanta’. Tentunya dia sangat berbahagia sebagai anak yang tidak merasa berat sebelah dalam melangkah, karena abah/ibu & kakak2nya sangat mendukung sepak terjang 'Tuti' dalam berkesenian. Dikenangkannya semasa almarhum abah & ibu masih ada, 'Tuti' kecil merasakan sebagai anak yang paling beruntung diantara teman sepermainannya, langkahnya sebagai penyanyi kecil mendapat dukungan penuh walau dirasakan mungkin hanya hobby belaka tapi bagi dia tak mempersempit ruangnya untuk memekikan suara entah dihalaman rumah, ruang tidur, ruang makan, ruang tengah dan bahkan kamar mandi menjadi ajang kompetisinya bersama gema suaranya sendiri. Abah/Ibu & kakak2nya tak pernah merasa terganggu dengan kebisingan si Tuti kecil yang sedang berTralalaaaa, kakak2nya melihat bakat seni suara si kecil Tuti lalu mengarahkan dengan melatihnya cara bernyanyi yang lebih baik dan hasilnya Tuti kacil sering tampil diacara sekolah2 acara2 Taman hiburan & Ulang Tahun para kerabatnya. Keuletannya berlatih berbuah hasil, Tuti saat sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama sudah memenangkan kompetisi lomba menyanyi sebagai Juara festival menyanyi di Prabumulih – Sumatera Selatan.

Perubahan yang paling mencolok dari Tuti Kanta, saat dinikahi pria sang pujaan hati yang dikenalnya masih tetangga rumah di Prabumulih – Sumatera Selatan dan pria yang beruntung itu bernama ‘Erland Zaini’ sudah berdomisili di Hamburg Germany. Mereka mengucapkan Ijab Kabul pada bulan Juli 1988 dan pengantin baru ini boyongan ke negara asal sang suami setelah mereguk nikmatnya madu cinta di indonesia hanya selama 1 bulan, tepatnya bulan Agustus 1988 dan hingga kini sudah dikaruniai dikaruniai 2 orang Putra yg tercinta ‘Randy Valada Zaini (18 Th) & Jody Ramadha Zaini (17 Th)’. Saat penulis memberikan pertanyaan seperti ini, apakah suami & anak2 mensupport kegiatan seni seorang Tuti Kanta di Jerman...?, dijawab “Alhamdulillah Suami dan anak2 sangat mengerti profesiku sebagai penyanyi, bahkan mereka sangat mensupport karierku, misalnya sewaktu anak2 masih kecil2 kalo aku ada show di luar negri selama 3 s/d 5 hari lamanya, suami selalu dg penuh perhatian dan kasih sayang merawat anak2, walaupun dia sendiri harus pergi kerja....yaaah, kadang aku nelfon dari Luar Negri ke anak2 dan suami atau sebaliknya anak2 nelfon maminya”. Diakuinya bahwa mereka masih warga Indonesia, keberadaannya diNegara orang adalah sebuah resiko jauh dari sanak-keluarga dan baru bisa kembali 3-4 tahun sekali karena pertimbangan banyak hal soal akomodasi yang mahal, terlebih bila pulang ke Kampung halaman selalu sekeluarga dan tidak pernah sendiri2. Bila rasa rindunya tidak dapat tertahankan, Tuti selalu sempatkan memberi kabar lewat telepon melepaskan rindu tentang kampung halaman dan kangen2an sama sanak family, bila sudah bertelepon rasanya 1 atau 2 jam belum puas bersenda gurau.. ujarnya tertawa.

Bagaimana sih seorang Tuti Kanta bisa menjadi Penyanyi di negara tersebut... Kejadiannya 1 tahun setelah menetap di Germany, tepatnya pada tahun 1989 dimana Tuti mencoba mengikuti casting untuk cover Band Kentucky, terdorong oleh hasrat ingin tampil menyanyi di Jerman. “Waktu itu dikasih anak2 Band 5 Lagu untuk dipelajari buat casting, tapi aku bukan grogy, malah semangat banget waktu test on stage... kebetulan waktu test itu suami sedang di Indonesia ada urusan keluarga. Dari sekian banyak yg ditest, alhamdulillah aku lolos diterima jadi penyanyi di Kentucky Band dan inilah kali pertama aku ngeband tampil di Hamburg Germany”, ungkapnya.. Kehadiran Tuti sebagai penyanyi disana bukanlah sebagai saingan atau beban buat mereka, malah sebaliknya mereka begitu bangga mempunyai penyanyi seperti dia yang belum pernah mereka punyai, bahkan mereka sangat kagum dengan prestasi yang dimiliki seorang Tuti Kanta sebagai penyanyi yang mempunyai kemampuan ber-macam2 musik genre Pop, Rock, Soul serta mempunyai karakter warna suara tersendiri yang sulit ditemukan disana. Tuti berceritera tentang dunianya bahwa di Eropah khususnya Jerman itu sebetulnya mereka sangat tegas, open dan fair sekali dlm menyikapi sesuatu. Jadi kalo kita punya prestasi unggul sesuai dengan yang mereka butuhkan, maka mereka welcome akan menerima kita.. begitu juga sebaliknya mereka tidak akan segan2 utk menolak atau memberhentikan kita.
Berbanggalah kita bahwa penyanyi indonesia banyak mencatat nama2 besar di negara Jerman, sebut saja 'Vina Panduwinata, Nola Tilaar, Dudy Iskandar, January Christy & Tuti Kanta' tentunya. Nama2 yang penulis sebutkan diatas sebaliknya kembali lagi keNegeri asal ‘Indonesia’ mencapai keJayaannya dan dikenal sebagai penyanyi ‘Vina Panduwinata’ berhasil menambatkan karirnya sebagai Diva Pop lewat ‘Burung Camar’, demikian juga ‘Nola Tilaar’ semasa hidupnya dikenal lewat ‘Dansa Reggae’, juga penyanyi ‘January Christy’ populer lewat tembang ‘Aku Ini Punya Siapa’ & ‘Dudy Iskandar’ masih sering bolak balik Indonesia-Jerman, kabar terakhirnya sedang sakit terserang stroke. Jelas sangat berbeda dengan penyanyi satu ini, berbalik karirnya dimulai dari Indonesia dan baru mendapatkan tempat terIndah karir musiknya justru dinegara Jerman dan diakuinya bahwa selama berkarir di musik tidak pernah alami pelecehan seksual maupun rasis seperti ceritera2 bersambung para penyanyi pemula yang datang dinegeri orang, justru sebaliknya Tuti pernah berkolaborasi dengan beberapa komponis & Producer2 terkenal di Jerman, ASELI tanpa pake 'Tanda Kutip'. Prestasinya sbb:

(1). Thn 1993 = Tuti Kanta sempat di Produksi oleh ROLF KÖHLER (salah satu Band Leader dari Group sendiri), yang mana ROLF KÖHLER pada waktu itu ada hubungan ‘business’ dengan ROBIN GIBB (The BEE GEES). Dari situ ROLF KÖHLER mendapat Hadiah beberapa Lagu (Copy Right dari BARRY GIBB) dan salah satu dari lagu itu sempat ‘Tuti’ Recorded, berjudul "WHEN TWO WORLDS COLLIDE", sayang sekali lagunya tidak memenuhi selera Pasaran Musik di German saat itu sehingga lagunya tidak sempat di Launching.
(2). Tahun 1994 = Single PERTAMA seorang Tuti Kanta "Wal Wazil Wal Wa"- MCA Record Germany. Written & Composed by "Thorsten Brötzmann" (Producer of Ace Of Base) & "Peter Hoffmann" (Producer of Tokyo Hotel Band), lagu ini pernah Pop Charts HIT di Israel selama 6 (enam) Minggu.
(3). Tahun 1996 Single keDUAnya Tuti Kanta "Secret Of The Night" dg nama "ATISHA"- Hansa Record Germany - Composed & Produced by Dieter Bohlen / Dee Bass, dia adalah salah satu Compocer & Producer paling atas di Jerman dari Group Band "Modern Talking" & "Blue System" dan yg pernah menggarap penyanyi2 Top Dunia seperti Bonnie Tyler, Chris Norman dll.
(4). Tahun 2000, Tuti Kanta pernah juga tampil membawakan tiga Lagu ‘Cover Version’ menyanyikan lagu2 dari penyanyi Top dunia dalam acara German TV Series "Pfefferkörner".
(5). Tahun 2006 = Tuti Kanta & Marcia Barrett of BONEY M Group, pernah di undang untuk Show di Acara IFFI (International Film Festival of INDIA) GOA – INDIA, satu Hotel dengan Hrithik Roshan (Indian Film Star) dan ‘Tuti’ mendapat kesempatan untuk Ber FOTO bersamaNya.
(6). Tahun 2007 = Tuti Kanta & Marcia Barretzt of BONEY M Group, pernah di undang oleh PRESIDENT PUTIN untuk Show di RED PALACE MOSCOW – RUSSIA.
(7). Tahun 2010 = Tuti Kanta & Marcia Barrett of BONEY M Group, juga pernah diundang oleh PRESIDENT Minister Hassan Latheeff of MALDIVES Island untuk Show di MALDIVES (MALADEWA) - INDIA.

Melalui MARCIA BARRETT of BONEY M, Tuti banyak juga mendapatkan Pengalaman2 dalam SHOWBIZ di tingkat International Bersama mereka sering di undang Show di Negara2 Eropah, Russia, India, FIJI Island, dll. Selain itu Tuti Kanta juga Recording beberapa lagu sebagai Lead Vocal di Albumnya "Blue System" Band. Th 2004 - 2010 with "BONEY M" (Marcia Barret), mereka pernah di SAT. 1 - German TV Music Show bersama "Marcia Barret of BONEY M", karena seringnya show di Luar Negri bersama, Tuti banyak mendapatkan International Stage Expirience.

Demikianlah sepak terjang seorang penyanyi indonesia yang sudah menapakkan kakinya di negara Jerman dan sudah diakui keberadaannya dengan sejumlah prestasi yang ditorehnya bahwa Penyanyi indonesia bisa menembus dunia musik dinegara orang dengan sejumlah album2 rekamannya dan serangkaian tour shownya di belahan dunia. Tuti Kantapun menutup perbincangan ini bahwa ‘tak pernah meLupa saat kehadirannya di Musik Indonesia, pernah berduet bersama Yon Koeswoyo & Alm.Melky Goeslow. Di Ingatnya lagi saat pemunculanNya sebagai penyanyi newcomer, Tuti Kanta merasa sangat2 bangga saat itu bisa duet bersama Penyanyi terkenal semacam Yon Koeswoyo saat pertama sekali dia menapaki karir seninya di ranah musik Indonesia, rasa syukur dan bangga yang luar biasa tentu, ujarnya. Apalagi Tuti waktu itu masih sangat Hijau terjun didalam Music Rekaman dan langsung dipasangkan seorang Musisi Legendaris yang sudah terkenal dan identik dengan nama ‘KOES PLUS & KOES (KUS) BERSAUDARA’, sekalipun hasil albumnya tidak sebagus yang diharapkan. Demikian pula ‘Tuti’ pernah berduet dengan ‘Melky Goeslow’ di ajang kompetisi tingkat ASEAN Populer Song Festival dan bisa berdampingan satu panggung dengan Artis2 Top Ibu Kota lainnya.... BagiNya adalah suatu prestasi yg luar biasa saat itu semasa diNegeriNya ‘INDONESIA’, kini prestasi itu sudah tergenggam dan tak pernah akan diLepaskan karena sudah diDapatkannya diNegara lain ‘JERMAN’.... Salam Tuti Kanta!!.

Rabu, 04 Maret 2015

POMPY. S









POMPY
=======
Penulis : Jose Choa Linge,


Siapa nyana POMPI SURADIMANSYAH dimasa tahun 80’an namanya diatas angin, betapa tidak sejumlah lagu ciptaannya maupun sebagai penata musik di album para penyanyi papan atas pasti ada nama POMPY. Diakuinya bahwa ketertarikannya di dunia musik karena lingkungan kedua orang tuanya yang pemusik dan pengajar tari, sehingga secara otomatis darah seni orang tuanya mengalir deras ke dalam persendiannya yang tidak bisa ditolaknya karena sudah kodratnya tidak boleh jauh dari bau-bau seniman. Pompy kecil menghabiskan waktunya berkutat di sanggar ‘Mitrekapura’ mengisi acara tetap dunia anak-anak di studio RRI –Jakarta asuhan pak Kasur, di ingatnya bahwa saat itu usianya baru 13 tahun dan mengakhirinya selama 2 tahun saat diusianya sudah menginjak 15 tahun.

Pompy yang kelahiran Jakarta pada tahun 1952 ini, ingin mengembangkan bakat musiknya dan lebih memilih bergabung di kelompok band ELASTA milik PLN pada tahun 1968 dan pada tahun 1970 memperdalam kursus Pianonya di S O S I - Jogyakarta pimpinan pak ‘Raden Kusbini’ yang menghasilkan lagu kebangsaan Indonesia ‘Padamu Negeri’ dan setiap hari diputar sebagai mengakhiri siaran Televisi Nasional di masanya. Selama ‘dua’ tahun mengenyam ilmu sebagai bekal untuk menjadi seorang pianis, Pompy merasa basic sudah lebih dari cukup dan bagai burung ingin mengepakkan sayapnya terbang lintasi alam musik dan bergabung langsung di ‘dua’ Kelompok group band The Lord maupun Band Komandos sebagai Band TNI AU hanya seumur jagung dan menyudahinya pada tahun 1973.

Tahun 1974, nama Pompy sudah memperkuat Group pecahan dari Kus (Koes) Bersudara yang bernama NO KOES dengan personal antara lain: 'Nomo Koeswoyo/ Leader &Vocal + Bambang Laksono/ Lead Gitar (terlibat hanya di album pertama & keDua saja) + Pompy S/Keyboard + Usman/Rythm Gitar & Vocal +  Said/Bass & Vocal + Sofian/ Drum & Vocal', adalah  sebagai kelompok tandingan KOES PLUS diGawangi Nomo Koeswoyo, sejumlah album-albumnya, seperti: Sok Tahu + Dicari+ Permisi Numpang Lewat + Rindu + Hidup Ini Sementara + Remaja & Cinta + Bermain & Berhitung (Album Pop Anak-anak) + Kulo Nuwun & Gondal Gandul (Pop Jawa) + Tergoda Asmara, Bebas & Penuh Misteri (Pop Melayu), dll. Kehadiran Pompy di kelompok ini, oleh Nomo Koeswoyo para personilnya diberi kesempatan leluasa menciptakan lagu dan sebagai penata musik untuk menangani Penyanyi-penyanyi cilik putri dari Nomo Koeswoyo ‘Chicha Koeswoyo & Helen Koeswoyo’ dan menghasilkan album-album ‘Helly + Berbaris + Senam Pagi + Matahari Bersinar + Sha La La + Tu... Patu...Patu + Ojo Lali & Opo Kabare (Pop Jawa) + Suara Binatang + King Kong + Menabung + Belajar Membaca (Edisi Khusus) + Liliput (Chicha & Helen Koeswoyo) + Mau Kemana, Mama Tersayang, Chicha & Adi Bernyanyi & Neng Chicha & Bang Adi ( Chicha Koeswoyo & Adi Bing Slamet), dll.

Memasuki tahun 1980, Pompy sudah terlihat berdiri sendiri dengan menggunakan bendera POMPY DKK dan masih bergerak di bidang industri musik sebagai penyanyi, pencipta lagu & penata musik dan berkolaborasi dengan sang Koordinator Aneka Ria Safari ‘Eddy Sud’ untuk mengorbitkan penyanyi-penyanyi pemula diantaranya Uci Bing Slamet meroket lewat album Bukit Berbunga/Cipt.Yonas Pareira dengan penata musik Pompy hasilkan penghargaan Golden Record dari produsernya. Tahun 1988, seorang Pompy sudah mulai memperdalam teknik pembuatan musik dengan system komputer hingga kini. Tercatat dari tahun 1974 sampai dengan tahun 2000, album yang sudah dihasilkannya sebagai penata musik sekitar 400 album begitu pula jumlah judul lagu yang dihasilkannya pun sama sekitar 400 judul lagu.. wow fantastis memang.

Penulis mencoba menguak sisi kehidupan dan petualangan musik seorang yang bernama Pompy, hasilnya fantastis disaat penulis menemuinya kini umurnya sudah bilangan 63 tahun, sebuah angka yang membingungkan dilihat dengan tampilan sekarang tidak begitu jauh berbeda seperti sebelas- duabelas saja. Rahasia awet mudanya adalah jalani hidup ini dengan apa adanya, banyak berzikir dan lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta isi Alam ini. Gambaran yang penulis tangkap dari pribadinya yang ramah dan terlihat pendiam, sebenarnya bukanlah seorang pria yang lebay dan pengobral janji, dia tak lain adalah seorang pria paroh baya yang loyal, serius dan sangat menghargai waktu apalagi soal deadline Pompylah orangnya. Jadi jangan heran bila nama Pompy di sejumlah rumah recording ada dimana-mana, sebut saja ‘Musica Studio, Akurama Record, Metrotama, JK Record, NUR Record, Irama Tara, Insan Record, MSC Record, Blackboard, Boulevard, Purnama Record, Flower sound, Gajah Mada Record, Harpa Record, Tropinada, Virgo Ramayan, dll.
Sebagai Penata Musik dan Pencipta lagu, banyak penyanyi yang pernah dibuatkan album rekamannya, seperti: Adi Bing Slamet (Album Bunga2 Cinta) + Iyut Bing Slamet (album’Hey Kamu & Indonesiaku, Rock and Roll, Kau Sejuta Mimpi) + Ira Maya Sopha (Album‘Senyum diMusim Bunga, Nyanyian Rinduku, Acuh Tak Acuh) + Adi & Iyut Bing Slamet (Bunga Asmara Bersemi, Aku Sayang Kamu,Pucuk2 Dicinta, Karena Kau) +Astri Ivo (Seindah Mentari) + Uci Bing Slamet (Dua Remaja Bercinta, Aku Dan Kau, Butir2 Asmara (Duet),Vivi & Nita + Hetty Koes Endang (Album’Berdiri Bulu Romaku, Sorga & Neraka& Dag-Dig-Dug DEER, Demi Cinta Nih Ye) + Betharia Sonata (Hati Seorang Wanita) + Jamal Mirdad (Album’Antara Kau & Aku)+ Itje Trisnawati(Album’Aduh-aduh Cinta & Diam-diam Mesra) + Cut Yanthi (Tulus, Cemas & Cintamu Penuh Dusta) + Endang S Taurina (aduh Abang-Aduh Abang, Album’Aku Ingin Merasakan Cinta)+ Ratih Purwasih (Kau Dan Aku Berbeda) + Angel Paff (Album’Pernahkah Dulu & Aduh Lelalki)) + Ade Putra + Muchlas Adiputra + Yuanita Budiman + Lydia Natalia (Discoria, Album ‘Dewi Malam & Kau Kasihku)+ Vetty Vera (Album’Si Ujang)+ Jayanti Mandasari (Dipuncak Hijau) + Fenny Bauty (Biarlah Kudisini) + Renny Hapsari + Shitta Devi + Aryo Group + Diana Nasution + Vivi Sumanti (Injit Injit Semut & Nonstop Ragam Pesona) + Puput Novel (Berkebun,Tatata Tita, Para Patata, Mama, Kau Idolaku) + Tielman Sister (Album’Aku Tak Cinta Kau) + Evaty DJ (Rindu-rindu), Kicky AB (Kutanggalkan Selimut Mimpi) + Anne Carera(Album’ Aku Masih diSini) + Meta Armys + Wacha HS + Ervinna + Etrie Jayantie + Benyamin S + Grace Violetta, Ratna Melanie, dll
Karir seorang POMPY bukanlah kisah hanya semusim, dia melewati semua musim iklim di Indonesia dari mulai musim Hujan sampai dengan Musim Kemarau begitu pula dari Musim Duren sampai dengan musim Rambutan seakan tiada matinya memberi dampak yang besar dalam karir musiknya baik sebagai penyanyi, komposer dan arranger musik tiada tanding dan banding. Nama Pompy juga sudah mengukir sebagai level dunia dengan serangkaian show ke Arab Saudi (Jedah & Tho’if), Bangladesh, Malaysia, dll. Tahun 1994 lagunya berjudul ‘I Love You’ masuk 10 besar Festival Song dunia di Chile oleh penyanyi Ervinna, bukti bahwa Pompy mempersembahkan rangkaian pertunjukan musikalitasnya tidak hanya kalangan bangsa ‘lokal’ namun sekaligus dapat dinikmati oleh kalangan bangsa ‘luar’. Kesaksian seorang penyanyi ‘Ervinna’ membenarkan saat penulis bbm(blackberry messenger)-an menanyakan kesannya terhadap sosok Pompy seperti apa...?, terjawab “ mas Pompy luar biasa, orangnya sederhana tapi kreatif... waktu itu selain masuk finalis juga jadi 6 avoutite singer dengan lagu I Love You dan kehebatannya mas Pompy bisa menggabungkan lagu tersebut dengan musik tradisional Bali, sehingga duta seni dari berbagai negara dibuat terbengong dan kita puas sekalipun tidak menjadi juaranya, setidaknya sudah memberi suguhan spektakuler bahwa musik indonesia kaya ragam budayanya.

Namanyapun menjadi lebih terkenal setelah berturut-turut prestasi musiknya meraih Penghargaan atas album-albumnya laris terjual dipasaran dan beberapa lagunya menduduki puncak tangga lagu-lagu di radio swasta di seluruh Indonesia adalah cara yang dia punyai untuk memperluas sumberdaya manusianya, sebagai berikut:

@Golden Record dia terima dari Musica Studio, antara lain:

(1). Lagu HATI SEORANG WANITA- Penyanyi Betharia Sonata, sebagai : Pencipta Lagu,
(2). Lagu HATI SEORANG WANITA- Penyanyi Betharia Sonata sebagai : Penata Musi,
(3). Lagu DEMI CINTA NIE YEE – Penyanyi Hetty Koes Endang sebagai ; Pencipta Lagu,
(4). Lagu DEMI CINTA NIE YEE – Penyanyi Hetty Koes Endang sebagai : Penata Musik,
(5). Lagu JAMILAH – Penyanyi Jamal Mirdad, sebagai : Penata Musik,
(6). Lagu SORGA dan NERAKA – Penyanyi Hetty Koes Endang, sebagai : Penata Musik,
(7). Lagu BERDIRI BULU ROMAKU – Penyanyi Hetty Koes Endang, sebagai: Penata Musik.

@Penghargaan dari Perusahaan Rekaman lainnya, antara lain:

(1). Lagu BUKIT BERBUNGA – Penyanyi Uci Bing Slamet, sebagai : Penata Musik – IRAMA TARA,
(2). Lagu KAU DAN AKU BERBEDA – Penyanyi Ratih Purwasih, sebagai : Pencipta Lagu – NUR RECORD,
(3). Lagu AKU MASIH DISINI –Penyanyi Annie Carera, sebagai: Pencipta Lagu & Penata Musik – HARPA RECORD,
(4). Lagu ADUH-ADUH CINTA & DIAM-DIAM MESRAH- Penyanyi Itje Trisnawati, sebagai: Pencipta Lagu dan Penanta Musik – MSC RECORD,
(5). Lagu SI UJANG – Penyanyi Vetty Vera, sebagai: Pencipta Lagu & Penata Musik - MSC RECORD,
(6). Lagu DIBUKIT HIJAU- Penyanyi Jayanti Mandasari, sebagai: KIRWANA RECORD,
(7). Lagu BUNGA ASMARA YANG BERSEMI – Penyanyi Adi & Iyut Bing Slamet, sebagai: Pencipta Lagu & Penata Musik – PURAMA RECORD,
(8). Lagu CEMAS –Penyanyi Cut Yanthie, sebagai ; Pencipta Lagu & Penata Musik- INSAN RECORD,
(9). Lagu ADUH LELAKI – Penyanyi Angel Paff, sebagai; Pencipta Lagu & Penata Musik- NUR RECORD,
(10). Lagu DISCORIA – Penyanyi Lydia Nathalia, sebagai: Pencipta Lagu & Penata Musik- MUSICA RECORD,
(11). Lagu PUTIH- PUTIH MELATI – Penyanyi Helen & Chicha Koeswoyo, sebagai: Pencipta Lagu & Penata Musik – NOMO KOESWOYO RECORD.

Kini Pompy masih berkutat di industri musik bahkan kabar terBaru darinya bahwa sudah mempersiapkan group band bersama teman-teman lamanya "Aries, Erens F Mangalo, Nana & Jonny", khusus membawakan lagu-lagu The Beatles dan menamakan groupnya THE OLD BOYS yang tentunya sudah menerima pinangan dari berbagai cafe/resto & lounge dan hotel berbintang tidak saja di Jakarta tapi sudah merambah keberbagai daerah. Perjalanan Pompy sudah banyak memberi warna kehidupan musiknya dan baginya tiada yang berubah darinya justru sebaliknya tetap bersahaja, lihatlah Pompy di saat senggang aktif dimusik Religius dan membentuk sekaligus mengajar beberapa kelompok solawatan ibu-ibu yang mengumandangkan syiar agama Islam dan pada akhirnya Pompy benar-benar yakini apapun yang Allah berikan saat ini adalah yang terbaik baginya... Amiiin

Minggu, 01 Maret 2015

ZWESTY WIRABUANA












ZWESTY WIRABUANA....

Penulis : Jose Choa Linge,

Kelahiran Ujung Pandang,14 Agustus 1957, berkat dorongan sang Bunda yang selalu menemani putri kecilnya untuk berlaga di berbagai Festival Menyanyi sejak usia masih 12 tahun sudah menorehkan prestasi sebagai juara Harapan I dalam ajang Children Pop Singers- Taman Ria Monas diikuti oleh banyak sejawatnya kelak punya nama di musik Indonesia al: Nola Tilaar,Angel Pfaff,Hetty Koes Endang,Desy Arisandi,Purnama Sultan dan dimenangkan justru Nola Tilaar. Kemudian Zwesty Wirabuana berlaga ditingkat Bintang Radio dan Televisi thn 1974 Tingkat Nasional diusianya masih 14 thn dengan pesreta al: Broery Marantika, BIMBO, Andi Meriam Matalatta,Dudy Damhudy, Purnama Sultan,Ferdy Ferdian, Hetty Koes Endang, Anna Mathovani kemudian menggiring nama Broery Marantika dikirim keJepang-Budokan untuk berlaga ketingkat Dunia dengan menyertakan lagu Cinta/cipt.Titiek Puspa. Media saat itu banyak menulis tentang talenta ‘dua’ anak kecil yang sama berasal dari Ujung pandang berusaha memaksakan untuk sejajar dengan para seniornya masuk ‘sepuluh besar’ begitulah kutipan koran Kompas memberitakan secara besar2an diikuti media lain yang tak kala bombastisnya apalagi salah satu peserta terkecil A. Meriam Matalatta langsung oleh.Iskandar memboking masuk dapur rekaman dalam album ‘Mutiara Dari Selatan dan langsung naik daun yang benar2 setingkat para seniornya sementara Zwesty wirabuana sigadis kecil ini masih merangkak perlahan-lahan s/d ‘enam’ tahun berturut2 berhasil juara I Bintang Radio & Televisi.

Keakraban para peserta Lomba Festival selalu dijalin dengan perkawanan dan saling suport seperti saat berlaga diajang berikutnya antara Hetty Koes Endang,Eddy Silitonga dan Swesty Wirabuana ‘ello naik bajaj kehujanan y West.. kata Hetty, dijawab Zwesty ‘iya sampe rok gw ciut mengkerek kena air’ jawabnya atau demikian juga saat rehat dalam pertunjukan show mendapat jatah nasi bungkus maka Zwestylah selalu mendapat jatah lebih, sampe2 salah satu personil Lex Trio meledeknya ‘kok banyak orang suka jatuh hati ama ello padahal kan rakus kalo makan bersih tak tersisa dan bukan hanya Zwesty alami sindiran teman2nya Berlian Hutauruk-pun salah satu yang dijuluki temen2nya ‘rakus’ makan suka bersih tanpa sisa nasi sebutir dan bahkan tambahan nasi dan lauk pauk teman2nya. Biasanya kalo demikian dan terdengar oleh Iskandar (ayah Diah Iskandar) maka dijawab ‘biarin,,, masih suka makan biar nambah tenaga’ dan Andi Meriam Matalatta karib Zwesty suka membagi jatah makannya dan lauk pauknya akan mesem2 dan tersenyum saja yang menurut Zwesty adalah penyanyi lembut perangai, sudah cantik tidak sombong lagi.

Adalah ajang yang mengangkat nama Zwesty Wirabuana dikenal Dunia adalah saat sebagai pengisi acara Festival Elekton di Hotel Indonesia sangat memukau Elfas Singers,Tamam Husen saat membawakan lagu ‘Casa Fortico’ dan dikirim ke Jepang selama ‘enam’bulan di Watanabe dan rutin show di Hotel Takarazuki mendapat pasilitas tinggal di Kutubuki Mansions dan ternyata bukan hanya Zwesty Wirabuana saja penyanyi indonesia yang dikirim bertahap oleh KBRI Kesenian, duta besar Jendral Jalantik al: Yetty Wijaya, Aska Daulika, Tina Juhara. Dan Zwesty saat masih di Jepang sempat melihat di Televisi Jepang ‘teman seperjuangannya Melky Goeslow berlaga di Bodokan thn.1975 lewat lagu Pergi Untuk Kembali/cipt.Minggus Tahitoe. Zwesty Wirabuana mengakui bahwa saat di jepang otomatis sekolahnya di SMA Indonesia terbengkalai dan sekembalinya baru melanjutkan kembali dan menamatkan Sekolah Menengah Atasnya. Berturut-turut Zwesty Wirabuana mengikuti festival 1978 hanya sampai juara II yang dimenangkan Hetty Koes Endang dan lanjut tahun 1979 kembali juara ke II dan Emillia Contessa sebagai Pemenang Pertamanya. Tahun 1980 nama Zwesty Wirabuana berhasil memenangkan dengan perolehan angka tipis dari Singa Panggung dan dengan dukungan ‘doa’ para sahabat seniornya Broery Pesolima,Grace Simon, Arie Koesmiran,Rafika Duri, Zwesty Wirabuana berhasil sebagai Juara I dengan lagu ‘Dunia Oh Dunia/cipt Titiek Puspa. Yang tidak bisa dia lupakan adalah mama ‘Grace Simon’ paling sibuk menyuruh Swesty untuk potong rambut dan sang Bunda adalah orang cepat2 mencari gaun untuk dipake berFestival di Pasar Baru dengan harga Rp.150Rb dan ceritera lucunya sang bunda hnya membawa duit separuh sehingga harus memberi panjer dan baru keesokan hari kembali lagi untuk dapatkan gaun tersebut yang senada dengan bertepatan suasana berkabun Bapak Hamengku Buwono.

Tahun 1977,,, Inspirasi/cipt A Riyanto adalah album perdananya di Granada Record dan berhasil dengan hits ‘Tiada Maaf Bagimu/ciptAchmad N(musisi Malaysia), Suster Maria/cipt.Arie Wibowo (kemudian hari dikenal sbg Bill&Brod) produksi Granada dan lanjut album Duetnya bersama Broery Pesolima membawakan karya-karya besar sang komposer ‘Ismail Marzuki, Iskandar, Surni Warkiman, Hasmanan dll’ dikemas dalam Album Cinta Nostalgia’ hingga beberapa volume (Purnama Record), Dunia Oh Dunia/cipt.Titiek Puspa (Granada),Cipt & Karya Ismail Marzuki (bersama Kris Biantoro,Henny purwonegoro, Jimmy Samalo,Masnun) produksi Granada, Album Sendiri Saja/cipt.Rinto Harahap (Sky Record) &KAU/cipt.Hanny Tuheteru (Sky Record), adalah album terakhirnya. Ceritranya saat memenangkan Festival thn.80an oleh Produser dari Purnama menyodorkan calon nama2 penyanyi ‘Diana Nasution,Arie Koesmiran, Grace Simon’ yang akan diduetkan pada Broery Pesolima dan langsung dijawabnya ‘saya ingin berduet sama si non Swesty Wirabuana saja’ maka lahirlah ‘seri’ album Cinta Nostalgia sangat digemari para pecinta musik Indonesia dimasa itu.

Tahun 1983 adalah masa Zwesty Wirabuana meninggalkan semua berkeseniannya setelah disunting seorang seorang Idaman hati dan diboyongnya menetap di Kalimantan selama ‘dua belas tahun’ lamanya hingga lahirlah ‘sepasang’ buah hatinya ‘Firly Diyani Ridho/Wanita-(27Thn) & Moh Desembri Tesar Putra/Pria-(24Thn) telah memberinya satu 'cucu' dan kota Kalimantan yang pernah menyelimutinya dengan ‘suka cita’ telah menjadikan berbalut ‘duka cita’ dan Jakarta adalah tempat dimana karirnya pernah diciptakannya pasti menyambut ‘suka ria’ kedatangan sang Jago Festival untuk memulai keseniannya kembali. Adalah seorang sang maestro Anton Issoedibjo merekrutnya sebagai pengajar vokal diGeronimo-Melawai dan lambat laun sudah melupakan masa lalu saat menikmati bahtera yang dilabuhnya bersama nahkodanya menghempaskan semua yang pernah tersampaikan ungkapan bait cinta dan pengabdian seorang istri untuk keluarga menjadi hancur berkeping-keping menyisakan air mata duka seorang istri dan akan muncul sebagai Zwesty Wirabuana yang meyusun rencana untuk kehidupan bahteranya walau tanpa nahkoda seorang pria hingga hari ini masih dipertahankan demi sepasang buah hati dan masa depan. Zwesty Wirabuana berhasil come back diMusik Indonesia langsung menjadi Finalis Pencipta Lagu Terbaik Tingkat Nasional persembahannya lagu‘Bagiku kaulah Segalanya/cipt.Anton Issoedibjo.

Tahun.2000an adalah pembuka baginya sebagai Pencipta lagu dibeberapa album penyanyi dan pernah memenangkan Juara I Lomba Cipta Lagu P&K-2005 pada lagu ‘Pemberantasan Buta Aksara/bersama.Sundari Sukoco’ pada Lyrik dan kemudian nama Zwesty Wirabuana benar-benar menghilang dan dikabarkan sudah meninggal dunia karena sempat alami koma selama ‘delapan’ hari saat dirawat di RS Mitra International-Jati Negara dengan penyakit pengumpalan cairan di luar otak kepala yang juga dialami beberapa selebriti seperti Veronica (ex istri Rhoma Irama),Gugun, Rita Dina Kandi yang sebagian tidak berhasil dan harus diujung kematian, Zwesty menceritrakan kembali bahwa dia ditangani dokter spesial Syaraf ‘Dr.Sangkono,Dr.Tenar (Singapore) Dan Dr.Hery. Tahun.2009 dan 2010 adalah pemunculan pertamanya di TVRI sebagai partisipasinya pengisi acara Komunitas Musik era 60-70-80an yang diprakarsai Aida Mustafa, Moteh Mokoginta, Sys NS dan Ulang Tahun Komunitas Pecinta Musik Indonesia (KPMI) hadir dengan persembahannya ‘Bagiku Kaulah Segalanya/cipt Anton Issoedibjo’ di Iringi band DSS/pimp.Donny Hardono sangat memukau para tamu undangan yang hampir dipadati pengunjung dari selebriti papan atas hadir untuk partisipasi di Ultah KPMI ke ‘lima’ tahun bertempat di MU- Sarinah Thamrin. Adalah Anton Issoedibjo yang selalu disebut2nya sebagai sang Guru dalam hal banyak memberi masukan dan pelajaran sehingga dia mampu tegar berdiri menjadi seorang Zwesty Wirabuana utuk Musik Indonesia sehingga sudah terlihat sebagai salah satu penyanyi ditunjuk oleh sang Maesto hadir di album ‘Trubute Anton Issoedibjo-Best Of The Best Anton issoedibjo ’ lewat persembahannya ‘Bagiku Kaulah Segalanya dengan aransement yang serba baru menjadi lebih matang dalam vokal.

Saat ditandai berakhirnya tahun 2012, Zwesty Wirabuana yang dilahirkan dari orang tua bernama Sudjono(Jawa) dan Yacoba Toyssuta(Ambon), masih tercatat sebagai pengajar di rumah sekolah Purwacaraka- cabang Cipete & Tebet dan juga sebagai Pengajar di Y2K Music sekolah-Galaxy Bekasi dan banyak murid yang berhasil ditangannya seperti; Denada,Joshua, Intan Sukoco, Natsya, Saskia, Amanda Rachel (dikenal duetnya bersama Opick),dll. Zwesty Wirabuana atau panggilan Bunda yang sudah melekat namanya lebih populer dari nama sendiri dalam dekat ini akan berkolaborasi bersama Emillia Contessa antara sang pencipta dan penyanyi yang dulu sempat menjadi rival dalam ajang Festival kini menjadi karib yang solid saat lagu ciptaannya Mars PPP ‘Rumah Besar Umat Islam’ menjadi 10 Lagu Terbaik Lomba Cipta Lagu PPP . Selamat datang kembali di musik indonesia y Bunda, Allah SWT selalu bersamamu,Amiiiin.