Senin, 23 Juli 2012

DIAN PIESESHA






DIAN PIESESHA.... Terlahir dari pasangan orang tua ‘Ibrahim dan Euis’ di Buah batu, 9 maret 1962 dengan nama panjang ‘Dida Diah Daniar’. Sebagai cucu pertama dari Kakek-Nenek H.Sulaeman Asmadiredja & Hj. Atikah, Dian kecil diasuh sebagai anak oleh Kakek-Nenek ‘Entang Hermawan dan Uyut Hj.Menah, uyut Hj.Rumi dan uyut Hj.Iyen’ dan sangat dimanjakan. Menurut ceritranya, semua uyut2nya akan sedih bila melihat Dian sedang menyanyi di TiVi, "Ngelak wae kayak ayam" sambil nangis sesunggukan minta di matikan TiVinya karena tidak tega melihatnya mencari nafkah seorang diri untuk keluarganya dengan ‘tujuh’ adik2nya. Dian memang telah tahu segala konsekuensinya mempunyai keluarga besar yang butuh dihidupi dalam memenuhi kebutuhan sekolah dan makan sehari-hari. Baginya, keluarga adalah nomer satu...dengan suara bergetar Dian dengan tegar menuturkan "setelah ada kejadian yang sangat berat menimpa keluarga, saya sendiri memutuskan mengambil alih peranan sebagai Ayah dari adik-adik, baik yang masih dalam kandungan maupun masih Balita, saya rela bekerja keras membanting tulang demi kebahagiaan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang saya cintai". Walaupun Dian telah memiliki segalanya, Anak-anak yang mendukungnya, Populeritas dan sejumlah Anak-anak Asuh yang selalu mendoakannya, namun Dian tetap anak Bunda Hj.Euis yang penuh bakti dan "masih Seperti Dulu" mempertahankan gaya hidup yang "Sederhana".... Alahamdulillah, Tuhan sayang sekali kepada saya dan apa yang saya kerjakan itu berjalan dengan lancar, baik segala cobaan dan gangguan 'tidak ada' ... Anugerah Tuhan, luar biasa buat kehidupan saya. ungkapnya disela isak tangisnya. 


@BERAWAL DARI KOTA BANDUNG: Tahun 1976, menjadi titik balik kehidupan bernyanyinya dimulai dari hoby Olah Raga 'Badminton' dan bersenandung di kamar mandi maupun di tempat latihan Badminton, siapa sangka kelak Dian Piesesha menjadi penomena 'Tak Ingin Sendiri'. Atas jasa teman sesama klub Badminton di PB- Badminton-Bandung yang bernama 'Nanang', dia melihat bakat bernyanyinya dan olehnya diikutkan di Group band sebagai vokalis dan sering mengisi acara di cafe-cafe,Ultah RI, Perhelatan Perkawinan dan acara dikampung-kampung luar kota Bandung. Walau hanya dengan honor antara Rp.2000 s/d Rp.3000, dian menjalaninya dengan tulus. Terpenting baginya, pulang dengan membawa hasil dan tersalurkan hoby bernyanyinya. Perkenalannya dengan seniman besar Tradisional Bandung "Ten De Sen", Dian banyak mengenal lagu2 dari Mandarin, Dangdut, Melayu,Barat, Pop Indonesia dll sbgnya. Dian yang sangat fasih melafalkan Ayat-ayat suci Al Qur'an, membawanya bermain Qasidahdan mengisi Acara-acara ke Agamaan sehingga 'Fenty Effendy' sangat tertari mengajaknya bergabung dalam acara Paket Hiburan Qasidah di TVRI-Jakarta sbg penyanyi solo maupun sebagai pengisi suara pada penyanyi lainnya saat itu. Tahun 1977, dengan bekal Rp.5000 hasil penjualan piring antik, sang bunda melepas keberangkatannya dengan Do'a menuju Ibu Kota Jakarta menyongsong sang Mentari. Atas bantuan salah satu personal Band Rock Jibril-Bandung yang bernama Danie, dunia rekamanpun menyambutnya.. meluncurlah album debut pertamanya dengan mengusung Lagu dangdut di produksi Global record dan masih menggunakan nama 'Dida Ibrahim’. Selanjutnya Dian didapuk perusahaan rekaman padang surya Emas sebagai salah satu penyanyi asuhannya selain Ervina, Anita Carolina Mohede, Robby Lea, Renny Octora dll. Lahirlah album dangdut dengan memakai nama baru 'Dida Safitri'. Entah berapa album Dangdut dihasilkan, namun dewi keberuntungan belum berpihak kepadanya, walau upaya produser sdh berusaha mengganti namanya berkali-kali.

@Sebagai DIAN PIESESHA: Tahun 1979, bermula ajakan makan malam bersama artis-artis Padang Surya Mas lainnya di sebuah Restoran, oleh Maxi Maxie Mamiri didaulat menyumbangkan suaranya. Dian Pisesha-pun tak kuasa menolaknya. Dian saat itu membawakan lagu2 Pop Indonesia "Loh ... dia kok, lagu pop lebih bagus...?" begitu kata Maxi mamiri mengomentari setelah bernyanyi. Hari esoknya, Maxi langsung membuatkan lagu-lagu Pop Indonesia untuk direkam dan ternyata album yang berjudul 'Jangan jangan Lagi' berhasil di terima masyarakat apa lagi dengan nama baru DIAN PIESESHA. Nama barunya berarti DIAN dari kata Lampu= dengan harapan dapat menerangi kehidupan atau memberi cahaya dalam meniti karinya, sementara PIESESHA diambil dari zodiak Pisces sesuai dengan karakter keras kepalanya yang tak pernah mengenal menyerah. Kemudian Dianpun menelurkan album kelanjutannya yang berjudul 'Hanya Dalam Mimpi’ dan cukup sukses pemasarannya, album demi album dihasilkan baik produksi Padang Surya maupun Asia Record, Cipta Record sebagai perusahaan rekaman terbaru yang dinaungi Dian Piesesha. @Bersama JK RECORDS : Tahun 1981 adalah awal Dian Piesesha diperusahaan milik Judhi Kristianto dengan lagu andalannya 'Aku Cinta Padamu' dapat diterima pencinta Musik Indonesia. Kemudian, persembahan selanjutnya seperti ; bara Api Senyummu dan Perasaan, luar biasa sukses. Tidak dapat dipungkiri, namanya melesat bersama sahabat2 penyanyi naungan JK Records lainnya seperti Chintami Atmanegara, Meriam Bellina, Heidy Diana, Ria Angelina Maria, Lidya Nathalia. Dianpun mengeluarkan album volume ke-4 "Tak Ingin Sendiri", lagu iinilah yang membuat namanya melambung dan menjadi buah bibir dikalangan pengamat musik Indonesia. Namanya tidak hanya di kenal didalam Negeri, di negara Asia-pun seperti malaysia, Singapura,Taiwan, Jepang dan Bangladesh nama Dian Piesesha sudah terpatri di sana. Album Tak Ingin Sendiri sebagai album terLaris sepanjang masa dan belum tertandingi penjualannya sampai sekarang. Sebagai bukti kecintaan para penggemarnya, sengaja saya tuturkan tanpa melebih2kan bahwa tulisan ini hadir karena banyaknya INBOX dan SMS kepada saya untuk dikisahkan kembali perjalan panjang seorang wanita hebat yang sangat dipuja pencintanya sejak dulu hingga hari sekarang dan tak pernah terbatas lintas usia,jabatan, kaya-miskin, anak2,usia Remaja, tua,kakek-nenek semua mengagumi dan mencintainya.

@ FESTIVAL,FILM & SINETRON: Adalah suatu kehormatan bagi seorang Dian Piesesha yang sama sekali tidak menduga akan berLAGA dengan para penyanyi senior yang sudah terkenal diberbagai Festival baik dalam Negeri maupun Luar Negeri al: Hetty Koes Endang, Harvey Malaihollo Full, Emillia Contessa dalam event Festival lagu populer Indonesia 1987. Bujukan rayu mantan penyiar TVRI 'Anita Rachman sebagai pencipta dari lagu 'Yang Harum dan Ranum', Dian tak kuasa menolak, karena menurutnya 'Tidak mau dan tidak pernah maum ikut lomba karena takut kalah, apalagi baginya hanya seorang penyanyi otodidak'. Dian-pun berhasil dengan baik mengahalau rasa groginya dan tidak mau mengecewakan para fans dan Anita Rachman, Dian melaju layaknya bak penyanyi Festival menyudahinya dengan sempurna bait demi bait. Dian menerima banyak ucapan selamat dari rekan2nya dan yang terpenting saat itu ada rasa bangga karena terdengar gemuruh tepuk tangan penonton walau bukan sebagai sang juara. Kepadatan jadwal dan terikat kontrak pada show2 di beberapa daerah sehingga beberapa Film ditolaknya, walau sebuah film pernah dibintanginya bersama Anita Carolina, Herman Felani,Cok simbara berjudul "Simphony Yang Indah-1981", namun untuk film selanjutnya terpaksa ditolak dengan alasan 'Tidak bisa akting'. Dian Piesesha selalu menjaga dan mengutamakan komitmen orang yang mengundangnya, sehingga kapan dan dimanapun Dian tidak mau bentrok atau merangkap bahkan selalu datang tepat waktu ditujuan. Sebuah Film nasional remaja 'Tak Ingin Sendiri-1985' pemain:Meriam Bellina & Rano Karno yang ditujukan kepadanya ditolaknya secara halus. Tapi yang mencenagnkan lagi, Dian pernah mengisi OST Film Remaja Idaman yang dibintangi Rano Karno & Anita Carolina, tanpa sepengetahuannya. Namun seiring perjalanan waktu, akhirnya tak kuasa menolak rayuan sahabatnya Alicia Djohar Full memintanya bermain di TV Play Serial PONDOKAN barmain bersama Tetty Liz Indriaty, Nani Sugianto, Dian berperan sebagai anak dari Nani Widjaya dan Tahun 2006 Dian piesesha tampil sebanyak 20 episode Sinetron Senandung Masa Puber.



 @SAKIT & LAGU TAK INGIN SENDIRI: Tidak semua orang tahu, bahwa dibalik kesuksesan lagu 'Tak Ingin Sendiri', sebenarnya Dian sudah mengalami sakit akut dan selama melewati hari2nya Dian piesesha tidak pernah curhatm kepada orang lain karena baginya tidak semua orang suka ceritranya, karena itu, hanya kepada Tuhan tempatnya dia mengadu dan berpasrah. Pada saat lagu tersebut diberikan 'pagi hari' dan 'malam harinya' take vokal/rekaman "malam ini, Tak ingin aku sendiri.. Dian membayangkan bicara sama Tuhan, mungkin itu yang membikin terlalu persaan saat menyanyikannya sehingga meresapi lagu tersebut". Mengenai mpenyakitnya, seorang Dian tidak pernah ceritra sama keluarga, prinsifnya "Diam itu adalah Emas", alasannya 'Tidak mau membuat mereka jadi susah, gelisah, mikir, Dian juga tahu banyak mereka berharap darinya sebagai tulang punggung keluarga dan apajadinya bila mengecewakannya?'. Album demi album dihasilkan al: Mengapa Tak Pernah Jujur,Engkau segalanya Bagiku,Pengorbanan diatas segalanya, penyakitnya tidak tidak bs diajak kompromi selama setahun tidak bisa berbuat apa2... jangankan untuk bernyanyi, berbicarapun sangat sulit karena tiba2 suaranya menghilang. Bukannya Dian tidak berusaha berobat, segala macam usaha telah dilakukannya di dalam Negeri dan dokter special maupun pengobatan alternatif sdh didatanginya bukannya sembuh bahkan semakin parah saja sakitnya " Kalau sedang demikian, wajah anak2 dan adik2lah yang terbayang dipelupuk mata, mungkin ditengah keberhasilanku Tuhan ingin tunjukan bahwa akun tetap manusia lemah tanpa kuasa-NYA'. Akhirnya , tida pilihan lain satu2nya jalan berobat di singpura tepatnya RS Elizabeth dan ditangani langsung Dr.Kwang, karena Dian seorang penyanyi dan oleh Dr.Kwang butuh sebulan men-Diagnosa dan mempelajari kaset2 Album darinya yang dikirim dari indonesia supaya suaranya kembali semula. Alahmdulillah, operasi berjalan lancar, namun baru saja 3 bulan pasca operasi, Dian Piesesha membandel dan mengindahkan anjuran dokter untuk beristirahat selama 6 bulan untuk tidak beraktivitas dan terjadi pembekakan (Abses) pada tenggorokan bekas operasi. Dianpun semakin jauh dari hingar-bingar musik Indonesia dan harus mondar mandir Singapura -Indonesia dan beristirahat total selama 2 tahun lamanya. 

@ DIAN PIESESHA dengan BEDAH PLASTIK,ZIKIR & MEDITASI: Banyak Artis yang menutupi Operasi Plastik untuk membuat dirinya cantik demi tuntutan ke Artisannya dan bahkan si artis sesumbar mau membayar ratusan juta untuk membongkar kalo ada yang bisa tunjukan dimana dan dokter siapa?. Bagi seorang Dian Piesesha adalah sesuatu yang nggak perlu ditutupi karena baginya itu bukan Aib dan Cela, walaupun itu karena suatu alasan ke dokteran untuk sebuah kejadian kecelakaan mobil yang hampir saja merenggut nyawanya pada thn 1988. Operasi tidak hanya pada tulang hidung, pergelangan tangan, mata dan bahagian tubuhnya menyisakan bekas jahitan yang menorehkan trauma yang cukup lama baginya. Diwaktu senggan , disela kesibukannya sebagai selebriti dan wanita karir tak lupa menyempatkan berZikir dan Meditasi krn menurutnya berguna untuk mengontrol sifat keras kepala (lihat Zodiacnya) dan sifat Egonya 'Pernah mobil yang saya kendarai dari jalan raya langsung masuk garasi dan bisa langsung nembus dapur loh.. bayangkan?, terkadang saya keliling kota Jakarta lihat2 lampu atau mengendarai mobil tanpa tujuan dan tahu2 sudah sampai di Merak dan balik lagi kerumah'. katanya kepada saya kalau hate nuju pakeuh (pada ngerti nggak neh?). Segala Puji Syukur Allah sang Pencipta, kini sifat keras & ego-nya sudah perlahan2 terkontrol dan menjalani kehidupan rutinitasnya sebagai Ibu dari anak2nya dan menjadi Nenek dari Cucu2nya yang dikasihinya. @WANITA KARIR & kOMUNITAS: Dian Piesesha tipe wanita pekerja keras, sepantasnya julukan 'Wanita Karir' ditujukan kepadanya dan hebatnya seperti yang saya saksikan sendiri hanya dengan berdiam dirumah dan seonggok Hand phone, Dian mampu mengendalikan beberapa usaha yang dikelolanya di jakarta maupun di Luar Kota . Yang membuat saya berdecak geleng2 kepala adalah pekerjaan pria mampu dikendalikannya, semacam Pasir,Pertanian s/d Resto, program2 acara TVRI bekerja sama dengan Judhi Kristianto sang dedenkot JK Records, dll. Dikalangan teman2nya, Dian Piesesha dikenal dermawan dan ringan tangan, sering menolak dibayar bernyanyi kalau benar2 kepentingan menggalang dana untuk Bencana atau sejenisnya. Anehnya,justru sebaliknya.. info yang saya terima bhw seorang Dian Piesesha tidak sungkan2 mengeluarkan koceknya untuk kepentingan itu. Kedekatannya dengan Artis Alicia Djohar Full sebagai pengelola, menyeretnya aktif di komunitas 'Solidaritas Artis C.Club' adalah komunitas sosial yang memfokuskan kepada Pekerja Seni senior yang sudah sepuh dan sedang tertimpa musibah sakit. Saat ini, Dian Piesesha juga ditunjuk sebagai koordinasi Artis yang albumnya dibajak dan oleh Menko Polhukan Bidang koordinasi Hukum dan Ham 'Penanggulangan Hak Kekayaan Intelektual' tentang pemberantasan Pembajakan karya musik yang semakin merajalela di tengah masyarakat Indonesia.



KELUARGA, JAZZ & Album KERINDUAN: "Mama adalah Ibu yang sempurna", demikian komentar sang Raja sebutan kesayangan dari 'Putra Nugraha' tentang sosok sang ibu yang menurutnya sangat bangga dan senang menjadi anak dari seorang Dian Piesesha " Mama kalau dirumah menjadi milik kami, mengurus kebutuhan kami, enak diajak berteman dan bertukar fikiran gitu deh". Hadirnya album "Kerinduan" tak lepas dari campur tangan si sulung 'Wulan' sebagai produser , "sering saya mendampingi mami show kedaerah2 dan melihat mami masih kuat bawain 10 lagu nonstop, kebeneran lagi tahun itu (Thn.2006) karir mami sudah 25thn, terbesitlah keinginan saya membuat surprise buat mami sebagai tanda baktiku kepadanya yang saya tunjukkan lewat album ini". Dahsyatnya lagi , album ini diambil dari Buku Harian dan kumpulan Puisi hasil corat-coretan tangan dari ceritera kisah hidup seorang Dian Piesesha, jadilah Album Kerinduan seorang Dian piesesha untuk menyanyi lagi, untuk bertemu dengan penggemarnya lagi. Lewat beberapa sahabat musisi yang ahli di bidangnya dalam pembuatan lirik seperti : Dian Pramana Poetra dan Tito Sumarsono berkolaborasi dengan pemusik Jazz anak muda dan berbakat 'Ricky Lionardi dan indra Azis' menghasilkan aransement indah lewat lagu 'Tak Ingin Sendiri' tersa lain ditangannya apalagi melibatkan "Opustre Mini Orchestra". Lengkap sudah keinginannya untuk pembuktiannya membuang 'Imege' sebagai 'penyanyi cengeng' yang terlanjur melekat melekat pada dirinya, walaupun sebenarnya pd tahn.2000, saat melemparkan album produksi Balckboard berjudul Cinta Semakin Berarti cipt. Amin Ivos, Dian piesesha berkeinginan berkolaborasi dengan Ireng Maulana, namun terbentur masalah sm produser yg menginginkan Dian Piesesha seperti apa adanya.

@PENGHARGAAN,KISAH NYATA &HARAPAN : Banyak sudah penghargaan yang diraih atas prestasinya di blantika Musik indonesia, baik sebagai male and female 2002Developmental Award dari yayasan Restu Ibu dan penyanyi kesayangan Puspen ABRI sebanyak 3X, album terlaris versi HDX sebanyak 5X dan Peraih Golden Record sebanyak 4X baik Album Solo maupun Duet bersama Wahyu OS dll. Ada suatu kejadian lucu yang diceritrakan ulang kepada saya, saat mana Dian Piesesha dinobatkan sebagai penyanyi kesayangan Puspen ABRI dan berhak atas Piringan Emas " Seorang penyanyi senior terkenal sebagai penyanyi serba bisa menyanyikan terlebih dahulu lagu 'Tak Ingin Sendiri', aku nagis aja dipojokan dan nanti aku nyanyi lagu apa?... kan semua orang tahu kalau itu laguku dan yang menang itu juga laguku, sampai2 Alm. pak Eddy Sud bilang... nggak apa2, biarin aja, udah jangan nangis, nanti kamu nyanyi lagi aja lagu Tak Ingin Sendiri". Begitu Dian Piesesha menuturkan kepada saya sambil tertawa, tentang lagu Tak Ingin Sendiri yang begitu populernya sehingga diantara sesama penyanyi saja saling memperebutkannya untuk dinyanyikan. Pernah ada kisah dari penggemarnya yang semula sangat membenci lagu2 JK Records terutama lagu2 Dian Piesesha yang selalu diputar oleh mamanya, namun saat dia mengalami sakit dalam kesendirian dirumahnya tanpa sosok mama yang selalu memutar lagu2 dr Dian Piesesha dan pelan2 dia meraih tape recorder untuk mendengar suara syahdu penyanyi yang dibencinya.. Ajaibnya penggemar ini langsung sembuh setelah mendengar lagu Tak Ingin Sendiri, wallahu Alam dan mulai saat itu juga dia hadir selalu dgn album Dian Piesesha (di kutip dari salah satu peserta KUIS "LAGU JK dengan KISAHKU" yang masih berjalan). Saat ini, Dian Piesesha mempunyai harapan2 untuk selalu hadir menyapa para penggemarnya, seperti sudah terwujud Album Religi "SAHARA" yang baru saja diluncurkan pada Bulan Suci Ramadhan thn ini (thn.2011) dan kedepannya , dian piesesha akan meluncurkan album kompilasi & Karaoke "The Best" yang diambil dari album2 terdahulu dengan aransement dan style bernyanyinya yang sekarang dan akan menjanjikan suguhan terbaiknya sehingga mudah dinikmati dari berbagai kalangan Tua maupun Muda... Kita nantikan persembahannya untuk membuka lembaran tahun.2012, sebagai ungakapan rasa cinta dan sayangnya kepada dunia Musik Indonesia....

Minggu, 22 Juli 2012

ADE PUTRA



ADE PUTRA.

Bila mendengar nama pria kelahiran Jakarta,22 Agustus 1961 ‘Adang Munandar’ pasti tak akan mengenalnya, tapi bila menyebutkan nama ‘ADE PUTRA’ pasti semua akan mengenal sosok seorang penyanyi pria yang populer dimasa era thn.80an.

Kisahnya dimulai pada tahun.1975, Semasih duduk dibangku SMP 73- Tebet, jakarta Selatan dan mempunyai kakak kelas seorang penyanyi dan bintang Film anak-anak ‘Nanin Sudiar’, Ade Putra sudah menjadi anggota Band BOGAS yang diartikannya “Bocah Gang Setia” dilingkungan kawasan Roxy tempat tinggalnya. Darah seninya justru diturunkan kakeknya ‘Tubagus Rafiuddin’ bersal dari Banten’ yang menguasai kesenian Sunda Degung, sementara kedua orang tuanya ‘H Ecep Wiradirja & Ratu Susinah’ sama sekali tak mempunyai darah seni, Ade Putra kecil justru mendapat kelebihan talenta walau secara alami namun kelak hari mengenyam sekolah Musik di YMI cab.Grogol untuk bidang musik disukainya Keyboard.

Ade Putra hingga semasih duduk di SMA 18 Jl.Batu-BIOS,Jakarta Pusat, semakin menancapkan dirinya sebagai pemegang Kyboard&vokalis melancarkan aksinya dari panggung ke panggung dijelajahinya seperti: Jakarta Fair-Monas, Ancol, Taman Ria Remaja- Senayan dan bercokol di Pub Sunset-Ancol, hingga akhirnya mempertemukan seorang kompser ternama A Riyanto diawal tahn 1980 dan meminta Ade Putra mengirim contoh rekaman suara (pita kaset) untuk diantar kekantor ARCO Record didaerah Panglima Polim-Jakarta Selatan. Seminggu setelahnya Ade Putra menerima hasilnya bahwa contoh vokalnya dinyatakan lulus, namun bukan berarti langsung rekaman tapi harus lebih banyak magang dirumah A Riyanto untuk lebih mendekatkan diri biar ‘senyawa’ antara si calon penyanyi dan sang komposer lagu sekaligus menghemat biaya harus bolak balik pulang rumah. Dirumah A Riyanto di Jalan H.Jeni No.10-Kebayoran baru, bukan hanya sendirian disana namun sudah ada Atiek CB, Maharani Kahar,Johan Untung, Okie Joe dan hanya Endang S Taurina saja yang bolak balik karena rumahnya dekat dan tak terasa lebih satu tahun menetap dirumah A Riyanto sehingga menjadi bagian dari keluarga besarnya.



Ade Putra sendiri baru masuk Rekaman tahun 1981 dengan album perdananya ‘Tanda Mata/cipt.Harry Toos dan baru beredar satu tahun kemudian karena pasar rekaman masih dikuasai Album ke ‘tiga’ Jamal Mirdad ‘Hati Seorang Kawan Baru/cipt. A Riyanto, pada saat lagunya sdh mulai turun dari tangga lagu di Radio maka album Tanda Mata dimunculkan tahun 1982. Alhasil album perdananya berhasil mendongkrak namanya mensejajarkan seniornya dan secara ekonomis Ade Putrapun sudah tidak tinggal di rumah A Riyanto lagi dan sudah menempati rumah baru dan memiliki semuanya menikmati hasil bonus dari albumnya. Kemudian Ade Putra kembali melemparkan album keduanya ‘Tanda Cinta/cipt.Harry Toos dengan musik ditangani Harry Toos, ternyata gaung album keduanya kurang berhasil seperti album perdananya dan bukan itu saja ada sedikit masalah ‘misunderstanding’ antara A Riyanto dan Harry Toos sehingga Ade Putra merasa tidak enak hati. Kemudian Ade Putra melanjutkan album ketiganya ‘Anak Desa/cipt.A Riyanto (rilis ulang) dan musik ditangani A Riyanto kembali menaikan pamornya, disusul ‘dua’ album duetnya bersama penyanyi cantik Astri Ivo ‘I Love You Aku Cinta Padamu/Harry Toos & Dua Hati Remaja/cipt.harry Toos lagi2 namanya masih tetap menguasai pasar musik Indonesia.

Berturut2 Ade Putra hasilkan album2 hit dan hits maker baik sebagai album Solo maupun album Duet seperti: Kapan Kita Bercinta Lagi/cipt.Harry Toos, Rindunya Setengah Mati/A Riyanto& Ade Putra, Si Jantung Hati/cipt.Harry Toos (solo), Jarum Menusuk Hati/cipt.Ade Putra, Tanya Jawab SiJantung Hati/cipt.Harry Toos (feat.Ira Maya Sopha), Lagu Buat Anakku/cipt.A Riyanto (feat Atiek CB), Amit-Amit Jabang Bayi/cipt.Harry Toos (feat.Hetty Koes Endang), Pria Yang Jujur/cipt. Jinak-Jinak merpati/cipt.Manthos, Khadijah/cipt.Ted Sutejo, Pria Jujur/cipt.Adriyadie, Siti Aisyah/Muchtar B, Monalisa/cipt.Ade Putra,dll.


Ceritra kesuksesan album Si Jantung Hati/cipt.Harry Toos menghantarkan dirinya menjadi penyanyi favorites dan meraih piringan Emas atas penjualan albumnya lebih dari 1Juta copy, otomatis namanya dikenal bukan saja seantero negerinya saja tapi sudah merambah kenegara seperti: Thailand,Piliphina,Jepang, Brunai,Malaysia, Singapore, dll, bahkan Ade Putra menjadi Bintang Tamu mengisi acara Pembuka Televisi- Thailand dan lagu Si Jantung Hati digubah dalam Bahasa setempat dinyanyikan penyanyi populer dari Negara Gajah tersebut. Ade Putra juga sempat melempar banyak album Single, Duet, Group (EMBER GROUP/bersm. Cacan&Bonang-Jelek2 Lelaki(vol.1) & Evi Lutfiani,Ade Lisbandi-Amboi Sedapnya(vol.2) dan bahkan mencipta lagu kepada para penyanyi seperti: Desi Ratnasari- Lukisan Cinta,Richie Richardo-Nona manis Jantung Hatiku, Iis Sugiarti-Joget India, Wahyu Os & Dian Piesesha-Senandung Rindu, Adi & Iyut Bing Slamet-Cintaku Seteguh Karang, Yenny Rory-Dimabuk Cinta, Tuty Winarti-Cintamu Hanya Sandiwara, Deddy Dores- Manis2 Buah Manggis, Tio Fanta-Si Kumis Tipis Dasi Biru, Rano Karno-Mau Kamu Suka Kamu,dll, bahkan merasakan diperebutkan beberapa recording yang ingin bekerjasama dengannya seperti JK Records, Irama Tara, Musica Studio,dll.


Sekarang ini, sejak Ade Putra sudah menyandang gelar Haji didepan namanya membuatnya jauh lebih santun dari sejak pertama kali kami saling mengenal dan berkat lagu dari Rano Karno- Mau Kamu Suka Kamu anugerahnya benar2 dirasakan memetik buah hasil karyanya untuk melaksanakan Ibadah Haji sebagai kewajibannya umat Islam menunaikan rukun Islam ke Lima. Kini bang haji begitu selalu saya Jose memanggilnya mengharuskan bolak balik Jakarta-Surabaya untuk bersama sang Istri tercinta ‘Aprillia’ yang juga penyiar Radio RRI-Surabaya dan anak2nya Eva Vania,Metty, Dede Fitri (ex Penyanyi Anak2 era 90an),Donny Pramana Putra(personil Bumi band),Dio &Erica) lebih banyak di Jakarta. Dan terbaru di tahun.2012 ini bang Haji menggubah sebuah lagu Religi berjudul “AL FATIHAH” untuk album Pop Muslim kelompok ARRAYYA (Krisna Mukti,Evi Lutfiani, Ananta Kusuma) yang baru saja diluncurkannya, album ini bang haji tidak sendirian tapi bersama sang buah hatinya Donny Pramana Putra yang juga seorang pentolan Band Bumi menciptakan lagu ‘Beri hamba Waktu’ sebagai persembahannya menyongsong bulan suci Ramadhan 1433 H. 

Diakhir perbincangan kami, bang Haji mengungkapkan bahwa sedetikpun untuk tidak melupakan jasa kedua nama ‘A Riyanto maupun Harry Toos’ yang sudah besarkannya sampai hari ini. Mereka adalah guru saya dalam mengaransir musik maupun mencipta lagu, saya banyak belajar dari mereka berdua’ dan dia menambahkan bahwa baru belakangan dia tahu bahwa ‘Ade Putra’ nama yang diberikan A Riyanto kepadanya adalah nama karoseri di mobil Daihatsu milik A Riyanto bertuliskan ‘Ade Putro’. Dia juga mengungkapkan bahwa hidupnya untuk Musiknya, bahwa selama masih diberi nafas H Ade Putra tetap akan berkarya dan mengenai nasib kesenimannya saat saya jose melempar tanyak, H Ade Putra berkata ‘biarlah Tuhan yang atur, selama diberi kesehatan Insya Allah saya akan tetap hasilkan karya untuk negeri ini sabagai seorang pekerja seni’ ungkapnya, Amin.

Selasa, 17 Juli 2012

ELLYA KHADAM

ELLYA..atau ELLYA AGUS atau ELLYA M HARIS atau ELLYA KHADAM atau nama lengkapnya Siti Alya Husnah, adalah orang yang sama seorang seniman besar dan meLegenda dan tak pernah tersingkirkan keharuman namanya sebagai tonggak musik dangdut hingga saat ini. Kiprahnya di dunia musik Melayu, disebut2 sebagai 'Pionir' musik Dangdut yang sebenar2nya dgn kata lain bukan Rhoma Irama atau Elvy Sukaesih sbg pencetusnya.

Kisah Kepedihan perjalanan Rumah Tangganya disaat Remaja dgn predikat sudah harus 'menJanda' saat diusia yang sangat belia mengharuskan dia merobah nasib untuk menjadi 'seutuhnya' menapaki jalan yang layak walau pertentangan dikalangan keluarga tak membuatnya getir melawan arus dan cemooh bhw seniman adalah perempuan yang dicap sbg perempuan tanda 'kutip'. Dukungan banyak seniman spt: Adi karso & Munif B yang meluruskan langkahnya sebagai penyanyi dimasa thn.1957 dan Ellya sendiri tak menduganya bhw dari penyanyi kampung bisa membuatnya naik keperingkat penyanyi Nasional. Lagu ciptaannya, Boneka Dari India membuat namanya melaju tanpa banyak lika-liku seperti perjalanan kehidupannya untuk menjadi Fenomena sebagai Ellya sipenyanyi India yang sering diintipnya para artis India seperti: Meena Kumari, Madhubala, Hema Malini, Rekha, Zee Aman, Jaya Baduri yang berjaya menguasai Bioskop2 Indonesia selain film2 P Ramli. Katanya 'Ellya lebih nyaman menggunakan pakaian ala India lengkap dengan Sari dan aksesorsnya atau tahi lalat di dahi', dari pada diharuskan bernyanyi tanpa menggunakan aksesori kebesarannya adalah sudah menjadi 'trade mark' Ellya si Boneka India dari Indonesia.

Lagu ciptaan lainnya seperti: Pergi Tanpa Pesan,Termenung, Pengertian, dll menjadi rebutan artis Pop maupun Melayu dijaman era 60 s/d sekarang seperti penyanyi: Lilis Suryani, Emillia Contessa, Iis Dahliah adalah penyanyi yang pernah membawakan lagu2nya. Perjalanan kehidupannya yang menikah berkali2 dan berkali2 pula mengganti nama belakang suaminya tak membuat pudar namanya bahkan semakin 'mengkilap' terasah karena suami2nya adalah motivatornya dalam berkarya tidak saja sebagai penyanyi dia juga sebagai Komposer dan Pemain Film yang berjaya dimasa thn 1958 s/d 1978.. Bulan November 2009 adalah berita yang sangat menyesakkan dada betapa tidak, berita ini datang dari keluarga sang Legenda Ellya Khadam diusia 81thn telah pergi meninggalkan banyak kenangan bersama Musik dan keharuman namanya untuk selalu dicatat sejarah menjadi 'Legenda' musik Melayu atau Dangdut.

Senin, 16 Juli 2012

RATNA LISTY

RATNA LISTY... Siapa yang tak mengenal nama artis yang segudang prestasi ini?, ya presenter, pemain sinetron, penyanyi, bintang iklan dan sebagai Duta KAT (Komunitas Adat Terpencil) & Duta KB (Keluarga Berencana) wajahnya ada dimana2 dimajalah, Tabloid dan pokoknya Ratna Listy tak ada matinya. Wanita kelahiran, 2 Agustus 1973 dari sepasang orang tua bernama ‘Daryono & Nurhayati’ yang sama sekali tak memiliki darah seni, tapi beliau melahirkan seorang anak perempuan yang multi talenta dibidang seni secara ‘alami’ yang dia yakini pemberian dari Allah SWT yang diberkahinya sebuah anugerah. Masa kecilnya hingga Remaja dihabiskan di kota Madiun-Jawa Timur, cita2nya semasa kecil bila dia flash back semasa tinggal didaerah suka bergaya bak penyanyi sungguhan yang ditirunya lewat Televisi dan mimpinya menjadi artis penyanyi tak terbendung karena dorongan tekadnya ‘hanya ingin menunjukan kepada orang tuanya muncul di Televisi’. Kemudian, kota Malang adalah pilihannya untuk melanjutkan kuliah di Univ.Brawijaya, sampai akhirnya mengantongi ijazah ‘sarjana Sosial (SOS)’ dan hijrah kekota Jakarta adalah impian masa kecilnya untuk menggapai cita dan cintanya terhadap seni dan mulailah perjalanan karirnya tak pernah alami kendala.
Thn.1998, Obsesinya menjadi penyanyi rekaman tersampaikan lewat album perdananya ‘Obsesi/cipt Artono yang diproduksi Niaga Abadi Record menandai pemunculan dari gadis cantikn dari kota Madiun ini, sayangnya album perdananya di ranah musik Indonesia belum berpihak padanya. Kata menyerah dalam kamusnya tak pernah terpikirkan, dicoba lagi melempar album rekaman menandai datangnya thn.2002 sebuah album Religi ‘Adzan (Feat.Krisna Mukti) tetap saja tak bersenggolan aroma kepopuleran, baginya mencoba untuk suatu kemenangan pasti akan berbuah kemakmuran. Tahun 2005, wanita pantang menyerah ini melemparkan kembali album ke-3 berkolaborasi Agus Dhukun atas persembahannya single ‘Hitam Putih’ tetap tak berbuah manis dan tahun.2005, kelihatannya pintu sukses sebagai penyanyi sudah membuka namun masih melewati celah2 sempit untuk mendapatkan ruang yang lowong dibuktikan dengan persembahan ke-4 album Keroncong Etnik ‘Janur Melengkung/cipt.Budi Ludrok. Benar saja, album ini diapresiasi oleh Anugerah Musik Indoneia AMI-AWARDS sebagai Karya Musik berbahasa Daerah Terbaik, luar biasa perjuangan wanita cantik ini untuk diakui,
Kalau saja masyarakat Indonesia yang menyukai dan menyimak salah satu Televisi swasta sebuah tayangan Reality Show “Bedah Rumah’ pasti dengan mudah mengenalnya dari pada sebagai sosoknya sebagai seorang biduan, bayangkan sejak tahun 2004 s/d 2011 wajahnya wara-wiri menggugah hati pemirsa Tivi melihat betapa program acara ini mengambil simpatik dari kalangan bawah dan pastinya melihat hostnya terbawa haru dan senang seirama gejolak hati para pemirsanya. Jauh sebelum dikenal sebagai host ‘Beda Rumah’ Ratna Listy ditahun 1999 s/d 2001 sudah pernah membawakan acara ‘Panorama-ANTV’, prestasinya sebagai presenter yang diperhitung dengan beberapa kali berturut2 sebagai Nominasi Pembawa Acara kemudian susul menyusul ‘Gebyar Keroncong- TVRI’ pada thn 2010 &’ Juara-TV One’ thn 2012 tetap sebagai presenter. Bakat aktingnyapun sdh dibuktikan lewat sejumlah Sinetron yang dibintanginya al: Pengantin Iblis/Thn.2000, Menjemput Impian/Thn.2002, Kabut Sutra Ungu/thn2002, Sorga Dibawah Telapak Kaki Ibu/Thn.2005, dll’
Dia mengakui dipenghujung tahun 2012 ini, dia memberikan kejutan besar kepada para pecintanya dari kalangan anak2 remaja yang sering mengalami ‘GALAU’, bahwa kehilangan cinta bukan berarti kehilangan gairah hidup dan dia menambahkan lagi bahwa hidup itu penuh variasi ada ‘senang dan gembira’ dan jangan memilih menderita, karena hidup adalah pilihan jadi buat apa sedih dan kecewa’ katanya berdiplomasi. Ada apa yah dengan GALAU yang dibahasnya,ternyata Ratna Listy ingin CLBK ‘Cinta Lama Bersemi Kembali’ rupanya, jatuh cinta lagikah dia?.... bukankah dia adalah istri dari seorang suami yang bernama ‘Hery Putranto yang sudah memberinya sepasang buah hati ‘Reiki/8Thn & Keisha/6thn’.. sangat membingungkan pembaca. Hahahahahahah, ternyata Ratna Listy ingin kembali kedunia dimana pertama kali dia datang sebagai seorang penyanyi dan obsesinya adalah mencetak hits untuk albumnya yang berkisah keGALAUan, dia hanya ingin merubah image kepada pencintanya sebagai pembuktian di ruang seni suara tentang impian masa kanak-kanaknya sebagai biduan.
Album ke-5 dari single pertamanya, hadir bersama tema yang mengusung semangat hidup membangkitkan ‘gairah hidup’ para gadis remaja tentang keGalauan hatinya yang sering kehilangan akal sehat untuk akhiri hidupnya, persembahan album ‘Jangan Menyerah/cipt.Herman Leumani (Ayah Ressa Herlambang) adalah sebuah lagu yang memotifasi memberi spirit kalangan remaja. Album ini tetap membungkus lirik cantik menyentuh hati siapa saja mendengarnya dan Ratna Listy sudah menselaraskan alunan suaranya bak buluh perindu sehingga para penggemarnya akan merindu dan menandai kemunculannya bahwa Ratna Listy pantas dapatkan impian masa kecilnya untuk di akui sebagai ‘penyanyi’ karena sudah memberi yang terbaiknya dan semoga faktor LUCK berpihak padanya,Amin

MAHARANI KAHAR




MAHARANI KAHAR...


Lagu ‘DESEMBER KELABU/cipt.A Riyanto’ menjadi Penomenal hingga saat sekarang ini padahal lagu tersebut direkam pada tahun 1982 oleh seorang penyanyi wanita kelahiran, Jogjakarta, 13 April 1958... pertanyaannya kemanakah dia sekarang?, itulah yang sering saya Jose terima pertanyaan serupa mencari sosoknya dimana.. dimana.. dimana, dimana sekarang dimana?. Penyanyi yang dicari dan selalu ditunggu ini ternyata bernama MAHARANI KAHAR, bersyukurlah para pecintanya karena saya Jose berhasil menemukan dan mewawancarainya lewat telepon genggam ditempat asalnya di kota Surabaya. 


Karir seni suara yang digeluti sebenarnya sudah mendarah daging dikeluarga penganut Katolik Fanatik ini dari orang tuanya yang bersal Jogjakarta ‘Abue Kahar dan Sri Supangatun’, konon saat jaman penjajahan Belanda Ayahnya adalah seorang veteran perang dan memilih menetap di kota Surabaya melakoni profesi sebagai Guru. Maharani Kahar kecil sudah menunjukan bakat seni suara yang ditularkan dari orang tuanya, sejak duduk dibangku kelas ‘empat’ Sekolah Dasar - Katolik Angela di Surabaya bahkan sering diikutkan lomba menyanyi oleh ibu Gurunya. Baru secara profesional, saat sudah duduk dikelas ‘dua’ Sekolah Menengah Pertama, Rani (panggilan Maharani Kahar) sudah mengikuti lomba Bintang Radio RRI tahun 1974-1975 dan memenangkan dua kejuaraan sekaligus sebagai juara ke III dan Juara Favourites. Kemudian langkahnya semakin panjang saat mengikuti kembali Pop Singer antara se Jawa Timur berhasil melenggang meraih Juara ‘Pertama’ saat usianya baru menginjakan 14Thn dan meluruskan kembali langkahnya ke Jakarta tingkat Nasional sebagai Finalis Lagu Populer tahun 1975 dengan lagu pilihannya ‘Sepanjang Jalan Kenangan/cipt.Is Haryanto’ bersama sejumlah nama2 besar penyanyi yang sudah populer dimasanya seperti: Margie Segers, Dian Anggraeni, Mira Tania, Melky Gouslow, Berlian Hutauruk, Tina Roy Hetty Koes Endang,dll. Nama Maharani Kahar untuk ukuran kota Surabaya sudah dikenal sebagai selebriti Lokal dengan segudang rutinitasnya diberbagai acara2 pertunjukan dan show-show di sekitar Jawa Timur maupun kemunculannya mengisi hiburan di Televisi Lokal, Majalah,Koran- koran seputar tentangnya.


Tahun 1970-an, Maharani Kahar sudah merekam suaranya lewat recording Lokal ‘YULIA LL RECORD’ sudah menghasilkan beberapa album rekaman bersentuhan ‘Pop Song Country & album Kroncong Campuran’, album persembahannya untuk ukuran Jawa Timur cukup berhasil pemasarannya. Suatu hari saat A Riyanto berkunjung di kota Surabaya, menyaksikan seorang Gadis Ayu sedang bernyanyi di Televisi mengisi acara hiburan ‘Telerama’, membuat mas Kelik (nama panggilan A Riyanto) terpesona dengan keIndahan suara penyanyi lokal tersebut dan bertanya ke Johan Nahlony (Johan Oentung kemudian berubah menjadi Johan Untung) ‘apakah mengenal penyanyi yang menyanyi di televisi ini?, dijawab ‘kenal baik mas karena kami sering bernyanyi bersama’ dan dijawab kembali oleh mas Kelik ‘tolong pertemukan saya dengannya’. Singkat ceritra, antara A Riyanto dan Maharani Kahar dipertemukan oleh Johan Untung di Hotel ELMI-Jln. Jend.Sudirman-Surabaya dan langsung mas Kelik membuka suara ‘Kalau Rekaman di jakarta mau nggak’. Betapa girang hati Rani, seorang komposer Legenda yang berhasil melambungkan banyak nama penyanyi menjadi tersohor, ini malah sebaliknya sang komposer datang langsung padanya memintanya rekaman ‘Puji Tuhan’. Tak perlu menunggu kesempatan keDua karena tak pernah ada dalam kamus Rani dan mengapa pula harus menungu kesempatan-kesempatan berikutnya yang belum tentu datang lagi, tak perlu menunggu lama memberi keputusan karena kesempatan yang sekarang sudah tergenggam dan tak ingin lagi melepaskannya ibarat kata pepatah ‘pucuk dicinta si Ulampun tiba’, maka kata ‘sepakat’ adalah mengakhiri pertemuan ini.


Tahun 1982, nama Maharani Kahar sudah mensejajarkan namanya kepara seniornya dan tentunya album perdananya ‘Desember Kelabu’ membuktikan dirinya sebagai penyanyi Nasional sudah membuka langkahnya untuk dicatat sebagai salah satu yang memberi kontribusi di Negaranya sebagai seorang seniman. Disela perbincangan kami, Maharani Kahar berceritra saat proses rekaman album Desember Kelabu, katanya ‘sangat2 ‘amazing dan tidak mengalami kendala seperti mengalami penyerahan diri dan tiba2 diriku sudah menyatu masuk dalam syair yang membawa hatiku menerimanya’. Rani kembali menambahkan bahwa, saat lagu ini diberikan mas Kelik sempat nanyak ‘sudah punya pacar belum’ kembali dijawab oleh Rani ‘belum punya pacar’ dan Rani langsung disuruh masuk studio hanya diiringi Gitar dan Drum ternyata hasilnya luar biasa membuat saya sll mensyukuri bisa dikenal. Belum sampe satu tahun beredarnya Album ‘Desember Kelabu’ muncul kembali album keduanya ‘Malam Kelabu/ A Riyanto’ kisah tentang mempelai wanita menanti kehadiran mempelai pria yang tak pernah datang, disusul album Apa Salahku/cipt.Pance, Kereta Senja/cipt.A Riyanto, Tak Ingin Yang Lain/cipt.Adriyadi, Kau Pandai Berdusta/cipt.Ade Putra dan Bantal dan Guling/cipt. Bambang Kadi.


Tahun 1983, adalah dimana Maharani Kahar lebih memilih kehidupan layak untuk menyimpan banyak harapan dihari tuanya adalah keputusan akhirnya menerima bekerja di instansi PLN- Surabaya dan bukan itu saja karena sudah menemukan jodohnya menerima pinangan untuk berikrar dihadapan Tuhan menjadi sepasang suami istri. Keputusannya untuk mundur berkesenian adalah karena terikatnya sebagai syarat ‘kepatuhan terhadap kalimat ‘ego’ yang bernama sosok pria yang sudah menjadi suaminya’ harus didepankan disaat namanya sedang diujung kepopuleran. Otomatis album2 yang direkamnya di jakarta butuh sentuhan, promosi dan tour promo keliling Indonesia terkendala dengan ikatan dinas pekerjaan dan pilihan keluarga. Ditambah kehadiran sepasang buah hatinya ‘Melati/28thn dan Erlangga/23thn’ sudah menyita rutinitasnya dan keputusan mengakhiri berkeseniannya pada tahun 1989 ditandai album “Bantal dan Guling’ sbg album ‘good bye’ menyapa pencintanya. Tinggallah sang produser bernama ‘Sangko’ menggeleng2 kepala tanda tidak setuju keputusan dini Rani, karena dari awal pernikahanpun sang produser tak pernah menyetujui dan kini Rani benar2 total mengakhirinya dan sang Produser yang selalu setia menemaninya bolak balik Surabaya-Jakarta tdk bisa berbuat banyak untuk mencegah.

Diakhir perbincangan kami, Maharani Kahar membisiki saya, ‘janjinya’ akan kembali didunia yang dulu pernah memberikan nama besarnya sebagai selebriti, ditandai tahun penutup 2013 akan merancang pemunculannya menyapa para pencintanya dengan membuka diri bahwa ternyata seniman tidak pernah bersungguh-sungguh mengakhiri berkeseniannya dan percaya bahwa dikelak hari akan datang kembali merebutnya tetap dikenal sebagai Maharani Kahar bukan sebagai si Desember Kelabu tapi sebagai Maharani Kahar yang ingin jumpa lagi para pencintanya seperti dulu kala untuk diikat dihatinya dan tak pernah merelakannya lagi pergi... 


Dan dibuktikannya dengan pemunculannya pada Bulan Desember 2013 lalu di Jakarta, langsung saya jose tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini untuk mendapuknya wawancara LIVE di Radio RRI Pro.1 FM.91,2 ... Hasilnya sangat menggembirakan para pencintanya diseluruh pelosok Tanah Air masih merindukannya dan mengElu-elukan kebesaran nama Maharani Kahar, merespon baik SMS maupun telepon interaktif saling bersambungan sebagai pertanda Bulan 'Desember' yang tentunya mendambakan tidak 'Kelabu' menyambut pergantian tahun 2014 sebagai tahun keberuntungan untuk kita semua...Selamat datang kembali Maharani Kahar, kami selalu menantimu!!.




BAND ARULAN


BAND ARULAN..

Asal mula berdirinya Band ARULAN mempunyai kisah menarik yang patut kita ketahui, kalau saja bukan karena gara2 kenalpot panas mencederai anak kesayangan dari keluarga keturunan Pangeran dari ayahnya ‘Bajumi Wahab bin Pangeran Abdul Wahab dan Ibunya ‘Sajiddah Binti Pangeran Muhammad Nuh yang menguasai wilayah Ogam Komering Ilir (OKI)- Sumatera Selatan, maka sangat mustahil Musik indonesia akan mengenal nama ‘Sjahrul Ghozy Bajumi’ sebagai penggagas Arulan.

Adalah Tahun.1959, saat mana seorang perjaka kelahiran Palembang,12 Februari 1945 saat masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama di Bandung berkendara sepeda motor menyenggol trotoar dan jatuh terpelanting, motor menimpanya menyisakan borok yang harus menahan sakit selama satu bulan saat kenalpot panas melukai pahanya. Bukan main sedih hati sang bunda ‘Sajiddah’ melihat putra kesayangannya terluka dan tak ingin terulang maka saat itu juga sang ibu memberi ultimatum untuk tidak lagi mengenal kendaraan yang bernama ‘sepeda motor’ dan sang buah hati dipindahkannya kembali ke Jakarta meneruskan sekolahnya, karena sang bunda tidak ingin anak kesayangannya terlibat pergaulan kenakalan remaja pengaruh ibu kota Jakarta.

Kemudian menganjurkan anaknya lebih baik bermain musik dari pada terlibat pergaulan anak2 dijaman itu begajul dan bergaul sebagai anak2 ‘Cross Boy’ yang malang melintang dijalanan. Beruntungnya ‘Syahrul G Bajumi dikelilingi para sahabat yang kebenarannya menguasai alat musik lalu membentuk Band ‘BLUES SWINGERS’, para pemainnya al: Jarzuk Arifin/Keyboard, Wibisono Ismail (putra sutradara Nawi Ismail/Bass Betot, Lion/vokal, Richard/Gitar, Isa Tartiasa/Drum dan tentunya Sjahrul G Bajumi/Gitar Rythm & Pimpinan. Mulailah berpetualang dari acara-acara keluarga sampai dengan acara panggung2 pertunjukan dan beberapa show2 masih sekitar tawaran pentas lingkungan acara sahabat2 dan sejawatnya. Kemudian band ini berganti nama karena sang bunda kurang sreg memakai nama yang bau keInggeris-inggerisan dan menganjurkan ‘ngapo idak pakek namo kau dewek bae “ARULAN”, selain mudah nian diinget bukanyo lebih berbau Nasional’ artinya: ‘kenapa tidak memakai nama kamu saja ‘Arulan’, selain mudah diingat bukankah lebih Nasional’ ungkap bundanya langsung diAmini oleh mereka. Nama Arulan sendiri sebenarnya adalah nama panggilan sayang dari bundanya kepada anaknya Sjahrul G Bajumi, bundanya sangat ingin anaknya benar2 tidak hanya setengah2 menekuni dunia berkesenian walau sang ayah sangat menentang namun tidak banyak protes karena sosok ibu mempunyai peranan penting dalam memberi perhatian kepada anak2nya dari pada sang Ayah seorang pedagang sukses yang separuh waktunya berpindah dari negara satu kenegara lain dan tentunya sangat sedikit waktunya untuk anak2nya.

Awal tahun 1960an, nama ARULAN membawa berkah terlebih dengan bergabungnya dua bersaudara ‘Ismet Januar & M.A Imran’ dikubu Arulan setelah ditinggal Lion sang vokalis dan Richard ke negeri Belanda. Mulailah jadwal show bukan lagi keacara pesta muda-mudi lingkungan sekolah tapi sudah merambah ke tingkat lebih mentereng ‘Arulan’ mengadakan pertunjukan di Wisma Nusantara,Hotel Duta, Des indes Hotel, dll. Atas anjuran bundanya ‘Arulan’ mengikuti Festival Lagu Minang dengan catatan setelah memenangkan Juara Arulan tetap mengusung lagu daerahnya Palembang-Sumatera Selatan. Benar saja, lagu Minang yang disembahkannya al: Denai Sansai dan Upiak Siti meraih juara I dan Arulan masih harus mengikuti festival Tingkat Nasional yang diadakan RRI dan Arulan kembali meraih juara walau hanya sebagai pemenang ke-dua.

Tahun 1962, dimana presiden ‘Bung karno’ mengadakan pesta olah raga ASIAN GAMES IV dan ‘GANEFO (Game Of The National Emerging Forces)’, Band Arulan/pimp.Sjahrul G Bajumi adalah salah satu pengisi acara bersama para Artis dan musisi lainnya seperti: Eka Sapta/pimp.Sapta Tunggal (Jamin Wijaya/Pemilik& Manager),Teruna Ria/pimp.Zaenal Arifin,Aneka Nada/pimp.Guntur Soekarno Putra, Kus Bros (Koes Bersaudara)/pimp.Tonny Koeswoyo, Titiek Puspa, Rachmat Kartolo, Diah Iskandar, Norma Sanger,dll, Arulan memberikan penampilannya yang sungguh sangat disukai. Sebenarnya saat masa ORLA pemerintahan presiden Bung Karno segala yang berbau keBarat2an yang disebut ‘ngak-ngik-ngok’ dijegal habis2an, tentunya bagi seorang bunda yang selalu memberi dukungan untuk perkembangan musik anak-anak band Arulan tidak ingin bermusik Arulan stag begitu saja, beliau rela menyelundupkan PH para penyanyi International seperti: Conny Prancis, Rickie Nelson, Elvis Presley, Bill Halley dll dan mau bolak balik Indonesia-Singapore hanya memborong PH para penyanyi Barat yang populer di Indonesia. Dari PH inilah anak2 Arulan termotivasi mengembangkan permainan musikalitasnya yang lebih baik dan terkumpul nama2 personilnya yang kokoh seperti: ‘Syahrul G Bajumi, Jarzuk Arifin, Wibisono Ismail, Isa Tartusi, Rosihan NHuck Bajumi, Ismet Januar, Benny Thung dan M.A Imran, kemudian masuk Jopie Item (hny sebentar) membuat nama Arulan dikenal sebagai terdepan. Moment yang paling dinantikannya saat mana stasiun TVRI diresmikan pertama kali, Arulan didaulat sebagai band Pembuka acara dimana mengundang penyanyi populer dari negeri Belanda ‘Anneke Grunlo dan The Blue Diamond’, Arulan semakin mengukuhkan keberadaannya sebagai Band yang diperhitungkan. Namun sekali lagi nama Arulan dikenal bukan saja sebagai julukan The Shawdos Indonesia atau duet Ismet& Imran sebagai Phil & Don- The Everly Brothers Indonesia atau sebagai Band pengiring atau sebagai band Instrumental tapi juga sebagai Band yang menguasai lagu2 daerah Nenek moyangnya.

Kehebatan nama2 personilnya juga diperkuat sejumlah penyanyi tetap dikubu ini, seperti: Diah Iskandar,Norma Sanger, Sandra Sanger, Nunung Zahara (Bintang Radio RRI-thn.60), menghadirkan persembahannya ‘Gugur Bunga, Air Terjun/Instrumental, Lagu Untukmu,, Rudy& Nita, Malam Bintang,Kenangan Indah,Rumah Gadang, Serunai malam/Instrumental, Luput Dimate, Abu Mendereng, Rindu, Kebile-bile, E Samokan, Karakatau, Rang Talu, Sempayo Digulai Lemak. Selanjutnya, untuk memenuhi amanah sang Bunda, Arulan juga melempar lagu2 daerah Palembang berjudul ‘Tebile-bile, De sangke & Ibong-ibong’, album rekaman yang diproduksi recording SJAILENDRA milik keluarga ini sangat-sangat diminati secara Nasional sehingga sebagian Masyarakat dan media mencap bahwa Arulan adalah Band berasal dari kota Palembang. Kepopuleran nama Arulan semakin membumi secara Nasional terlebih dengan kehadirannya sebagai band pengiring sejumlah penyanyi seperti: Neneng Salmiah, Trio Visca, Broery Pesolima,Yanti Bersaudara, Ttitik Puspa, Alfian, Ernie Djohan, Deddy Damhudy, Lilis Suryani, Tetty Kadi, Bing Slamet,Shinta Dungga, Tuty Thaher, Henny Purwonegoro, Salanti Bersaudara,dll membawa mereka kejenjang populeritas dengan album2 yang sangat diminati pencintanya. Nama Arulan tidak saja dikenal secara Lokal tapi sudah tercium namanya didunia Barat setelah mengiringi penyanyi Belanda ‘Barry Crocker’ berduet dengan Bintang Film ‘Rima Melati’ album bertajuk ‘Burung Kakak Tua, Saw Standing There & Rima (lagu persembahan special buat sang kekasih Rima Melati)’ maupun penyanyi populer bartaraf International ‘Anneke Grunloh’ dan pernah mengiringi penyanyi anak-anak asal Jerman ‘Heintje’ saat kedatangan pertamanya show di Indonesia dan Arulan juga merasakan satu panggung bersama sang band idola ‘The Ventures’.

Salah satu lagunya ‘Mata Bidadari’ sangat diminati chart Radio2 Nusantara dan populer di Radio Australia, lagu mengisahkan kekaguman Sjahrul G Bajumi kepada sang kekasih masa lalu dituangkan dalam lirik yang indah menyentuh penikmat musik. Tiba akhirnya, keharuman nama Arulan tercium oleh ‘Asbon & Anas Yusuf’ datang berkunjung dikediamannya jln.kesehatan 4/No.24-Petojo, Jakarta Pusat untuk meminta bergabung, namun ditentang sang bunda karena ‘Gumarang/Pimp.Asbon’ hanya berkiblat pada satu lagu berbahasa Minang sementara Arulan ingin juga mengangkat lagu-lagu Palembang dan tidak dipungkiri bila kelak hari masyarakat menasbihkannya sebagai band berasal dari kota empek-empek. Band Arulan adalah salah satu pelopor memiliki alat moderen band dan sering disewakan kepada sesama goup band lainnya, bahkan sebagai band pertama di Indonesia merasakan syuting menggunakan ‘Lipsync’ (lipsing) diera tahun 60an mengiringi penyanyi Fetty Fatimah/pimp The Bamboos Girls, Norma Sanger dan ditangani orang2 hebatnya sperti Hamid Gruno (Ayah dari Bintang Film/Sinetron Piere Gruno)sebagai pengara acara dan Christ Pattikawa (suami Aktris Rinna Hasyim) sbg Kameraman yang kelak hari kemudian ‘dua’ nama ini sangat populer membawa harum TVRI ke tingkat International. Selain Irama Lenso, band Arulan adalah salah satu band yang sering diundang bung Karno menghibur tamu-tamu negara atau acara-acara santai lainnya dan bila demikian sang ayahlah yang sangat sibuk mengurusi anak2 Arulan.

Sjahrul G Bajumi dan Eddy Sjam berceritra bahwa dimasa itu bila kita melihat baliho atau spanduk pesan sponsor bertuliskan para pelaku acara, maka yang tampak tulisan berhuruf basar paling atas adalah band pengiringnya baru dibawahnya tertulis nama penyanyinya itupun tulisannya kecil-kecil. Eddy Sjam juga menambahkan bahwa mereka bila show keluar daerah ‘Bandung & Surabaya’ selalu bersama ‘Eka Sapta dan Kus Bros’ kumpul satu gerbong di Kereta Api dan peran bunda Sjahrul Bajumi sangat penting di Arulan yang tidak pernah membedakan anak kandung atau bukan anak kandung semuanya disamakan dan mendapatkan perlakuan sama sehingga dikagumi dan dihormati sebagai sosok ibu super dimata anak2 Arulan. Eddy Sjam kembali berceritra, yang paling repot mengurus kostum show adalah ibu Hj. Sajiddah, bisa berkoper2 kostum anak2 Arulan dan melibatkan designer pilihannya adalah yang paling top di Indonesia Tailor 'Srie Vishnu’ & maupun Tailor di Hongkong ‘Lee On Tay’. Tahun 1964, Imran & Ismet mengundurkan diri kemudian sudah terlihat bergabung di De Selina dan akhirnya menetap di The Steps hingga saat ini, disusul sang vokalis Diah Iskandar, Norma Sanger, Sandra Sanger, masuklah Eddy Sjam/Lead Gitar, Aca/Rhythm-Vokal, Yunus Samtari/Bonggo, Arzad Arifin/ Bass&Vokal, Bambang/Vokal dan Muchsin Alatas & Vivi Sumanti/vokal.

Demikian pula sang juragan Sjahrul G Bajumi hijrah ke Negara Amerika melanjutkan sekolahnya dan secara alami Arulan tetap menjalani rutinitas seperti saat sang pemimpin masih bersamanya dan sosok bunda adalah penerus mengambil alih tongkat estafet yang ditinggalkan sang anak dan Pimpinan sementara diserahkan ke Jarzuk Arifin. Arulan tetap dielu2kan menjadi salah satu band masih memegang posisi bertahan dengan sejumlah wajah2 penyegaran nama2 seperti Oslan Husain, Alwi Oslan, Elya Khadam, Widyawati, Rudy Rusadi, Bakar Iskandar, baik didunia rekaman maupun panggung2 show, Arulan menghasilkan lagu yang hits dimasanya membawa lagu Si Gembala Sapi yang pernah dinyanyikan penciptanya ‘Mien Sondakh’ pada tahun 1950an, kembali disuarakan Norma Sanger demikian juga lagu ‘Nonton Bioskop/cipt.Benyamin S, populer ditangan Bing Slamet, Bung Dimana/cipt.Ismail Marzuki, dipersembahkan Diah Iskandar demikian pula lagu Merana/cipt.Sutedjo oleh Muchsin Alatas sangat populer di rekaman. Show panggungpun tak pelak menghadirkan ‘duet spektakuler’ mengusung nama2 hebat direcording seperti: Alwi& Oslan Husain, Elya Khadam & Muchsin Alatas dengan persembahan tiga lagu ‘Pergi Tanpa Pesan, Boneka India,Sawanka Mahina’ begitu pula, Rudy Rusady-LOS MORENOS tak ketinggalan memamfaatkan kecantikan Widyawati lewat lagu Monalisa dan tak kalah pentingnya Band pembuka show Arulan selalu menghadirkan The PROS/pimp.Dimas Wahab dengan Penyanyi Broery Pesolima, seakan tak ingin berpisah dengan Arulan untuk selalu bergandengan tangan kemajauan musik dengan persembahan keindahan permainan kolaborasi musik Arulan & The PROS dan nama Arulan semakin sulit diremehkan tentunya.

Tahun 1969 adalah masa tersulit dimana bunda “Sajiddah’ menghembuskan nafas terakhirnya, setelah sudah banyak memberi persembahan musik Arulan kepada Indonesia terkhusus kepada anak2 Arulan, bahkan sebelum diakhir hayatnya almarhumah sempet menikahkan salah satu anggota Arulan ‘Eddy Sjam & Yetty Sri Fidiati’ dan band Arulan satu2 anggotanya pergi meninggalkan untuk berSolo karir seperti Muchsin Alatas maupun Eddy Sjam sudah hijrah di ‘Band 4 Nada/pimp.A Riyanto, walau bagaimanapun nama bunda “Sajiddah” selalu mereka kenangkan disimpan dihati para anggota Arulan sesuai ‘janji hati’ terbawa sampe akhir hayat dan tak pernah terpupus walau badai sekalipun menghantam nama bunda ‘Hj.Sajiddah’ tetap terpatri kokoh sekeras karang dilaut dan nama Arulan tetap yang terbaik hingga saat ini dihati penggemarnya dan tak akan pernah meLUPAkannya.

BOY SANDI


BOY SANDI...

Salah satu penyanyi pria saat kehadirannya di jagad musik Indonesia membuat para pemujanya dari kalangan Hawa dibuat histeris, sosoknya yang tampan dan wajah inoncent plus cool dan tampil apa adanya sebagai remaja masa kini. Sosoknya hingga saat ini selalu ditunggu para penggemarnya kemanakah gerangan dari si penyanyi Sahabat Pena ini?, jawabannya Boy Sandi masih berkutat dijalur musik yang tak mampu ditinggalkannya sekalipun sudah duduk dibelakang meja karena kehidupan seninya digariskan Tuhan padanya untuk tidak berpindah kelain hati tetap disebut musisi.

Pria kelahiran Jakarta 27 Juli dari orang tua ‘Edy Kosasih & Intan’, semula tak menduga akan menjadi seorang penyanyi populer dan hanya mengingat2 bahwa saat masih duduk di Sekolah Dasar Merdeka-Jatinegara pernah bernyanyi didepan teman2 dan guru2nya diacara sekolah mendendangkan lagu ‘Ibu Pertiwi’ selebihnya hanya menjadi penyanyi kamar mandi. Dikenangkannya saat pertemuannya dengan Cherry LZ, Boy sedang kongkow dirumah temannya daerah Jatinegara sesama genk motor sambil memetik gitar dan bernyanyi, kebetulannya lagi sang pencipta lagu Cherry LZ melintas dan merasa terusik alunan suara Boy Sandi sehingga dihampiri dan diajak ngobrol serius dan kesempatan emas ini hanya satu kali ada dan jangan ditolak kata temen2nya mempropokasi agar menerima.

Yang dia ingat bahwa saat itu usianya baru saja menginjak 22tahun (thn.1983), dan esok harinya langsung bertemu produser ‘Nursandie- Alto Record-Bungur/Jakpust. Boy Sandi menambahkan bahwa perkenalannya dengan Cherry LZ adalah kakak kelas dan masih satu sekolah tapi lain ruangan saat masih duduk dibangku Sekolah Dasar hanya sdh lama tak jumpa dan perjumpaannya itulah yang membuatnya seperti sekarang ini, selanjutnya proses pembuatan album ini tidak ribet dan memakan waktu lama maka album perdana ‘Sahabat Pena/cipt.Cherry LZ ’ adalah pembuka langkahnya mengawali kehadirannya mengisi khasanah musik pop Indonesia.

Sukses album perdananya Boy Sandi sudah muncul kembali memberi nyawa di musik Indonesia dengan kembali mempersembahkan suguhan yang pasti lebih sesuatu dan ‘Salam Jumpa Kekasih/cipt.Dadang S Manaf’ kembali menorehkan nama indah sebagai penyanyi yang langsung naik peringkat bersanding dengan para seniornya, Boy Sandipun terlibat difilm Nasional ‘Gadis Di Atas Roda/sutrd.BZ Kadaryono-1984’ tak perlu lama2 untuk hadir dengan persembahan album keTiganya ‘Jangan Cabut Benih Cintaku/cipt.Dadang S Manaf, benar2 nama Boy Sandi selalu digaungkan para penggemar hawa yang selalu mengerubutinya untuk sekedar minta tanda tangan maupun berjabat tangan. Album demi album dihadirkannya, seperti ‘Cinta Seputih Salju/cipt.RirinS & Revelz.G(vol.4), Gadis Lesung Pipit/cipt.Ririn S (vol.5), Black Sweet/cipt.Dadang S Manaf, terakhir masih menyelasaikan album solo ‘Kamu (feat.Bella Saphira)’ ditahun 1990.

Kini Boy Sandi sangat bahagia dengan istrinya ‘Yanti’ yang dinikahinya pada tahun 1986 dengan dikaruniai sepasang Buah Hati ‘Putri & Deny’, tercatat sebagai musisi di dua perusahaan recording ‘Ideal & Paragon’ menangani sejumlah penyanyi anak2 ‘Trio Kwek-kwek,Cindy Cenora,Saskia & Geofani, Kak Ria Enes & Susan dan pernah menciptakan lagu untuk dinyanyikan grup Rock wanita ‘Solitaire/pimp.Titiek Bartje Van Houten- ‘Idolaku’.

Boy Sandi banyak berharap semoga musik Indonesia kembali lagi stabil dan masa kejayaan dirinya maupun para sahabat2nya kembali eksis atau paling tidak diberi ruang untuk mereka tampil apalagi sarana Telivisi sekarang dan media sepertinya alergi memberi kesempatan pada generasi penyanyi era 60 -70 & 80an, dia juga mengeluhkan bahwa dengan semakin maraknya pembajakan di indonesia membuatnya enggan untuk berkarya, menurutnya belum dilempar di pasaran albumnya sdh beredar di You Tube. Dia menghimbau agar masyarakat sudihlah untuk menolak segala macam yang namanya jenis pembajakan untuk kebaikan bersama untuk perbaikan para musisi yang menanti kebijakan pemerintah dan jajaran kepolisian untuk segera hentikan dan menghapus namanya pembajakan dibumi Nusantara ini, Amin..

KRISNA MUKTI

KRISNA MUKTI....

Namanya masuk dalam dereten selebriti yang penuh sensasional selama masa karirnya hingga saat ini, suka duka dalam kehidupannya merasakan keIndahan janji dunia yang telah memberi sejuta angan2 dan mimpi2 pernah kandas dibalik jeruji besi dan akhirnya kembali memulai langkah awal tak pernah henti untuk digapainya.

Orang tuanya memberi nama Krisna bagai Dewa agar kelak bisa perkasa dalam menjalani hidup dan sudah dibuktikannya, dia lahir di Jakarta,5 februari 1969 dr empat bersaudara dan menjadi anak tertua, dia mengaku berkesenian sejak duduk dibangku Sekolah Dasar sesama teman2nya membentuk band bocah berkeliling kampung sebagai penghibur semasih tinggal di kota Semarang tempat kediaman orang tuanya RM SUKRISNO & MASODAH sebelum hijrahj ke Jakarta.

Tahun 1982/1983, keluarga ini sudah menetap di Ibu Kota dan Krisna sivokalis band bocah ini tak pernah sedikitpun berhenti untuk bermimpi wujudkan impiannya sebagai penyanyi dan slalu terbentur difikirannya bila ingin menjadi penyanyi harus ada orang dalam dan dia harus mengubur mimpinya dan menerima nasibnya bahwa cita2nya belum berpihak padanya. Krisna melanjutkan kuliahnya di Univ.Indonesia Sastra Belanda dan terlibat dikegiatan Drama & Teater kebetulan sebuah karya dr Arifin C Noor berjudul WOLKEN (Mega2-menggapai impian) disutradarai aktris senior Rima Melati dan Krisna sebagai Tukimin situkang becak di Malioboro-Jogjakarta saat jaman perang, pementasan pertama di gedung Erasmos dan keliling tiga kota diBelanda yaitu:Amsterdam, Belgia & Leiden mendapat sambutan penonton. Pujian atas aktingnya datang dari Arifin C Noer, Rima melati dan Jajang C Noor,  kepulangannya di Indonesia langsung mendapat tawaran bermain film layar lebar sebagai Piguran2 dengan honor Rp.10Rb dipotong Agency Rp.2Rb dan sisa yang diperolehnya bersih hanya Rp.8Rb.

Tahun 1989 dia sudah bergabung di Studio 26 milik 'Ati Ganda’ yang bertugas mengurus para penari2. Pengalamannya setelah distudio 26 sdh didapat kemudian krisna merambah menjadi Crew panggung2 pertunjukan milik ‘Ingrid Wijanarko’. Krisna mengungkapkan bahwa pelajaran yang diambil dari keduanya menjadikannya banyak ilmu terlebih dari ‘Ati Ganda’ banyak memberi peluang untuk memperkenalkannya didunia entertain dan Krisna menganggapnya sebagai guru yang membentuknya seperti sekarang ini.

Tahun 1990 s/d 1994.... Kemudian, Krisna sudah terlibat di ‘Lenong Rumpi pimp.Harry De Pretes’ dan show dari panggung ke panggung (Off Air), sayangnya saat Lenong Rumpi muncul di Televisi (On Air) Krisna sudah tidak dilibatkan Harry De Fretes Pretes hanya soal namnya belum sepopuler ‘Debby Sahertian, Robby Tumewu, dll. Soal kekecewaan Krisna terbalas dengan seribu hadiah dari Tuhan saat dinobatkan sebagai juara II DKI Abang None Jakarta-1993 bersama Sahnaz Haque dan pintu dunia selebriti sudah terbuka lebar padanya, berturut2 sebagai Presenter Buletin Sinetron-TPI- 1994/1996 dan iklan sepatu BATA edisi lebaran.

Tahun 1998 adalah sejarah yang tidak bisa dilupakan oleh Krisna dimana terjadi kecelakaan di tol Peleungi-Bandung menuju Jakarta sehabis menghadiri pernikahan kerabatnya diCilacap yang disopiri Tio Duarte dan bersama keluarga Besar Krisna terdiri kakak perempuannya ‘ISWORO RINI bersama anak2nya mengalami musibah sehingga mobil Kijang merah terguling berkali2 dan akhirnya terhempas dan menyisakan duka salah satu ponakannya meninggal ditempat kecelakaan karena menerobos kaca mobil dan terhempas puluhan kilo meter dijalanan. Krisna menjalani perawatan intensif di RS Siaga-Jakarta Selatan dan kota Jakartapun terjadi pergolakan saat penggulingan Rezim Orba dan dimana2 terjadi penjarahan, pemerkosaan bagi warga keturunan, pembakaran pasar Swalayan dan sangat mencekam.

Setahun kemudian setelah peristiwa tersebut, krisna mendapat peran utama di sinetron ‘Aku Ingin Pulang (OST lagu Ebiet g Ade)’ pemain: Cornelia Agatha,Ceche Kirana, Mieke Wijaya,Tio Duarte, Billy Bujenger,Nurul Arifin, dll adalah suatu momuntum dimana namanya dikenal didunia Selebriti Indonesia. Tahun,2005, Krisna mengalami cobaan berat yang tak bisa dielaknya, tabir tentang dirinya... tentang pengakuan jatidirirnya... tentang siapakah dirinya, akhirnya terkuat selama usianya menginjak 38tahun tertutup rapat dan tak tersentuh ‘Rumput yang bergoyang atau mendengar ‘Kabar-kabar Burung’ yang dia tahu Ayah & Ibunya RM.Sukrisno & Masodah adalah ayah & Ibunnya ternyata beliau adalah Kakek & Neneknya yang dititipkan selama 38thn oleh ibunya yang hamil diluar nikah yang bernama Isworo Rini yang selama ini dianggapnya kakak kandung.

Peristiwa ini terkuak setelah kedatangan tamu seorang bapak yang sangat dikenalnya sebagai komposer lagu populer  bertandang dirumahnya, dia berpikir kedatangan bapak ini akan memberikan lagunya untuk dinyanyikan oleh Krisna Mukti, tapi bukannya lagu yang dia bayangkan tapi kegelisahan terpaku duduk berhadapan dua lelaki dewasa saling membuka tabir yang terselimuti selama ini bahkan akan meruntuhkan kebahagiaannya selama 38thn tiba2 seorang bapak terkenal diseantero indonesia datang mengaku2 sebagai AYAHya bagaimana mungkin terjadi?, kemana saja dia selama ini dan kemana tanggung jawabnya dan kalau iya memang dia bapak saya apa yang sudah berikan dikarir saya tidak ada...jerit hati krisna.  Krisna terpaku menatap bapak itu berlalu langkahkan kakinya dengan derai airmata, krisna tetap cuek dan berpikiran biasa saja bahkan menganggap pengakuan seorang bapak tadi untuk diakui sebagai ayah adalah mengada2 dan mencari sensasi disaat nama Krisna Mukti terukir huruf besar dihati penggemarnya.

Setahun berlalu dari peristiwa itu, kemudian sejarah ‘pengakuan anak siapa saya ini?’ kembali terulang dan rapat keluarga diruangan krisna seperti duduk dikursi panas menunggu dakwaan atau menanti jawaban sesungguhnya apakah benar pengakuan bapak yang menemuinya setahun lalu itu adalah bapaknya?, kakak perempuannya yang selalu memperhatikannya membuka suara disela tangisnya yang tak terbendung mengakui bahwa sebenarnya ‘kakakmu ini adalah ibu yang sesungguhnya yang melahirkanmu nak dan kedua Ayah &Ibu yang merawatmu itu adalah Kakek dan Nenekmu’ maka pecahlah tangis kemenangan membuka tabir yang terselimuti.

(Flash Back) Thn,1968 dua remaja sedang dimabuk asmara dan melakukan perbuatan ‘Buah Terlarang’ sehingga mengakibatkan sang pemudi hamil diluar nikan dan sang pemuda berkali2 mencoba untuk bertanggung jawab karena keEgoan kedua orang tua masing2 mempertahankan prinsif dan martabat sehingga sang pemudi diungsikan di Jogya& Semarang hingga lahirlah seorang pria tampan diberi nama KRISNA MUKTI. 

Dalam sidang keluarga Krisna mencoba menebak dengan suara bergetar apakah Ayah biologis saya itu adalah bapak yang setahun lalu itu menemui saya?, Dan ibunya mengAmini YA dialah AMIN IVOS yang dikenal sebagai Komposer hebat dengan sejumlah lagu-lagu hitsnya yang sempat diperebutkan banyak penyanyi seperti Dewi Yull,Rafika Duri,Andi Meriam Matalatta,Iis Sugianto,Emillia Contessa,dll, pecahlah tangis Krisna Mukti, walau bagaimanapun dan siapapun dia tetap dialah ayahku yang harus dihormati dan dijunjung tinggi dikepala..

Begitulah akhir kisah perjalanan hidup manusia yang Tuhan berikan kepada umatnya dan tidak bisa mengelak takdirnya sebagai anak terlahir diluar nikah, semoga kisah para selebriti yang saya turunkan untuk dibaca adalah sebagai pencerahan bahwa selebriti juga adalah manusia yang punya kisah dan masa lalu untuk tidak kita masalahkan malah justru bangga karena mereka bisa berdiri dan menjadi kuat di dunianya.