Jumat, 31 Mei 2013

LOS MORENOS







LOS MORENOS...

Akhir thn.50’an, namanya sudah dikenal di kota Bandung masih dengan tampilan EL’DOLORES COMBO/pimp.Rudy Rusadi masih menyuguhkan irama Latin dengan personil awal al: Rudy Rusadi, Wim Bustami, Dudung A.S, Said Salmin, Zulkarnaen Roman. Kelompok ini pernah menyempatkan menghipnotis penonton berkolaborasi bersama band Ternama ARULAN menyuguhkan lagu ‘Marlina’ melibatkan aktris cantik bak dewi kahyangan ‘Widyawati’ hanya kebagian duduk manis dengan latar belakang posternya yang maha dahsyat, pencahayaan lampu menggugah hati untuk tidak ingin berkedip ditunjang oleh suara emas dari sang vokalis Rudy Rusadi, menambah suasana menjadi gegap gempita. Itulah salah satu kehebatan Los Morenos yang luput pemberitaan, namun sangat membekas dibenak sebagian yang menjadi sejarah kehadiranmu bersama Band Arulan memberi yang terbaikmu.

(Flash back) Era thn 60’an hijrah ke Ibu Kota Jakarta atas rujukan Bapak Hadi Thayib sebagai band Pertamina, mengemas tampilan baru bernama LOS MORENOS. Kemudian dengan personel tambahan (secara Acak) al: ‘Cucung/Perkusi, Rudy Rusady/Leader&Vokal, Dudung AS/Gitar, Said Salmin/Kyboard&Vokal, Max Sapulete/Drum, Munif Bahasuan/Vokal, Rio Morena Rusadi/Piiano,Cucung/Conga, Nana Suryana &Ferry Berhitu/Rythm, Chandra/Keyboard, Toto & Ating/Bass & Donny Hardono (baru bergabung thn’80). Los Morenos hadir dengan menyuguhkan Lagu2 Pop Indonesia dan Daerah, dikemas tetap dalam Irama Latin dengan penikmat 'yang lain dari yang lain'. Kehadiran Los Morenos, memang hanya dari kalangan 'ningrat' non pribumi dan tamu2 Negara sebagai Musik pembuka bagi tamu2 kePresidenan di Istana dimasa era ORBA.

Adalah Pramaqua Recording yang meliriknya untuk membuat album rakaman dengan persembahannya seperti: Indahnya Cinta, La Curacha,Brondong garing, la Paloma, Salah Sasaran, Amapola, pembuktiannya bahwa kelompok ini ingin merambah penggemar musik latin diseluruh Nusantara. Kemudian Los Morenos menggandeng penyanyi cantik yang juga saat itu namanya menjulang sebagi Bintang Film 'Nanin Sudiar' sebagai vokalis di album rekaman berikutnya hadirkan sejumlah hits al: Anakku Sayang,Marlina, Gadis Berbaju Merah, dll di produksi borobudur Recording. Keberadaan Los Morenos dimasa itu memberi motivasi bagi kelompok Band lainnya, salah satunya Group Wanita THE SINGER'S/pimp.Neneng Salmiah mengawali kehadirannya lewat persembahan lagu ‘La Paloma dan Marlina’ yang disuarakan sang vokalis Tuty Thaher begitu dahsyat dan semua orang tak menyangka bahwa Band Wanita ini asli produk Indonesia dan menjadi langkahnya untuk diakui publik menggantikan kedudukan Dara Puspita yang berakhir.

Kemudian Los Morenos melenggang hadir dengan persembahan2 album2nya yang selalu mengemas dengan Irama Latin namun berCITRA dan RASA cita Indonesia dengan menyelipkan lagu2 Daerah, Dolanan & Nasionalisme seperti: Pak Pung Pak Mustafe,Aryati,Ampar-ampar Pisang,Nina Bobo,Soleram, Ayolah Mama,Sarinah, Selendang Sutra dll. Terakhir thn,2000an LOS MORENOS hadir berkolaborasi dengan penyanyi Diva 'Ruth Sahanaya' hadir di event 35 Tahun PERTAMINA dengan mengemas album yang khusus kalangan sendiri hadirkan lagu2 yang dulu hits al: Marlina, Melodie D'Amor, La Ploma, Aryati, Sepanjang jalan Kenangan, Sacala Tu A Bailar, dll, album ini juga hadirkan nama2 hebat seperti; Embong Rahardjo & Donny Hardono di produksi RAM Recording (Indie). Langkahmu telah hadirkan penerusmu tetap bertahta di Istana Merdeka sebagai yang terbaik, adalah Donny Hardono tetap sematkan jiwa Los Morones dengan tampilan kemasan Home Band mengusung nama ‘AUDIENSI BAND’ masih hadir memberi sentuhan musik dan lagu-lagu pop Indonesia, Lagu Nusantara dari Sabang sampe Marauke dan bahkan bersentuhan International.

Kini kami kehilanganmu, kehadiranmu sangat kami nantikan 'datanglah' wahai Los Morenos hibur kami dengan nyanyianmu yang dulu tak sempat kami nikmati sepenuh hati. Kami sungguh tak menyangka, terdengar kabar yang sangat menyesakkan dada bahwa beberapa darimu telah lebih dahulu menghadap sang khalik ‘Cucung, Rudy Rusadi, Said Salmin dan Dudung As yang terkenal dengan tiupan seruling mautnya telah wafat, Inna Lillahi Wa’Inna Ilahi Rojiun. Kini baru kami sadari bahwa hadirmu adalah pengobat rindu kami dengan 'genre' yang kau usung tetap milik kami Bangsa Dan IndonesiaMU..

CONNIE CONSTANTIA



CONNIE CONSTANTIA.....

Lahir di Manado, 23 Januari 1964 sebagai ‘Martha Constantia Pinontoan Lang’ dari pasangan suami istri ‘Alexander Pinontoan & Maritje Lang’. Nama ‘Conny’ adalah panggilan sayang maminya yang sangat menyukai penyanyi Conny Francis dan oleh papinya menambahkan nama belakangnya ‘Constantia’ seperti nama kaisar Constantin dan saudarinya Constantia yang terkenal dalam pembentukan sejarah Kristen, maka bila digabungkan terbentuk sebuah nama cantik sebagai ‘Conny Constantia’ yang dipakainya berKesenian.
Didikan disiplin dari papinya sbg orang penting di Kantor Pos dan Telekomunikasi Manado, sangat keras layaknya Militer mendidik anak2nya dan memimpin keluarga sehingga anak2nya diharapkan kuat bila bermasyarakat dan menjadi anak bangsa, justru anak2nya menganggap adalah sebuah pengekangan. Singkat ceritera semua harta dan kekayaan menjadi habis saat suatu hari naas papinya dijemput CPM Tentara sbg tahanan politik dan tak pernah kembali, terakhir didapatinya ayahnya dalam penjara dan Conny adalah anak satu2nya perempuan yang menemani papinya tidur dalam penjara itupun karena sipir penjara tidak tega melihat Conny kecil menangis menghiba2 minta belas kasihan untuk diperkenankan tidur bersama orang dicintainya, hanya satu kekuatan Conny kecil adalah kalimat ayahnya ‘Tuhan akan buktikan bahwa papi tidak salah’ yang dia yakini sampai sekarang. Mami yang dikasihinya lebih memilih menikah dengan pria lain walaupun suaminya masih dalam penjara karena tekanan ekonomi dan conny kecil sdh harus berpetualang bangun jam ‘dua’ dini hari untuk berjualan sayuran di pasar dengan upah beberapa ikat sayuran dibawa pulang dan dijajakan kembali sayuran tersebut keliling kampung dan hasilnya diberikan kepada kakak tertuanya, begitulah hari2 yang dilakukan seorang Conny kecil dimasanya. Conny tumbuh menjadi ‘tomboy’ yang tidak punya rasa takut berkelahi dan mengalami banyak liku perjalanan yang menyengsarakan, nestapa menahan lapar dan haus, bekerja sebagai buruh pasar, jualan makanan, ballgrill, buruh kuli angkut batu disungai dan pernah merasakan tidur di kuburan cina karena tidak ingin pulang kerumah bila ayah tirinya masih berada dirumah.

Pada akhirnya, suatu hari dia mempertanyakan ketidak adilan Tuhan kepada apa yang menimpanya ‘Tuhan berlaku tidak adil padanya dan conny kecil tidak melihat Tuhan memberikan kesengsaraan pada orang lain menderita seperti apa yang dialami keluarganya’. Usia 15tahun adalah saat pemberontakan hidupnya ‘Ingin Menyambung Hidup’ dan kota Jakarta adalah tujuan akhirnya, hidupnya sudah diporak2dakan keadaan dan satu2nyayang memotivasi adalah menjadi ‘sukses’ dan anugrah Tuhan berikan padanya adalah ‘suara’ yang memotivasinya menjadi penyanyi karena bekerja untuk kelurga dan menyatukan kembali keluarga. Kota jakarta yang diimpikannya untuk mewujudkan talenta Tuhan berikan kemampuan bernyanyi justru sebaliknya lebih memilih menikah muda dengan seorang pengusaha dan menjalani kehidupan suami istri tanpa memperdebatkan keyakinan mereka.

Tahun 1984.... kepulangannya dari Amerika Serikat mengikuti suaminya, conny mengalami kegoncangan rumah tangganya pilihannya adalah ‘bercerai’ dan mulailah mereleasisakan impian awalnya yaitu menjadi seorang ‘penyanyi’. Penampilannya di Telivisi ‘Wajah Baru’, menarik perhatian ,mas kelik (A Riyanto), sudah bisa ditebak bahwa perjalanan hidupnya tergambarkan secara rinci pada lagu yang khusus diciptakannya untuk Conny ‘Ingin Menyambung Hidup’ sbg awal langkahnya di peta musik indonesia. Sukses peredaran album perdanya dilanjutkan album2 lainnya diantaranya ‘Sudah kucari/cipt.Pance, Dengarlah Aku Memanggilmu/cipt. Billy J Budiardjo,dll dan tawaran film sebagai pemain sperti Tak kala Mimpi Berakhir/Sutrd.Wim Umboh-1987, Kamus Cinta Sang Primadonna/sutrd.Abdi Wiyono-1988. Keuletan mengarungi hidup adalah sebuah jawaban atas semua doa-doanya kepada Tuhan ‘terkabul’ untuk tujuan mulia ‘keutuhan keluarga’ yang bercerai berai disatukan dan dibuktikan dengan kembalinya maminya ditengah2 keluarganya kembali. Conny Constantia sudah sukses menjalani rutinitasnya sebagai selebrity dan sebagai pengusaha mapan, namun dia masih merasakan jiwanya kosong tentang pergolakan keyakinannya dan mengalami pertempuran rohaniah selama ‘enam’hari mengalami hidup di dua alam dan merasakan kehadiran Yesus, Isa Almasih dan berdialog “Sembahlah Allah, kasihanilah Tuhan, Allahmu”.

Sejak pertemuan dan perbincangan dengan Yesus atau Isa Almasih, hari2 Conny Constantia mengalami tanda tanya dan merasa merupakan misteri tentang dirinya antara ‘keyakinan dan keraguan’ namun tekadnya diputuskan untuk memilih keyakinan baru dan menerima agama pilihan hidupnya. Seorang Conny Constantia mengalami bermacam2 reaksi para sahabat2 dekat dan keluarganya, umpatan mengada2, sebagai penghayal bahkan lebih ekstrim adalah menjadi ‘murtad’ dan kerasukan setan. Kini Conny Constantia adalah tetap sebagai manusia yang butuh kehidupan layaknya seperti manusia biasa yang diberikan penglihatan lebih pada Tuhan yang tak kuasa diElaknya, bahkan merasakan selalu membentengi kehidupan rohani dan sosialnya untuk banyak berbakti pada yang membutuhkan sumbangan dari tangnnya yang dia percaya ‘bila tangan kanan memberi harusnya tangan kiri jangan tahu’ demikianlah nama Conny Constantia terkenal disesama selebrity sebagai ‘dermawan’. Kesaksian ini dialami kakanya ‘Neni Pinontoan Lang’ yang menyaksikan sendiri adiknya tiba2 seorang warga China menghampiri, “kamu diberkati Tuhan..kamu, tinggal duduk saja nanti uang akan datang sendiri karena kamu sudah menanam banyak sejak kecil, sekarang kamu tinggal memanen” ungkapnya kepada Conny saat menunggu pesawat di bandara Changi di Singapura.

Tahun 2011, Conny Constantia, hadir lewat persembahan album ‘MIRACLE’ lewat single ‘Cinta Mati/cipt. Moza& Conny Constantia, menyapa para pecintanya yang haus akan kehadiran seorang bintang ‘Conny Constantia’ yang dirindukannya untuk sesekali hadir menyapa dunia musik Indonesia dan para fans diseluruh Nusantara..

ARIE KOESMIRAN




ARIE KOESMIRAN ....

Terlahir dengan nama ‘Arie Rihadini Koesmiran’, anak bungsu dari 7 bersaudara. lahir 20 April 1958 dari orang tua H.Koesmiran dan Hj.Djuana. Sepertinya ditakdirkan terlahir sudah menjadi seniman, karena sejak Balita dan masih duduk di sekolah TK (Taman kanak2) sudah mencetak prestasi yang sangat luar biasa dibanding anak seusianya di kota kelahirannya Sidoarjo. Arie Koesmiran adalah seorang yang 'Jenius' ketika Rekaman, walaupun sadar tanpa melalui pendidikan formal dan hanya berdasarkan Naluri, dia piawai menggabungkan semuanya. Kecepatannya menangkap apa yang diinginkan sang pencipta lagu, adalah merupakan karunia yang deberikan sang pencipta Allah SWT yang diYakininya. Dibuktikan dengan seksistensinya selama menggeluti berkeseniannya dia sudah menghasilkan lebih dari 200 Album Rekaman selama berkarir dari Tahun.1970 s/d 1982 (hanya selama 12 tahun..ckckckckck), dan itulah salah satu prestasi dalam kehebatannya berkesenian.
Mulai Mengenal Band....
Nama Arie KS, yang saat itu baru berusia 8 tahun sudah sedemikian terkenal dan sudah menjadi anggota Band 'Cipta bahana' pimpinan. Bambang Cipto. Kesohoran namanya sudah dikenal hampir seluruh pelosok Kampung2, dari Desa ke-desa dan pada akhirnya kembali Kota ke-kota di sekitar Jawa Timur bahkan merambah ke Jawa Tengah. Karena suaranya yang 'Semi Alto' jadi lagu2 yang dibawakannya adalah jenis nyanyian berat2..'Lagu2 yang saya bawakan pada masa itu adalah lagu2 orang dewasa, sepert: Jumpa di Pusara dipopulerkan Titiek Puspa, Luna Lunira (Italia) dibawakan Ernie Djohan dan Kalimantan Timur di populerkan penyanyi Anna Mathovani', begitu ungkapnya ke saya.
Ikut Festival...
Pada usia 10 tahun namanya sudah tertoreh di ajang Pop singer se Jawa Timur bahkan juara 4 diraih pada saat pelaksanaan PON ke VII di Surabaya dan menjadi Duta FFA (Festival Film Asia) di Singapura- tahun.1969. Pada dirinya, tidak ada kata menyerah dalam kamusnya apalagi ditunjang dengan jam terbang yang sangat luar biasa, sehingga setahun kemudian saat sudah duduk di bangku kelas V-SD (Sekolah Dasar) Lely- Sidoarjo dicobanya kembali ikut diajang Pop Singer dengan dibimbing guru vokal dari Dep.Dik.Bud Bapak Wahab yang mengajarkan tekhnik2 vokal bernyanyi yang bagus. Lewat persembahannya pada lagu "The Love Of The Women/Samantha dan Putus Cinta di Batas Kota/Titiek sandhora, Arie Koesmiran mampu menyisihkan 144 orang peserta dewasa dan tercatat sebagai satu2nya penyanyi termuda yang menjadi peserta dengan 'tone' nada tertinggi. Keberhasilannya menjadi juara I dan Juara Favorit sekaligus diraihnya, sempat menuai protes dari para peserta dewasa karena Arie Koesmiran dianggap masih terlalu kanak2 dan tak sepantasnya bersanding dengan peserta dewasa.

Mulai Rekaman....
Pesonanya diajang Pop Singer-thn 1970 tersebut berbuah hasil dan langsung di kontrak perusahaan Recording 'Mutiara' yang bermarkas di Surabaya. Dengan bayaran sekitar Rp.150Rb rupiah untuk 1 tahun 5 album Rekaman, tapi kenyataannya berbicara lain dia menghasilkan lebih dari 10 album rekaman dalam setahun. Dia membuka album rekamannya dengan menggunakan nama 'ARIE KOESMIRAN' bekerja sama dengan Band 4 Nada Pimp.A Riyanto lewat persembahannya 'Kenangan Desember cipt. Is haryanto' dan beberapa lagu hits lainnya seperti : Ande2 lumut, SiMata Biru.
Keberhasilan album Kenangan Desember,
Sehingga berlanjut pada album ke 2nya 'Harapan Yang Suci cipt.NN/Singapura, Muliakanlah Tuhanmu cipt.Eugine Thimoty, Senandung Sedih cipt.A Riyanto sudah dinanti2 para penggemarnya. Kepopulerannya tidak hanya lagu Pop saja, bahkan Jawa dan Melayu seperti Lek-lekan, Begadang, Bersukaria, Hello Apa Kabar, nama Arie Koesmiran sangat terkenal di seantero Bumi Persada ini. Konsekuensinya dalam berkarir membuat dia harus mondar mandir 'Sidoarjo-Jakarta', baik untuk keperluan rekaman di Remaco maupun Tour promosi album di beberapa Propinsi lainnya yang tersebar di Nusantara ini. Kenyataanya, kepopuleran namanya membuat sekolahnya terbengkalai dan sering dimarahi guru, bolos dan tidur dikelas adalah pekerjaan rutinitas sehari2nya. namun tak dapat dipungkiri bahwa disekelilingnya para Guru2nya seperti Ibu Guru Koes,Ibu Guru Lucky dan Ibu Guru Enny membimbingnya sampai menyelaraskan antara sekolah dan karir berkeseniannya sehingga menjadi sekarang ini.
Hijrah ke Jakarta...
Bisa dibilang Sidoarjo melahirkan Arie Koesmiran dan menaikkan pamor kota ini dikancah Musik tingkat nasional, demikian pula keberadaan Arie Koesmiran di SMA Neg.1-Sidoarjo mendapat dukungan penuh dari sekolahnya sehingga langkahnya berkesenian mendapat restu dan dispensasi sampai menamatkan sekolah karena 'Guru2 tidak kuatir kalau aku bolos, mereka yakin aku bisa mengikuti pelajaran sekolah' katanya ke saya. Disinilah sisi terhebat pada dirinya, dapat mensejajarkan antara sekolah dan karir bernyanyinya. Dia adalah anak yang mengabdi kepada keluarga, sehingga papun yang dilakukannya adalah keputusan mutlak darinya tanpa dikte dari orang tuanya...
Sejalan dengan berkembang pesatnya karir Arie Koesmiran,
Semua album2nya semasa remaja menghasilkan Hits seperti : Setulus Hatimu Semurni Cintamu, Widuri, Apapun Yang Terjadi, John, Gadis, Tante Sun, Mimpi , Babylon dll, demikian pula dengan pemunculannya dibeberapa Film Remaja, sebut saja Gita Cinta Dari SMA,Mencari Cinta dll. Sulit dipercaya, diusia yang baru menginjak Remaja selama berkarirnya sudah ratusan album dihasilkannya dan selalu meraih sukses. Kenyataannya yang terjadi memang demikian sehingga menyebabkan Arie Koesmiran di juluki Penyanyi 'Terproduktif Hasilkan Album Rekaman'. Keputusannya untuk hijrah ke jakarta ketika sudah kuliah di salah satu Universitas di Surabaya, adalah suatu keputusan yang tepat untuk berkonsentrasi penuh dalam berprestasi dan berkompetisi menggapai karir di industri Musik Pop Indonesia.
Sebagai Salah Satu Macan Panggung,
Tidak butuh lama bagi Arie koesmiran menaklukkan Ibu Kota, baginya karir bernyanyinya jauh lebih bermakna lantaran dia sudah memutuskan Jakarta sebagai ladangnya menghasilkan 'Materi'. Untuk mencampai semua ini tidak semudah di bayangkan orang dan butuh banyak pengorbanan, dia menjadi besar dengan bekerja keras sehingga dia sangat diakui oleh dunia Musik Pop di Tanah Air,dia melakukannya dengan penuh keikhlasan sebagai seorang pekerja seni. Keindahan suaranya dan kekuatan Arie Koesmiran sebagai pekerja seni terletak pada ketiadaan rasa takutnya berkompetisi dengan yang lebih senior, sehingga oleh pengamat musik dan rekan wartawan saat itu menjulukinya sebagai 'Macan Panggung' bersama rekan seprofesinya Hetty Koes Endang & Emillia Contessa. Dia memiliki suara yang sangat kuat dan berkarakter sehingga detik pertama dia membuka mulutnya kita langsung dapat mengenalnya ...itu suara Arie koesmiran. Tidak bisa dipungkiri kalau karakter suaranyalah yang membuat namanya bisa sebesar sekarang, semua itu lebur dalam jiwa senimannya. Aksi panggungnya yang mempesona tidak hanya menonjol di Indonesia, namun dapat juga dijumpai dibeberapa Negara Asia & Eropa seperti : Malaysia, Singapore, Suriname, Rotterdam, Francis, Denhaag. Prestasi lain yang diukir olehnya adalah keberhasilannya mengumpulkan penghargaan 7 keping Silver & Golden Record dan sebagai The Best Performance Ethnic Song di ajang The First FFA-thn.1980 di Filipina adalah suatu prestasi.

Jenuh sebagai Artis...
Arie Koesmiran memang seorang 'Pop Star', frekwensi shownya jauh lebih padat dibanding penyanyi seangkatannya dimasa itu. Kesohoran namanya yang sudah sangat melekat dihati pencintanya memang merupakan sebuah proses perjalanan karirnya yang panjang, dia melaluinya dengan tekun, disiplin dan kemauan yang keras. Ini adalah satu kelebihan yang tak dimiliki penyanyi pop kebanyakan, betapa perjuangan maksimal telah dilakukan sang Arie Koesmiran untuk mencapai kepopulerannya. Sukses demi sukses diraihnya dengan mudah, keberhasilannya pada album 'Cemara-cemara Kampus, Kuberjanji, maupun album duetnya bersama Ade Manahutu, The Blue Diamonds (Penyanyi Belanda) & Fariz RM bahkan beberapa lagu Irama Disco & Reggae seperti : Ditepi Sungai Babylon, Kecuali Hari Minggu, Ulurkan Tanganmu, Si Gadis Manis dll membuat popularitasnya semakin mengkilap. Selanjutnya sudah ditebak Indonesia mendadak 'Demam Disco' dimana2 penuh atraksi 'Dancer' dengan goyangan tubuh khas penarinya. Namun rencana Tuhan untuk perjalanan berkesenian Arie koesmiran harus terhenti selama jeda 6 bulan karena divonis dokter sakit tenggorokan (radang akut) dan harus beristirahat total.
Kisahnya Dengan Penggemar...
Sepanjang masa berkarirnya yang menakutkan adalah berhadapan dengan 'Fans Fanatiknya' di daerah Jember-Jawa Timur yang tidak sanggup menerima kenyataan penyanyi idolanya sakit, sehingga mudah ditebak fans tersebut 'Harakiri' dengan menenggak racun serangga...Astagfirullah Aladzim, lain lagi kejadiannya dengan salah satu fansnya di Jakarta yang tidak menginginkan sang idolanya 'Menikah', sehingga hampir setiap hari fans tadi mengintai didepan rumahnya dengan sebilah 'Badik' ditangan. Menjadi orang terkenal itu harus siap semuanya dan meladeninya harus sabar, Alhamdulillah Allah SWT melindungi saya dari mara bahaya, begitu ungkapnya kembali kepada saya, Arie Koesmiran II kembali mengenang peristiwa 31 tahun lalu yang membuatnya stres dan ketakutan.
Menikah....
Memutuskan menikah disaat2 puncak karirnya makin meninggi, disebabkan karena sudah capek dan jenuh dengan segala bentuk yang namanya popularitas yang selama ini membesarkan namanya. Pernikahannya yang dilangsungkan di Jakarta, 26 desember 1981 dengan pemuda pilihan hatinya 'Syaiful Anaz Nawawi' adalah putra pengusaha salah satu pemilik perusahaan rokok di kota Kudus sebagai bentuk 'Pelariannya'. Setelah menyelesaikan akhir kontraknya di perusahaan rekaman 'Purnama' dengan lagu 'Kuberjanji cipt. Fariz RM', adalah merupakan ucapan 'Sayonara' di dunia Musik tanah Air dan memutuskan menetap di kota Kudus. Kini dia memiliki segalanya, keluarga yang Sakinah, materi yang cukup dan suara yang indah bahkan dia adalah wanita yang memiliki paras ayu dengan budi pekerti memukau. Dia ungkapkan diakhir tulisan saya ' Jose.. saya merasa dimuliakan Allah SWT, merasa dimuliakan oleh orang2 yang mencintai saya dan merasakan hidup saya selama dari kecil sampai saya memiliki suami penyabar dan anak2 yang soleh adalah kenikmatan yang luar biasa', katanya. Pada akhirnya, penikmat musik Indonesia percaya bahwa Arie Koesmiran akan kembali mengulang kebesaran namanya bahkan lebih besar dari awal kemunculannya dengan rencana 'Konser Tunggalnya' di Jakarta...

Album baru & Konser Tunggal...
Pembuktiannya akan Konser Tunggulnya akhirnya terealisasi berkat ketekunanya selama ini mencari sikon yang tepat saat bertepatan setelah album barunya rilis di awal Tahun 2014 yang mengambil tema 'Kau Yang Kurindu' dari sang pencipta 'Amin Ivos', teselip lagu-lagu indah lainnya seperti: Kenangan Masa/cipt. Syaiful bachri, Pertama Kali/cipt.Krist Kaihatu, Dalam Kelembutan Pagi/cipt. Baskoro, Gadis/cipt.Titiek Puspa, dll.  Arie koesmiran tidak tanggung-tanggung melibatkan Event Organisir ' Arsando Enterprise Present', lokasi pertama yang ditujunya adalah ibu kota Jakarta dan mengambil Tema yang sangat Unik diKutif dari Judul lagu Hitsnya  'Setulus Hatimu'. Live In Concert 'ARIE KOESMIRAN', pilihannya jatuh pada hari Sabtu, 14 Juni 2014 di QI Lounge- The Sultan Hotel- Jl.Gatot Subroto- Jakarta. Kehadirannya adalah membuktikan bahwa Arie Koesmiran selalu patut untuk di Tunggu!!.

ERNIE DJOHAN





Perjalanan Karir Seorang Brenda Lee & Linda Scott bernama ERNIE DJOHAN..
Tidak banyak yang tahu bahwa ‘Ernie Ernie Irawaty Djohan’ memulai debut karir justru sebaliknya di Negara Singapura tahun 1962 pada usia 11 tahun bersama saudarinya ‘Liesda Djohan (lahir di Jogyakarta,1 Februari 1947)’ menghasilkan Album ‘Pariwisata Singapura’ dengan single ‘Surya Gemilang/cipt.Syaiful Bachri masih mengusung nama ‘Ernie Sisters’.
Mereka sengaja tidak mencantumkan nama Ayahnya Djohan dibelakang namanya, karena dimasa itu kurang etis jika seorang anak dari seorang diplomat menjadi penyanyi. Sehingga dimasa itu nama Ernie dimana-mana namanya dielu-elukan, apalagi penampilannya yang mempesona saat pengisi acara Opening Televisi Singapore sehingga Ernie dianggap banyak orang sebagai penyanyi dari negara Singa ini.

Ernie Djohan yang kelahiran Jakarta,6 April 1951 adalah anak seorang Diplomat (Pegawai KEMLU), sejak usia 2Tahun(Thn.1953), keluarga ini pindah ke Negeri Kincir Angin (Holland) dan baru kembali di Indonesia Tahun 1957. Saat sang Ayah Alm.Marah Djohan Bakhaharuddin (Lahir, Padang’22 Agustus 1910- wafat, Jakarta’ 26 Februari 1974) yang masih keturunan Bangsawan Pagaruyung- Batu Sangkar, Padang dari kakeknya ‘Sutan Tahar Bakhaharuddin dari ‘Kerajaan Moya’ yang pernah hidup dimasa tahun 1665 keturanan dari ‘Rajo Atjiek seorang raja di Pagaruyung yang cukup disegani dimasanya. Sayangnya peninggalan satu-satunya yaitu ‘Rumah Gadan’g yang dimiliki keluarga ini musnah terbakar tahun 1968 dan sudah dibangun kembali, namun bukan sebuah rumah Gadang tapi sebuah rumah moderen mengikuti selera dimasa sekarang.

Saat sang Ayah ditugaskan di Singapura, Ernie kecil sudah mulai mengikuti ajang lomba‘Radio Singapore’s Talentime tahun 1962 dan Ernie kecil masuk 10 besar Finalis. Ditahun yang sama Ernie Djohan ditunjuk sebagai duta sekolahnya ‘Cedar Girls Primary School untuk ajang ‘Singapore All Schools Talentime yang diikuti jumlah peserta 350 sekolah, lagi-lagi Ernie meraih sebagai juara satu. Masih ditahun sama setelah ajang lomba ini, Ernie langsung dikontrak dari label Philips Singapura untuk rekaman lagu-lagu Bahasa Inggeris & bahasa Melayu. Bahkan Ernie muncul duet bersama sang Kakak ‘Liesda’ dengan judul “The Ernie Sisters”, persembahannya ini langsung ditangani sang komposer alm.Sjaiful Bachri. Yang paling berkesan baginya, saat mana penyanyi Pop USA ‘Linda Scott’ sedang mengadakan Asia Tournya dan perform di Singapore Badminton Stadium, Ernie kecil berduet dengan Linda Scott dengan lagu Hitnya I’ve Told Every Litle Star. Ketika memperkenalkan nama Ernie, saat itu Linda Scott berkata ‘ This is my little sister Ernie Irawaty ,The Linda Scott Of Singapora’.

September 1963, terjadi pergolakan ‘Konfrontasi antara indonesia, Malaysia dan Singapura’ semua konsulat/Kedutaan R.I di Malaysia dan Singapura ditutup dan dipanggil pulang oleh Bung Karno. Saat berita kepulangannya ke Indonesia, Ernie diliput Televisi Singapore terkuaklah dan barulah publik Singapura mengetahui bahwa Linda Scott Singapora yang selama ini dielu-elukan adalah orang Indonesia.

Setelah tiba di Indonesia tahun 1963, nama Lilis Suryani yang berselisih usia 3 tahun dengan Ernie sedang top-topnya sebagai penyanyi popular dan menjadi penyanyi pujaan Bung Karno. Erniepun sering diundang menyanyi untuk para Corps Diplomatic dikediaman alm. RE Martadinata (Mantan KASAL) jalan. Diponegoro (sekarang sudah menjadi Wisma Elang) dan Ernie maupun sang kakak sudah bergabung di Band Madenas/pimp.Dimas Wahab (Ayah dari anak-anak BRAGI). Mulailah Ernie masuk bilik rekaman bersama band Madenas Lagu Anak-anak ‘Burung Gelatik/Cipt.NN diproduksi Dimita Records. Kedua bersaudara ini ditambah dengan kehadiran Lilis Suryani mengadakan pertunjukan perdana tahun.1964 di Gedung Kesenian, Pasar Baru- Jakarta menuai sukses. Ernie akhirnya menyeberang di group Eka Sapta dan mengadakan show keliling Nusantara, begitupula nama Ernie Djohan maupun Lilis Suryani menjadi satu kesatuan dan prestasinya menjadi penyanyi popular hanya berbeda tipis dengan rekannya. Bahkan mereka berdua, sering di undang menyanyi era Bung Karno di Istana untuk tamu-tamu Negara dan mereka berdua didaulat masyarakat dan media sebagai ‘Pelopor’ Penyanyi Cilik Indonesia dimasa itu.

Ernie Djohan kemudian merekam album keDuanya di Remaco/Pimp.Eugine Timoty berjudul ‘La Novia’ lagu Spanyol, sukses dari album ini membuat penyanyi pop pria terkenal seperti Rachmat Kartolo juga merekam album La Novia namun syair Indonesia juga sama-sama sebagai album laris. Nama Ernie Djohan, saat itu sudah menjadi jaminan dari kesuksesan album-albumnya seperti: Teluk Bayur/cipt.Zaenal Arifin yang dianggapnya sebagai lagu pelengkap penderita karena pada saat Ernie Djohan menyanyikannya kurang puas kerana seringnya diulang-ulang saat proses rekaman masih sangat tradisional dan serba keterbatasan dimasa itu. Siapa sangka album Teluk Bayur ini malah sangat populer dan lewat lagu ini Ernie Djohan adalah sebagai penyanyi pertama Indonesia penerima ‘Golden Record’ dengan hasil penjualan albumnya jutaan Copies PH (Piringan Hitam) di tahun 1965. Kemudian berturut-turut album seperti ‘Kau selalu Dihatiku, Jemput Aku Jam 5 Sore, Juana, Ingin Kembali, Burung Merpati, Senja Di Batas Kota, Terang Bulan di Semanggi,dll.

Tahun 1966, Ernie Djohan memasuki dunia perfilman indonesia produksi PT Sarinande Films lewat ‘Belaian Kasih/Sutrd.Turino Junaedy, bersama sederet bintang populer seperti ‘Sri Rejeki, Duet Oslan-Alwi Husein, Sofia WD dan film ini berbicara di FFA-Kuala Lumpur sebagai Film Drama Picture. Berturut-turut film ‘Honey, Money and Djakarta Fair/sutrd. Misbach Jusa Biran-1970, Si Mamad/Sutrd. Sjuman Djaya-1973, film dimana Drs Purnomo(Mang Udel) dan Sjuman Djaya dan Ernie Djohan mewakili menerima penghargaan sebagai film Best Drama Picture FFA di Pusan-Korea Selatan-1974. Film ‘Atheis/Sutrd.Sjuman Djaya-1974, film dimana meraih penghargaan FFI 1975 untuk kategori sebagai film Novel Terbaik dan Copy Film ini disimpan di ‘University Of Sydney sebagai bahan study. Tahun 1975, tiga film berturut-turut sebagaiberikut: Film ‘Ateng Kaya Mendadak/sutrd.Pietrajaya Burnama-1975, ‘Tiga Sekawan/Sutrd.Asrul sani-1975 dan Sebelum Usia 17Tahun/sutrd. Montinggo Boesje-1975. Tahun 1976, Ernie Djohan mengakhiri di film ‘Ateng Sok Tahu/Sutrd.Hasmanan-1976 sebagai film Terlaris dan film ‘Si Doel Anak Modern/Sutrd.Sjuman Djaya-1976 dimana aktor komedian ‘Benyamin S meraih Piala Citra sebagai The Best Aktor dan Sjuman Djaya sebagai Sutradara Terbaik FFI-1977.

Saat masih ditahun 1967, Ernie Djohan berceritera pernah diajak show keliling dunia dengan grup penyanyi- penyanyi sedunia yang bermarkas di Tokyo, nama grupnya ‘Lets Go 67’ karena berhubung tournya selama ‘Tiga’ bulan Ernie Djohan memilih mundur. Demikian pula dengan kehadiran Brenda Lee di indonesia, Ernie Djohan didaulat untuk mendampingi shownya di Istora Senayan & di Mirasari Sky Garden Sarinah. Dari sinilah media dan masyarakat membicarakan kehebatannya dan sekaligus menasbihkan sebagai ‘Brenda Lee- Indonesia & Linda Scott-Singapore, sampai hari ini julukan tersebut masih melekat padanya. Ernie Djohan pernah bergabung dalam satu Band Ernie Djohan and Her Buana Suara/pimp. Johny Swadie, para personilnya Rully Djohan/Keyboard,Jopie Item/lead Guitar, Johny Swadie/Drums, Wiharto/Plute, Saxophone & Ronny/Bass. Kami sempat merekam album lagu-lagu ‘Lulu’ penyanyi Inggris yang pernah dinikahi Maurice Gibb dari Bee Gees, selain lagu-lagu Lulu, Ernie Djohan menceritrakan bahwa pernah merekam lagu-lagu dalam berbagai bahasa dari Jepang, Spanyol, Inggris, Italy dll dan bersama kelompok ini merambah show-show di berbagai negara seperti ‘ Singapore dan kota-kota di Malaysia selalu meraih kesuksesan. Sayangnya kebersamaan ini tidak langgeng dan Rully Djohan sempat membuat band ‘Papillon’ yang diartikan dalam bahasa Prancis Kupu-kupu dan melawatkan shownya di beberapa Negara seperti Australia dan kelililng Fiji Island.

Hari yang bersejarah yang sampai hari ini tak pernah terlupakan, tepat dimana perayaan hari Ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 6 April di tahun 1968. Dimana, Ernie djohan dan Titiek Puspa dikontrak keliling show dibeberapa kota di Malaysia saat tepat usianya 17tahun berbarengan show di Stadium Negara Kuala Lumpur (Stadion Sepak Bola), namanya Stadium Bukit Jalil dimana penonton yang memadati arena sepak bola tersebut sebanyak 55.000 orang menyanyikan ‘Happy Birtday untuk Ernie Djohan sambil meniup lilin diatas birth day cake. Begitu pula dengan pengalaman lucu yang dialaminya ditahun yang sama, saat selesai show di Holland dimana fans-fans orang-orang Belanda sangat histeria dan salah satu darinya menghampiri Ernie minta tanda tangan diatas kepalanya yang botak pakai spidol...Ada-ada saja ulah para fans di negri kincir ini kataku pada uni Ernie Djohan saat selesai mengisahkan pengalaman lucunya. Lanjut di Tahun 1969, Ernie dikontrak perusahaan Philips Holland untuk di Up Grade dalam karir menyanyi dan melakukan show dengan para penyanyi-penyanyi Belanda seperti ‘The Blue Diamond dan Anneke Gronloh’ yang sedang top-topnya saat itu.

Tahun 1970’an, Ernie Djohan pernah membuat Group Lawak yang diberi nama ‘EROSA’ yang dikutip dari singkatan nama-nama mereka yang terdiri dari ‘Ernie Djohan, Oslan Husein & Alwi Oslan. Group lawak ini sempat keliling Indonesia khususnya seluruh Kalimantan, sayangnya Oslan Husein keburu dipanggil sang halik sehingga Group lawak ini tidak bertahan lama. Bahkan oleh Ernie Djohan menceritrakan ke saya tentang kolaborasinya bersama Gatot Sonyoto (Boneka Tongki) bikin Group Lawak & Nyanyi dengan nama “GERR”, mereka sempat sukses karena kebetulan kolaborasi ini memang unik selain membuat orang terpingkal-pingakal dan terhibur alunan suara mereka sebaliknya juga di hipnotis dengan tampilan sulap dari mereka berDua dan lucunya ternyata mereka masih satu perguruan ilmu sulap dari pak ‘ Tukahar- pegawai Pertamina.

Ernie Djohan berkisah ‘sempat merekam ulang lagu-lagu Koes Plus dan Ernie diberi julukan sebagai ‘The Hits Maker’, malahan Koes Plus sempat menciptakan lagu-lagu khusus diperuntukan padanya seperti ‘Angin, Lonceng, Taxy, Cemburu,dll dan merekamnya pada tahun 1973 sementara Koes Plus sendiri tidak menyanyikannya untuk kepentingan album. Ceritera menarik yang dikisahkan Ernie Djohan saat bersama Koes Plus di Undang Show di Dili dalam rangka Opsus Angkatan Darat, dimana mereka saat itu masih pakai passport karena Dili masih masih dibawah pemerintahan Portugal. Saat rombongan dalam Mini Buss menuju ke Gedung Pertunjukan, Bus mereka dilempari batu sehingga kaca jendela mobil disana-sini pecah berantakan diselingi tembakan-tembakan membuat ronbongan tiarap dilantai bus karena sebagian orang-orang Fretlin tidak suka jika Dili menjadi salah satu Provinsi Indonesia. Justru sebahagian banyak juga yang teriakan Yel-yel “Viva Presidente Soeharto’, beruntungnya saat acara berlangsung di gedung ‘show berjalan sukses dan aman terkendali. Ditahun yang sama Ernie Djohan merekam lagu-lagu dalam berbagai bahasa Asing, begitu pula dengan serangkaian shownya dalam lawatannya baik di Indonesia maupun di Luar negeri ‘Ernie Djohan selalu membawakan lagu-lagu berbagai bahasa Asing adalah kelebihan yang dia miliki yang penyanyi lainnya tidak memilikinya. Ernie Djohan juga pernah show di berbagai Negara seperti: Inggeris, Belanda, Perancis, Germany (lawatannya diEnam kota) & Italy (juga lawatannya diEnam kota), selama sebulan bersama ‘Sangrina Bunda/Pimp.Elly Kasim’ dan mengikut seratakan sang buah hati ‘Shanna Daniela’ sebagai penari ‘Tari2an Tradisional.

Tahun 1975-1976, Ernie beberapa kali menyanyi untuk ‘Great Royal Circus Of India’ shownya di Banda Aceh, bukit tinggi & Pekan baru. Dimana sebelum season pertunjukan Ernie djohan duduk diatas punggung seEkor Gajah tanpa pelana hanya karpet kecil dan berpegangan pada rantai di leher Gajah dan Ernie sring aksi akrobat mengangkat kedua tangan sambil mengitari Tribune, Setelah itu baru Gajahnya duduk dan Ernie baru meluncur dari samping badan Gajah langsung pegang Mike dan menyanyi. Ernie Djohan menceritrakan pengalaman show uniknya ini, dia bilang sambil sedikit ngakak’Gila Jose ‘paha sampe pegel semua lebarin paha seperti penari Ballerina yang sedang split’.. luar biasa kataku.

Tahun 1979, saat dimana Ernie menceritrakan pengalaman ‘spritualnya’ saat ‘Indra ke Enamnya’ dapat menangkap firasat musibah akan datang dialaminya. Diceritrakannya, dimana saat bersama penyanyi ‘Yatni Ardi berangkat di Kuching-Malaysia Timur dalam rangka latihan tempur bersama Malaysia – Indonesia (TUDM- AURI) jelang MALINDO join task force Tentara Udara diRaja Malysia – Angkatan Udara republik Indonesia. Waktu berangkat satu rombongan dengan pak Ashadi Tjahyadi (KASAU- Kepala Staff Angkatan Udara) naik pesawat Hercules, Ernie dan Yatni sebagai pengisi acara di malam penutupan keakraban antara AURI Indonesia –Malaysia menghibur menuai aplaus. Dan saat dimana Ernie sedang menikmati makan malamnya di meja yang sebelahan dengan meja para pilot pesawat tempur jenis Puma menawarkan diri mengantar pulang ke Jakarta diesok harinya, para pilot ini rencananya mampir sebentar di Labuan sebelum ke jakarta. Ernie dengan tegas menolak ajakan para pilot ini dengan alasan ‘Saya datang dengan pesawat Hercules dan harus pulang juga dengan pesawat Hercules juga’. Esok harinya, terdengar kabar bahwa dua pesawat Puma yang ditumpangi para pilot yang mengajak Ernie Djohan pulang ke jakarta tersebut bertabrakan di udara dan meledak semua para awak pesawat Tempur jenis Puma tersebut meninggal. Hal-hal yang menakjubkan dan anugerah mujizat pernah juga dialami Ernie Djohan, saat dimana mobil yang dikendarainya terbalik dengan posisi empat roda mengarah keatas. Ernie lolos dari maut tanpa sedikit luka yang menggores kulit , secara logika tak mungkin keajaiban berpihak pada ketiga penumpang tersebut dilihat dari kasat mata mobil ringsek dengan kaca beserakan dan sempat alami mobil menggelinding membentur aspal hingga akhirnya berhenti setelah kembali menghantam pembatas jalan.

Tahun 1979 s/d 1982, Ernie sering menghibur untuk ABRI dan menjadi langganan acara-acara ‘Pisah Rambut’ dan acara-acara Elang Malindo, Elang Indopura di Lanud Maospati Madiun maupun di Medan, Jakarta dan Elang Thaenisia di Corat Thailand dan paling berkesan sekali saat menghibur di Madiun sempat duduk dalam Pesawat Tempur F 5 TIGER. Tahun 1990, Ernie pernah diundang menyanyi diatas kapal perang Belanda karena kebutalan suami menjadi rekanan di ALRI, mersakan kebahagiaan tak terkira saat berjalan dibawah Pedang pora. Ernie Djohan menceritrakan saat pertama kali berjumpa dengan ibu ‘Dewi Soekarno’ diatas kapal perang Belanda, betapa cantik & Charmingnya beliau, dalam bincang-bincang ini Ernie Djohan mengutarakan rasa kekagumannya pada beliau dan ibu Dewi Soekarnopun mengisahkan perjalanan asmara saat mendampingi Bung Karno bahwa beliau sering bernyanyi menghibur hati Bung Karno dikala itu.

Tahun 1997, kembali Ernie Djohan bukan hanya sebagai penyanyi sekaligus merangkap sebagai MC berkolaborasi dengan putrinya ‘Shanna Daniela dan ‘Sangrina Bunda, Tour Show keliling di Los Angeles, Chicago & San Fransisco atas undangan sang kakak yang kebetulan menjabat sebagai Konjen di san Fransisco dimasa itu. Kembali tahun1986, Ernie bersama rombongan penyanyi Indonesia lainnya seperti ‘ Bob Tutupoly, Grace Simon, Vivi Sumanti, Bill Saragih dan Deddy Damhudy (sdh lama menetap di Australia) mengadakan show di Sydney Town Hall. Begitu pula ditahun yang sama, acara Old & New Years Eve di Seraton Hotel Los Angeles maupun sebarisan shownya bersama’ Yuni Shara, Ebiet G Ade, Emillia Contessa di Beverly Hills Hotel di Los Angeles dan masih banyak perjalanan karir Go internasional baginya terukir panjang daftar yang sudah tak terbilang lagi untuk terangkai.

Tahun 1980, saat pertama kali Ernie Djohan injakan kaki ke USA dimana Liesda Djohan memperkenalkan Ernie Djohan dengan talent scouts dan beberapa orang dari talent agents. Setelah Ernie Djohan memperdengarkan Piringan-piringan Hitam & Casettes yang direkam di Singapore & Holland, mereka semua geleng-geleng kepala menyatakan ‘Kenapa anda baru sekarang datang ke Amerika?. Coba jika 20Tahun yang lalu anda kesini anda sudah jadi Millionaire karena suaramu khas, bagus dan type suaramu jenis country. Lalu mereka menawarkan untuk tinggal 2 tahun di USA untuk diPromosikan dan Tour Show keliling USA plus rekaman album, lagi-lagi terpaksa Ernie Djohan batalkan karena suami tidak setuju disaat usianya masih 29Tahun kesempatan ini pupus sudah karena pilihan kekuatan atas nama Cinta.

Perjalanan Karir Seorang Brenda Lee & Linda Scott Indonesia bernama ERNIE DJOHAN...Tahun 2001 dibulan Februari sampai dengan Maret, Ernie Djohan sempatkan show di Eindhoven-Holland bersama Band Etnis Minang memperkenalkan alat-alat dan musik tradisionil Minang seperti Talempong digabungkan dengan Musik modern ‘Organ, Biola, dll. Show yang berlangsung selama 3 hari berturut-turut ini menuai sukses besar karena ditunjang kerjasama Kadin Indonesia dan Kadin Belanda. Setelah kepulangannya di Indonesia bulan Maret 2001, Ernie Djohan langsung mempersiapkan “Golden Concert” waktu kurang dari 1 bulan songsong Ulang Tahun ke ‘Lima Puluh’ pada tanggal 6 April. Konser menyambut Birthday Ernie baru di sembahkan pada 9 April di gedung Kesenian Pasar Baru dengan pengisi acara antara lain salah satu penyanyi Anak-anak era Tahun 2000’an ‘Tasya sebagai Ernie Djohan cilik menyanyikan lagu ‘Burung Gelatik’.

Menariknya concert Tunggal persembahan Ernie Djohan ini menggunakan ceritera masa lampau perjalanan karirnya dimana dirujuk Tasya alias Ernie Djohan kecil masuk kedalam sebuah Buku besar buatan pesulap Paul Mataphus dan ‘sim salabim... abrakadabra’ muncul Ernie Djohan masa sekarang tampilan dewasa menyanyikan lagu ‘Kau Selalu Dihatiku/Cipt.Wedhasmara lalu berturut-turut meluncurlah nyanyian-nyanyian dari Ernie Djohan ‘Kenangan Manis Mesti Berlalu/Cipt. Zaenal Arifin, Teluk Bayur/Cipt.Zaenal Arifin dan salah satu lagunya yang pernah diPopulerkan dahulu dinyanyikan berDuet bersama penyanyi ‘Yuni Shara’ menyanyikan lagu Mutiara Yang Hilang/cipt.Yessy Wenas. Konser ini sangat memberi arti, dimana dapat terwujud pertunjukan tunggalnya tidak bisa dipungkiri adalah impian semua penyanyi Nasional. Namun tidak semua dapat terlaksana dan salah satu penyanyi Ernie Djohan dapat lakukan karena kecintaannya dengan predikat pekerja seni sudah melekat padanya ditunjang kekuatan keluarga, Anak-anak ‘Iman & Shanna, Liesda Djohan & Rully Djohan menyumbangkan lagu ‘Sunny’ dan improvisasi memainkan instrumental ‘piano’dan para sahabat-sahabat sesama seni memberi suport ‘Vivi Sumanti,Elly Kasim, Henny Purwonegoro, Ateng, Imaniar, Diana Nasution dan para Tokoh-tokoh seperti Lym Campay ketua BKS Kostrad, Zaenal Arifin, Datuk Hakim Thantawi, Dorce Gamalama dan Bapak Azwar Anas & Ibu. Adalah sebuah konser sukses yang dipersiapkan matang oleh Ernie walau hitungan waktu yang singkat dan diliput oleh stasiun TPI yang kemudian tayang dihari Kartini 21 April 2001 dijuluki sbg ‘ Ernie Djohan salah seorang Kartini pada zamannya’.

Tahun 2002 s/d tahun 2003, Ernie Djohan sempat bergabung dengan Musik Country pimpinan Tantowi Yahya & The Old Friends (Country Music Club Of Indonesia) dengan penyanyi tetap Pinky & Vera saat Dr.H Emir Rasyid masih menjabat President CMCI, Music Country ini sempat keliling kota-kota besar Indonesia sampai kota Padang dan Singapore. Sayang seribu kali sayang, sejak Tantowy Yahya jadi anggota DPR RI Music Country ini jadi jarang kumpul bareng maupun tampilan kami di Televisi yang sudah melekat dihati pemirsa musik Country.

Tahun 2003, Ernie Djohan tunaikan panggilan rukun Islam ke Lima untuk Tunaikan Haji dan sekembalinya menjadi haji mabrur Ernie sudah harus pula tunaikan tugasnya sebagai pahlawan seni untuk bangsanya tepat di bulan Desember langsung terbang ke Tanzania Africa Timur ibu kotanya Dar Es. Ernie diminta isi acara ‘Indonesian Cultural Evening’ karena yang hadir menteri kebudayaan Africa dan Dubes Manca Negara salah satunya adalah kakak Ernie Djohan yaitu M Hannief Djohan. Ernie Djohan menyanyikan lagu-lagu dari berbagai Bangsa dan Bahasa, dimulai lagu Indonesia, Jepang, Inggris, Korea, India dan lagu Africa, menuai sukses besar membawa harum Bangsa dan Negara.

Tahun 2004, Ernie Djohan pernah mengisi ‘Dua’ kali pertunjukan dalam ‘sehari’ perjalanan karir Internationalnya show disiang hari tempat ‘Union Square San Fransisco dan malamnya Concert Tunggal di university Of Notredame wilayah San Fransisco dimana saat itu hostnya adalah pemain film ‘West Side Story’. Saat kehadiran penyanyi Don juan ‘Julio Iglesias di Jakarta di Puri Agung Sahid Jaya Hotel, Ernie Djohan didaulat menjadi host dan berhasil menghangatkan suasana dengan keahlian bahasa Asing yang fasih dikuasainya diselingi joke-jokenya bisa meniru tingkah laku penyanyi indonesia maupun Internasional seperti ‘Elvis Presley, Titiek Puspa, Tetty Kadi, Diah Iskandar, Ida Royani dan Titiek Sandhora’, sesekali tamu undangan dibuat terbahak atau bahkan senyum simpul sehingga tidak aneh kiranya bila Ernie Djohan dipanggil sebagai ‘The Funny Lady’ saat dimana saja shownya menuai sukses baik di Myanmar, Africa, Malaysia, Singapore, dll.

Tahun 2005, Ernie Ernie Irawaty Djohandi ‘Undang Dubes RI untuk Negeri Belanda bapak Yusuf untuk isi acara dalam rangka perayaan kemerdekaan 17 Agustus bareng kakaknya Rully Djohan (Lahir di Jogyakarta’1 November 1948) mengiringi dengan Keyboard. Saat Ernie Djohan sedang break tidak menyanyi dimamfaatkannya untuk berlibur bersama ke Tiga saudaranya ke Berlin dan Bern-Swiss sekalian Reuni melihat Sekolah dan Rumah masa kecil mereka di Den Haag dan dibulan September 2005 Ernie menyempatkan show bersama Edo Kondolangit dan Dharma Oratmangun dalam rangka pameran industri indonesia sejenis Bazar berlangsung selama 3 hari.
Tahun 2007, tepatnya tanggal 7 September ‘Ernie Djohan menerima penghargaan atas jasa pengabdiannya memajukan Seni dan Budaya Minang di Tingkat Nasional dan International ditanda tangani oleh Menteri Kebudayaan & Pariwisata ‘Ir Jero Wacik SE dan Gubernur Sumatera Barat ‘Gumawan Fauzi SH MM dan Rektor Universitas Bapak Prof Dr Suar Kasim Msc tetapi piagam tersebut diterima dikota Padang. Ditahun yang sama pula Ernie menerima Penghargaan sebagai Tokoh Minang (10 orang termasuk ada Bupati Sul Sel & Pejabat-pejabat lainnya) versi Tabloid Publik semua lewat poling pembaca terpilih dari sekian ratus Nominasi. Ditahun yang sama Ernie Djohan dan rekan-rekannya sesama seniman indonesia ‘Titiek Puspa, Bob Tutupoli, Marini, Irwansyah, Lilies Suryani, Koesno Sudjarwadi, Wirdaningsih menerima penghargaan dari Seniman Malaysia (PARFI-Malaysia) serta Menteri Penerangan Malaysia. Nama Ernie Djohan dan Titiek Puspa masuk dalam Kategori Penyanyi Pop Terpopuler di Malaysia, singapore, Brunai dalam kurun waktu tahun 1968, 1969 & 1970, sementara nama ‘Irwansyah’ masuk kategori aktor Film saat film yang dibintanginya bersama Nirina Zubair dan Acha Septriasa berjudul ‘HEART’ besutan sutradara ‘Hanny R Saputra dirilis tahun 2006 menghasilkan Piala Citra FFI untuk Nirina Zubair sbg Aktris Terbaik adalah film yang sangat meledak di Negara Tetangga ini.

Tahun 2010, kembali Ernie Djohan dapat Piagam Penghargaan dari Majalah Rolling Stone sebagai penerima ‘Piagam 50 Greatest Indonesian Singers’ terdiri para penyanyi Indonesia seperti ‘Bing Slamet, Benyamin S, Titiek Puspa, dll dimana Ernie Djohan di urutan ke 29 dan Krisdayanti diuratan ke 30. Alhamdulillah ini berkah semuanya dari Allah SWT masih memberi kesempatan menjalankan rutinitasku sebagai pekerja seni, baru-baru ini Ernie mengisi acara Old & New di Bandung di Bumi Sangkuriang. Rasanya waktu 2 jam belum cukup dari waktu yang ditetapkan penyelenggara, karena bagi Ernie Djohan rasanya ada penyesalan diakhir shownya bila belum terpuaskan penonton melihat Ernie menyanyi sambil melempar Jokes yang dipintalnya dari berbagai bahasa baik Daerah Nusantara sampe kebahasa International dibaurkan menjadi gado-gado sehingga penonton pulang dengan hati kesan yang mendalam dengan senyum berkulum.

Pernah Ernie Djohan menyanyikan lagu-lagu Hits dari “Lulu” penyanyi populer dari Negara Inggris dan menyempatkan rakaman bersama Industri rekaman Philps seperti lagu-lagu ‘I’m A Tiger, Lets Pretend, To Sir With Love. Ketika Film ‘To Sir With Love’ di putar di Bioskop-bioskop, pihak marketing dari Philips sudah siapkan EP lagu dari Sound Track yang dinyanyikan Ernie Djohan dan penonton bisa langsung membeli album PH OST Film tersebut karena album ‘Lulu’ hanya beredar diToko-toko Musik. Pengalaman lucu kembali Ernie Djohan alami saat ada keperluan di Imigrasi Singapore, Malaysia & Brunei, dimana dihari setua ini masih dikenal dan disapa orang dengan sapaan yang takjub ‘ You Cik Ernie Djohan Iye?, I peminat youlah.. im so happy to see you, pleaselah i nak ambil gambar’ oleh seorang ibu cleaning service Air port menegus dengan ramah. Kemudian si Ibu cleaning service mengabadikan foto mereka berdua menggunakan kamera HandPone dan season foto2 usai sudah si ibu langsung melonjak-lonjak kegirangan seperti anak kecil yang dapat permen, pengalaman lucu kembali dikisahkan Ernie terhadap tingkah para fans lainnya seperti kejadian di Indonesia di Sumbawa. Dimana saat Ernie Djohan melakukan show dibawa oleh Ibu Dading Kalbuadi (Istri mantan Pangdam Udayana), setelah Ernie selesai menyanyi Ernie menuju salah satu rumah Panitia, tiba-tiba ada seorang nenek-nenek menubruk Ernie Djohan memeluk dan sepertinya tak hendak dilepaskan sambil menangis menjerit-jerit dan berseru Asma Allah ‘Allahu Akbar.. Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Terima kasih Tuhan Engkau telah kirim Ernie Djohan dihadapanku dan saya sudah menyentuh dan bisa memeluknya’. Bila disaat senggang, terkadang banyak pertistiwa masa silam tergambar para wajah-wajah fans yang sangat mengIdolakan Ernie Djohan dan berbagai cara dari berkirim surat cinta, melamar untuk dijadikan istri, mencubit, dll, padahal Ernie tidak pernah merasa diIdolakan karena bagi Ernie Djohan merasa sebagai penyanyi yang biasa-biasa saja.

Ada satu rahasia hidup yang selalu dilaluinya sepanjang usianya yakni menerima takdirnya sebagai pesakitan yang berurusan dengan jarum suntik dan rumah sakit, dikisahkannya bahwa saat kanak-kanaknya usia 8tahun sudah operasi Amandel di CBZ (RSUP), terus lanjut di usia 13 Tahun Operasi pengambilan Tulang Rawan pada Lutut kanan akibat jatuh dan usia 17Tahun operasi usus buntu di RSUP. Alami operasi wasir di Singapore dan operasi pengambilan anak Lidah, yakni diatas langit-langit mulut karena pertumbuhan tidak normal terlalu panjang sehingga sering menutup lobang pernapasan terjadi diTahun 1968 saat masih dikontrak menyanyi di Holland di RS Hilversum. Ernie Djohan benar-benar mempunyai riwayat panjang daftar panjang rujukan berobat di Rumah Sakit nasional maupun international, lihatlah belom lagi operasi-operasi gigi graham yang tumbuh miring keatas bawah dan beberapa kali operasi wasir yag selalu kambuh. Dan pernah alami operasi besar pada tanggal 20 Juni 2002, yaitu pengangkatan Rahim karena terlalu sering pendarahan bisa sampai sebulan Bleeding sehingga mengganggu aktivitasnya dan alhamdulillah yang dia syukuri bahwa saat melahirkan anak2nya semuanya berjalan Normal tanpa bersentuhan ruang bedah.
Saat sekarang ini, Ernie Djohan sudah menghitung perjalanan karirnya berkiprah dalam dunia tarik suara sudah 52 Tahun yang jatuh dibulan April 2013. Sebagai seorang seniman adalah mempunyai rasa dan keinginan untuk mengulang Concert 3X lagi sebelum benar-benar Menutup Mata selama-lamnya yakni sekali di Jakarta, sekalinya lagi di Singapore dan sebagai penutup di Malaysia, harapan semoga Allah SWT masih memberi Bonus Umur dan izin untuk wujudkan concert-concert tersebutuntuk dicanangkan di tahun 2014... Amin YRA.

JESSY WENAS




JESSY WENAS

Penulis; Jose Choa Linge,


Namanya ‘Jehezkiel Robert Wenas’ putra dari Direktur Rumah Buta Bandung ‘Lodewijk Wenas’ yang sangat menguasai alat musik Biola dan Saxophone, ayahnya meninggal diusia 92tahun pada tahun 70’an saat nama Jessy Wenas diPucuk ketenaran.

Saat bersamanya dikediaman Jl Kirey – Kampung Tengah, Kramat Jati- Jakarta Timur, sesuatu yang menyentuh hati nurani dan bertanya-tanya dalam hati beginikah kehidupan seorang penggubah lagu legendaris haruskah tinggal dirumah sangat sederhana tanpa udara segar dan aroma tak sedap diapik antara rumah-rumah lainnya yang sangat sehat?. Kemana saja Pemerintah Negeriku dan kemana saja hati Nurani mereka membiarkan seorang ‘Maestro’ Pahlawan Seninya hidup memperihatinkan. Dahulu dia telah hasilkan devisa dan keHaruman nama Indonesia tanpa meminta dia telah kibarkan Merah Putih kenegara-negara lainnya dan apa balasannya kini?. Ya Tuhan, sesuatu kembali mengiris hati saat dimana satu pertanyaan dari saya tentang perhatian pemerintah selama masa berkarir untuk negerinya dari tahun 60’an hingga kini sudah mendapat apa?, terjawab bahwa ‘ baru menerima penghargaan Maestro Seni Tradisi & Anugerah kebudayaan tahun 2011 dari Kementrian kebudayaan & Pariwisata RI Direktorat Jendral Nilai Budaya Seni & Film.

Pria kelahiran Tomohon-Minahasa’14 April 1939, masih mengingat saat menghabiskan masa kecilnya di Minahasa di tahun 1957 sambil bermain gitar bersama kawan-kawan kecil sepermainan yang dia namakan permainan ‘Jinje’. Dia baru meninggalkan kota kelahirannya menuju kota Bandung melanjutkan Sekolah Menengahnya pada tahun’1957 dan melanjutkan kesekolah perguruan ITB jurusan Seni Rupa 1961 dan baru hijrah menjadi penduduk Jakarta pada tahun 1967. Darah seninya benar-benar terpanggil saat masa sekolah menengah dia sudah bergabung bermain Band di Group ALULAS pimpinan Samsuddin (Kelak dikenal BIMBO), personilnya selain Sam/Vokal, Acil/Vokal, Jessy Wenas/Lead Gitar, Guntur Soekarno Putra/Lead Gitar, Vibraphone& Drum, Iwan Abdulrahman/Bass dan Imam/Melody pada tahun 1958 mengusung lagu-lagu Amerika Latin, Barat dan melakukan pertunjukan diHotel-hotel berbintang di Bandung dan sekitarnya.

Kemudian Band ALULAS berganti nama menjadi Band ANEKA NADA, masih personil semula Sam/Vokal, Acil/Vokal, Jessy Wenas/Vokal&Lead Gitar, Guntur Soekarno Putra/Gitar, Vibraphone & Drum, Iwan Abdulrahman/Bass dan Memet Slamet/Vokal tahun 1960. Kelompok ini hasikan album ‘Tiada Salah’ diproduksi Irama dinyanyikan secara duet Jessy Wenas & Alfons. Konon dimasa itu kelompok ini sangat terkenal di Kota Bandung dan sama terkenalnya dengan kelompok lainnya seperti ARULAN/Pimp.Sjahrul G Bajumi, KUS BERSAUDARA/Pimp.Tonny Koeswoyo di Jakarta atau AKA/Pim.Ucok Harahap di Surabaya.

Jessy Wenas, mengingat sangat lagu pertama yang diciptakannya untuk YANTI SISTER berjudul ABUNAWAS, Si Gareng, Musim Menuai dan Kisah SeTangkai Daun pada tahun 1961 direkam studio Irama. Kemudian lagu ABUNAWAS (versi Instrumental) ini kembali direkam ulang studio Remaco pada tahun 1966 oleh Kelompok KWARTET BINTANG/Pimp.Jessy Wenas/Lead Gitar dengan peronel tambahan seperti ‘Guntur Soekarno Putra/Melody, Memet Slamet/Vokal dan Dodo/Bass & Drum dengan sederet lagu antara lain ‘ Putri Malu,Borobudur (Instrumentalia), Wolter Monginsidi, Masa Lalu, Daku Dewasa, Musim Menuai (Instrumental), Burung Gereja, Nyai Roro Kidul, Pak Tani, dll.
Ada kisah dibalik lagu ABUNAWAS yang diciptakannya, pernah digunakan oleh sekelompok Mahasiwa/siswi demonstran dengan mengganti liriknya menjadi lagu yel-yel sebagai senjata menghantam pemerintahan masa Orla kepemimpinan Presiden Soekarno. Saat dimasa pemerintahan Bung Karno pada tahun 1966 dimana demonstrasi pada tanggal 10 Januari 1966 menghasilkan Tri Tuntutan rakyat (TriTuRa), yakni : (1).Bubarkan PKI, (2).Rombak Kabinet Dwikora, (3).Turunkan Harga, dalam aksi ini mencuatkan nama Hadely Hasibuan SH yang sanggup menerima tantangan Bung Karno untuk menurunkan Harga. Sayangnya masa pemerintahan Bung Karno sudah berpindah ketangan pemerintahan ORBA oleh presiden Soeharto dan nama Hasibuan tenggelam diam tak bersuara meringkuk dalam penjara dengan tuduhan sebagai tahanan politik.

Sebagai seorang ‘pencari bakat’ dari kelompok pencipta lagu bersama gengnya ‘Jasjir Sjam, Wedhasmara, Mus K Wirja, A Riyanto, Zaenal Arifin, mereka mendapat tugas dari sang bos Remaco Mr Eugene Timoty mencari penyanyi-penyanyi baru yang potensial di daerah-daerah untuk dididik kelak menjadi super star, muncullah nama-nama Titiek Sandhora(SOLO), Anna Mathovani(Bandung), Nenny Triana(Bandung), dll. Kelompok ini bertugas menyiapkan Lagu,band pengiring dan oleh bos Remaco mereka diwajibkan dalam satu album rekaman seorang penyanyi setidaknya terdapat satu lagu ciptaan dari kelompok ini ada yang meledak dan bila tidak maka mereka mendapat hukuman, beruntungnya motivasi yang diterapkan sang bos memberi spirit bagi mereka membuat yang terbaikdan terbukti disetiap album rekaman penyanyi tersebut setidaknya terdapat lebih dari satu-dua lagu yang meledak.

Tengoklah sejumlah lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi solo pria dan wanita bahkan duet, berhasil diciptakan oleh Jessy Wenas dan mengangkat nama penyanyinya seperti: Bob Tutupoli- Mengapa Tiada Maaf, Tetty Kadi- Tiada Maaf Bagimu,Pramugari Udara, Deddy Damhudy- Peluklah Daku dan Lepaskan, Titiek Sandhora-Si Jago Mogok,Lotto Harian,Si Boncel, Di tepi Danau Tondano, Si Bogel, Alfian-Semalam DiKota Bogor, Aida Mustafa-Lido, Ernie Djohan- Semau Gue,Pemalu, Mutiara Yang Hilang (kemudian diklaim oleh Agus Muhadi), Lilies Suryani-Penyelam Mutiara, Anna Mathovani-Antara Pria & Wanita, Oma Irama-Diam-diam Jatuh Hati, Bing Slamet-Mat Tjomblang, Oma Irama& Inneke Kusumawati-DiRumah Saja, Oslan Husein-Bila Sedang Sendiri, Suzanna& Dicky Soeprapto- Jangan Lagi Kau Pergi, Lily Junaedy- Insan Kesepian, Dalam Kesunyian, Jetty Widjaya- Masa Bodoh, Nola Tilaar-Anak Piatu (Album Anak-anak), Yenny-Kucing Sakit Gigi (Album Anak-anak), Dina Mariana-Kancil Dan Buaya, Cecak Dan Kucing (Album Anak-anak), Sandra Dewi-Asoy (Album Anak-anak), Lanny Sister-Bertamasya, dll.

Saat perjumpaan ini, saya jose mewakili sahabat-sahabat Panitia berinisiatif bertemu muka dengan sang Maestro Jessy Wenas yang kebetulannya adalah tunggal untuk dibuatkan malam kasih sayang oleh LIONS CLUB KEINISAH-Casablanca, semoga rencana di bulan Juni 2013 ini akan terlaksana sebagai kepeduliannya kepada Insan seni dalam kesejahteraannya dengan penuh cinta kasih tanpa membedakan Ras dan Agama. Terlebih Jessy Wenas pada tanggal’27 November 2012, baru saja menjalani operasi jantung di Rumah Sakit Harapan Kita dan hingga hari ini masih memerlukan biaya pengobatan jalan yang tidak sedikit jumlahnya dan LIONS CLUB siap akan mengadakan Charity Night dengan menyertakan penyanyi-penyanyi dari artis-artis Ibu kota yang sudah menjadi members. Mohon do’a kepada sahabat-sahabat semua sehingga niat baik kami mendapat suport dan dukungannya, Tuhan memberkahi langkah kita semua bila sebuah kebaikan dan niat tulus membantu kelangsungan hidup seseorang, Amin.

IBU MEINAR







IBU MEINAR,
======================
Penulis: Jose Choa Linge

Sang Pejuang Musik dan Cinta Anak-anak Negeri...
Tahun 2013...

Saat langkahkan kaki dikoridor rumah sakit RSCM....Pikiran saya berkecamuk terhadap sosok Ibu Meinar yang terbaring lemah tak berdaya di kamar 205/Lantai 5, belum lagi.. tadi pagi (Kamis,11/4-2013) menerima kabar bahwa akan diadakan tindakan Medis pada diri Ibu Meinar yang sudah sepuh terbalut usia 83 Tahun, ada apa gerangan firasatku ini?

Ya Allah... kubertakzim zikir memohon satu mujizat agar dipanjangkan usia untuk ibu Meinar, rasa kuatir kutepis dan membuang bayangan akan kehilangan kembali para pejuang seni yang telah memberi kontribusi di negrinya dan ibu Meinar adalah salah satu Tokoh wanita Kartini yang tidak pernah henti mencintai dunia Musik dan Dunia Anak-anak khususnya. Teringat dimasa kanak2ku ditahun 70’an saat masih menetap di daerah asalku Makassar, saya setia memandangi Televisi layar Hitam Putih tanpa berkedip dan entah berapa kali sudah kudengar ceritra kakakku tentang keperkasaan sosok Kartini ada pada Ibu Meinar hidup dan mencintai dunia anak-anak sejak awal tahun 60’an bersama para sahabat-sahabatnya AT Machmud/Ibu Mul, Ibu Fat, Pak Dal dan Bapak/Ibu Kasur, itulah yang membawaku untuk mengenalnya lebih dekat tentangnya.

Sosoknya setia duduk didepan Piano mengiringi anak-anak Indonesia Menyanyi lewat acara ‘ Bintang Kecil/Tahun.60’an, Lagu Pilihanku, Ayo Menyanyi dan Taman Indria/Tahun,70’an, banyak sudah anak-anak indonesia yang telah diberi pengajarannya bernyanyi, terdapat sosok 3 bersaudara Marissa, Soraya & Shahnaz Haque, Ibu Besbah (ibu dari Vidi Aldiano) dan bahkan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI pak ‘ Sudomo’ adalah salah satu murid tertuanya dan masih banyak bertebaran nama-nama penting yang sudah tersohor pernah menjadi muridnya tak terbilang angkanya.

Ibu Meinar, Lahir di Sijunjung-Sumatera Barat, 14 mei 1930 dan sauaminya Mufti Nurdin (wafat tahun.1979), hanya melahirkan sepasang anak lelaki yang diberi nama ‘Putra Indra Utama (Wafat tahun.2000) dan Indra Budi (Wafat tahun 2013)’. Kini Ibu Meinar menghabiskan masa tuanya dengan mengajar di ‘delapan’ Sekolah Taman Kanak-Kanak sekaligus al: TK Bintara 1 dan 4-Bekasi, TK Ade Irma dan TK Parkit-Tebet, TK Aisyah 13-Setia Budi, TK Budi Asih dan TK Asri-Halim. Dunia anak-anak tak pernah dia berhenti dan tak pernah mengenal menyerah demi kecintaannya pada anak-anak bangsa dan baginya Rupiah adalah soal bilangan keberapa, adalah kebahagian lahiriyah yang utama telah tertanam disanubarinya bahwa dengan berbagi Ilmu yang dimilikinya maka sangat bermamfaat bagi orang lain dan jika kelak sudah tiada maka dengan ikhlas akan memejamkan mata dengan senyum ketenangan dalam tidur panjangnya menanti akhiratnya dipadang barzah.

Akhirnya lamunan saya tersentak kaget ternyata saya sudah berada didepan Kamar 205/Lantai 5 dan kucoba mengetuk pelan-pelan dan memberi salam, terdengar sahutan suara lemah dari sosok yang terbaring diranjang dengan Infus... tidak lain dialah Ibu Meinar sebagai sosok dari kesahajaan terpancar diwajahnya yang sudah renta termakan usia menyambut dengan seulas senyum suci yang terlihat tulus.

Alhamdulillah... ya Allah, sosoknya kuat seperti Baja ‘Kokoh dan keras’ dia masih mengenal dan mengingat-ngingat kenangan masa lalunya dan menerawang saat berbagi kesedihan ditinggal pergi sahabatnya ‘ AT Machmud dan Mus Mualim’ atau sahabat-sahabat seperjuangannya telah menghadap illahi satu persatu tak bersisa. Bila ditanya soal musik yang disukainya maka ibu Meinar pasti menjagokan Band Lokal ‘Koes Plus’ dan Musik Klasik Bethoven dan kisahnya bergulir menjelaskan foto-foto yang sudah dipersiapkan adik iparnya Ibu Cucu dan ponakannya Novia Luciana yang saya pinjam untuk dokumentasi kelak saya perlukan untuk menunjukan bahwa sosok Ibu Meinar tetap hidup dimasa lalunya dan masih bertahan hidup menghabiskan sisa umurnya dengan berjuta-juta pengabdian pada Negaranya telah memberi bekal anak-anak generasi bangsa untuk mencintai musik Bangsanya disaat sekarang.

Semoga, hari esok yang dinantinya menjadi hari untuk memulai susun rencananya setelah dokter sudah menganjurkan untuk istirahat pulang ke Rumah setelah beberapa hari lalu masih didiagnosa penyempitan otak sebelah kanan, terserang stroke dan jantung membengkak’ kini semua kembali Normal. Ini semuanya karena do’a-doa para sahabat insan seni dan para pencintanya diseluruh Nusantara, yang tak hentinya memberi semangat untuk kesembuhan ibu Meinar dan saat saya tanyak apa rencananya setelah sekembali dari rumah sakit maka dengan spontan beliau berkata ‘bahwa dia tetap mengajar dan masih dengan setia berkendara Bajaj disopiri pak Yanto yang sudah menemaninya separuh umurnya menerobos jalan-jalan ibu kota jakarta atau menunggu bis jemputan sekolah untuk aktifitas dari TK satu ke TK lainnya untuk sebuah hati yang tak pernah tertinggal demi pengabdiannya hanya untuk anak-anak negeri, amin YRA.
Tahun 2015...

Ya Allah... Sangat terkejut saat sosok yang saya kenal ini Ibu MEINAR Kembali alami sakit dan harus diRawat di RSCM, rasa keTerkejutan ini membuat degup jantungku serasa tak menentu, betapa tidak baru beberapa hari lalu mendapat kabar akan mengundang penulis hadir di kediamannya untuk berilaturahim mengadakan Halal Bi-Halal pada tgl.2 Agustus 2015 begitu pesan singkat SMS dari mbq Luciana Darmansyah Wewengkang salah satu kerabat beliau berbunyi "Maaf Lahir Bathin yaaaa, Rencana tgl.2 Agustus 2015 murid2 ibu Meinar mau ada acara HBH dirumah datang yaaaaaaa....". Tiba2 menerima kembali pesan SMS berbunyi "Mas ibu sdh ga ada respon, mohon Do'a yang terbaik buat Ibu", rasa kaget ini semakin menjadi, kenapa harus seperti ini, kenapa harus seperti itu... apakah tidak mungkin diTunda dahulu...?.Tiba2 kutersadar seakan ada tamparan memberi bekas di pipi, tak bisa dipungkiri dalam kehidupan Manusia selalu ada fase yang selalu dijalani dikehidupan, ada SAKIT ataupun ada KEMATIAN & ada Tuhan dimana-mana.

Ibu MEINAR sudah dirawat sejak hari sabtu, 25 Juli 2015 saat kondisinya sudah lemah dan tidak bisa lagi makan, kerabat2 yang mengelilinginya selalu ada 24 jam untuknya. Ibu Meinar yang tiada berdaya segera dilarikan ke Rumah Sakit terdekat dan diTuju RSCM dan dokter mengambil tindakan untuk infus, pemeriksaan jantung, paru2 dan mengambil kesimpulan untuk Rawat Inap. Memasuki hari ini Senin, 27Juli 2015 keadaan ibu MEINAR benar2 dalam titik nadir kondisinya droops dan sudah tidak ada harapan karena Dokter sudah memanggil keluarganya dan memberitahu kepada mereka untuk pasrah dan hanya keajaibanlah yang bisa menolong karena penyakit "infeksi Paru2 sudah kritis menggerogoti tubuhnya yang sisa berbalut kulit... Sahabat2ku, Do'a kalian yang kami harapkan, karena keYakinan penulis 'Ratusan, Ribuan & Jutaan' Do'a kalian sudah sangat berarti yang terbaik bagi ibu MEINAR semoga Ibu Meinar dan kita semua masih dapat menyapa kembali Idul Fitri di Tahun akan Datang.. Amin