Minggu, 15 Februari 2015

LYM CAMPAY










LYM CAMPAY sang juragan BKS-Kostrad..
Namanya sangat indah untuk diEja “H.Ali Zulkrim” kelahiran Payahkumbuh, 1 January 1941, anak ke 6 dari 10 bersaudara dari kedua orang tua bernama ‘Sidi Moctar & Rajinah’. Orang tuanya sendiri berasal dari ‘ Balai Salasa dan Painan’, keluarga ini masih dari keluarga ‘demang’ dimasa itu dan disana ada suku bernama ‘Kampay’ sehingga oleh ‘Lym’ nama panggilan kecilnya, kelak nama ‘Campay’ ini dipakai sebagai nama ‘beken’ nya menjadi ‘LYM CAMPAY’. Keluarga ini sudah hijrah ke Jakarta sejak tanun 1951 dan mengakui bermusiknya secara otodidak karena dikelilingi orang2 seniman, terlebih sang kakak dikenal sebagai seorang pelukis dimasanya sementara sang Ayah hanya seorang kepala sekolah biasa yang tidak menguasai alat musik.

Tahun 1962, secara propesional seorang Lym Campay yang memutuskan untuk ‘putus kuliah’ dan memilih jalur seninya menjadi ‘musisi’ sebagai labuhan hatinya dan sudah mendirikan kelompok musik bernama ‘Suita Rama’ saat diusianya baru menginjak 21 tahun dan kemudian pada tahun 1964 mengganti nama menjadi Los Suita Rama dengan personilnya antara lain: Neneng Salmiah (Vokal) + Anna Makatita (Vokal) + Aida Mustafa (Vokal)+ Eddy Chaniago (Vokal)+& Willy Van Leun (Vokal/Rhythm Guitar)+ Lym Campay (Leader/Drum) + Teddy Piet (Melody Gitar) + Eddy Lim (Bass) + Arsyad Arifin (Bass/Vibraphone) + Sofyan Husen (Timbals) + Jono Sujono (Cuban) + In Moran (Maracas) +Masoeri (Vibraphone/Piano) & beberapa penyanyi yang pernah bergabung antara lain: Is Bersaudara + Tussy Bersaudara (Tuty & Acie) + Wirdaningsih + Yusnita + Ernie Djohan + Sally Sardjan, Lilis Suryani, dll & rutinitas mereka latihan dikediaman Lym Campay di Jalan.Sumenep – Jakarta Pusat. Saking padatnya jadwal show di luar kota, sehingga mereka tidak memikirkan masuk ‘dapur rekaman’ dan teringat oleh Lym Campay pernah sekali-kali acan mengiringi penyanyi ‘Lilis Suryani’ pada album ‘CAI KOPI’ saja. Kehebatan personil dari kelompok ini adalah terbilang cukup banyak, karena kelompok ini lebih banyak mengusung lagu-lagu ‘Latin’ dari pada lagu dari bangsa sendiri, seperti yang diungkapkan oleh ‘Anna Makatita’ yang saat ini mengakui dirinya sudah berusia 75 Tahun.. Fantastis.

Baru tahun 1965, Lym Campay sudah mulai menjalin kerjasama sebagai sie hiburan di Kostrad walau sebelumnya sempat juga Freelance di beberapa group musik sebelum terikat kerja sama dengan BKS-Kostrad. Keberadaannya di Kostrad direstui presiden pada saat itu walau tanpa ikatan kerja tetapi siap menghibur apabila dibutuhkan. Karir seorang Lym Campay maju pesat saat ditunjuk mendirikan BKS – Kostrad dan memimpin Band yang diberi nama BKS Selection kurang lebih dari tahun 1975 s/d 1980. Menurutnya para Artis yang direkrutnya tidak hanya dari kalangan anggota BKS-Kostrad, bisa siapa saja bersamanya tour show keliling dari Sabang – irian Jaya dan tidak memfocuskan diri Tour show ke Luar Negeri. Para artisnya yang bergabung di kelompok ini tidak ada honor bulanan, mereka bebas show dengan siapa saja atau dikelompok manapun tidak ada larangan karena mereka tidak terikat kontrak di BKS-Kostrad, gaji bulanan hanya diberikan kepada pengurus dan pimpinan saja dan itupun alakadarnya. Yang paling berkesan dan tidak pernah terlupakan olehnya saat dipanggil show di Istana jaman era presiden ‘Soekarno’ dan disetiap upacara hari kemerdekaan RI selalu dapat undangan untuk BKS Kostrad menghadiri hari bersejarah bagi Bangsa Indonesia sudah terbebas dari belenggu penjajahan. Selanjutnya Lym Campay ditunjuk menjabat ketua dep. Seni dan Budaya untuk GOLKAR, disetiap kesempatan ‘pilpres’ dan sebagainya BKS-Kostrad mengirim artis2 ke seluruh indonesia sejak memasuki era Orde Baru masa pemerintahan presiden ‘Soeharto’.

Sayangnya sejak Kursi kePresiden Soeharto terguling, nama BKS Kostrad lambat laun ikut memudar namanya dan kemunculannya di televisi hanya sekali-kali bahkan bisa dihitung jari dibandingkan masa kepopuleran BKS Kostrad sempat merajai siaran musik di televisi secara rutinitas. BKS Kostrad tidak benar-benar ikut lengser, masih berbasis diTIM (Taman Ismail Marzuki) hanya saja ada perubahan dimana ‘Kostrad’ nya sudah tidak aktif lagi tergeser dengan waktu, namun nama Lym Campay bersama anggota-anggota dan artis-artis penyanyinya sudah identik dengan ‘BKS Kostrad Lym Campay’ tetap sebagai ketua tidak lagi memperkenalkan diri kepada Pangkostrad yang baru. Para artis-artisnya memiliki kartu anggota BKS Kostrad sebagai ‘savety’, selain sebagai anggota dibawah pimpinan Lym Campay demikian pula sebagai tanda bahwa artis-artis pada masa itu sungguh-sungguh ikut berjuang melalui jalur seni.

Sejak Maret 2012, Lym Campay terkena serangan stroke karena kolestrol tinggi, otomatis seorang musisi besar bernama Lym Campay hanya bisa berpasrah menerima takdirnya sebagai seorang pesakitan yang duduk dikursi roda. Sebenarya Lym Campay tidak sendiri, ada banyak musisi dan pekerja seni yang hidupnya masih tergantung di kursi roda dan bantuan orang lain, sebut saja ‘Anton Issoedibjo, Benny Panjaitan & kabarnya juga penyanyi cantik Inneke Kusumawati. Seorang Lym Campay yang dikenal dikalangan artis-artis dan tetap dicintai karena menerapkan sistem ‘kekeluargaan’ terhadap semua anggotanya, dari mulai ‘teknisi, driver,pemain musik, para artis-artisnya & pengurusnya semua mendapat perlakuan sama dan tidak ada perbedaan perlakuan istimewa kepada orang tertentu. Pembuktiannya, saat pada tanggal 1 Januari 2015 tepat diHari kelahirannya para artis-artis bawaannya dari era tahun 60-70-80’an tumplek dikediamannya ‘Kompleks Astya Puri 37 – Jln.WR Supratman – Pondok Ranji – Bintaro sektor 2, Jakarta-Selatan, mereka: Yulia Yasmin, Eddy Silitonga, Titi Qadarsih, Sally Sardjan, Neneng Salmiah, Nuke Affandi, Marni Sumarni, Bakar Iskandar, Rita Latul, Dhotty Amalia, dll sebagainya bersuka cita merayakan bertambahnya usianya ke 74 Tahun.

Kini memasuki tahun 2015, Lym Campay selalu menatap kedepan .. Istrinya ‘Sri Hendrita alias Acie’ salah satu dari penyanyi dua sister ‘Tussy bersaudara’, adalah penyanyi dari Los Suita Rama saat masih duduk di bangu SMP sudah bergabung sejak tahun 1964 dan memutuskan berhenti sebagai biduan setelah disunting Lym Campay di kota ‘Solo’ dan berlanjut wedding party di ‘Jakarta’ pada tahun 1977. Pasangan yang di Ibaratakan sebagai ‘Romeo & Juliet’ ini, karena mereka tidak pernah berjalan sendiri-sendiri, mereka saling bahu membahu menatap hari esok penuh dengan senyuman terlebih dengan kehadiran cucu pertamanya ‘Edria’ dari pernikahan putri semata wayangnya ‘Nike’ yang lebih memilih sebagai pekerja ‘Bank’ dari pada pekerja ‘seni’ dipersunting pujaan hatinya ‘Rianto’ serasa melengkapi hidupnya songsong hari tua. Soal kemesraan dan kesetiaan cinta ‘Acie’ sang ‘Juliet’, alhamdulillah mejadi suri teladan untuk keluarga musisi yang tidak pernah jauh dan lepas apalagi mencampakkan suami yang dirundung sakit menahun, kini terkuaklah mata sang Romeo atas nama cinta mereka telah melewati sisa hidupnya dengan senyuman dan yakini bahwa hari esok masih ada kehidupan yang penuh harapan menanti adzimat kesembuhan dari Allah untuk sang ‘Romeo’ Lym Campay. Sesekali mereka berdua menatap kenangan lama gambar diri terpampang di sebuah album usang sebagai pelipur lara masih tersimpan apik, mereka terkenang akan ‘megahnya panggung, riuhnya tepuk tangan penonton begitu pula kilatan blitz juru photo dan pemberitaan di surat-surat kabar-majalah maupun wajah mereka muncul di layar televisi hitam-putih, tapi itu dulu....sesekali mereka tersenyum memandang album kenangan lama yang banyak tersimpan kisah kenangan masa silam sebagai bukti bahwa masa kejayaan pernah dia miliki dan tak pernah terpupus bahwa nama LYM CAMPAY sudah tercatat dihati pencintanya dan sampai kapanpun tak pernah mati walau jazadnya sudah berkalang tanah.
SEKIAN.....

ANNA MAKATITA


 






ANNA MAKATITA
sang Biduan LOS SUITA RAMA...

Nama lengkapnya ‘Anna Wilhelmien Makatita’, dikenal sebagai penyanyi dengan nama ANNA MAKATITA adalah kelahiran 1 Desember 1939 dikenal sebagai seorang Biduan dari kelompok musik LOS SUITA RAMA/Pimp. Lym Campay. Prestasi dari penyanyi ini, menakjubkan sebelum bergabung di Los Suita Rama rupanya seorang juara ‘satu’ penyanyi Festival Bintang Radio untuk RRI- Kupang pada tahun 1958 s/d 1959 dan menjadi duta mewakili Jakarta untuk pemilihan bintang radio se Indonesia dalam rangka hari Radio 11 September yang di adakan setiap tahunnya.
Anna baru bergabung saat sudah menjadi Los Suita Rama ketika itu dan sudah bekerjasama dengan kostrad pada tahun 1965 yang dikenal dengan BKS-Kostrad, Anna sendiri duduk dipengurusan sebagai wakil bendahara. Anna Makaita adalah penyanyi tetap Los Suita Rama atau disingkat menjadi LSR di ibaratkan dimana ada Los Suita Rama pasti ada Anna Makatita, justru keterikatan Anna di LSR diakuinya sejak tahun 1964 dan terhitung sampai berobah menjadi nama BKS- Kostrad priode 1965 s/d 1970. Kemudian Anna mencoba bersolo karir di Hotel-hotel dan pernah mengisi hari malamnya di Hotel Indonesia. Diakuinya bahwa pernah bertahan lama di sebuah club bergengsi bernama ‘Nirwana Super Club’ baik sebagai Vokalis maupun bertindak sebagai MC dan dilakoninya sejak tahun 1978 s/d 1987 dan rutin malam- malamnya bisa dijumpai wajah cantiknya disana. Kemudian Anna berpindah ke restoran ‘Oasis’ di Cikini pun bertahan ‘sepuluh’ tahun sejak 1987 s/d 1997 tanpa merasa bosan dan menganggap sebagai rumah keDuanya, hingga akhirnya pilihan untuk mundur karena ‘sakit’ dan berlanjut hingga putusan mengEksekusi dirinya untuk berIstirahat dirumah sambil mengurus anak-anak dan cucu yang semakin meminta akan haus perhatian dari seorang ibu atau oma dari cucu-cucunya.

Anna Makatita mengakui ‘tak akan pernah bisa menghapus nama ‘LYM CAMPAY’ dari fikirannya’, bagaimana tidak berkat jasa Lym Campay nama Anna kelak hari dikenal sebagai penyanyi dan terpenting Anna menambahkan bahwa ‘merasakan betapa senang rasanya dapat menyalurkan bakat seni suara saya saat masa kecil tercapai’, ungkapnya. Dan Anna menambahkan bahwa : “Selama bergabung , kami tidak ada masalah.. karena kami saling menghormati dan benar2 seperti keluarga..masing- masing bertanggung jawab atas tugasnya...kalau ada hal yang perlu dibahas kami selalu mencari jalan keluar bersama-sama”. Suatu hari Anna Makatita merindu kembali sahabat-sahabat lamanya saat masih di Los Suita Rama yang lebih banyak membawakan lagu-lagu ‘LATIN’, rasanya ingin mengulang masa-masa indahnya bermusik kembali mengikat tali silaturahim dengan kalimat ‘REUNI’ dan keterkejutannya menjadi-jadi setelah nama-nama para sahabat-sahabatnya sudah banyak pergi menghadap TuhanNYA. Dahulu mereka bersama dengan nama-nama seperti: ‘Neneng Salmiah/Vokal (masih Hidup)+ Eddy Chaniago/Vokal +Willy Van Leun/ Rythem Guitar +Lym Campay/ Leader&Drumer (Masih Hidup) +Teddy Pit/Melody Guitar + Eddy Lim/Bass +Arsyad Arifin/Bass &Vibraphone (masih Hidup) + Sofyan Husen /Timbals +Jono Sujono /Cuban + In Moran/Maracas +Masoeri / Vibraphone& Piano)’, mereka pernah menyabet juara ‘satu- Festival Band’ dengan membawakan lagu Indonesia "Rangkaian Melati" berIrama kroncong.

Anna Makatita mengingat-ingat perjalanan tour show bersama LSR baik di ibu kota Jakarta maupun di kota2 lain diseluruh tanah air kecuali Kalimantan dan Irian yang Anna tidak pernah datang, bahwa hal yang paling mengesankan adalah saat tour show misi kesenian bersama RPKAD(kopasus) seJawa s/d Bali pada 8 September s/d pertengahan Oktober 1967. Anna berceritera bahwa: ‘ kami semua waktu show memakai seragam RPKAD ‘baju loreng dan baret merah’..kota2 yang kami datangi antara lain,Bandung,Semarang,Kediri, Blitar,Madiun,Solo ,Jogyakarta, Tulung Agung, Banyuwangi lalu nyebrang ke Bali..kami dikawal kalau ga salah 6 orang,dibawah pimpinan Letnan.Soeryadi ( pangkatnya pada saat itu..beliau masi muda,jadi entah pangkat apa selanjutnya.tante ga tau)..kami menggunakan bus RPKAD.yang tante maksud berkesan karena pada saat itu tante sedang hamil ..tetapi belum kelihatan dan tante nekad untuk ikut..ya kebetulan suami tante juga anggota LSR...mendapat perhatian khusus,setiap kota ada dokter yang memeriksa.Puji Tuhan misi perjalanan sukses dan kami kembali Jakarta dengan selamat.Di Jakarta (Cijantung) baru kami mendapat penjelasan tentang misi perjalan tersebut.... Di markas RPKAD...kami dijelaskan bahwa kami telah menyelesaikan tugas mulia dan perjalanan misi sukses..kami masing2 diberi piagam penghargaan...khusus untuk tante diminta agar kalau tante melahirkan anak laki2 harus deberi nama "Baret"...kebetulan laki2 jadi kami beri nama Brett...sekarang telah berusia 46 thn...di FB (fesbuk) dia memakai nama Bareta red baret...berkesan kan Jose...kalau Lym bilang anak BKS Kostrad...ha ha ha ha ha... walaupun tante tidak memegang kartu anggota BKS -kostrad periode selanjutnya tetapi surat penghargaan yang dikeluarkan pada tgl. 11 Maret 1979 oleh kostrad masih tante simpan...ada kebanggaan karena kami LSR pimpinan Lym Campay turut berjuang ketika tanah air dalm masa pergolakan dijalur karir kami sebagai pekerja seni.

Anna Makatita, kembali menerawang di masa tahun 1960 saat pertama menginjakan kaki di tanah jawa bernama Jakarta tujuannya adalah untuk menimbah ilmu di fakultas, namun tak dapat dipungkiri bahwa takdir hidupnya adalah sebagai pekerja musik dan terlebih menemukan labuhan hatinya seorang Arjuna pria Indo yang dikenalnya di kelompok musik yang sama Los Suita Rama bernama ‘ William Lodewijk Van Leun’ biasa dipanggil sebagai WILLY VAN LEUN’. Bahtera ini mereka berdua arungi seIrama dan seLaras kemana sang Arjuna hati pergi sang Srikandi mengikut serta, seperti saat keputusan mereka untuk berpisah dengan LSR dan sejak tidak lagi di LSR thn 1970 mereka menjadi free lance di Hotel-hotel, Club maupun Restoran dan baru kemudian tahun 1980 bekerja di Oasis Restaurant sebagai Band Leader sampai tahun 2001. Tahun 2004, akhirnya sang Arjuna mengalami sakit dan mereka berdua memilih mengundurkan diri dan sang Srikandi mendampingi selalu dengan kasih sayang merawat sang Arjuna hingga akhir batas Tuhan memilihnya untuk kembali kePangkuanNYA meniti jalan sorga yang sudah membuka lebar-lebar menyambut sang Arjuna hati. Anna senantiasa meronce doa-doa Pujian rasa syukurnya kepada Tuhan yang masih memberikan waktu usianya yang merajut senja dan terlebih Tuhan sudah memberikan anugerah harta tak ternilai, sudah melahirkan anak-anak yang diTeteskan darah seni dari orang tuanya, seperti:

(1). FINGGO VAN LEUN.... sejak kecil sudah terlihat bakat musiknya sehingga kami sengaja mengarahkan ke sekolah musik sampai menyelasaikan starata ‘satu’ di ISI – Jogyakarta dan saat sekarang benar-benar menggantungkan hidup sebagai pekerja seni,
(2). BRETT VAN LEUN.... dikenal sebagai si Baret Merah seorang gitaris yang khusus bermain untuk musik-musik Gospel, pelayanan di gereja dan dikenal sebagai pencipta lagu-lagu rohani,
(3).ELLA NOVIA VAN LEUN... Anak perempuan dari Anna & William adalah seorang penyanyi dan pernah mengisi acara-acara di hotel antara lain: Grand Melia, Mulia dan pada thn,1997 menggantikan sang mama ‘Anna Makatita’ di Oasis Restaurant. Setelah menikah, memiliki anak pada tahun 2010 memilih untuk sementara waktu tidak aktif dulu.

Mereka inilah yang meneruskan perjalanan seni kedua orang tuanya di ‘masa-LAMPAU’ dan Finggo, Brett maupun Ella menjadi ‘masa-SEKARANG’ sebagai pekerja seni yang kelak hari menjadi legenda tercatatkan di tinta emas perjalanan musik indonesia.... Amiiin

IRA MAYA SOPHA









IRA MAYA SOPHA.....

Terlahir dari orang Tua yang bernama Maemunah Muchlis dan Alm.Syafruddin Kartawinata, semasa masih dalam kandungan sang Bunda sangat mengIdolakan Artis & Penyanyi cantik 'MAYA SOPHA'. Sebagai penggemar yang menyukai kecantikan dan harmonisasi suaranya, sang bunda berkeinginan kelak bila terlahir anak perempuan maka nama yang dibenaknya harus memakai nama artis idolanya 'Maya Sopha' yang pernah berjaya di thn.60an. Benar saja do'a seorang ibu benar2 dikabulkan Tuhan, bayi perempuan yang 'mungil' dan 'cantik' lahir pada tgl. 21 Maret 1968 diberi nama 'Hyra Maya Sopha'.

Kemiripan nama dari penyanyi Maya Sopha sering orang salah sangka, mengira Ira Maya Sopha adalah putri dari penyanyi dan Bintang Film ini yang juga karirnya hanya sampai pertengahan thn.70an disaat Ira Maya Sopha baru memulai berkeSENIan. Ira Maya Sopha diketemukan tidak sengaja oleh Usman dari kelompok Usman Bersaudara saat Ira Maya Sopha sedang bermain sambil bersenandung bersama teman2nya tidak jauh dr rumah kediaman Usman dan mengajaknya merekam album Anak2 yang sudah diduduki singgasananya oleh Chicha Koeswoyo, Studio Irama Tara pemilik Hartono Hendra (Produser) tempat merekam lagu2nya seperti: Anak Pandai,Asooy, Helicak, Mandolin,dll, kemudian Ira Maya Sopha kembali hadir lewat album keDUAnya 'Pak Item,Si Mamat, Minta Apa,dll. Kemunculannya dimasa itu (tahun.1976) cukup berhasil menyatukan kebersamaan dengan sesama penyanyi Anak2 yang mendominasi pada masa pertengahan thn.70an, ada Chicha Koeswoyo,Yoan Tanamal,Dina Mariana,Debby Rhoma Irama,Diana Papilaya,Sandra Dewi,Liza Tanzil,Viens Is Haryanto,Bobby Sandhora Muchsin, Sari & Angga Yok Koeswoyo, Helen Koeswoyo, Nourma Yunita  dan Ari A Riyanto, dll.

Anak pertama dari ‘empat’ bersaudara ini ‘Glen Reza Firmansjah, Rizky Dermawan, Sweeta Syafrina ini, pernah menjuarai lomba menyanyi antar Sekolah tingkat Walikota-Jakarta Selatan dan Ira Maya Sopha mewakili sekolahnya saat masih duduk dibangku kelas dua keluar sebagai Juaranya. Secara khusus Ira Maya tidak mengenyam sekolah kursus menyanyi, sang ibulah yang berjasa mengajarkan tehnik bernyanyi yang baik. Oleh Usman namaya ‘Hyra Maya Sofa yang menyiratkan nama sebuah Goa tempat dimana nabi muhammad SAW saat pertama kali menerima Wahyu dari Allah SWT dan oleh Usman kemudian dirubah menjadi Ira Maya Sopha.

Namanya baru populer saat berkolaborasi bersama Group (Sanggar) Sangrila pimp.Ibu Maria Tanzil lewat Lakon operet 'Cinderella', dimana2 nama Ira Maya Sopha menjadi perbincangan dan media surat kabar membuat beritanya secara besar2an seakan dunia anak2 dimasa kejayaan Cinderella menjadi miliknya saja. Kesohoran nama Cinderella otomatis menaikkan 'pamor' Group Sangrilla dan nama Ira Maya Sopha menjadi satu kekuatannya untuk melaju pada tawaran show2 pertunjukan operet dihampir semua kota dikelilinginya, kebiasaan sebelum pertunjukan Ira Maya Sopha dan para pemeran lainnya bersama Tikus2nya sering diarak keliling kota dengan mobil terbuka sebelum malam pementasan. Ira Maya Sopha kembali kolaborasi bersama Group Sangrila dalam operet 'Ira Maya Anak Cinderella/bersama Liza Tanzil dan Film Ira Maya Putri Cinderella/bersama: Pauline Jackman,Rudy Salam, Liza Tanzil, Chris Salam,Susy Bolle, dll.

Ira Maya Sopha juga sudah hadir dengan sejumlah album SOLOnya seperti:Kisah Tikus Dan Peniup Suling,Padamu Tuhan,Selamat Tinggal SD, Nasib Anak Yang Malang, Pulanglah Mama,Selamat Datang Masa Remaja,Bukit Hijau(Country), sejumlah album Remajapun dihasilkan al: Bukit Berbunga,Senyum Di Musim Bunga,Balada,Acuh Tak Acuh, Kumenanti,Mengapa Ada Cinta,Surat Terakhir,Cinta SMA, Hanya Daun dan Ombak,dll. Soal akting tak perlu diragukan, kehadirannya difilm semasa kanak2 mampu mengimbangi akting Ria Irawan yang terkenal jago akting, lihatlah film2nya sperti: Ira Maya Si Anak Tiri (Masuk Unggulan pemeran Utama Wanita FFI-1980), Ira Maya dan Kakek Ateng,Nakalnya Anak-anak, Ira Maya Putri Cinderella, dll.

Perjalanan hidup manusia memang sudah ada Takdirnya masing2, demikian pula Ira Maya Sopha mengalami yang namanya perCERAIan dengan suaminya 'Aryanto ex Pegawai PANIN BANK dan memutuskan menjadi Wiraswasta' harus kandas. Ira Maya Sopha, harus bangkit dengan keterpurukannya untuk melupakan bahtera yang sudah dijalaninya bertahun2 menjadi kandas dan Bahtera itu diambil alih sekaligus menjadi Nahkoda terhadap 4orang Putra-putrinya 'Callista, Devara, Kyla, Raffa' untuk songsong kembali berkeseniannya di dunia akting yang lebih welcome kepadanya, terbukti Film ‘Mother Keder’ Ira Maya Sopha berhasil sisihkan nama2 seniornya seperti ‘Dewi Irawan, Jenny Rachman, Jajang C Noer, Ratna Riantiarno’ sebagai Aktris Pemeran Pembantu Festival Film-Bandung dan dunia berTralala sepertinya semakin jauh.

Nama Ira Maya Sopha seakan sudah ditenggelamkan dengan julukan lebih memBUMI sebagai MAMA IRA, siapa yang tak mengenal julukan ini maka rasanya sudah ketinggalan kereta diBogor, terlebih wajah bulatnya nan Cubby dengan senyuman yang sumringah selalu mengisi hari-hari anak Indonesia sebagai Juri tetap 'Idola Cilik'. Dia diCintai berbagai kalangan anak-anak sampai orang tua, karena dia apa adanya tertanam dalam dirinya terpancar niat keTulusannya sebagai 'pencinta anak-anak' yang memiliki karakter kemerdekaan dalam dunianya.

Mama Ira,... siIBU funky yang terkenal cerewet dan perfeksionis ini dalam mendidik ke 'empat' anak-anaknya tak pernah menuntut banyak untuk menjadikan alat pencari nafkah, baginya selama dirinya mampu menafkahi sang buah hatinya kenapa tidak bisa 'kepala menjadi kaki dan sebaliknya kaki menjadi kepala' hanya demi anak-anak yang sangat dikasihinya. Lihatlah betapa banyak yang merunduk sedih dan sesunggukan setelah secara meluas tersiar kabar dokter memvonisnya mengidap penyakit yang sangat ditakuti para ibu muda 'Kanker Rahim' yang sudah menggerogoti tubuh suburnya, sekian lama menutup dengan rapihnya dan menyembunyikan rasa sakitnya seorang diri, karena baginya ingin menjadi Mama Ira yang sempurna dimata anak-anaknya untuk mencukupi hidup dengan kerja kerasnya seorang diri sebagai single parent tanpa ingin membebani lagi dengan berbagi duka yang akan membuat anak-anaknya menjadi cengeng, sedih, was-was dan pasti melarangnya untuk ini dan itu.

Mama Ira.. Tersenyumlah selalu, anak-anak Indonesia akan selalu berDo'a untuk keselamatan dan kesehatanMu karena kami percaya bahwa Tuhan ADA dimana-mana yang selalu menJagamu. Bangkitlah dan songsonglah hari EsokMu, anak-anak Indonesia membutuhkan dan mencintai keTulasanMu, Allah SWT senantiasa bersamaMu dalam Cinta...Amiiiin.