Jumat, 15 Februari 2013

SANTI SARDI









SANTI SARDI

Adalah generasi ke V yang mewarisi bakat ‘Seni’ turun temurun yang dimulai dari buyutnya ‘ Moesa (generasi I) lahir anak ‘ Mak Bibah (Habibah-Generasi ke II) dan cucu Moesa bernama ‘ Khadijah (generasi ke III) yang menikah dengan ‘Mas Sardi melahirkan anak jenius ‘sang Maestro Idris Sardi (Generasi ke IV). Dan penerusnya ‘Santi,Lukman, Ajeng Triani Sardi.

Usia 4 tahun sudah terlibat di Film ‘Senyum Di Pagi Bulan Desember, arahan sutradara Wim Umboh bermain bersama ‘Soekarno M Noor, Kusno Sudjarwadi,Rachmat Hidajat, Rahayu Effendy dan Maruli Sitompul. Kehadirannya meramaikan Pemain Cilik setelah kemunculan ‘Astri Ivo,Rano Karno,Faradillah Sandy, Atiek Pasono, Andy Carol, dll, telah memberi pencerahan dengan akting naturalnya sebagai ‘Bunga’ di Film tersebut sehingga penghargaan sebagai Best Aktris Cilik FFI, PWI & FFA 1975 dinobatkan padanya. Keterlibatannya di Film ini adalah bukan karena Santi adalah anak dari Idris Sardi tapi karena semata-mata ajakan Wim Umboh yang berhasil membujuknya terlibat di film ini. Sebenarnya kata Santi, saat masih kecilnya sudah akrab dan sering diajak menginap dirumah Wim Umboh dan tidur seranjang berTiga dengan Paula Romokoy saat masih tinggal di jalan Pela-Jakarta Selatan. Itulah yang membuat kenapa Santi mau main Film karena mersa nyaman apalagi bersama pemeran lainnya yang bergantian menjaganya maupun menggendong dan santi senang-senang saja, bayangkan syuting Out door di Lembang yang udaranya sangat dingin santi hanya disuruh pake cawat lari-larian, baru menangis saat ada adegan bersama om-om (Sukarno M Noor,Rachmat Hidayat, Kusno Sudjarwadi) mandi dikali santi kedinginan dan takut tenggelam... heheheheheh akunya. Begitu pula saat mengisi suara (Dubbing) di PFN- Jl.Otista Raya, jakarta Timur untuk keperluan Film Senyum Di Pagi Bulan Desember , papa juga heran kok santi bisa padahal belum bisa membaca maklum usia santi baru 4 tahun dan saat syutingpun dibacakan dulu baru santi hapalin sama seperti dubbing.

Santi yang bernama Asli ‘Nour Risanti’ lahir di Jakarta, 3 juni 1969 dari orang tua Idris Sardi (75Tahun)dan mama Ita (62Tahun) dan adik-adik ‘Lukman Cahyadi Sardi & Nourisa Triani Sardi (Ajeng)’. Mereka berTiga telah digariskan menjadi anak-anak yang secara otomatis tanpa dikomando bakatnya sudah terAsah dari titisan darah seni nenek moyangnya sampai keTurunan ke Limanya , sampai hari ini papa Idris Sardi masih dengan Biola mautnya dan Lukman Sardi menjadi aktor masa depan atau sesekali Ajeng masih muncul di dunia film walaupun sampai hari ini masih mengajar musik piano disalah satu sekolah Musik dan Santi Sardi sendiri sepertinya sudah enggan untuk menyentuh dunia Akting dan mengucapkan sayonara untuk dunianya. Sepanjang karir film santi dari tahun 1974 antara lain,
Senyum Di Pagi Bulan Desember-1974/sutd.Wim Umboh
Melawan Badai-1974/sutd.Sofia WD
Selalu Di Hatiku-1975/sutd.Hasmanan,
Jangan Menangis Mama-1977/sutd.Sofia WD,
Satu Malam Dua Cinta-1978/sutd.Usman Effendy,
Cubit-cubitan-1979/sutd.Deddy Armand,
Demi Anakku-1979/sutd.Pietrajaya Burnama,
Kerinduan-1979/sutd.Deddy Armand,
Senyum Untuk Mama-1980/sutd. M Syarifuddin
Ibunda-1986/sutd.Teguh Karya.

Santi Sardi dimasa kanak-kanaknya pun dikenal sebagai penyanyi dimasa era 70’an ditanndai kemunculan Chicha Koeswoyo,Dina Mariana, Yoan Tanamal, sebenarnya menurut pengakuannya kemungkinan besar apakah santi duluan atau berbarengan dengan Chicha yang melempar album Helly/cipt.Nomo Koeswoyo dan santi juga menelorkan album perdananya ‘KeSekolah/cipt.Usman Bersaudara saat usianya baru 5 tahun setahun setelah selasai pembuatan film Senyum di Pagi Bulan Desember. Kemudian kembali santi hadir menyapa pecinta anak-anak lewat persembahan album ‘Menabung/cipt.Titiek Puspa (Feat ‘Titiek Puspa), saat peroses rekaman ini santi sudah sekolah Taman Kanak-kanak dan album ini meledak dan sangat terkenal dijagad raya Indonesia pada masanya sehingga nama santi dipadukan 2 kesatuan ya Penyanyi yang juga jago Akting. Santi berceritra’ sebenarnya papa Idris Sardi tidak pernah ikut campur dalam disetiap proyek film maupun album rekaman santi, coba perhatikan dan dibandingkan penyanyi atau bintang cilik lainnya selalu ada campur tangan orang tuanya tapi santi tidak sama sekali kecuali untuk urusan musik Film karena sifatnya kesatuan sebuah film papa pengisi musiknya. Papa selalu menegaskan bahwa ‘Pada dasarnya kami anak-anaknya harus mengerti terhadap diri sendiri dulu, kami bukan siapa-siapa karena Allah ciptakan manusia sama derajatnya, jangan merasa karena anak orang Top terus bertingkah, jadilah seperti biasa menjalani kodratnya sebagai manusia yang bisa berbaur di pergaulan baik tetangga, sekolah atau dimanapun tetap menjadi orang biasa setelah sudah dirumah’. Itulah ajaran dari papa, sehingga kami anaknya perlu tanamkan bahwa sanya ilmunya adalah bekal kami mandiri seperti ‘Ajeng Triani Sardi sangat bahagia dengan kehidupan keluarganya dengan satu anak ‘Eliszar (10Tahun) memilih musik piano pilihan hatinya, begitu pula ‘Lukman Sardi bersama dua buah hatinya ‘Akiva dan Akira’ tetap di dunia film walau pernah terlibat menyanyi di Reuni EKA SAPTA tahun 2008 dan pilihan anak-anaknya justru bukan memperdalam Biola seperti harapan kebanyakan orang menyayangkannya.

Kesuksesan santi lewat lagu Menabung, tentu saja seharusnya bergelimpangan Bonus atau Royalti dari penjualan albumnya yang laris manis dimasanya, tapi seperti yang dikatakan santi bahwa keikut sertaan santi terlibat baik di film maupun rekaman album diajak bukan karena nama besar orang tua dan soal uang adalah hitungan kesekian karena keterlibatan didunia seni murni santi yang mau itupun pernah ditegur papa saat santi lagi bete baru pulang sekolah om M Syarifuddin sang sutradara ajak santi syuting film Senyum Untuk Mama, papa menegur begini ‘ om itu jemput santi syuting dan sudah menunggu lama, om itu hanya mau santi yang main di filmnya, bagaimana?’. Begitu juga album santi tidak ada satupun diIsi musik oleh papa, bahkan album santi bervariasi dari ‘A Riyanto, Usman Bersaudara,Adhi Mantra sampe ke om Ireng Maulana’, karena papa tidak mau nanti masyarakat menuding idris Sardi menjual anaknya’. Album-album Santi Sardi semua diProduksi Musica Studio dan kedekatan santi dan papi Yamin (Ceng Lie) Widjaya sudah seperti orang tua sendiri dan sering menginap di Musica (dulu masih bersatu dengan rumah tinggal) dan mami Yamin sering belikan Gelang Emas diajak jalan dan makan di restoran mewah. Album Santi Sardi antara lain:
Kesekolah/cipt.Usman Bersaudara (Vol.1)-1975
Menabung/cipt.Titiek Puspa (feat’Titiek Puspa/Vol.2)-1976
Mama No. 1 Di Dunia /cipt.Titiek Puspa (Vol.3)-1977
Semut Hitam Semut Merah (Operet PAPIKO-Vol.1-2)-1977
Album Lagu-lagu Natal- 1978
Putri Jeruk/cipt.Ireng Maulana (Operet)-1978
Pergi Belajar/cipt.Adhi Mantra (Vol.4)-1979
Assalamu Alaekum/cipt.Mukriadi (Ketupat Lebaran)- 1980.

Memasuki tahun 1980, santi memilih stop baik berakting di Film maupun Rekaman album Pop Anak-anak apalagi album Pop Remaja tidak pernah terfikir karena sudah fokus ke sekolah hingga menyelesaikan SMA 70 Bulungan, selanjutkan kuliah di Univ. Trisakti D.3 Jurusan perHotelan dan pernah merasakan kerja di Bank Subentra dari tahun 1991-1998 membuat nama Santi Sardi benar-benar hilang. Terakhir om Steve (Teguh Karya) ajak dengan sedikit memaksa ajak santi main di Film ‘Ibunda-1986 yang sarat dengan pemain top-top seperti ‘Ayu Azhari,Tuti Indra Malaon,Niniek L Karim,Ria Irawan,Alex Komang,dll, adalah benar-benar film terakhir santi menyampaikan pengunduran dirinya dari dunia yang pernah bersinggungan sejak balita ‘ berjanji tak akan berminat melunakkan hatinya untuk menerima tawaran film. Sejak film ini santi sudah tidak tertarik kembali kedunia film dan memilih berbakti setelah papa ‘divorced’ bercerai dari mama ‘Marini’, otomatis semua kegiatan papa ‘santi yang handle merangkap sekretaris dan terlalu berfikir ke papa. Saat ini ingin menyelamatkan karya-karya papa yang bertaburan dibanyak Film sebagai illustrasi Musik maupun keterlibatan papa di recording, baik sebagai komposer maupun aransement adalah tugas Santi kumpulin agar kelak menunjukan ke anak-cucu bahwa kakeknya dulu adalah seniman tulen yang hidup memberi keindahan dalam kehidupan manusia hanya dengan Gesekan Biolanya. Semoga nama Idris Sardi bila kelak hari , tetap memberi Wangi di Bumi Persada ini setelah semua usianya diserahkan untuk musik dan pengabdiannya kepada Musik, Bangsa dan Negaranya..Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar