Jumat, 31 Mei 2013

ERNIE DJOHAN





Perjalanan Karir Seorang Brenda Lee & Linda Scott bernama ERNIE DJOHAN..
Tidak banyak yang tahu bahwa ‘Ernie Ernie Irawaty Djohan’ memulai debut karir justru sebaliknya di Negara Singapura tahun 1962 pada usia 11 tahun bersama saudarinya ‘Liesda Djohan (lahir di Jogyakarta,1 Februari 1947)’ menghasilkan Album ‘Pariwisata Singapura’ dengan single ‘Surya Gemilang/cipt.Syaiful Bachri masih mengusung nama ‘Ernie Sisters’.
Mereka sengaja tidak mencantumkan nama Ayahnya Djohan dibelakang namanya, karena dimasa itu kurang etis jika seorang anak dari seorang diplomat menjadi penyanyi. Sehingga dimasa itu nama Ernie dimana-mana namanya dielu-elukan, apalagi penampilannya yang mempesona saat pengisi acara Opening Televisi Singapore sehingga Ernie dianggap banyak orang sebagai penyanyi dari negara Singa ini.

Ernie Djohan yang kelahiran Jakarta,6 April 1951 adalah anak seorang Diplomat (Pegawai KEMLU), sejak usia 2Tahun(Thn.1953), keluarga ini pindah ke Negeri Kincir Angin (Holland) dan baru kembali di Indonesia Tahun 1957. Saat sang Ayah Alm.Marah Djohan Bakhaharuddin (Lahir, Padang’22 Agustus 1910- wafat, Jakarta’ 26 Februari 1974) yang masih keturunan Bangsawan Pagaruyung- Batu Sangkar, Padang dari kakeknya ‘Sutan Tahar Bakhaharuddin dari ‘Kerajaan Moya’ yang pernah hidup dimasa tahun 1665 keturanan dari ‘Rajo Atjiek seorang raja di Pagaruyung yang cukup disegani dimasanya. Sayangnya peninggalan satu-satunya yaitu ‘Rumah Gadan’g yang dimiliki keluarga ini musnah terbakar tahun 1968 dan sudah dibangun kembali, namun bukan sebuah rumah Gadang tapi sebuah rumah moderen mengikuti selera dimasa sekarang.

Saat sang Ayah ditugaskan di Singapura, Ernie kecil sudah mulai mengikuti ajang lomba‘Radio Singapore’s Talentime tahun 1962 dan Ernie kecil masuk 10 besar Finalis. Ditahun yang sama Ernie Djohan ditunjuk sebagai duta sekolahnya ‘Cedar Girls Primary School untuk ajang ‘Singapore All Schools Talentime yang diikuti jumlah peserta 350 sekolah, lagi-lagi Ernie meraih sebagai juara satu. Masih ditahun sama setelah ajang lomba ini, Ernie langsung dikontrak dari label Philips Singapura untuk rekaman lagu-lagu Bahasa Inggeris & bahasa Melayu. Bahkan Ernie muncul duet bersama sang Kakak ‘Liesda’ dengan judul “The Ernie Sisters”, persembahannya ini langsung ditangani sang komposer alm.Sjaiful Bachri. Yang paling berkesan baginya, saat mana penyanyi Pop USA ‘Linda Scott’ sedang mengadakan Asia Tournya dan perform di Singapore Badminton Stadium, Ernie kecil berduet dengan Linda Scott dengan lagu Hitnya I’ve Told Every Litle Star. Ketika memperkenalkan nama Ernie, saat itu Linda Scott berkata ‘ This is my little sister Ernie Irawaty ,The Linda Scott Of Singapora’.

September 1963, terjadi pergolakan ‘Konfrontasi antara indonesia, Malaysia dan Singapura’ semua konsulat/Kedutaan R.I di Malaysia dan Singapura ditutup dan dipanggil pulang oleh Bung Karno. Saat berita kepulangannya ke Indonesia, Ernie diliput Televisi Singapore terkuaklah dan barulah publik Singapura mengetahui bahwa Linda Scott Singapora yang selama ini dielu-elukan adalah orang Indonesia.

Setelah tiba di Indonesia tahun 1963, nama Lilis Suryani yang berselisih usia 3 tahun dengan Ernie sedang top-topnya sebagai penyanyi popular dan menjadi penyanyi pujaan Bung Karno. Erniepun sering diundang menyanyi untuk para Corps Diplomatic dikediaman alm. RE Martadinata (Mantan KASAL) jalan. Diponegoro (sekarang sudah menjadi Wisma Elang) dan Ernie maupun sang kakak sudah bergabung di Band Madenas/pimp.Dimas Wahab (Ayah dari anak-anak BRAGI). Mulailah Ernie masuk bilik rekaman bersama band Madenas Lagu Anak-anak ‘Burung Gelatik/Cipt.NN diproduksi Dimita Records. Kedua bersaudara ini ditambah dengan kehadiran Lilis Suryani mengadakan pertunjukan perdana tahun.1964 di Gedung Kesenian, Pasar Baru- Jakarta menuai sukses. Ernie akhirnya menyeberang di group Eka Sapta dan mengadakan show keliling Nusantara, begitupula nama Ernie Djohan maupun Lilis Suryani menjadi satu kesatuan dan prestasinya menjadi penyanyi popular hanya berbeda tipis dengan rekannya. Bahkan mereka berdua, sering di undang menyanyi era Bung Karno di Istana untuk tamu-tamu Negara dan mereka berdua didaulat masyarakat dan media sebagai ‘Pelopor’ Penyanyi Cilik Indonesia dimasa itu.

Ernie Djohan kemudian merekam album keDuanya di Remaco/Pimp.Eugine Timoty berjudul ‘La Novia’ lagu Spanyol, sukses dari album ini membuat penyanyi pop pria terkenal seperti Rachmat Kartolo juga merekam album La Novia namun syair Indonesia juga sama-sama sebagai album laris. Nama Ernie Djohan, saat itu sudah menjadi jaminan dari kesuksesan album-albumnya seperti: Teluk Bayur/cipt.Zaenal Arifin yang dianggapnya sebagai lagu pelengkap penderita karena pada saat Ernie Djohan menyanyikannya kurang puas kerana seringnya diulang-ulang saat proses rekaman masih sangat tradisional dan serba keterbatasan dimasa itu. Siapa sangka album Teluk Bayur ini malah sangat populer dan lewat lagu ini Ernie Djohan adalah sebagai penyanyi pertama Indonesia penerima ‘Golden Record’ dengan hasil penjualan albumnya jutaan Copies PH (Piringan Hitam) di tahun 1965. Kemudian berturut-turut album seperti ‘Kau selalu Dihatiku, Jemput Aku Jam 5 Sore, Juana, Ingin Kembali, Burung Merpati, Senja Di Batas Kota, Terang Bulan di Semanggi,dll.

Tahun 1966, Ernie Djohan memasuki dunia perfilman indonesia produksi PT Sarinande Films lewat ‘Belaian Kasih/Sutrd.Turino Junaedy, bersama sederet bintang populer seperti ‘Sri Rejeki, Duet Oslan-Alwi Husein, Sofia WD dan film ini berbicara di FFA-Kuala Lumpur sebagai Film Drama Picture. Berturut-turut film ‘Honey, Money and Djakarta Fair/sutrd. Misbach Jusa Biran-1970, Si Mamad/Sutrd. Sjuman Djaya-1973, film dimana Drs Purnomo(Mang Udel) dan Sjuman Djaya dan Ernie Djohan mewakili menerima penghargaan sebagai film Best Drama Picture FFA di Pusan-Korea Selatan-1974. Film ‘Atheis/Sutrd.Sjuman Djaya-1974, film dimana meraih penghargaan FFI 1975 untuk kategori sebagai film Novel Terbaik dan Copy Film ini disimpan di ‘University Of Sydney sebagai bahan study. Tahun 1975, tiga film berturut-turut sebagaiberikut: Film ‘Ateng Kaya Mendadak/sutrd.Pietrajaya Burnama-1975, ‘Tiga Sekawan/Sutrd.Asrul sani-1975 dan Sebelum Usia 17Tahun/sutrd. Montinggo Boesje-1975. Tahun 1976, Ernie Djohan mengakhiri di film ‘Ateng Sok Tahu/Sutrd.Hasmanan-1976 sebagai film Terlaris dan film ‘Si Doel Anak Modern/Sutrd.Sjuman Djaya-1976 dimana aktor komedian ‘Benyamin S meraih Piala Citra sebagai The Best Aktor dan Sjuman Djaya sebagai Sutradara Terbaik FFI-1977.

Saat masih ditahun 1967, Ernie Djohan berceritera pernah diajak show keliling dunia dengan grup penyanyi- penyanyi sedunia yang bermarkas di Tokyo, nama grupnya ‘Lets Go 67’ karena berhubung tournya selama ‘Tiga’ bulan Ernie Djohan memilih mundur. Demikian pula dengan kehadiran Brenda Lee di indonesia, Ernie Djohan didaulat untuk mendampingi shownya di Istora Senayan & di Mirasari Sky Garden Sarinah. Dari sinilah media dan masyarakat membicarakan kehebatannya dan sekaligus menasbihkan sebagai ‘Brenda Lee- Indonesia & Linda Scott-Singapore, sampai hari ini julukan tersebut masih melekat padanya. Ernie Djohan pernah bergabung dalam satu Band Ernie Djohan and Her Buana Suara/pimp. Johny Swadie, para personilnya Rully Djohan/Keyboard,Jopie Item/lead Guitar, Johny Swadie/Drums, Wiharto/Plute, Saxophone & Ronny/Bass. Kami sempat merekam album lagu-lagu ‘Lulu’ penyanyi Inggris yang pernah dinikahi Maurice Gibb dari Bee Gees, selain lagu-lagu Lulu, Ernie Djohan menceritrakan bahwa pernah merekam lagu-lagu dalam berbagai bahasa dari Jepang, Spanyol, Inggris, Italy dll dan bersama kelompok ini merambah show-show di berbagai negara seperti ‘ Singapore dan kota-kota di Malaysia selalu meraih kesuksesan. Sayangnya kebersamaan ini tidak langgeng dan Rully Djohan sempat membuat band ‘Papillon’ yang diartikan dalam bahasa Prancis Kupu-kupu dan melawatkan shownya di beberapa Negara seperti Australia dan kelililng Fiji Island.

Hari yang bersejarah yang sampai hari ini tak pernah terlupakan, tepat dimana perayaan hari Ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 6 April di tahun 1968. Dimana, Ernie djohan dan Titiek Puspa dikontrak keliling show dibeberapa kota di Malaysia saat tepat usianya 17tahun berbarengan show di Stadium Negara Kuala Lumpur (Stadion Sepak Bola), namanya Stadium Bukit Jalil dimana penonton yang memadati arena sepak bola tersebut sebanyak 55.000 orang menyanyikan ‘Happy Birtday untuk Ernie Djohan sambil meniup lilin diatas birth day cake. Begitu pula dengan pengalaman lucu yang dialaminya ditahun yang sama, saat selesai show di Holland dimana fans-fans orang-orang Belanda sangat histeria dan salah satu darinya menghampiri Ernie minta tanda tangan diatas kepalanya yang botak pakai spidol...Ada-ada saja ulah para fans di negri kincir ini kataku pada uni Ernie Djohan saat selesai mengisahkan pengalaman lucunya. Lanjut di Tahun 1969, Ernie dikontrak perusahaan Philips Holland untuk di Up Grade dalam karir menyanyi dan melakukan show dengan para penyanyi-penyanyi Belanda seperti ‘The Blue Diamond dan Anneke Gronloh’ yang sedang top-topnya saat itu.

Tahun 1970’an, Ernie Djohan pernah membuat Group Lawak yang diberi nama ‘EROSA’ yang dikutip dari singkatan nama-nama mereka yang terdiri dari ‘Ernie Djohan, Oslan Husein & Alwi Oslan. Group lawak ini sempat keliling Indonesia khususnya seluruh Kalimantan, sayangnya Oslan Husein keburu dipanggil sang halik sehingga Group lawak ini tidak bertahan lama. Bahkan oleh Ernie Djohan menceritrakan ke saya tentang kolaborasinya bersama Gatot Sonyoto (Boneka Tongki) bikin Group Lawak & Nyanyi dengan nama “GERR”, mereka sempat sukses karena kebetulan kolaborasi ini memang unik selain membuat orang terpingkal-pingakal dan terhibur alunan suara mereka sebaliknya juga di hipnotis dengan tampilan sulap dari mereka berDua dan lucunya ternyata mereka masih satu perguruan ilmu sulap dari pak ‘ Tukahar- pegawai Pertamina.

Ernie Djohan berkisah ‘sempat merekam ulang lagu-lagu Koes Plus dan Ernie diberi julukan sebagai ‘The Hits Maker’, malahan Koes Plus sempat menciptakan lagu-lagu khusus diperuntukan padanya seperti ‘Angin, Lonceng, Taxy, Cemburu,dll dan merekamnya pada tahun 1973 sementara Koes Plus sendiri tidak menyanyikannya untuk kepentingan album. Ceritera menarik yang dikisahkan Ernie Djohan saat bersama Koes Plus di Undang Show di Dili dalam rangka Opsus Angkatan Darat, dimana mereka saat itu masih pakai passport karena Dili masih masih dibawah pemerintahan Portugal. Saat rombongan dalam Mini Buss menuju ke Gedung Pertunjukan, Bus mereka dilempari batu sehingga kaca jendela mobil disana-sini pecah berantakan diselingi tembakan-tembakan membuat ronbongan tiarap dilantai bus karena sebagian orang-orang Fretlin tidak suka jika Dili menjadi salah satu Provinsi Indonesia. Justru sebahagian banyak juga yang teriakan Yel-yel “Viva Presidente Soeharto’, beruntungnya saat acara berlangsung di gedung ‘show berjalan sukses dan aman terkendali. Ditahun yang sama Ernie Djohan merekam lagu-lagu dalam berbagai bahasa Asing, begitu pula dengan serangkaian shownya dalam lawatannya baik di Indonesia maupun di Luar negeri ‘Ernie Djohan selalu membawakan lagu-lagu berbagai bahasa Asing adalah kelebihan yang dia miliki yang penyanyi lainnya tidak memilikinya. Ernie Djohan juga pernah show di berbagai Negara seperti: Inggeris, Belanda, Perancis, Germany (lawatannya diEnam kota) & Italy (juga lawatannya diEnam kota), selama sebulan bersama ‘Sangrina Bunda/Pimp.Elly Kasim’ dan mengikut seratakan sang buah hati ‘Shanna Daniela’ sebagai penari ‘Tari2an Tradisional.

Tahun 1975-1976, Ernie beberapa kali menyanyi untuk ‘Great Royal Circus Of India’ shownya di Banda Aceh, bukit tinggi & Pekan baru. Dimana sebelum season pertunjukan Ernie djohan duduk diatas punggung seEkor Gajah tanpa pelana hanya karpet kecil dan berpegangan pada rantai di leher Gajah dan Ernie sring aksi akrobat mengangkat kedua tangan sambil mengitari Tribune, Setelah itu baru Gajahnya duduk dan Ernie baru meluncur dari samping badan Gajah langsung pegang Mike dan menyanyi. Ernie Djohan menceritrakan pengalaman show uniknya ini, dia bilang sambil sedikit ngakak’Gila Jose ‘paha sampe pegel semua lebarin paha seperti penari Ballerina yang sedang split’.. luar biasa kataku.

Tahun 1979, saat dimana Ernie menceritrakan pengalaman ‘spritualnya’ saat ‘Indra ke Enamnya’ dapat menangkap firasat musibah akan datang dialaminya. Diceritrakannya, dimana saat bersama penyanyi ‘Yatni Ardi berangkat di Kuching-Malaysia Timur dalam rangka latihan tempur bersama Malaysia – Indonesia (TUDM- AURI) jelang MALINDO join task force Tentara Udara diRaja Malysia – Angkatan Udara republik Indonesia. Waktu berangkat satu rombongan dengan pak Ashadi Tjahyadi (KASAU- Kepala Staff Angkatan Udara) naik pesawat Hercules, Ernie dan Yatni sebagai pengisi acara di malam penutupan keakraban antara AURI Indonesia –Malaysia menghibur menuai aplaus. Dan saat dimana Ernie sedang menikmati makan malamnya di meja yang sebelahan dengan meja para pilot pesawat tempur jenis Puma menawarkan diri mengantar pulang ke Jakarta diesok harinya, para pilot ini rencananya mampir sebentar di Labuan sebelum ke jakarta. Ernie dengan tegas menolak ajakan para pilot ini dengan alasan ‘Saya datang dengan pesawat Hercules dan harus pulang juga dengan pesawat Hercules juga’. Esok harinya, terdengar kabar bahwa dua pesawat Puma yang ditumpangi para pilot yang mengajak Ernie Djohan pulang ke jakarta tersebut bertabrakan di udara dan meledak semua para awak pesawat Tempur jenis Puma tersebut meninggal. Hal-hal yang menakjubkan dan anugerah mujizat pernah juga dialami Ernie Djohan, saat dimana mobil yang dikendarainya terbalik dengan posisi empat roda mengarah keatas. Ernie lolos dari maut tanpa sedikit luka yang menggores kulit , secara logika tak mungkin keajaiban berpihak pada ketiga penumpang tersebut dilihat dari kasat mata mobil ringsek dengan kaca beserakan dan sempat alami mobil menggelinding membentur aspal hingga akhirnya berhenti setelah kembali menghantam pembatas jalan.

Tahun 1979 s/d 1982, Ernie sering menghibur untuk ABRI dan menjadi langganan acara-acara ‘Pisah Rambut’ dan acara-acara Elang Malindo, Elang Indopura di Lanud Maospati Madiun maupun di Medan, Jakarta dan Elang Thaenisia di Corat Thailand dan paling berkesan sekali saat menghibur di Madiun sempat duduk dalam Pesawat Tempur F 5 TIGER. Tahun 1990, Ernie pernah diundang menyanyi diatas kapal perang Belanda karena kebutalan suami menjadi rekanan di ALRI, mersakan kebahagiaan tak terkira saat berjalan dibawah Pedang pora. Ernie Djohan menceritrakan saat pertama kali berjumpa dengan ibu ‘Dewi Soekarno’ diatas kapal perang Belanda, betapa cantik & Charmingnya beliau, dalam bincang-bincang ini Ernie Djohan mengutarakan rasa kekagumannya pada beliau dan ibu Dewi Soekarnopun mengisahkan perjalanan asmara saat mendampingi Bung Karno bahwa beliau sering bernyanyi menghibur hati Bung Karno dikala itu.

Tahun 1997, kembali Ernie Djohan bukan hanya sebagai penyanyi sekaligus merangkap sebagai MC berkolaborasi dengan putrinya ‘Shanna Daniela dan ‘Sangrina Bunda, Tour Show keliling di Los Angeles, Chicago & San Fransisco atas undangan sang kakak yang kebetulan menjabat sebagai Konjen di san Fransisco dimasa itu. Kembali tahun1986, Ernie bersama rombongan penyanyi Indonesia lainnya seperti ‘ Bob Tutupoly, Grace Simon, Vivi Sumanti, Bill Saragih dan Deddy Damhudy (sdh lama menetap di Australia) mengadakan show di Sydney Town Hall. Begitu pula ditahun yang sama, acara Old & New Years Eve di Seraton Hotel Los Angeles maupun sebarisan shownya bersama’ Yuni Shara, Ebiet G Ade, Emillia Contessa di Beverly Hills Hotel di Los Angeles dan masih banyak perjalanan karir Go internasional baginya terukir panjang daftar yang sudah tak terbilang lagi untuk terangkai.

Tahun 1980, saat pertama kali Ernie Djohan injakan kaki ke USA dimana Liesda Djohan memperkenalkan Ernie Djohan dengan talent scouts dan beberapa orang dari talent agents. Setelah Ernie Djohan memperdengarkan Piringan-piringan Hitam & Casettes yang direkam di Singapore & Holland, mereka semua geleng-geleng kepala menyatakan ‘Kenapa anda baru sekarang datang ke Amerika?. Coba jika 20Tahun yang lalu anda kesini anda sudah jadi Millionaire karena suaramu khas, bagus dan type suaramu jenis country. Lalu mereka menawarkan untuk tinggal 2 tahun di USA untuk diPromosikan dan Tour Show keliling USA plus rekaman album, lagi-lagi terpaksa Ernie Djohan batalkan karena suami tidak setuju disaat usianya masih 29Tahun kesempatan ini pupus sudah karena pilihan kekuatan atas nama Cinta.

Perjalanan Karir Seorang Brenda Lee & Linda Scott Indonesia bernama ERNIE DJOHAN...Tahun 2001 dibulan Februari sampai dengan Maret, Ernie Djohan sempatkan show di Eindhoven-Holland bersama Band Etnis Minang memperkenalkan alat-alat dan musik tradisionil Minang seperti Talempong digabungkan dengan Musik modern ‘Organ, Biola, dll. Show yang berlangsung selama 3 hari berturut-turut ini menuai sukses besar karena ditunjang kerjasama Kadin Indonesia dan Kadin Belanda. Setelah kepulangannya di Indonesia bulan Maret 2001, Ernie Djohan langsung mempersiapkan “Golden Concert” waktu kurang dari 1 bulan songsong Ulang Tahun ke ‘Lima Puluh’ pada tanggal 6 April. Konser menyambut Birthday Ernie baru di sembahkan pada 9 April di gedung Kesenian Pasar Baru dengan pengisi acara antara lain salah satu penyanyi Anak-anak era Tahun 2000’an ‘Tasya sebagai Ernie Djohan cilik menyanyikan lagu ‘Burung Gelatik’.

Menariknya concert Tunggal persembahan Ernie Djohan ini menggunakan ceritera masa lampau perjalanan karirnya dimana dirujuk Tasya alias Ernie Djohan kecil masuk kedalam sebuah Buku besar buatan pesulap Paul Mataphus dan ‘sim salabim... abrakadabra’ muncul Ernie Djohan masa sekarang tampilan dewasa menyanyikan lagu ‘Kau Selalu Dihatiku/Cipt.Wedhasmara lalu berturut-turut meluncurlah nyanyian-nyanyian dari Ernie Djohan ‘Kenangan Manis Mesti Berlalu/Cipt. Zaenal Arifin, Teluk Bayur/Cipt.Zaenal Arifin dan salah satu lagunya yang pernah diPopulerkan dahulu dinyanyikan berDuet bersama penyanyi ‘Yuni Shara’ menyanyikan lagu Mutiara Yang Hilang/cipt.Yessy Wenas. Konser ini sangat memberi arti, dimana dapat terwujud pertunjukan tunggalnya tidak bisa dipungkiri adalah impian semua penyanyi Nasional. Namun tidak semua dapat terlaksana dan salah satu penyanyi Ernie Djohan dapat lakukan karena kecintaannya dengan predikat pekerja seni sudah melekat padanya ditunjang kekuatan keluarga, Anak-anak ‘Iman & Shanna, Liesda Djohan & Rully Djohan menyumbangkan lagu ‘Sunny’ dan improvisasi memainkan instrumental ‘piano’dan para sahabat-sahabat sesama seni memberi suport ‘Vivi Sumanti,Elly Kasim, Henny Purwonegoro, Ateng, Imaniar, Diana Nasution dan para Tokoh-tokoh seperti Lym Campay ketua BKS Kostrad, Zaenal Arifin, Datuk Hakim Thantawi, Dorce Gamalama dan Bapak Azwar Anas & Ibu. Adalah sebuah konser sukses yang dipersiapkan matang oleh Ernie walau hitungan waktu yang singkat dan diliput oleh stasiun TPI yang kemudian tayang dihari Kartini 21 April 2001 dijuluki sbg ‘ Ernie Djohan salah seorang Kartini pada zamannya’.

Tahun 2002 s/d tahun 2003, Ernie Djohan sempat bergabung dengan Musik Country pimpinan Tantowi Yahya & The Old Friends (Country Music Club Of Indonesia) dengan penyanyi tetap Pinky & Vera saat Dr.H Emir Rasyid masih menjabat President CMCI, Music Country ini sempat keliling kota-kota besar Indonesia sampai kota Padang dan Singapore. Sayang seribu kali sayang, sejak Tantowy Yahya jadi anggota DPR RI Music Country ini jadi jarang kumpul bareng maupun tampilan kami di Televisi yang sudah melekat dihati pemirsa musik Country.

Tahun 2003, Ernie Djohan tunaikan panggilan rukun Islam ke Lima untuk Tunaikan Haji dan sekembalinya menjadi haji mabrur Ernie sudah harus pula tunaikan tugasnya sebagai pahlawan seni untuk bangsanya tepat di bulan Desember langsung terbang ke Tanzania Africa Timur ibu kotanya Dar Es. Ernie diminta isi acara ‘Indonesian Cultural Evening’ karena yang hadir menteri kebudayaan Africa dan Dubes Manca Negara salah satunya adalah kakak Ernie Djohan yaitu M Hannief Djohan. Ernie Djohan menyanyikan lagu-lagu dari berbagai Bangsa dan Bahasa, dimulai lagu Indonesia, Jepang, Inggris, Korea, India dan lagu Africa, menuai sukses besar membawa harum Bangsa dan Negara.

Tahun 2004, Ernie Djohan pernah mengisi ‘Dua’ kali pertunjukan dalam ‘sehari’ perjalanan karir Internationalnya show disiang hari tempat ‘Union Square San Fransisco dan malamnya Concert Tunggal di university Of Notredame wilayah San Fransisco dimana saat itu hostnya adalah pemain film ‘West Side Story’. Saat kehadiran penyanyi Don juan ‘Julio Iglesias di Jakarta di Puri Agung Sahid Jaya Hotel, Ernie Djohan didaulat menjadi host dan berhasil menghangatkan suasana dengan keahlian bahasa Asing yang fasih dikuasainya diselingi joke-jokenya bisa meniru tingkah laku penyanyi indonesia maupun Internasional seperti ‘Elvis Presley, Titiek Puspa, Tetty Kadi, Diah Iskandar, Ida Royani dan Titiek Sandhora’, sesekali tamu undangan dibuat terbahak atau bahkan senyum simpul sehingga tidak aneh kiranya bila Ernie Djohan dipanggil sebagai ‘The Funny Lady’ saat dimana saja shownya menuai sukses baik di Myanmar, Africa, Malaysia, Singapore, dll.

Tahun 2005, Ernie Ernie Irawaty Djohandi ‘Undang Dubes RI untuk Negeri Belanda bapak Yusuf untuk isi acara dalam rangka perayaan kemerdekaan 17 Agustus bareng kakaknya Rully Djohan (Lahir di Jogyakarta’1 November 1948) mengiringi dengan Keyboard. Saat Ernie Djohan sedang break tidak menyanyi dimamfaatkannya untuk berlibur bersama ke Tiga saudaranya ke Berlin dan Bern-Swiss sekalian Reuni melihat Sekolah dan Rumah masa kecil mereka di Den Haag dan dibulan September 2005 Ernie menyempatkan show bersama Edo Kondolangit dan Dharma Oratmangun dalam rangka pameran industri indonesia sejenis Bazar berlangsung selama 3 hari.
Tahun 2007, tepatnya tanggal 7 September ‘Ernie Djohan menerima penghargaan atas jasa pengabdiannya memajukan Seni dan Budaya Minang di Tingkat Nasional dan International ditanda tangani oleh Menteri Kebudayaan & Pariwisata ‘Ir Jero Wacik SE dan Gubernur Sumatera Barat ‘Gumawan Fauzi SH MM dan Rektor Universitas Bapak Prof Dr Suar Kasim Msc tetapi piagam tersebut diterima dikota Padang. Ditahun yang sama pula Ernie menerima Penghargaan sebagai Tokoh Minang (10 orang termasuk ada Bupati Sul Sel & Pejabat-pejabat lainnya) versi Tabloid Publik semua lewat poling pembaca terpilih dari sekian ratus Nominasi. Ditahun yang sama Ernie Djohan dan rekan-rekannya sesama seniman indonesia ‘Titiek Puspa, Bob Tutupoli, Marini, Irwansyah, Lilies Suryani, Koesno Sudjarwadi, Wirdaningsih menerima penghargaan dari Seniman Malaysia (PARFI-Malaysia) serta Menteri Penerangan Malaysia. Nama Ernie Djohan dan Titiek Puspa masuk dalam Kategori Penyanyi Pop Terpopuler di Malaysia, singapore, Brunai dalam kurun waktu tahun 1968, 1969 & 1970, sementara nama ‘Irwansyah’ masuk kategori aktor Film saat film yang dibintanginya bersama Nirina Zubair dan Acha Septriasa berjudul ‘HEART’ besutan sutradara ‘Hanny R Saputra dirilis tahun 2006 menghasilkan Piala Citra FFI untuk Nirina Zubair sbg Aktris Terbaik adalah film yang sangat meledak di Negara Tetangga ini.

Tahun 2010, kembali Ernie Djohan dapat Piagam Penghargaan dari Majalah Rolling Stone sebagai penerima ‘Piagam 50 Greatest Indonesian Singers’ terdiri para penyanyi Indonesia seperti ‘Bing Slamet, Benyamin S, Titiek Puspa, dll dimana Ernie Djohan di urutan ke 29 dan Krisdayanti diuratan ke 30. Alhamdulillah ini berkah semuanya dari Allah SWT masih memberi kesempatan menjalankan rutinitasku sebagai pekerja seni, baru-baru ini Ernie mengisi acara Old & New di Bandung di Bumi Sangkuriang. Rasanya waktu 2 jam belum cukup dari waktu yang ditetapkan penyelenggara, karena bagi Ernie Djohan rasanya ada penyesalan diakhir shownya bila belum terpuaskan penonton melihat Ernie menyanyi sambil melempar Jokes yang dipintalnya dari berbagai bahasa baik Daerah Nusantara sampe kebahasa International dibaurkan menjadi gado-gado sehingga penonton pulang dengan hati kesan yang mendalam dengan senyum berkulum.

Pernah Ernie Djohan menyanyikan lagu-lagu Hits dari “Lulu” penyanyi populer dari Negara Inggris dan menyempatkan rakaman bersama Industri rekaman Philps seperti lagu-lagu ‘I’m A Tiger, Lets Pretend, To Sir With Love. Ketika Film ‘To Sir With Love’ di putar di Bioskop-bioskop, pihak marketing dari Philips sudah siapkan EP lagu dari Sound Track yang dinyanyikan Ernie Djohan dan penonton bisa langsung membeli album PH OST Film tersebut karena album ‘Lulu’ hanya beredar diToko-toko Musik. Pengalaman lucu kembali Ernie Djohan alami saat ada keperluan di Imigrasi Singapore, Malaysia & Brunei, dimana dihari setua ini masih dikenal dan disapa orang dengan sapaan yang takjub ‘ You Cik Ernie Djohan Iye?, I peminat youlah.. im so happy to see you, pleaselah i nak ambil gambar’ oleh seorang ibu cleaning service Air port menegus dengan ramah. Kemudian si Ibu cleaning service mengabadikan foto mereka berdua menggunakan kamera HandPone dan season foto2 usai sudah si ibu langsung melonjak-lonjak kegirangan seperti anak kecil yang dapat permen, pengalaman lucu kembali dikisahkan Ernie terhadap tingkah para fans lainnya seperti kejadian di Indonesia di Sumbawa. Dimana saat Ernie Djohan melakukan show dibawa oleh Ibu Dading Kalbuadi (Istri mantan Pangdam Udayana), setelah Ernie selesai menyanyi Ernie menuju salah satu rumah Panitia, tiba-tiba ada seorang nenek-nenek menubruk Ernie Djohan memeluk dan sepertinya tak hendak dilepaskan sambil menangis menjerit-jerit dan berseru Asma Allah ‘Allahu Akbar.. Allahu Akbar..Allahu Akbar.. Terima kasih Tuhan Engkau telah kirim Ernie Djohan dihadapanku dan saya sudah menyentuh dan bisa memeluknya’. Bila disaat senggang, terkadang banyak pertistiwa masa silam tergambar para wajah-wajah fans yang sangat mengIdolakan Ernie Djohan dan berbagai cara dari berkirim surat cinta, melamar untuk dijadikan istri, mencubit, dll, padahal Ernie tidak pernah merasa diIdolakan karena bagi Ernie Djohan merasa sebagai penyanyi yang biasa-biasa saja.

Ada satu rahasia hidup yang selalu dilaluinya sepanjang usianya yakni menerima takdirnya sebagai pesakitan yang berurusan dengan jarum suntik dan rumah sakit, dikisahkannya bahwa saat kanak-kanaknya usia 8tahun sudah operasi Amandel di CBZ (RSUP), terus lanjut di usia 13 Tahun Operasi pengambilan Tulang Rawan pada Lutut kanan akibat jatuh dan usia 17Tahun operasi usus buntu di RSUP. Alami operasi wasir di Singapore dan operasi pengambilan anak Lidah, yakni diatas langit-langit mulut karena pertumbuhan tidak normal terlalu panjang sehingga sering menutup lobang pernapasan terjadi diTahun 1968 saat masih dikontrak menyanyi di Holland di RS Hilversum. Ernie Djohan benar-benar mempunyai riwayat panjang daftar panjang rujukan berobat di Rumah Sakit nasional maupun international, lihatlah belom lagi operasi-operasi gigi graham yang tumbuh miring keatas bawah dan beberapa kali operasi wasir yag selalu kambuh. Dan pernah alami operasi besar pada tanggal 20 Juni 2002, yaitu pengangkatan Rahim karena terlalu sering pendarahan bisa sampai sebulan Bleeding sehingga mengganggu aktivitasnya dan alhamdulillah yang dia syukuri bahwa saat melahirkan anak2nya semuanya berjalan Normal tanpa bersentuhan ruang bedah.
Saat sekarang ini, Ernie Djohan sudah menghitung perjalanan karirnya berkiprah dalam dunia tarik suara sudah 52 Tahun yang jatuh dibulan April 2013. Sebagai seorang seniman adalah mempunyai rasa dan keinginan untuk mengulang Concert 3X lagi sebelum benar-benar Menutup Mata selama-lamnya yakni sekali di Jakarta, sekalinya lagi di Singapore dan sebagai penutup di Malaysia, harapan semoga Allah SWT masih memberi Bonus Umur dan izin untuk wujudkan concert-concert tersebutuntuk dicanangkan di tahun 2014... Amin YRA.

2 komentar:

  1. waow inspirasi yang menarik.. ooo iya kak kalau ingint tahu tentang cara membuat website yukk disini saja. Terimakasih

    BalasHapus
  2. Indra jaya Kurniawan, terkmakasih y sdh baca lerjalanan karir dr sang Legendaris ibu Ernie Djohan.. masalah website, masih gak mudeng..heheheheh

    BalasHapus