Senin, 16 Juli 2012

MAHARANI KAHAR




MAHARANI KAHAR...


Lagu ‘DESEMBER KELABU/cipt.A Riyanto’ menjadi Penomenal hingga saat sekarang ini padahal lagu tersebut direkam pada tahun 1982 oleh seorang penyanyi wanita kelahiran, Jogjakarta, 13 April 1958... pertanyaannya kemanakah dia sekarang?, itulah yang sering saya Jose terima pertanyaan serupa mencari sosoknya dimana.. dimana.. dimana, dimana sekarang dimana?. Penyanyi yang dicari dan selalu ditunggu ini ternyata bernama MAHARANI KAHAR, bersyukurlah para pecintanya karena saya Jose berhasil menemukan dan mewawancarainya lewat telepon genggam ditempat asalnya di kota Surabaya. 


Karir seni suara yang digeluti sebenarnya sudah mendarah daging dikeluarga penganut Katolik Fanatik ini dari orang tuanya yang bersal Jogjakarta ‘Abue Kahar dan Sri Supangatun’, konon saat jaman penjajahan Belanda Ayahnya adalah seorang veteran perang dan memilih menetap di kota Surabaya melakoni profesi sebagai Guru. Maharani Kahar kecil sudah menunjukan bakat seni suara yang ditularkan dari orang tuanya, sejak duduk dibangku kelas ‘empat’ Sekolah Dasar - Katolik Angela di Surabaya bahkan sering diikutkan lomba menyanyi oleh ibu Gurunya. Baru secara profesional, saat sudah duduk dikelas ‘dua’ Sekolah Menengah Pertama, Rani (panggilan Maharani Kahar) sudah mengikuti lomba Bintang Radio RRI tahun 1974-1975 dan memenangkan dua kejuaraan sekaligus sebagai juara ke III dan Juara Favourites. Kemudian langkahnya semakin panjang saat mengikuti kembali Pop Singer antara se Jawa Timur berhasil melenggang meraih Juara ‘Pertama’ saat usianya baru menginjakan 14Thn dan meluruskan kembali langkahnya ke Jakarta tingkat Nasional sebagai Finalis Lagu Populer tahun 1975 dengan lagu pilihannya ‘Sepanjang Jalan Kenangan/cipt.Is Haryanto’ bersama sejumlah nama2 besar penyanyi yang sudah populer dimasanya seperti: Margie Segers, Dian Anggraeni, Mira Tania, Melky Gouslow, Berlian Hutauruk, Tina Roy Hetty Koes Endang,dll. Nama Maharani Kahar untuk ukuran kota Surabaya sudah dikenal sebagai selebriti Lokal dengan segudang rutinitasnya diberbagai acara2 pertunjukan dan show-show di sekitar Jawa Timur maupun kemunculannya mengisi hiburan di Televisi Lokal, Majalah,Koran- koran seputar tentangnya.


Tahun 1970-an, Maharani Kahar sudah merekam suaranya lewat recording Lokal ‘YULIA LL RECORD’ sudah menghasilkan beberapa album rekaman bersentuhan ‘Pop Song Country & album Kroncong Campuran’, album persembahannya untuk ukuran Jawa Timur cukup berhasil pemasarannya. Suatu hari saat A Riyanto berkunjung di kota Surabaya, menyaksikan seorang Gadis Ayu sedang bernyanyi di Televisi mengisi acara hiburan ‘Telerama’, membuat mas Kelik (nama panggilan A Riyanto) terpesona dengan keIndahan suara penyanyi lokal tersebut dan bertanya ke Johan Nahlony (Johan Oentung kemudian berubah menjadi Johan Untung) ‘apakah mengenal penyanyi yang menyanyi di televisi ini?, dijawab ‘kenal baik mas karena kami sering bernyanyi bersama’ dan dijawab kembali oleh mas Kelik ‘tolong pertemukan saya dengannya’. Singkat ceritra, antara A Riyanto dan Maharani Kahar dipertemukan oleh Johan Untung di Hotel ELMI-Jln. Jend.Sudirman-Surabaya dan langsung mas Kelik membuka suara ‘Kalau Rekaman di jakarta mau nggak’. Betapa girang hati Rani, seorang komposer Legenda yang berhasil melambungkan banyak nama penyanyi menjadi tersohor, ini malah sebaliknya sang komposer datang langsung padanya memintanya rekaman ‘Puji Tuhan’. Tak perlu menunggu kesempatan keDua karena tak pernah ada dalam kamus Rani dan mengapa pula harus menungu kesempatan-kesempatan berikutnya yang belum tentu datang lagi, tak perlu menunggu lama memberi keputusan karena kesempatan yang sekarang sudah tergenggam dan tak ingin lagi melepaskannya ibarat kata pepatah ‘pucuk dicinta si Ulampun tiba’, maka kata ‘sepakat’ adalah mengakhiri pertemuan ini.


Tahun 1982, nama Maharani Kahar sudah mensejajarkan namanya kepara seniornya dan tentunya album perdananya ‘Desember Kelabu’ membuktikan dirinya sebagai penyanyi Nasional sudah membuka langkahnya untuk dicatat sebagai salah satu yang memberi kontribusi di Negaranya sebagai seorang seniman. Disela perbincangan kami, Maharani Kahar berceritra saat proses rekaman album Desember Kelabu, katanya ‘sangat2 ‘amazing dan tidak mengalami kendala seperti mengalami penyerahan diri dan tiba2 diriku sudah menyatu masuk dalam syair yang membawa hatiku menerimanya’. Rani kembali menambahkan bahwa, saat lagu ini diberikan mas Kelik sempat nanyak ‘sudah punya pacar belum’ kembali dijawab oleh Rani ‘belum punya pacar’ dan Rani langsung disuruh masuk studio hanya diiringi Gitar dan Drum ternyata hasilnya luar biasa membuat saya sll mensyukuri bisa dikenal. Belum sampe satu tahun beredarnya Album ‘Desember Kelabu’ muncul kembali album keduanya ‘Malam Kelabu/ A Riyanto’ kisah tentang mempelai wanita menanti kehadiran mempelai pria yang tak pernah datang, disusul album Apa Salahku/cipt.Pance, Kereta Senja/cipt.A Riyanto, Tak Ingin Yang Lain/cipt.Adriyadi, Kau Pandai Berdusta/cipt.Ade Putra dan Bantal dan Guling/cipt. Bambang Kadi.


Tahun 1983, adalah dimana Maharani Kahar lebih memilih kehidupan layak untuk menyimpan banyak harapan dihari tuanya adalah keputusan akhirnya menerima bekerja di instansi PLN- Surabaya dan bukan itu saja karena sudah menemukan jodohnya menerima pinangan untuk berikrar dihadapan Tuhan menjadi sepasang suami istri. Keputusannya untuk mundur berkesenian adalah karena terikatnya sebagai syarat ‘kepatuhan terhadap kalimat ‘ego’ yang bernama sosok pria yang sudah menjadi suaminya’ harus didepankan disaat namanya sedang diujung kepopuleran. Otomatis album2 yang direkamnya di jakarta butuh sentuhan, promosi dan tour promo keliling Indonesia terkendala dengan ikatan dinas pekerjaan dan pilihan keluarga. Ditambah kehadiran sepasang buah hatinya ‘Melati/28thn dan Erlangga/23thn’ sudah menyita rutinitasnya dan keputusan mengakhiri berkeseniannya pada tahun 1989 ditandai album “Bantal dan Guling’ sbg album ‘good bye’ menyapa pencintanya. Tinggallah sang produser bernama ‘Sangko’ menggeleng2 kepala tanda tidak setuju keputusan dini Rani, karena dari awal pernikahanpun sang produser tak pernah menyetujui dan kini Rani benar2 total mengakhirinya dan sang Produser yang selalu setia menemaninya bolak balik Surabaya-Jakarta tdk bisa berbuat banyak untuk mencegah.

Diakhir perbincangan kami, Maharani Kahar membisiki saya, ‘janjinya’ akan kembali didunia yang dulu pernah memberikan nama besarnya sebagai selebriti, ditandai tahun penutup 2013 akan merancang pemunculannya menyapa para pencintanya dengan membuka diri bahwa ternyata seniman tidak pernah bersungguh-sungguh mengakhiri berkeseniannya dan percaya bahwa dikelak hari akan datang kembali merebutnya tetap dikenal sebagai Maharani Kahar bukan sebagai si Desember Kelabu tapi sebagai Maharani Kahar yang ingin jumpa lagi para pencintanya seperti dulu kala untuk diikat dihatinya dan tak pernah merelakannya lagi pergi... 


Dan dibuktikannya dengan pemunculannya pada Bulan Desember 2013 lalu di Jakarta, langsung saya jose tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini untuk mendapuknya wawancara LIVE di Radio RRI Pro.1 FM.91,2 ... Hasilnya sangat menggembirakan para pencintanya diseluruh pelosok Tanah Air masih merindukannya dan mengElu-elukan kebesaran nama Maharani Kahar, merespon baik SMS maupun telepon interaktif saling bersambungan sebagai pertanda Bulan 'Desember' yang tentunya mendambakan tidak 'Kelabu' menyambut pergantian tahun 2014 sebagai tahun keberuntungan untuk kita semua...Selamat datang kembali Maharani Kahar, kami selalu menantimu!!.




3 komentar:

  1. Sy salah satu pengagum beliau..disamping bersuara bagus..bahkan setaraf Dian Phiesesa menurut sy..ia jg tdk sombong..tq bang sdh dikupas penyanyi idola sy..salam

    BalasHapus
  2. Lagu Desember kelabu, suara Maharani Kahar sangat menyentuh dan tak bosan2nya saya mendengarkannya

    BalasHapus
  3. Sangat kangen dg mbak Rani, msh sering tak putar lagunya...

    BalasHapus